Anda di halaman 1dari 14

KONSEP BUDAYA

KELOMPOK 1

PUTRI MULYA NINGSIH


ADINDA SALSABILA
AISYAH RAHMALIA PUTRI
ANGGUN DESRA DINATA
ANNISA GUSFI EKA PUTRI
KONSEP KEBUDAYAAN
Geerts secara jelas mendefinisikannya. “Kebudayaan adalah suatu sistem makna dan
simbol yang disusun dalam pengertian di mana individu-individu mendefinisikan
dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian-penilaiannya. Suatu pola
makna yang ditransmisikan secara historik diwujudkan di dalam bentuk-bentuk simbolik
melalui sarana di mana orang-oarang mengkomunikasikan, mengabadikannya, dan
menmgembangkan pengtahuan dan sikap-sikapnya ke arah kehidupan. Suatu kumpulan
peralatan simbolik untuk mengatur perilaku, sumber informasi yang ekstrasomatik”.
Karena kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik, maka proses budaya haruslah
dibaca, diterjemahkan, dan diinterpretasikan (Kuper; 1999, 98).
Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat
pada wilayah tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia di Indonesia
sangatlah beragam. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama
dengan konsep suku bangsa. Suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola
kegiatan masyarakat. Keragaman budaya daerah bergantung pada faktor
geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplek perbedaan
kebudayaan satu dengan yang lain. Jika kita melihat dari ujung pulau
Sumatera sampai ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan
bahasa, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.
Kebudayaan Nasional. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara tentang
kebudayaan nasional yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan
daerah”. Faham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan
makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara
kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional. Sebelum
Sumpah Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam “bangsa”
yang sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu secara berangsur
makin kuat rasa kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), sehingga waktu
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945), sudah dinyatakan bahwa
proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-
Hatta.
Manusia merupakan subjek pelaku dari kebudayaan. Manusia menjalankan kegiatannya
untuk mencapai sesuatu yang berharga baginya, dan dengan demikian kemanusiaannya menjadi
lebih nyata. Melalui kegiatan kebudayaan, sesuatu yang sebelumnya hanya merupakan
kemungkinan belaka, dapat diwujudkan dan diciptakan kemudian. Sebenarnya, dalam usaha
kebudayaan, manusia menemukan alam kodrat sebagai rangka kemungkinan-kemungkinan
untuk ekspresi dan penyempurnaan diri. Menurut Bakker, kebudayaan merupakan alam kodrat
sendiri sebagai milik manusia sebagai ruang lingkup realisasi diri. Kedudukan manusia dalam
kebudayaan adalah sentral, bukan manusia sebagai orang, tetapi sebagai pribadi. Kepadanya
segala kegiatan diarahkan sebagai tujuan.
Untuk menghindarkan salah faham, kebudayaan harus dibedakan dengan agama.
Sebenarnya, agama sejauh dapat melingkupi usaha manusia masih termasuk ke dalam syarat-
syarat kebudayaan, namun kebudayaan ialah sesuatu yang spesifik insani dan terealisasi dari
bawah, bukan rahmat dari atas. Yang diharapkan dari agama belum tentu termuat dalam
kebudayaan, begitu juga sebaliknya. Singkatnya, kebudayaan dianggap sebagai suatu hal yang
baik dan menarik, yang pantas dimiliki pelaksanaannya, dan merupakan keharusan serta
penyempurnaan manusia sekaligus masyarakat.
Namun secara garis besar, pembagian definisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1) Ahli sosiologi menganggap kebudayaan sebagai keseluruhan kecakapan yang meliputi adat, akhlak,
kesenian, ilmu, dan lain-lain yang dimiliki manusia sebagai subjek masyarakat.
2) Ahli sejarah menekankan pertumbuhan kebudayaan dan mendefinisikan kebudayaan sebagai
warisan sosial yang menjadi tradisi.
3) Ahli filsafat menekankan aspek normatif, kaidah kebudayaan, dan pembinaan nilai serta realisasi
cita-cita.
4) Antropolog melihat kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan kelakuan.
5) Psikolog mendekati kebudayaan dari segi penyesuaian manusia kepada alam sekelilingnya, kepada
syarat-syarat hidup. Sejumlah ahli psikologi menguraikan bawah sadar kebudayaan secara psiko-
analisis. Strukturalis di antara mereka menyoroti fenomen pola dan organisasi.
6) Ilmu bangsa-bangsa gaya lama dan petugas museum menaksir kebudayaan atas hasil artefak dan
kesenian.
7) Pendefinisian istimewa sebagai dialektic of challenge and response; superstruktur ideologis yang
mencerminkan pertentangan kelas; gaya hidup feodal aristokratis; kebudayaan sebagai comfort, dan
lain-lain.
HAKIKAT DAN SIFAT KEBUDAYAAN
Hakekat Kebudayaan
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada
3. Kebudayan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban
Sifat-sifat Kebudayaan yaitu:
1. Etnosentis
2. Universa
3. Alkuturasi
4. Adaptif
5. Dinamis (flexibel)
6. Integratif (Integrasi)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan kebudayaan faktor-faktor pendorong proses kebudayaan daerah
1. kontak dengan negara lain
2. sistem pendidikan formal yang maju
3. sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
4. penduduk yang heterogen
5. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Faktor-faktor penghambat proses perubahan kebudayaan


1.faktor dari dalam masyarakat
* betambah dan berkurangnya penduduk
* penemuan-penemuan baru
* petentangan-pertentangan didalam masyarakat
* terjadinya pemberontakan didalam tubuh masyarakat itu sendiri
2. faktor dari luar masyarakat
* berasal dari lingkungan dan fisik yang ada disekitar manusia
* peperangan dengan negara lain
* pengaruh kebudayaan masyarakat lain
WUJUD KENUDAYAAN
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu :
(1) ideas,
(2) activities,
(3) artifact,

dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
• Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya.
• Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
• Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30)
memberikan penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun
difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan
perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat
istiadat.
2. Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu
sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam
masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan
bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
UNSUR KEBUDAYAAN
A. Bahasa
Sebagai salah satu unsur, bahasa memiliki kedudukan dan fungsi yang amat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan.
Dengan fungsi dan perannya yang dominan, bahasa menjadi sarana komunikasi yang dominan dalam segala bidang kehidupan
B. Kesenian
Seperti halnya unsur-unsur kebudayaan lain, kesenian-pun dapat dikenali dalam ketiga wujudnya, yaitu
• konsep-konsep dan nilai-nilai yang menjadi pengarah bagi seluruh kegiatan kesenian manusia di dalam suatu satuan kemasyarakatan;
• pola-pola perilaku yang dijalankan dalam memproduksi, menyebarluaskan, maupun menikmati karya-karya seni;
• benda-benda bermakna yang merupakan hasil karya maupun sarana untuk berkarya seni.
C. Sejarah
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau (past events, res gestae). Sejarah sebagai suatu peristiwa yang dianggap penting
dan dituliskan oleh penulis sejarah untuk mencari kebenaran dengan cara mencari hal yang pasti, dan tegas serta mendasar tentang masa
lampau manusia beserta segala aspek yang melingkupinya.
D. Sistem Sosial
Kebhinekaan/pluralitas adalah suatu realitas yang tidak dapat dipungkiri. Ia
merupakan hakekat dari sistem sosial masyarakat Indonesia. Pemahaman atas
realitas ini merupakan kunci utama bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
E. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi
Seperti telah disebutkan unsur universal kebudayaan dalam teori antropologi dikenal
sebagai cultural universals, unsur yang secara universal selalu ditemukan dalam
kebudayaan. Ternyata “Essay on Man” karya Ernst Cassirer yang ditulis tahun 50-an
tidak menyebutkan baik teknologi, sistem sosial maupun sistem ekonomi sebagai
cultural universal. Sistem sosial dan ekonomi akan dibahas secara terpisah tetapi
teknologi pada abad-abad mutakhir setelah Renaissance telah dikaitkan erat dengan
ilmu pengetahuan modern dengan penerapannya yang kita sebut teknologi.
F. Spiritualitas, Religi dan Sistem Kepercayaan
Bahwa peranan religi dalam kehidupan manusia berbudaya sangat penting tidak disangsikan lagi,
meskipun religi itu langsung akan dipilah menurut agama-agama besar yang dikenal mempunyai
sejarah yang panjang. Sementara itu religi dikenal sesuai agama-agama besar seperti: Islam, Kristen
Katholik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha. Agama Kristen dan Islam adalah agama monotheis atau
agama yang menganut Ketuhanan yang Esa, agama lain seperti agama Budha yang mengenal Sidharta
Gautama dan Nirwana. Agama besar lainnya yaitu agama Hindu dengan pluralitas dewa-dewa.
G. Sistem Ekonomi
Perubahan dari budaya agraris ke budaya industri dan budaya pasca-industri telah menyebabkan
perubahan dalam tata kehidupan masyarakat Indonesia (J.Thomas Lindblad: 2000) merupakan salah
satu contoh temuan yang memperlihatkan secara signifikan kecenderungan perubahan pekerjaan di
Indonesia dari sektor pertanian ke sektor di luar pertanian.
Saat ini perubahan tersebut juga ditandai dengan kecanggihan teknologi disertai dengan derasnya arus
informasi yang nyaris tanpa sekat yang dapat diakses di mana pun, oleh siapa pun. Begitu cepat dan
begitu luar biasanya perubahan tersebut terjadi, sehingga manusia seringkali bahkan tidak
menyadarinya.
Thank’s For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai