Tingkat 1 Regular 2
Puji syukur kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ragam Bahasa” dengan baik dan benar.
Makalah ini telah kami elesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk para mahasiswa dan pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara.
Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai
unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulisan. Jadi
dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan
dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam
tersebut memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya ragam bahasa
lisan. Oleh karena itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama.
Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem
seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-
variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk
memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar
(Subarianto, 2000).
Waktu
Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat
dicetuskannya sumpah pemuda. Ciri dari ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh
bahasa melayu. Bahasa melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada 28
oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang
beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.
Tempat
Sosiokultural
Situasi
Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait
oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan
lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk
mendukung komunikasi yang dilakukan
• Langsung
Dalam berkomunikasi, seseorang diharapkan dapat bertemu langsung dengan orang yang
diajak bicara.
• Tidak efektif
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa sehari-hari sehingga
banyak menggunakan kalimat yang bersifat basa-basi dengan orang yang diajak bicara.
• Kalimatnya pendek-pendek
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang menurut orang
lain sudah mengetahui maksudnya
.
• Kalimat sering terputus dan tidak lengkap
Dalam berkomunikasi, seseorang terkadang menggunakan bahasa yang menurut orang
lain sudah mengetahui maksudnya.
• Faktor efisiensi.
• Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak
anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan
gerak-gerak pembicara.
• Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang
dibicarakannya.
• Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang
dituturkan oleh penutur.
• Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi
audit, visual dan kognitif.
• Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
sederhana.
• Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
Ragam bahasa tulis merupakan ragam bahasa yang pemakaiannya melalui media tulis, tidak
terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur agar dapat dipahami dengan
mudah dan benar. Ragam bahasa tulis memiliki kaidah yang baku dan teratur seperti tata cara
penulisan (ejaan), tata bahasa, kosa kata, kalimat dll. Dapat dikatakan ragam bahasa tulis
menuntut adanya adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan
kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca.
• Santun
Memenuhi kaidah-kaidah yang ada dan pilihan kata atau istilah yang tepat dan cermat.
• Efektif
Hemat dan singkat, tetapi kena dalam hal maksud yang diungkapkannya.
• Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang
menarik dan menyenangkan.
• Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya
bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
• Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti
kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
• Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu
dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
• Berdasarkan beberapa cirri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh ragam
bahasa lisan maupun tulis, berikut ini dapat kita tarik beberapa perbedaan diantara kedua
ragam bahasa tersebut.
• Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu.
• Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual,
memungkinkan kata-kata lepas dari konteks aslinya.
• Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa tulis.
Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa
Indonesia dalam hal ejaan yang si sempurnakan (EYD), di gunakan pada forum-forum resmi.
Sedangkan Ragam bahasa tidak baku yaitu ragam yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam
pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai
dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa)
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi,
dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi
atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang
yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat
akrab dan intim.
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
DAFTAR PUSTAKA
berbagimacammakalah.blogspot.com
https://murliati.wordpress.com