ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan unsur-unsur budaya yaitu, (1) kepercayaan, (2)
nilai, (3) norma dan sanksi, (4) teknologi, (5) simbol, (6) bahasa, dan (7) kesenian. Selain
itu,peneliti juga mendeskripsikan teknik representasi melalui penyampaian langsung dan
tidak langsung. Sumber data penelitian ini adalah novel Putroe Neng karya Ayi Jufridar.
Selanjutnya, data penelitian ini yaitu unsur-unsur budaya dan teknik representasi yang
terdapat dalam novel Putroe Neng karya Ayi Jufridar. Penelitian ini tergolong dalam
penelitian jenis kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis isi. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa Ayi Jufridar merepresentasikan budaya dalam novelnya yang berjudul
Putroe Neng secara apik. Peneliti menemukan tujuh unsur kebudayaan pada novel tersebut,
yaitu unsur kekepercayaan, nilai, norma dan sanksi, teknologi, simbol, bahasa dan
kesenian. Dalam novel ini teknik representasi budaya disampaikan secara langsung dan
tidak langsung. Representasi tidak disajikan secara gamblang/langsung tetapi disajikan
melalui ikon, indeks, dan simbol melalui kata yang memiliki makna konotasi.
Kata Kunci: Novel, Representasi, Unsur-unsur Budaya, Teknik Representasi
ABSTRACT
This study aims to describe the elements of culture that is, (1) belief, (2) values, (3) norms
and sanctions, (4) technology, (5) symbol, (6) Language, and (7) art. In addition,
researchers also describe representational techniques through direct and indirect delivery.
The source of this research data is novel Putroe Neng by Ayi Jufridar. Furthermore, this
research data is the elements of culture and representational techniques contained in novel
Putroe Neng by Ayi Jufridar. This research belongs to qualitative type research and use
descriptive method. The data retrieval technique used in this research is content analysis
technique. The results of this study can be concluded that Ayi Jufridar represents culture in
his novel Putroe Neng nicely. Researchers found the seven elements of culture in the
novel, the element of trust, values, norms and sanctions, technology, symbols, language,
and art. In this novel the technique of cultural representation is delivered directly and
indirectly. Representations are not presented explicitly but presented via icons, indexes,
and symbols through words that have connotation meaning.
Keywords: Novel, Representation, Cultural Elements, Representation Technique
*
Mahasiswa Jurusan PBSI FKIP Unsyiah
**
Dosen Jurusan PBSI FKIP Unsyiah
204 JIM PBSI Vol. 3 No. 3; Juni 2018:203-218
yang berkaitan dengan akal. Dengan yang berarti “budi”, atau “kekal”. Ada
demikian kebudayaan dapat diartikan sarjana lain yang mengupas kata budaya
sebagai “hal-hal yang bersangkutan sebagai suatu perkembangan dari
dengan budi atau akal”, jadi “ budaya” majemuk budi-daya, yang berarti “budi
adalah “daya dari budi” yang berupa dari daya”. Karena itu mereka
cipta, karsa dan rasa. (Koentjaraningrat, membedakan “budaya” dari
2002 : 181). Tylor turut mentakrifkan “kebudayaan”. Demikianlah budaya
budaya seperti berikut: “Satu adalah “daya dari budi” yang berupa
keseluruhan yang kompleks cipta, karsa dan rasa itu. Dalam istilah
mengandung pengetahuan, “antropologi-budaya” perbedaan itu
kepercayaan, kesenian, akhlak, ditiadakan. Kata budaya di sini hanya
undang-undang, adat dan kebolehan dipakai sebagai suatu singkatan dari
serta tabiat lain yang diperoleh oleh kebudayaan dengan arti yang sama.
manusia sebagai anggota masyarakat (Koentjaraningrat, 2002 : 181).
(dalam Morgan G, 1994). Pakar lain seperti Edward B.
Selanjutnya Maran (2007:38) Tylor mentakrifkan budaya seperti
berpendapatbahwa ada tujuh unsur berikut: “suatu keseluruhan yang
kebudayaan yang dapat ditemukan pada kompleks mengandungi pengetahuan
semua bangsa di dunia. Diantaranya, kepercayaan, kesenian, akhlak, undang-
kekepercayaan, nilai, norma dan sanksi, undang, adat, dan kebolehan serta tabiat
teknologi, simbol, bahasa dan kesenian. lain yang diperoleh oleh manusia
Berdasarkan uraian di atas, sebagai anggota masyarakat”(dalam
masalah dalam penelitian ini terbagi Sikana, 2008:423). Budaya juga dapat
menjadi dua, yaitu : (1) Unsur-unsur dilihat sebagai proses sosial. Penciptaan
budaya dalam novel Ayi Jufridar yang dan penggunaan makna serta lambang
berjudulPutroe Neng;(2)Teknik Ayi sudah tentu tidak berlaku secara
Jufridar merepresentasikan budaya perseorangan (Sikana, 2008:428).
dalam novel yang berjudulPutroe Budaya tidak hanya berlaku secara
Neng. Adapun tujuan penelitian yaitu: (1) individualis tetapi kelompok. Budaya
Mendeskripsikan unsur-unsur budaya akan lahir sesuai dengan kebiasaan
dalam novel Putroe Neng karya Ayi suatu masyarakat. Dapat dikatakan
Jufridar; (2) Mendeskripsikan teknik bahwa budaya antar daerah sudah pasti
representasi budaya dalam novel berbeda. Selanjutnya, Geetz,
Putroe Neng karya Ayi Jufridar. mentakrifkan budaya sebagai satu
Menurut KBBI (2003:169) budaya pensejarahan pemindahan pola-pola
berarti pikiran; akal,budi atau sesuatu makna yang terkandung dalam
yang sudah menjadi kebiasaan suatu lambang-lambang itu manusia
masyarakat yang sudah sukar diubah. berhubungan, melanjutkan dan
Budaya adalah suatu cara hidup yang membangun pengetahuan serta sikapnya
berkembang dan dimiliki bersama oleh terhadap kehidupan (dalam Sikana,
sebuah kelompok orang dan diwariskan 2008: 427).
dari generasi ke generasi. Budaya Maran (2007:38) berpendapat
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang
termasuk sistem agama dan politik, adat dapat ditemukan pada semua bangsa di
istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan dunia. Tujuh unsur budaya itu mencakup
karya seni. Para pakar antropologi (1) kepercayaa, (2) nilai, (3) norma dan
budaya Indonesia umumnya sepakat sanksi, (4) teknologi, (5) simbol, (6)
bahwa kata “Kebudayaan” berasal dari bahasa, dan (7) kesenian.
kata sansekerta buddhayah yang Representasi merupakan
merupakan bentuk jamak dari buddhi perbuatan mewakili atau keadaan yang
206 JIM PBSI Vol. 3 No. 3; Juni 2018:203-218
untuk menafsirkan secara bebas sesuai instrumen, maka peneliti harus memilki
dengan dirinya sendiri. bekal teori dan wawasan yang luas,
Kalangan pembaca menengah sangat sehinnga mampu bertanya, menganalisis,
menyukai karangan seperti ini. karena memotret, dan mengkontruksi situasi
meraka menyukai tantangan interpretasi. sosial yang diteliti menjadi lebih jelas
Hubungan antara pengarang dan pembaca dan bermakna.
adalah hubungan tidak langsung atau Sumber data penelitian ini adalah
tersirat. Kebiasaan dari karya yang novel Putroe Neng karya Ayi Jufridar.
menyampaikan pesan secara tidak Selanjutnya data penelitian ini adalah
langsung lebih menuntut kecerdasan unsur-unsur budaya dan teknik
kepada pembacanya. representasi yang terdapat dalam novel
Melalui penjelesan di atas, dapat Putroe Nengkarya Ayi Jufridar.Teknik
disimpulkan bahwa teknik representasi pengambilan data yang digunakan dalam
dibagi menjadi dua bagian. pertama penelitian ini yaitu teknik analisis isi.
teknik langsung, yaitu pemaparan Teknik analisis isi pada dasarnya
mengenai budaya dipaparkan secara jelas merupakan suatu teknik sistematik yang
oleh pengarangnya baik melalui dialog digunakan untuk menganalisis isi pesan
tokoh maupun deskripsi keadaannya. dan mengolah pesan dari suatu data
Sedangakan teknik tidak langsung, yaitu (Budd dalam Bungin, 2001:187). Adapun
cara pengarang menyampaikan maksud langkah-langkah dalam pengambilan data
dan tujuan secara tersirat melalui tanda- dengan cara menandai kosa kata, frasa,
tanda atau simbol. Hal ini dibutuhkan klausa, kalimat dan paragaf yang
kecerdasan pembaca maupun peneliti mengandung unsur budaya. Selanjutnya
dalam menginterpretasi karangannya. data yang sudah diperoleh, dimasukkan
Misalnya seseorang yang hendak dalam tabel. Subialto (dalam Bungin,
menyampaikan perasasaannya secara 2001:185) mengatakan tahap tabulasi
langsung melalui ucapan sedangkan dengan istilah coding Sheet. Pada tahap
secara tak langsung pengungkapan ini data-data yang telah ditandai dan
perasaan malalui tanda atau simbol yang diidentifikasi dimasukkan ke dalam tabel
di wakili dengan sekuntum bunga atau untuk diklarifikasi berdasarkan aspek-
tanda lainnya. aspek budaya dan representasi budaya,
yaitu penyampaian secara langsung dan
Metode Penelitian tidak langsung.
Penelitian ini tergolong dalam Sesuai dengan metode yang
penelitian kualitatif dan menggunakan digunakan, penganalisisan atau
metode deskriptif. Hal itu dikarenakan pengolahan data penelitian ini
data yang dikumpulkan dalam penelitian mengunakan teknik analisis kualitatif.
ini berupa kata-kata dalam suatu Analisis kualitatif adalah menganalisis
dokumen tertulis. Menurut Ratna data melalui hasil novel. Penelitian ini
(2004:46)metode kualitatif pada dasarnya bermaksud mendeskripsikan bagaimana
memanfaatkan cara penafsiran dengan budaya terepresentasi pada novel Putroe
penyajian dalam bentuk deskripsi. Neng karya Ayi Jufridarberdasarkan
Penelitian kualitatif adalah penelitian fakta-fakta yang tampak sebagaimana
yang mempertahankan hakikat dan nilai- adanya. Untuk itu metode penelitian yang
nilai yang terkandung dalam objek yang digunakan adalah metode deskriptif
diteliti. kualitatif. Dalam menganalisis data,
Dalam pengertian lainnya, penulis menempuh tiga langkah sebagai
Sugiyono (2010:15) mengatakan bahwa berikut:
dalam penelitian kualitatif, peneliti
disebut instrumen. Untuk menjadi
208 JIM PBSI Vol. 3 No. 3; Juni 2018:203-218
maupun dalam bentuk tulisan. ucapan selamat datang, dalam kutipan ini
Sementara Annisa bersama untuk parjurit sejati di Bandar Lamuri.
sejumlah perwira lainnya, Musik disuguhkan untuk menyuarakan
mengajarkan ilmu pengobatan kesyahduan irama pada telinga. Cuplikan
dengan memanfaatkan berbagai di atas membuktikan bahwa masyarakat
tumbuhan yang ada di sekitarnya. Indra Purba tetap menjaga keutuhan
(hlm.195 kesenian daerah.
Kutipan di atas mengambarkan Data 43
bahasa adalah alat komunikasi, yakni Sebelum Yupie Tan naik ke kapal,
dalam hal ini bahasa arab. Akan tetapi ia menyerahkan kertas kulit
bahasa yang di ajarkan oleh Laskar Syiah kambing kepada Putroe Neng.
Hudam bukan sebagai komunikasi sehari- “Saya bukan seorang penyair
hari, melainkan bahasa untuk ,Putroe. Selama bertahun-tahun,
mempelajari agama. Bahasa tutur yang saya sudah belajar mengubah syair
dimaksudkan di sini adalah bahasa yang khusus untuk Putroe Neng. Saya
digunakan untuk mudah mengucapkan yakin syair ini tidak bagus karena
hafalan atau bacaan Al-quran. saya tidak pernah belajar dari
Selanjutnya, sebagai sarana komunikasi seorang guru. Tapi, syair ini saya
ketika menyampaikan petuah atau hadist tulis dengan sepenuh hati, sebagai
dalam bahasa Arab dan hal-hal lain yang wujud kesetiaan saya kepada
berkenaan dengan agama. Jadi, cuplikan Putro.” (hlm. 375)
tersebut menggambarkan bahwa seluruh Cuplikan di atas menggambarkan
masyarakat Indra Purba sudah mengenal bahwa Yupie Tan adalah seorang yang
bahasa Arab. romantis, dia adalah seorang penyair.
Meskipun dia tidak pernah belajar dalam
7) Unsur Kesenian menulis sebuah karya sastra tapi dia
Kesedehanaan terbentuk dari sebuah yakin bahwa seni itu lahir dari hati
kedisiplinan, kesenian mengajarkan nurani.
kedisiplinan. Kesenian juga bahasa yang
fitrah. Melalui kesenian, keindahan- 4.1.2 Representasi budaya
keindahan jelas tampaknya. Setiap berdasarkan teknik
masyarakat tidak dituntut untuk penyampaiannya
berkesenian, tetapi berkesenian akan Pengarang menyampaikan sesuatu secara
menuntut kita untuk bermasyarakat, eksplisit dalam hal ini mengenai
karena kesenian tidak terlepas dari hidup representasi budaya. Kedua, pengarang
bermasyarakat. Berikut data yang menyampaikannya secara implisit atau
menunjukkan unsur kesenian. tidak langsung. Nurgiyantoro (1995:336)
Data 35 dalam sebuah novel sendiri mungkin
Ribuan rakyat Indra Purba sekali ditemukan adanya pesan yang
menyemuti Bandar Lamuri. Saat benar-benar tersembunyi sehingga tak
kapal itu berlabuh, musik yang banyak orang yang dapat merasakannya,
terbuat dari kulit kambing pun namun mungkin pula ada yang agak
terdengar bersahutan sebagai langsung dan seperti ditonjolkan. Selain
ucapan selamat datang bagi prajurit itu, sebagian pengarang malah memilih
sejati di Bandar Lamuri. (hlm.191) menggunakan teknik penyampaian
Cuplikan tersebut menggambarkan langsung. Teknik penyampaian langsung
rakyat Indra Purba masih sangat kental cenderung lebih ringan dalam proses
dengan keseniannya, yakni musik. Alat memahami makna.
musik yang digunakan berbahan kulit (1) Penyampaian Langsung
kambing. Musik juga sebagai pengantar
Representasi Budaya dalam Novel... (Ichsan Mantovani, Wildan, & Yusri Yusuf) 213
mengisi lumbung selalu penuh dengan Bagi mereka bisnis adalah bisnis,
upeti dari petani. Maksud dari perintah meskipun berbisnis dengan musuh, tetapi
raja adalah untuk menjamin jika bisnis ada maksud lain untuk
kesejahteraan masyarakat secara merugikan mereka, segalanya tunduk
menyeluruh apabila ada bencana yang kepada dewa. Menurut Maran (2007:39)
akan datang. Seluruh masyarakat saling jika kepercayaan menjelaskan apa itu
gotong royong untuk meringankan beban sesuatu, nilai menjelaskan apa yang
bersama. seharusnya terjadi. Nilai itu luas,
abstrak, standar kebenaran yang harus
4.2 Pembahasan dimiliki, yang diinginkan, dan yang
Berdasarkan hasil penelitian layak dihormati. Meskipun mendapat
representasi budaya dalam novel Putroe pengakuan luas, nilai-nilai pun jarang
Neng karya Ayi Jufridar terdapat tujuh ditaati oleh setiap anggota masyarakat.
unsur budaya. Adapun yang pertama Unsur nilai sering dianggap sepele oleh
adalah unsur kepercayaan. Unsur masyarakat bahkan sebagian
kepercayaan berkaitan erat dengan nilai masyarakat tidak memahaminya.
budaya sutu masyarakat. Dalam novel Namun, tidak dipungkiri bahwa
tersebut digambarkan bahwa kebiasaan manusia dan masyarakat mana pun
masyarakat tempo dulu yang memercayai umumnya memperjuangkan dan
untung baik dan untung jahat bisa membela nilai-nilai dasar yang sama,
diprediksi melalui cuaca. Oleh karena itu, seperti cinta, kebaikan, keindahan,
sebagai rasa syukur mereka melakukan keadilan, persaudaraan, persahabatan,
ritual persembahan kepada dewa. Hal persatuan, perdamaian, dan sebagainya.
tersebut merupakan ungkapan terima Sedangkan menurut Koentjaraningrat
kasih kepada dewa atas keberkahan yang (1987:85) nilai budaya terdiri dari
diperoleh. Sebaliknya, jika ramalan konsepsi-konsepsi yang hidup dalam
berdasarkan cuaca buruk mereka akan alam fikiran sebahagian besar warga
memberikan persembahan sebagai masyarakat mengenai berbagai hal yang
permohanan keselamatan dari segala mereka anggap amat mulia. Sistem nilai
bencana dan marabahaya yang akant yang ada dalam suatu masyarakat
terjadi. Menurut Maran (2007:38) dijadikan rujukan dalam bertindak.
kepercayaan berkaitan dengan pandangan Adapun unsur yang ketiga
tentang bagaimana dunia ini beroperasi. adalah unsur norma dan sanksi. Norma
Kepercayaan itu bisa berupa pandangan- dan sanksi dijadikan sebagai tonggak
pandangan atau interpretasi-interpretasi perdamaian dalam kehidupan
tentang masa lampau, bisa berupa masyarakat. Setiap masyarakat
penjelasan-penjelasan tentang masa diharapkan agar tunduk pada norma dan
sekarang, bisa berupa prediksi-prediksi sanksi yang sudah disepakati bersama.
tentang masa depan, dan bisa juga Dalam hal ini, Raja Indra Sakti
berdasarkan common sense, akal sehat, membuat aturan khusus. Yaitu setelah
kebijaksanaan yang dimiliki suatu panen ia meminta petugas rumah tangga
bangsa, agama, ilmu pengetahuan, atau istana mengumpulkan upeti dari petani
suatu kombinasi antara semua hal dalam lumbung. Hal itu dilakukan agar
tersebut. masyarakatnya tetap hidup sejahtera.
Unsur kebudayaan kedua adalah Apabila aturan itu tidak dijalankan,
unsur nilai. Dalam novel tersebut kemungkinan-kemungkinan terburuk
digambarkan ketekunan mereka terhadap akan menimpa Raja Indra Sakti dan
dewa sangat kuat. Mereka enggan masyarakatnya. Menurut Maran
mempercayai selain dewa yang (2007:40) norma adalah standar yang
diagungkan, meskipun telah membantu. ditetapkan sebagai garis pedoman bagi
Representasi Budaya dalam Novel... (Ichsan Mantovani, Wildan, & Yusri Yusuf) 215
warga negara Indonesia sudah sepatutnya diprediksi melalui tanda atau simbol
kita harus bersikap positif terhadap cuaca.
bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Selanjutnya pada data 5
Dengan demikian, kebudayaan digambarkan bahwa gotong royong
masayarakat tempo dulu dalam hal sangat berguna bagi masyarakat untuk
bahasa juga sangat kental, dalam hal ini menghadapi kemungkinan-kemungkinan
bahasa Arab. bencana yang akan datang. Nurgiyantoro
Unsur ketujuh adalah unsur (1995:336) menjelaskan teknik
kesenian. Digambarkan dalam cerita representasi tidak langsung adalah pesan
tersebut bahwa untuk melaksanakan yang ingin disampaikan penulis tidak
penyambutan tamu kerap di iringi oleh secara serta merta, melainkan
musik. Alat musik digunakan masih membutuhkan proses pengahayatan lebih
tradisional, yaitu alat musik dari kulit intensif. Pembaca memiliki kesempatan
kambing. Masyarakat Indra Purba untuk menafsirkan secara bebas sesuai
menyuguhkan musik itu sebagai dengan dirinya sendiri. Dengan demikian,
petanda, bahwa kehidupan juga harus pada data 1 dan data 21 menunjukkan
ada irama dan kesyahduan yang bahwa teknik untuk mengkaji
selarasdalam bentuk kesenian. representasi budaya harus melalui
Selanjutnya melalui syair digambarkan tafsiran peneliti.
bahwa masyarakat tempo dulu sudah Sedangkan cara kedua untuk
mengenal karya sastra. Seperti teknik representasi budaya adalah teknik
penjelasan Bakker (dalam Maran langsung. Pada teknik ini, peneliti
2007:37)melalui karya-karya seni, melihat beberapa kutipan novel tersebut
seperti seni sastra, musik, tari, lukis, yang disajikan secara langsung, seperti
dan drama, manusia mengekspresikan pada data 7. Dalam data tersebut
ide-ide, nilai-nilai, cita-cita, serta digambarkan bahwa nilai dan
perasaan-perasaannya. Banyak hal, kepercayaan kepada dewa menjadi
pada pengalaman manusia yang tak prioritas utama masyarakat tersebut. Hal
terungkapkan dengan bahasa rasional, ini ditandai melalui dialog tokoh yang
dan hanya dapat diungkapkan dengan mengatakan mereka tidak akan percaya
bahasa simbolik: seni. Itu tidak berarti kepada siapapun kecuali kepada dewa.
bahwa karya seni bersifat irrasional Selain itu, teknik representasi langsung
atau anti rasional, melainkan bahwa di juga dapat dilihat pada data 25. Dalam
dalamnya direalisasikan nilai yang tak data tersebut, perepresentasian nilai
mungkin diliputi oleh fungsi akal. Oleh sebuah budaya disampaikan secara lugas
karena itu fungsi kesenian guna dan terbuka. Hal ini ditandai oleh kata
menyelaraskan nilai-nilai keindahan “Menjadi pengusa” dan “memiliki sifat
dalam kehidupan sehari-hari. jujur, arif , tulus, melindungi, berani dan
Selain analisis unsur budaya tegas”. Dalam kutipan tersebut. Khie Nai-
dalam novel Putroe Neng karya Ayi nai ingin menjadi penguasa. Akan tetapi,
Jufridar, peneliti juga mengkaji teknik hal yang harus dia teladani terlebih
representasi budaya. Adapun teknik dahulu adalah jujur, tulus, berani, tegas
representasi budaya dapat dilakukan dan lain sebagainya. Penulis novel
dengan dua cara. Pertama, teknik tidak tersebut secara jelas menggambarkan
langsung, peneliti melihat pengarang nilai dari seorang pemimpin.
novel tersebut merepresentasi budaya Nurgiyantoro (1995:336) Penyampaian
secara implisit, seperti pada data 1 langsung adalah penulis secara eksplisit
digambarkan bahwa masyarakat menyampaikan maksudnya. Cara
mempercayai untung baik dan jahat pelukisan watak tokoh yang bersifat
uraian, telling, atau penjelasan,
Representasi Budaya dalam Novel... (Ichsan Mantovani, Wildan, & Yusri Yusuf) 217