Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

 Pengertian Manusia
            Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk
material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai
dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
 
    Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
 
Ø  NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Ø  ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau
yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
 Pengertian Budaya
            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitubuddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa
Indonesia. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
            Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda
dengan pandangan ahli berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan
definisi budaya sebagai berikut:

E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan


kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum,
adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia
sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari
pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki
dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
   Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.

Manusia sebagai Mahluk Budaya


            Dari penjelasan di atas bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila
dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
mengelola bumi. Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah :
manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan
manusia. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang
berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta
akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi,
sebagaimana dilukiskan dalam bagan berikut:
Kebudayaan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat pada wilayah
tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia di Indonesia sangatlah beragam.
Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan konsep suku bangsa. Suatu
kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan masyarakat. Keragaman budaya daerah
bergantung pada faktor geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplek
perbedaan kebudayaan satu dengan yang lain. Jika kita melihat dari ujung pulau Sumatera
sampai ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa dengan bahasa, adat-istiadat, dan
agama yang berbeda.

Kebudayaan Nasional. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara tentang kebudayaan


nasional yang katanya “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Faham kesatuan makin
dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.
Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, bahasa nasional.
Sebelum Sumpah Pemuda (1928), Indonesia terdiri dari macam-macam “bangsa” yang
sebenarnya hanya ditingkat suku bangsa. Setelah itu secara berangsur makin kuat rasa
kebangsaan Indonesia (Indonesia Raya), sehingga waktu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
(1945), sudah dinyatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan atas nama bangsa Indonesia
oleh Soekarno-Hatta.
BAB II

Unsur-Unsur Budaya
            Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:


 alat-alat teknologi
 sistem ekonomi
 keluarga
 kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
 sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
 organisasi ekonomi
 alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
 organisasi kekuatan (politik)
            
    Wujud dan Komponen Kebudayaan
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.

 Gagasan (Wujud ideal)


Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan,nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan
dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
 Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
 Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut
ahli antropologi Cateora, yaitu :

 Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari
suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,
stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
 Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
 Lembaga sosial
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam
suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social
masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak
perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di
kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
 Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau
keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
 Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –
tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap
masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam
segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan
jenis apa saja harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti
disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
 Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah,
bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi
bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat
unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi
keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi
lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Unsur-unsur kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut
adalah :
1. Sistem Religi.

2. Sistem Organisasi Masyarakat

3. Sitem Pengetahuan

4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi


5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa

7. Kesenian
 Bagaimana Suatu Kebudayaan Diperoleh
            Kebudayaan itu adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial; hal ini berarti
bahwa pengetahuan itu tidak diperoleh manusia lewat warisan genetika yang ada dalam
tubuhnya, tetapi diperoleh lewat kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Hal ini berarti
pula bahwa, kebudayaan diperoleh manusia melalui proses belajar dari lingkunganya; dan
dengan proses belajar ini manusia bias memperoleh, menambah (mengembangkan) atau
mungkin juga mengurangi berbagai macam pengetahuan atau pengalamanya. Karenanya
kebudayaan ada juga yang menyebutkannya  sebagai learned behavior, yakni sejumlah
perilaku yang harus diperoleh lewat proses belajar, atau sejumlah perilaku yang harus
dipelajari. Berkaitan dengan hal tadi, ada tiga macam bagaimana kebudayaan itu dipelajari
manusia serta diterima sebagai miliknya.
1.      Kebudayaan diperoleh manusia lewat pengalaman hidup dalam menghadapi lingkunganya;
rangsangan lingkungan disini terutama dari aspek-aspek fisikal, baik yang non hayati
maupum yang hayati diluar manusia.
2.      Kebudayaan diperoleh manusia lewat pengalaman hidupnya sebagai makhluk sosial;
sumber stimulus disini terutama berasal dari unsur-unsur lingkungan sosial sebagai
konsekuansi dari berbagai bentuk hubungan sosial (imteraksi, interdependensi, adaptasi,
imitasi, sosialisasi, identifikasi dan sebagainya).
3.      Kebudayaan diperoleh manusia lewat komunikasi simbolik (benda, manusia, tindakan,
ucapan, gerak tubuh, peristiwa yang memiliki makna); khusu bagi yang belajar, makna-
makna tersebut didefinisikan oleh kebudayaan. Dalam proses penerimaan pengetahuan lewat
komunikasi simbolik ini, petunjuk-petunjuk atau petuah-petuah lebih ditekankan daripada
pengalaman dari sisi penerima pesan itu sendiri.
Pada dasarnya kebudayaan itu dimiliki oleh individu masyarakat atau warga dari suatu kesatuan
sosial; namun, karena pada hakekatnya individu itu sendiri sebagai makhluk sosial, hidup
bersama dengan sesamanya, maka pada prinsipnyakebudayaan pun menjadi milik individu-
individu dari warga masyarakat yang bersangkutan. Hal ini bias dipahami karena, mereka
harus berkomunikasi dengan menggunakan symbol-simbol yang maknanya harus dimengerti
oleh semua warga; sedangkan yang memberikan arti pada symbol-simbol itu adalah
kebudayaan. Karenanya, mereka bias dikatakan mempunyai kebudayaan yang sama atau
bahwa sebuah masyarakat itu mesti mempunyai sebuah kebudayaan pula.
Sebab-sebab terjadinya perbedaan budaya tiap daerah.
Konsep Suku Bangsa / Kebudayaan Daerah. Tiap kebudayaan yang hidup dalam
suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai kota, sebagai
kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak khas
yang terutama terlihat orang luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan. Sebaliknya,
terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat corak khasnya, terutama unsur-unsur
yang berbeda menyolok dengan kebudayaannya sendiri. Pola khas tersebut berupa wujud
sistem sosial dan sistem kebendaan. Pola khas dari suatu kebudayaan bisa tampil karena
kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil berupa berupa suatu unsur kebudayaan
fisik dengan bentuk yang khusus yang tidak terdapat pada kebudayaan lain.
Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan,
yang tercermin pada pola dan gaya hidup masing-masing. Menurut Clifford Geertz, di
Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan menggunakan kurang lebih 250 bahasa daerah. Akan
tetapi apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari rumpun bahasa Melayu
Austronesia. Kriteria yang menentukan batas-batas dari masyarakat suku bangsa yang
menjadi pokok dan lokasi nyata suatu uraian tentang kebudayaan daerah atau suku bangsa
(etnografi) adalah sebagai berikut:
· Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.
· Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri.
· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah geografis (wilayah secara fisik)
· Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis.
· Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mempunyai pengalaman sejarah yang
sama.
· Kesatuan penduduk yang interaksi di antara mereka sangat dalam.
· Kesatuan masyarakat dengan sistem sosial yang seragam.
Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang berlainan,
terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan
yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities), misalnya
nelayan, pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Pulau yang terdiri dari daerah pegunungan
dan daerah dataran rendah yang dipisahkan oleh laut dan selat, akan menyebabkan
terisolasinya masyarakat yang ada pada wilayah tersebut. Akhirnya mereka akan
mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis
setempat.
Dari pola kegiatan ekonomi kebudayaan daerah dikelompokan beberapa macam.

· Kebudayaan Pemburu dan Peramu

Kelompok kebudayaan pemburu dan peramu ini pada masa sekarang hampir tidak
ada. Kelompok ini sekarang tinggal di daerah-daerah terpencil saja.

· Kebudayaan Peternak

Kelompok kebudayaan peternak/kebudayaan berpindah-pindah banyak dijumpai di


daerah padang rumput.

· Kebudayaan Peladang

Kelompok kebudayaan peladang ini hidup di daerah hutan rimba. Mereka menebang
pohon-pohon, membakar ranting, daun-daun dan dahan yang ditebang. Setelah bersih
lalu ditanami berbagai macam tanaman pangan. Setelah dua atua tiga kali ditanami,
kemudian ditinggalkan untuk membuka ladang baru di daerah lain.

· Kebudayaan Nelayan

Kelompok kebudayaan nelayan ini hidup di sepanjang pantai. Desa-desa nelayan


umumnya terdapat di daerah muara sungai atau teluk. Kebudayaan nelayan ditandai
kemampuan teknologi pembuatan kapal, pengetahuan cara-cara berlayar di laut,
pembagian kerja nelayan laut.

· Kebudayaan Petani Pedesaan

Kelompok kebudayaan petani pedesaan ini menduduki bagian terbesar di dunia.


Masyarakat petani ini merupakan kesatuan ekonomi, sosial budaya dan administratif
yang besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan petani pedesaan.

Erat hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat dinyatakan dalam kalimat,


“masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan,
sehingga tidak ada masyarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tidak ada
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya”. Dalam pengertian
kebudayaan daerah sangatlah sulit, karena mencakup lingkup waktu dan lingkup daerah
geografisnya. Dalam lingkup waktu dan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang belum
dapat pengaruh asing dari manapun, baik Hindu-Budha, Islam dan Barat. Kebudayaan asli
Indonesia menurut Van Leurada 10 macam kebudayaan asli:
· Kemampuan Berlayar

Menurut teori pada umumnya, bangsa Indonesia berasal dari Vietnam sebagai daerah
kedua, sebelumnya dari tiongkok selatan penyebarannya tentulah mepergunakan tata
pelayaran. Daerah yang dijelajahinya sampai pada Madagaskar. Sangat mungkin
untuk jarak dekat dilakukan dengan menggunakan rakit sederhana, sedangkan jarak
jauh menggunakan perahu yang bercadik. Cadik (outriggers) dibuat dari kayu
(bamboo) dipasang kiri kanan perahu, fungsinya mengurangi olengan di laut, inilah
salah satu ciri budaya orang-orang yang berbahasa Austronesia.

· Kepandaian Bersawah

Budaya bersawah telah dikenal sejak zaman neolitikom. Kemudian di perbaharui


dengan kebudayaan perungu, sehingga pengolahan sawah lebih intesif.

· Astronomi
Pengetahuan perbintangan (astronomi) secara sederhana telah dikenal dalam
hubungannya untuk pelayaran demi mengenal arah,atau pun untuk pertanian. Untuk
pelayaran dipergunakan Gubug Penceng (Zuider Kruis) guna tahu arah selatan,
sedangkan untuk pertanian di kenalBintang Waluku (Grote Beer) yang bila sudah
tampak waktu tertentu berarti dimulaiinya melakukan cocok tanam di sawah.
· Mengatur Masyarakat

Adanya pimpinan terpilih dari masyarakat (primus inter pares). Orang mempunyai
kemampuan paling baik diantara masyarakat yang ada.

· Sistem Macapat
Macapat berarti cara yang didasarkan pada jumlah empat dalam pengaturan
masyarakat. Pemimpin berada ditengah antara Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Pada
masa sekarang dikonsepkan sebagai alun-alun yang terdapat semua daearah.
· Wayang

Wayang pada mulanya merupakan sarana untuk upacara kepercayaan. Nenek moyang
yang telah meninggal dibuatkan arca perwujudan. Boneka perwujudan dimainkan
dengan iringan cerita dan nasehat.

· Gamelan

Gamelan merupakan perlengkapan peralatan dalam upacara adat.


· Batik

Seni batik dibuat pada kain putih dengan mempergunakan canting sebagai alat
tulisnya, sehingga diperoleh batik tulis. Kebudayaan batik terdapat pada semua daerah
dengan motif berbeda.

· Seni Logam

Kerajinan logam sejalan dengan budaya batik dan budaya gamelan sebagai sarana dua
macam sarana tersebut.

· Perdagangan

Perdagangan pada daerah-daerah kebudayaan dengan pola sama yaitu sistem barter.

Pada garis besarnya sistem kekerabatan dalam masyarakat suku-suku bangsa


Indonesia memakai sistem kekerabatan bilateral, yaitu sistem kekerabatan yang mendasarkan
garis keturunan dari ayah dan garis ibu secara berimbang. Anak-anak yang lahir dapat masuk
ke dalam kerabat ayahnya dan kerabat ibunya secara bersama-sama. Sistem inilah yang
banyak berlaku pada kebudayaan daerah di Indonesia. Sebagian kecil kebudayaan daerah
dalam sistem kekerabatan unilateral matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang hanya
berdasarkan garis ibu saja (contoh masyarakat Minangkabau). Kebudayaan daerah lainnya
memakai sistem kekerabatan unilareal patrineal, yaitu sistem kekerabatan yang berdasarkan
garis ayah saja.

Dari uraian diatas kebudayaan daerah secara pengertian tidak akan terlepas dari
keragaman suku bangsa yang ada. Tetapi dari berbagai corak kebudayaan tersebut, terdapat
persamaan yang mendasar. Yaitu mengenai tentang upacara keagamaan semua suku bangsa,
mementingkan upacara-upacara adat yang bersifat religi. Suku bangsa tersebut lebuh suka
unsur mistik daripada berusaha dalam mencapai tujuan materiil mereka. Hal yang
berhubungan dengan unsur mistik dianut oleh semua kebudayaan daerah yang ada di
Indonesia.

Pengaruh kebudayaan daerah terhadap kebudayaan Nasional

tanpa kebudayaan daerah atau kebudayaan locak, maka tidak ada kebudaaan nasional
Indonesia, karena Kebudayaan nasional itu sendiri adalah kebudayaan lokal itu sendiri yang
beragam, majemuk yang terdapat di berbagai tempat di Indonesia. Koentjaraningrat
menyebutkannya “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan
nasional”.pengertian yang dimaksudkan itu sebenarnya lebih berarti, bahwa puncak-puncak
kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan menimbulkan rasa
bangga bagi orang Indonesia bila ditampilkan untuk mewakili negara (nation). Misalnya: tari
Bali, di samping orang Indonesia merasa bangga karena tari itu dikagumi di negeri, seluruh
dunia juga mengetahuinya. Bali itu letaknya di Indonesia jadi kesenian itu dari Indonesia.
Dalam hal ini juga berlaku bagi cabang-cabang kesenian lain bagi berbagai suku bangsa di
Indonesia.

Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam kekayaan serta keunikan


kebudayaan, menjadikan masyarakat Indonesia yang hidup diberbagai kepulauan itu
mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal tersebut membawa akibat pada adanya
perbedaan latar belakang, kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk juga pola pemikiran
masyarakatnya. Kenyataan ini menyebabkan Indonesia terdiri dari masyarakat yang beragam
latar belakang budaya, etnik, agama yang merupakan kekayaan budaya nasional dengan kata
lain bisa dikatakan sebagai masyarakat multikultural.

Secara fisik penduduk Indonesia dibagi menjadi beberapa golongan :

· Golongan orang Papua Melanosoid. Golongan penduduk ini bermukim di pulau


Papua, Kei, dan Aru. Mereka mempunyai ciri fisik seperti rambut keriting, bibir tebal,
dan berkulit hitam.
· Golongan orang Mongoloid. Berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia,
khususnya di kepulauan Sunda Besar (kawasan Indonesia barat), dengan ciri-ciri
rambut ikal dan lurus, muka agak bulat, kulit putih hingga sawo matang.
· Golongan Vedoid, antara lain orang-orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano, dan
Tomura, dengan ciri-ciri fisik bertubuh relatif kecil, kulit sawo matang, dan rambut
berombak.

Dari perbedaan golongan tersebut, ada pola sistem yang khas dari bangsa Indonesia.
Untuk kebudayaan nasional bisa dihubungkan dengan kebudayaan timur yang menjadi dasar
landasan kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional dapat dilihat dari pola sistem hidup
masyarakatnya, seperti sifat keramah-tamahan, kekeluargaan, kerakyatan , kemanusiaan dan
gotong royong. Sifat-sifat inilah yang dapat dilihat dari kebudayaan nasional yang dilihat
oleh bangsa lain sebagai ciri kebudayaan Indonesia. Meskipun gotong royong setiap daerah
istilahnya berbeda, tetapi secara pengertian sama artinya. Bangsa Indonesia mempunyai
peribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, sama rata sama rasa. Ungkapan ini
mencerminkan bangsa Indonesia sejak dulu menjunjung tinggi kebersamaan dalam
melaksanakan pekerjaan, dan menikmati hasilnya.

Kekuatan (Strength)
a.       Keanekaragaman budaya local yang ada di Indonesia. Begitu kaya dan beragamnya
kebudayaan yang dimiliki tiap-tiap daerah merupakan sumber kekuatan bagi bangsa ini
menjadi bangsa yang besar di kemudian hari. Kekuatan dan keunggulan budaya bangsa
sejatinya manifestasi dari tumbuh suburnya budaya-budaya lokal yang terus dipupuk dengan
baik.
b.      Kepercayaan orang – orang di daerah yang masih di anggap mistik di anggap sesuatu
yang unik dan menjadi nilai lebih di pandang dari sudut orang luar negri.
c.       Begitu kaya dan beragamnya kebudayaan yang dimiliki tiap-tiap daerah merupakan
sumber kekuatan bagi bangsa ini menjadi bangsa yang besar di kemudian hari. Kekuatan dan
keunggulan budaya bangsa sejatinya manifestasi dari tumbuh suburnya budaya-budaya lokal
yang terus dipupuk dengan baik
d.      Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan
tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang
dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti
banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian
khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini
membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.
e.       Kebudayaan daerah menjadi sumber ketahanan budaya bangsa. Kebudayaan daerah
adalah tiang dari keberadaan budaya nasional. Kesatuan budaya – budaya daerah adalah
identitas keberadaan kita sebagai bangsa Indonesia. Jika kebudayaan daerah ini kita jaga juga
lestarikan, akan menjadi kekuatan tersendiri yang membuat semakin kokohnya keberadaan
Indonesia.

.Kelemahan (Weakness)
a.       Kurangnya kesadaran dan minimnya pengetahuan yang di miliki masyarakat tentang
kebudayaan mereka sendiri dan pentingnya kebudayaan daerah mereka membuat seringnya di
tinggalkannya kebudayaan - kebudayaan daerah yang ada di Indonesia.
b.      Masuknya kebudayaan – kebudayaan dari luar baik dari barat maupun asia yang
dianggap lebih modern membuat rakyat Indonesia khususnya pemuda – pemuda lebih
memilih mempelajari kebudayaan – kebudayaan luar seperti cosplay, doujinshi, bunkasai
(Asia/Jepang), juga menggunakan Tato, Anting, Kalung, gelang bahkan gaya rambut yang
aneh – aneh (Barat) karena dianggap lebih mengikuti mode, atau bisa di bilang lebih modern.
c.       Minimnya komunikasi antar suku yang berbeda kebudayaan membuat terjadinya sering
salah komunikasi, sehingga sering terjadinya perselisihan antar suku, yang membuat semakin
banyak nya suku – suku yang hilang maupun tumbang karena perselisihan.
d.      Perkembangan era Globalisasi seperti teknologi maupun media – media berita yang
memberi perubahan cara pandang rakyat Indonesia terhadap segala sesuatu termasuk budaya,
membuat masyarakat Indonesia mulai menjauhi kebudayaan daerah mereka.
e.       Perubahan Ekonomi. Perubahan Ekonomi semakin membuat rakyat sulit, membuat
rakyat banyak yang menjauhi kebudayaan mereka masing – masing karena dianggap kurang
menguntungkan, sehingga mereka lebih memilih bekerja mencari materi dari pada bekerja
untuk mempertahankan keberadaan kebudayaan daerah yang mereka miliki.
f.       Kurang nya perhatian Pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk menanamkan
semangat maupun pendidikan tentang pentingnya kebudayaan daerah, juga kurangnya
bantuan dana terhadap kebudayaan – kebudayaan daerah yang mulai hilang karena kurangnya
materi.

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan seluruh rakyat indonesia. Merupakan puncak


kebudayaan daerah. Ciri-ciri kebudayaan nasional adalah berikut:

1. Mengandung unsur budaya daerah yang sufatnya diakui secara nasional.

2. Mencerminkan nilai luhur dan kepribadian bangsa.

3. Merupakan kebanggan bersama seluruh rakyat Indonesia.

4. Mengandung unsur-unsur yang mempersatukan bangsa.

Contoh kebudayaan nasional antara lain sifat gotong royong, pakaian nasional
yaitu kebaya dan batik, serta bahasa nasional yaitu bahasan Indonesia. Semuanya
itu menjadi identitas khas budaya bangsa Indonesia dan suatu kebanggan sebagai
bangsa Indonesia.

Fungsi Kebudayaan Nasional Indonesia


            Analisis dari suatu kebudayaan dari suatu masyarakat atau suatu bangsa, bisa
didasarkan pada fungsi kebudayaan tersebut dalam kehidupan masyarakat atau bangsanya.
Koentjaraningrat (1985) mengidentifikasi dua fungsi utama dari kebudayaan nasional
Indonesia, yaitu :
1.      Sebagai system gagasan dan pralambang yang memberikan identitas kepada warga
masyarakat atau warga Indonesia.
2.      Sebagai system gagasan dan pralambang yang dapat digunakan oleh semua warga
masyarakat atau bangsa Indonesia yang majemuk atau Bhineka itu, sehingga dapat saling
berkomunikasi untuk memperkuat solidaritas.
Unsur-unsur kebudayaan yang berfungsi pemberi identitas, harus memenuhi paling
sedikit tiga persyaratan, yaitu :
1.      Karya warga masyarakat Indonesia, atau orang-orang dizaman lampau yang berasal dari
seluruh wilayah Nusantara.
2.      Tema pikiran dan wujud unsur-unsur kebudayaan itu harus bercirikan khas nuansa
Indonesia.
3.      Ketinggian nilai unsur-unsur kebudayaan itu harus diakui, dibanggakan, dan diidentifikasi
oleh sebanyak mungkin warga masyarakat Indonesia.

Unsur-unsur kebudayaan yang berfungsi sebagi media komunikasi untuk memperkuat


solidaritas antar warga masyarakat Indonesia yang bisa dipahami oleh sebagian besar warga
yang memiliki perbedaan-perbedaan ras, suku bangsa, agama, dan cirri-ciri kedaerahan
lainnya; dengan demikian unsur-unsur tersebut harus menjadi gagasan kolektif. Gagasan
kolektif ini akhinya akan menjadi wahan komunikasi yang dapat menumbahkan saling
pengertian dan solidaritas dalam masyarakat Indonesia yang majemuk itu.

BAB III
Beragam kebudayaan daerah itu misalnya berbagai bentuk kesenian dan seni
pertunjukan, rumah adat, sastra lisan dan tulisan, pakaian tradisional, motif-motif tradisional,
upacara dan beragam benda-benda budaya, teater, upacara-upacara adat tradisional, patung-
patung, system kepercayaan dan sebagainya. Keseluruhan dari bentuk-bentuk budaya
tersebutlah yang disebut sebagai kebudayaan Indonesia.
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-
makhluk-sosial/

http://eituzed.blogspot.com/2012/11/manusia-makhluk-sosial.html

http://kamelia11.wordpress.com/tag/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/

http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html

http://redu4nebarkaoi.wordpress.com/2008/05/07/kebudayaan-daerah-dan-
kebudayaan-nasional/

http://muhamadganifharuman.blogspot.com/2012/03/pengertian-kebudayaan-dan-7-
unsur.html

http://yanti-triyani.blogspot.com/2011/12/kebudayaan-nasional-indonesia.html

http://xeanexiero.blogspot.com/2010/10/pengaruh-kebudayaan-daerah.html

Anda mungkin juga menyukai