TULIS MAHASISWA
diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah analisis kesalahan berbahasa pada Program
Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Syiah Kuala
oleh:
Amiruddin
Mahfud Liansyah
Zuhairi Funna
kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang sebagai
suatu pelanggaran berbahasa. Kesalahan berbahasa terjadi pada siswa yang sedang
kesalahan berbahasa karena sifatnya tidak acak, individual, tidak sistematis, dan
sistem atau kaidah bahasa yang dipelajari memang rendah. Namun, bisa saja
mahasiswa itu sudah mengetahui kaidah bahasa yang dipelajari dan ketika
terampil.
kondisi itu dapat terkait dengan mahasiswa, dosen, dan bahan ajarnya. Terkait
kemampuannya dan latar belakang bahasa yang dikuasai atau bahasa ibunya.
karangan atau cerpen. Kesalahan berbahasa tulis dalam linguistik dibedakan atas
bilangan, penulisan huruf, dan lainnya. Guru atau dosen harus mencari upaya
fonologi adalah kesalahan berbahasa yang terkait dengan ortografis dan pelafalan.
menulis ini melalui proses dan tahap-tahap untuk berlatih secara terus-menerus
agar tidak mengalami kesulitan dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi dan mengatasi kesalahan
karena belum ada yang membahasnya secara khusus. Selain itu, dari penulisan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana wujud kesalahan berbahasa dalam sebuah penulisan
mahasiswa USK?
C. Tujuan Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
digunakan oleh peneliti dan para guru, yang meliputi pengumpulan sampel,
pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Pendapat lain dating
dari Tarigan (dalam Ardiana, 1998:26) bahwa yang dimaksud dengan analisis
kesalahan berbahasa adalaha suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru
berlaku dalam bahasa yang sedang dipelajari. Jika kata atau kalimat yang
digunakan pembelajar tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka pembelajar
berdasarkan linguistik.
6
Kesalahan berbahasa juga diklasifikasikan ke dalam beberapa bidang, yaitu:
Luluk, 2012:27)
a) Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada
awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Misalnya:
berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya:
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
Misalnya:
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
Misalnya:
Keinggris-inggrisan
8
h) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
Misalnya:
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
Misalnya:
j) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
Misalnya:
9
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Tahun 1972.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
Misalnya:
k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan
judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang
Misalnya:
l) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
Misalnya:
Dr. doctor
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
b) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
Misalnya:
c) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
Misalnya:
d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
Misalnya:
ultramodern.
catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf
kapital, di antara kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia, pan-Afrikanisme
2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang
Misalnya:
Misalnya:
biri-biri, kupu-kupu.
Misalnya:
duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran,
meja tulis, model linier, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum,
simpang empat.
Misalnya:
Misalnya:
13
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -
ku-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
Misalnya:
Catatan:
14
Misalnya:
2.2.8 Partikel
a) Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Misalnya:
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke
Catatan:
Misalnya:
c) Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
Misalnya:
a) Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
1) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
Misalnya:
A.S Kramawijaya
Muh. Yamin
atau organisasi, serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf
awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya:
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Misalnya:
Tetapi:
Misalnya:
cm sentimeter
kg kilogram
1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
Misalnya:
2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
kapital.
Misalnya:
3) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun gabungan huruf dan kata dari deret kata seluruhnya
Misalnya:
catatan:
jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia. (2) Akronim
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
18
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C
b) Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjagng, berat, luas, dan
isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya:
Y100 10 persen
Misalnya:
d) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab
suci.
Misalnya:
Surah Yasin: 9
1) Bilangan utuh
Misalnya:
19
2) Bilangan pecahan
Misalnya:
Setengah ½
Satu persen 1%
Misalnya:
Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalamkehidupan abad ke-20 ini;
lihan Bab II; Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat II itu; di
tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat II itu.
yang berikut.
Misalnya:
h) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
Misalnya:
i) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Bukan:
Misalnya:
k) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks,
Misalnya:
Bukan:
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
tepat.
21
Misalnya:
Bukan:
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti
dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
Misalnya:
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Misalnya:
d) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
Misalnya:
e) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat
terbit.
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
g) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
Misalnya:
h) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal suat
Misalnya:
Atau:
pembilangan.
Misalnya:
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau
melainkan.
Misalnya:
1) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
Misalnya:
2) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
Misalnya:
Misalnya:
d) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
Misalnya:
O, begitu?
e) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya:
f) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
i) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
atau marga.
Misalnya:
26
B. Ratulangi, S.E.
j) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
Misalnya:
12,5 m
tidak membatasi.
l) Misalnya:
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang aki-laki yang makan sirih.
Misalnya:
Bandingkan dengan:
n) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langung itu berakhir
Misalnya:
pergantian baris.
Misalnya:
suku kata yang berupa satu vocal tidak ditempatkan pada ujung baris atau
pangkal baris.
Misalnya:
telah disampaikan ….
beranjak ….
Atau
mau beranjak ….
Bukan:
telah disamapaikan ….
beranjak ….
Misalnya:
an yang canggih.
Akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada
pangkal baris.
Misalnya:
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan baian kelompok kata.
Misalnya:
29
ber-evolusi
Bandingkan dengan:
Be-revolusi
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka
dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
Misalnya:
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Sebab berhasil tidaknya suatu penelitian itu ditentukan oleh metode yang digunakan.
Metode yang tepat daapat diperoleh data yang akurat atau tepat dan sesuai dengan
kenyataan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja yang
dipergunakan seseorang untuk memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Dengan
yang cocok dan sesuai dengan sasaran, sifat objek, dan sifat teori yang mendukung
penelitian.
Penelitian kualitatif ini berdasarkan objek penelitian yang diperoleh dari data
penelitian, yaitu karya tulis mahasiswa Universitas Syiah Kuala tahun akademik 2022.
3.2.1 Data
Data yang dikaji berupa data kualitatif yang berbetuk tanda baca, kata, frasa, dan
Berupa karya tulis mahasiswa Universitas Syiah Kuala Tahun Akademik 2022.
mendapatkan data dalam sebuah penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data
maka peneliti tidak akan mendapatkan data sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut
Sutopo (2006:9), metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum
dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang bersifat interaktif dan non-
Dalam penelitian ini, saya menggunakan beberapa teknik yaitu teknik simak dan
teknik catat.
cara mengambil arsip makalah dari mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia tahun
akademik 2022.
Peneliti menggunkan metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh
data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak
hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa seccara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa
Teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat hasil penyimakan data
pada kartu data. Kegiatan mencatat itu dilakukan sebagai lanjutan dari kegiatan merekam
Menurut Sudaryanto (1993:135) teknik catat adalah teknik penyedian data yang
dilakukan dengan jalan pencatatan pada kartu data. Teknik ini digunakan untuk mencatat
mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 2 Universitas Islam Darul
Lembar korpus data ini bermanfaat untuk menyederhanakan data yang berupa
kesalahan berbahasa pada karya tulis mahasiswa yang berupa makalah dalam bidang
morfologi.
Tabel 3.1
Tabel 3.2