Anda di halaman 1dari 6

Kuliah : Ke- 2

Tugas : Ke- 2

Nama : Muhammad Arjunov Ramadhan Genta Buana

NIM : I0120105

Kelas :A

Pertanyaan :

1. Terangkan pengertian ragam bahasa Indonesia.

2. Terangkan ragam bahasa Indonesia, berdasarkan media yg digunakan.

3. Terangkan ragam bahasa lesan dan ciri - cirinya.

4. Terangkan ragam bahasa tulis dan ciri - cirinya.

5. Apa yang anda ketahui tentang ragam bahasa Indonesia, berdasarkan cara
pandang penuturnya.

6. Apa yang anda ketahui tentang ragam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Jawab :

1. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-


beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

2. Berdasarkan media yang digunakan, ragam Bahasa Indonesia dibagi


menjadi dua :

a. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang didukung
oleh situasi pemakaian yang memungkinkan terjadinya
pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri
kebakuannya.

b. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat
yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi
pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna
kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat.
3. Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang didukung oleh situasi
pemakaian yang memungkinkan terjadinya pelepasan kalimat. Namun, hal
itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Kelengkapan unsur-unsur di dalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan
karena situasi dan kondisi pembicaraan. Pembicaraan lisan dalam situasi
formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan
dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap
disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis.

Ciri – ciri ragam bahasa lisan :


a. Membutuhkan orang kedua atau lawan bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu;
c. Tidak haru memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu
intonasi serta bahasa tubuh;
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f. Kesalahan dapat langsung di koreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh, intonasi, dan mimik wajah.
4. Ragam Bahasa tulis dalam penggunaannya makna kalimat yang
diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam
bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh
situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur
kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis
diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan
kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan
unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri – ciri ragam Bahasa tulis :


a. Tidak orang kedua atau lawan bicara;
b. Tidak tergantung kondisi, situasi, ruang dan waktu;
c. Memerhatikan unsur gramatikal;
d. Berlangsung lambat;
e. Selalu memakai alat bantu;
f. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
g. Tidak dapat diabntu dengan gerak tubuh dan mimik wajah,
hanya terbantu dengan tanda baca
5. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam Bahasa Indonesia terdiri dari
ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi, dan ragam tak resmi. Sebagai
contoh :
a) Contoh ragam dialek adalah ‘Gue udah tulis itu surat.’
b) Contoh ragam terpelajar adalah ‘Saya sudah menulis surat itu.’
c) Contoh ragam resmi adalah ‘Saya sudah menulis surat itu.’
d) Contoh ragam tak resmi adalah ‘Saya sudah tulis surat itu.’

6. Ragam Bahasa Indonesia yang baik dan benar


Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia
yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan
lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai
dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai
dengan kaidah ejaan, istilah, dan tata bahasa). Seperti yang ditulis di buku
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (sekarang Depdiknas) tahun 1988, pemakaian bahasa yang
mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang
merupakan bahasa yang benar atau  betul.

Jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai


sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu
harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Untuk
itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar, yang berarti “pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar.
Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke
ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran” (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).

Anda mungkin juga menyukai