Anda di halaman 1dari 3

Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Sarana Atau MedianyaDitinjau dari media atau sarana yang

digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri atas:

1) Ragam bahasa lisan

2) Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam
bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan yang kita
tuturkan, itu berarti, kitaberurusan dengan lafal.

Sementara itu, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusandengan bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan hurufsebagai unsur dasarnya.

1) Ragam Bahasa Lisan


Tahukah Anda bahwa ragam bahasa baku lisan didukung oleh
situasipemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat? Namun, halitu
tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalampilihan
kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapanunsur-unsur di
dalam struktur kalimat tidaklah menjadi ciri kebakuan dalamragam baku lisan. Hal ini
karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi unsurpendukung dalam kita memahami
makna gagasan yang kita sampaikan secaralisan. Pembicaraan lisan dalam situasi
formal berbeda tuntutan kaidahkebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi
tidak formal atau santai.Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat
kita sebut sebagairagam tulis. Akan tetapi, tetap saja ragam bahasa itu kita sebut sebagai
ragamlisan; hanya diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihatdari
ciri-cirinya itu tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupundirealisasikan dalam
bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakansebagai ragam tulis. Kedua
ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisanmemiliki ciri kebakuan yang berbeda-
beda.
Ciri-ciri ragam lisan: a. Memerlukan orang kedua/teman bicara. Tidak mungkin Anda
berbicara tanpateman berbiacara bukan? Kecuali Anda sedang bermonolog di atas pentas;
b. Bergantung pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu. Ragam lisan sangat terikat dengan
situasi, kondisi, ruang, dan waktu. Jika Anda tidak merekampembicaraan Anda,
tentu apa yang Anda tuturkan akan hilang begitu saja dantidak dapat dibuktikan atau
diulangi kembali momentumnya; c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal,
hanya perlu intonasi sertabahasa tubuh. Ragam lisan memang berbeda dengan ragam
tuls. Intonasi, nada,volume, dan artikulasi atau kejelasan pelafalan vokal dan
konsonan Andasangat menentukan keberlangsungan pembicaraan dengan mitra tutur
Anda.Tentu Anda tidak akan bisa mendengar apa yang disampaikan mitra tutur Andajika
volume suara mitra tutur Anda tersebut terlalu kecil, atau terlalu cepatsehingga Anda
sulit menangkap pesan yang disampaikan. d. berlangsung cepat. Hal ini sama seperti bagian
b di atas. Oleh karena tuturanlisan berlangsung cepat, akan dnegan cepat pula pesan yang
disampaikan akanberlalu.; e. sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;f. kesalahan dapat
langsung dikoreksi;g. dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu kok.’ .Sementara itu, adapula
kelemahan ragam bahasa lisan, yaitu: a. bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak
lengkap, bahkan terdapat frasa-frasa sederhana. b. penutur sering mengulangi beberapa
kalimat. c. tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan. d. aturan-aturan bahasa yang
dilakukan tidak formal.

2) Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisandengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harusmemperhatikan beberapa hal seperti
tata cara penulisan (ejaan) di samping aspektata bahasa dan pemilihan kosakata. Hal ini karena dalam
ragam bahasa tulis ini,kita dituntut agar tepat dalam memilih unsur tata bahasa, seperti bentuk
kata,susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaantanda baca
dalam mengungkapkan ide kita. Dalam penggunaan ragam bahasabaku tulis, makna kalimat
yang diungkapkan tidak ditunjang oleh situasipemakaian, sedangkan dalam ragam bahasa
baku lisan, makna kalimat yang diungkapkan ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besarterjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam
bahasabaku tulis ini diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata,penerapan
kaidah ejaan, struktur bentuk kata, dan struktur kalimat, sertakelengkapan unsur-unsur bahasa
dalam struktur kalimat.Sebagaimana halnya ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis pun memiliki ciri-
ciri. Ciri-ciri ragam tulis:1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;2. Tidak bergantung pada
kondisi, situasi, ruang serta waktu;3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;4. Berlangsung lambat;5.
Selalu memakai alat bantu;6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;7. Tidak dapat dibantu dengan
gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantudengan tanda baca.Berikut ini beberapa contoh
penggunaan ragam bahasa tulis.1) Para guru sudah mendiskusikan topik tersebut di dalam kelas.2) Saat
ini para siswa sedang disibukkan dengan persiapan menghadapi ujianakhir.3) Setiap pulang sekolah,
para siswa wajib mengikuti kegiatan pengayaan.4) Mata pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan secara
terintegrasi dengan matapelajaran lain.Berbeda dengan ragam bahasa lisan yang memiliki beberapa
kelemahan, ragambahasa tulis justru memiliki kelebihan. Kelebihan ragam bahasa tulis: a. Informasi
yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas menjadimedia atau materi yang lebih
menarik dan menyenangkan. b. Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan
kehidupanmasyarakatnya. c. Sebagai sarana untuk memperkaya kosakata. d. Dapat digunakan untuk
menyampaikan maksud/tujuan, memberikan informasiserta dapat mengungkap unsur-unsur emosi
sehingga mampu meningkatkanwawasan si pembaca.

C. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Cara Pandang Penutur.

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri atas beberaparagam di antaranya:1)
Ragam dialekContoh: ‘Gue udah pernah bilang soal itu.’ 2) Ragam terpelajarContoh: ‘Saya sudah pernah
mengatakan itu.’· 3) Ragam resmiContoh : ‘Saya sudah pernah mengatakan hal tersebut.’ 4) Ragam tak
resmiContoh: ‘Aku sudah pernah bilang itu.’ D. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Topik
PembicaraanBerdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri atas beberapa ragam
diantaranya:1) Ragam bahasa ilmiah2) Ragam hukum3) Ragam bisnis4) Ragam agama5) Ragam
sosial6) Ragam kedokteran7) Ragam sastraContoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:1) Dia
akhirnya dikenai hukuman penjara enam bulan karena melakukan tindakpidana. (termasuk ragam
hukum karena digunakannya kata-kata: hukuman,penjara, tindak pidana)2) Pembeli mendapat
potongan harga di toko tersebut jika membeli produk di atassatu juta rupiah. (termasuk ragam
bisnis karena digunakannya kata-kata:pembeli, potongan harga, toko, membeli, dan satu juta
rupiah)3) Cerita di dalam novel tersebut banyak menggunakan alur flashback. (termasukragam sastra
karena digunakannya kata-kata: cerita, novel, alur flashback) 4) Sejak sepuluh tahun ini, putrinya
menderita penyakit TB. (termasuk ragamkedokteran karena digunakannya kata-kata menderita
penyakit dan penyakitTB)5) Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (termasuk
ragampsikologi karena digunakannya kata-kata penderita autis, bimbingan yangintensif).

kelugasan, ketepatan, dan kebakuan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah digunakanuntuk melaporkan atau
mengkomunikasikan hasil kegiatan ilmiah yang dilakukandalam suatu penelitian ilmiah. Ciri-ciri
bahasa ilmiah yang digunakan dalamkarya tulis ilmiah, antara lain: 1) bersifat lugas, 2)
mematuhi kaidah-kaidahgramatika, 3) efektivitas kalimat-kalimatnya terpenuhi, 4) kosakata
yangdigunakan adalah kosakata baku, 5) kalimat-kalimatnya tidak menimbulkantafsiran ganda, 6)
bebas dari makna kias dan figura bahasa, 7) mematuhipersyaratan penalaran, dan 8)
mematuhi kaidah-kaidah ejaan yang berlaku.(Santoso, 2014, 66)

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Wulandari, Kharisma Diah. 2017. “Ragam Bahasa Ilmiah dan Gaya Selingkung

pada Artikel Jurnal Ilmiah di Indonesia.” Jurnal Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia 8.

Marliana, N. Lia. 2018. PENDALAMAN MATERI BAHASA INDONESIA MODUL 4 SEJARAH,

KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN RAGAM BAHASA. Jakarta Pusat: Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi .

Anda mungkin juga menyukai