Anda di halaman 1dari 9

RESUME

PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL

“MAKNA BUDAYA, ADAT DAN NILAI BUDAYA”

DISUSUN OLEH :

MAULIDA ERIKA (19129258)

DOSEN PEMBIMBING : Dra. ZURYANTY, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
A. Makna Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata
culture kemudian diartikan ke dalam bahasa indonesia sebagai "kultur" dengan
terjemahannya budaya. Sosiolog Kathy S Stolley (dalam Riswadi, 2020) menyatakan
bahwa budaya merupakan sebuah konsep yang luas. Budaya terbangun dari seluruh
gagasan (ide), keyakinan, perilaku, dan produk-produk yang dihasilkan secara
bersama, dan menentukan cara hidup suatu kelompok. Budaya meliputi semua yang
dikreasi dan dimiliki manusia tatkala mereka saling berinteraksi.
Beberapa defenisi kebudayaan menurut ahli (muslimin, 2015) yaitu:
1. E. B. Tylor, mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton, mengatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku
yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur pembentukannya didukung
dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
3. C. Kluckhohn dan W. H. Kelly, merumuskan bahwa kebudayaan adalah pola
hidup yang tercipta dalam sejarah yang eksplisit, implisit, rasional, irasional
dan non rasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang
potensial bagi tingkah laku manusia.
4. Selo Soemardjan, mengatakan bahwa kebudayaan merupakan semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan atau jasmaniah (material culture) yang diperlukan
oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar potensi atau hasilnya
dapat diabadikan pada keperluan masyarakat.
5. Koentjaraningrat, menggartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas ialah
pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan
keindahan, sebaliknya dalam arti yang luas yaitu seluruh total dari pikiran,

2
karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang
karena itu hanya bisa dicetuskan oleh mausia sesudah sesuatu proses belajar

Dari beberapa defenisis maka kebudayaan itu mencangkup sebagai kegiatan


manusia sebagai wujud interaksi social guna memenuhi kebutuhan hidup dan
kehidupan di dalam lingkungan masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber
daya manusia maupun sumber daya alam. Budaya sebagai konsep yang luas diartikan
sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, norma, moral, dan keyakinan (belief)
manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, dan norma, dan
keyakinan adalah aspek-aspek budaya, sebagai hasil dari interaksi manusia dengan
sesamanya dan lingkungan alamnya.
Budaya merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat, unsur-unsur pembentukan tingkah laku didukung dan diteruskan oleh
anggota dari masyarakat (Joko Tripasetyo, 2013:29).
Berdasarkan uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa bagi ilmu sosial,
arti budaya adalah amat luas, yang meliputi kelakuan dan hasil kelakuan manusia,
yang teratur oleh tata kelakuan yang dapat dilakukan dengan belajar dan semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat. budaya dan segenap hasilnya muncul dari tata
cara hidup yang merupakan kegiatan manusia atas budaya yang bersifat abstrak (idea)
nilai budaya hanya bisa diketahui melalui badan dan jiwa, sementara tata cara hidup
manusia dapat diketahui oleh pancaindera.
Sebagai hasil karya, rasa dan cipta masyarakat, kebudayaan mempunyai tujuan
(Muslimin, 2015:135) yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan manusia secara jasmani maupun rohani
2. Mengatur perilaku dan pola hidup bermasyarakat
3. Melestarikan “peradaban” manusia.
4. Mempersatukan kehidupan manusia dalam kelompok ras, etnis, dan budaya
terentu
5. Mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan (nilai, norma, adat-
istiadat)
C. Kluckhohm (dalam Muslimin, 2015) mengemukakan ada tujuh unsur
kebudayaan yaitu:

3
1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport dan sebagainya)
2) Mata pencaharian hidup dan sitem-sitem ekonomi (pertanian, peternakan,
sitem produksi, sitem distribusi dan sebagainya)
3) System kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi politik, sistem hokum,
sitem perkawanan)

Sifat-sifat kebudayaan sangat banyak mengingat kebudayaan kita sangat


beragam secara umum akan dikemukakan tujuh sifat budaya, menurut Supartono
Widyosiswoyo (2009) yaitu :

1) Kebudayaan beraneka ragam


Keanekaragaman kebudayaan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
karena manusia tidak memiliki struktur secara khusus pada tubuhnya
sehingga harus menyesuaikan diri dengan lingkunganya.
2) Kebudayaan dapat diteruskan secara social dengan pelajaran.
Penerus kebudayaan dapat dilakukan dengan cara horizontal dan vertikal.
Penerusan secara horizontal dilakukan terhadap suatu generasi dan
biasanya secara lisan, sedanglan penerus vertikal dilakukan antara generasi
dengan jalan melalui tulisa (literer). Dengan daya ingat yang tinggi
manusia mampu menyimpan pengalaman sendiri maupun yang diperoleh
dari orang lain.
3) Kebudayaan dijabarkan dalam komponen-komponen biologi, psikologi,
dan sosiologi.
Biologi, psikologi dan sosiologi merupakan tiga komponen yang
membentuk kepribadian manusia. Secara biologis manusia memiliki sifat-
sifat yang diturunkan oleh orang tuanya yang diperoleh sewaktu dalam
kandung kandungan sebagai kodrat pertama.
4) Kebudayaan mempunyai struktur
Cultur universal yang telah dikemukakan unsur-unsurnya dapat dapat
dibgai dalam bagian bagian kecil yang disebut traits complex lalu terbagi
dalam traits dan terbagi dalam items. Begitu pula dengan kebudayaan
nasional terdiri atas kkebudayaan suku-bangsa merupakan subkultural
yang dibagi lagi menurut daerah, agama, adat istiadat dan sebagainya.
5) Kebudayaan mempunyai nilai.

4
Nilai kebudayaan (culture value) adalah relatif, bergantung pada siapa
yang memberikan nilai, dan alat pengukur apa yang digunakan. Bangsa
timur misalnya cenderung mempergunakan ukuran rohani sebagai alat
penilayanya, sedangkan bangsa baarat dengan ukuran materi.

Nilai budaya mempunyai beberapa fungsi dalam kehidupan manusia. Menurut

Menurut Koentjaraningrat dalam karyanya Kebudayaan, Mentalitet,


Pembangunan dalam buku Supartono Widyosiswoyo (2004) menyebutkan bahwa
paling sedikit ada tiga wujud kebudayaan, yaitu :

a) Sebagai suatu kompleks dari idea-idea, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,


peraturan dan sebagainya.
b) Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat
c) Sebagai benda-benda hasil manusia.
B. Adat
Istilah adat berasal dari Bahasa Arab, yang diterjemahkan dalam Bahasa
Indonesia bermakna kebiasaan. Adat atau kebiasaan adalah tingkah laku seseorang
yang terus menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat luar
dalam waktu yang lama. Unsur-unsurnya adalah (yulia,2016):
a. Adanya tingkah laku seseorang
b. Di lakukan terus menerus
c. Adanya dimensi waktu
d. Di ikuti oleh orang lain.
Adat istiadat menunjukkan bentuk, sikap, tindakan (perubahan) manusia pada
masyarakat hukum adat untuk mempertahankan adat istiadat yang berlaku di
lingkungan wilayahnya. Adat istiadat terkadang dipertahankan karena kesadaran
masyarakatnya, tetapi tidak jarang pula adat istiadat dipertahankan dengan sanksi atau
akibat hukum sehingga menjadi hukum adat.
Istilah hukum adat pertama kali diperkenalkan secara ilmiah oleh Snouck
hurgronje, dalam bukunya yang berjudul “De Atjehers” menyebutkan istilah hukum
adat sebagai “adat recht” (Bahasa Belanda) yaitu untuk memberi nama pada satu
sistem pengendalian sosial (social control) yang hidup dalam Masyarakat Indonesia.
Istilah ini kemudian dikembangkan secara ilmiah oleh Van Vollenhoven yang dikenal

5
sebagai pakar Hukum Adat di Hindia Belanda (sebelum menjadi Indonesia). Hukum
Adat adalah aturan yang tidak tertulis dan merupakan pedoman untuk sebagian besar
orang-orang Indonesia dan dipertahankan dalam pergaulan hidup sehari hari baik di
kota maupun di desa.
Hukum adat mempunyai corak-corak tertentu, yaitu:
1. Bercorak Religius Magis
Pada dasarnya, masyarakat berpikir, merasa dan bertindak didorong
oleh kepercayaan (religi) kepada tenaga tenaga gaib (magis) yang mengisi,
menghuni seluruh alam semesta (dunia kosmos) dan yang terdapat pada
orang, binatang, tumbuh-tubuhan besar dan kecil, benda- benda; dan
semua tenaga itu membawa seluruh alam semesta dalam suatu keadaan
keseimbangan.
2. Bercorak Komunal atau Kemasyarakatan
Kehidupam masyarakat hukum adat selalu dalam wujud kelompok,
sebagai satu kesatuan yang utuh. Individu satu dengan yang lainnya tidak
dapat hidup sendiri, manusia adalah makluk sosial, manusia selalu hidup
bermasyarakatan, kepentingan bersama lebih diutamakan daripada
kepentingan perseorangan. Komunal artinya, yaitu:
a. Setiap warga mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya
b. Hak subyektif berfungsi sosial
c. Kepentingan bersama lebih diutamakan
d. Bersifat gotong royong
e. Sopan santun dan sabar
f. Sangka baik
g. Saling hormat menghormati .
3. Bercorak Demokrasi
Dalam kehidupan masyarakat segala hal selalu diselesaikan dengan
rasa kebersamaan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada
kepentingan-kepentingan pribadi sesuai dengan asas permusyawaratan dan
perwakilan sebagai sistem pemerintahan. Adanya musyawarah di Balai
Desa, setiap tindakan pamong desa berdasarkan hasil musyawarah dan lain
sebagainya.
4. Bercorak Kontan atau Tunai

6
Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan pada
saat yang bersamaan, yaitu peristiwa penyerahan dan penerimaan harus
dilakukan secara serentak, hal ini dimaksudkan agar menjaga
keseimbangan di dalam pergaulan bermasyarakat.
5. Bercorak Konkrit
Tiap-tiap perbuatan atau keinginan dalam hubungan hubungan hukum
tertentu harus dinyatakan dengan benda benda yang berwujud. Tidak ada
janji yang dibayar dengan janji, semuanya harus disertai tindakan nyata,
tidak ada saling mencurigai satu dengan yang lainnya. Pada umumnya,
masyarakat indonesia dalam melakukan perbuatan hukum selalu konkrit
(nyata). Contohnya, dalam perjanjian jual beli, si pembeli menyerahkan
uang atau uang panjar, itu suatu bentuk konkrit diberi tanda yang kelihatan,
terhadap obyek yang dikehendaki akan dibeli.

C. Nilai Budaya
Nilai menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. sesuatu itu berharga
sesuatu yang berharga atau berguna. Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang
disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, organisasi, lingkungan masyarakat,
yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol tertentu yang dapat
dibedakan satu dan lainnya sebagai perilaku dan perilaku lainnya tanggapan atas apa
yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-
simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai pokok moto
lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu (Afnan Fuadi,
2020):
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang tampak kasat mata (jelas);
2. sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat slogan, moto sesuatu
yang berharga, bermutu, tersebut;
3. kepercayaan yang tertanam (percaya sistem) yang mengakar dan menjadi
kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

Menurut pendapat seorang ahli menjelaskan bahwa suatu sistem nila budaya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia membagi nilai menjadi
tiga bagian yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Berikut penjabaranya:
yang yang dikutip oleh Koentjaraningrat (2009) dalam buku (Tilar A.R, 2002:20)
7
1) Nilai Material
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2) Nilai Vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yanng berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibedakan atas 4 macam antara lain :

1. Nilai kebanaran ( kenyataan) yang bersumber dari unsur akal manusia.

2. Nilai keindahan (estetika) yang bersumber dari unsur perasaan.


3. Nilai moral (kebaikan) yang bersumber dari unsur kehendak atau
kemauan (etika dan karsa)
4. Nilai religius ( nilai ke-tuhanan) yang bersumber dari keyakinan dan
kepercayaan manusia kepada sang pencipta.

Supartono Widyosiswoyo (2009:54) mengatakan bahwa fungsi nilai nilai


budaya sebagai berikut :

1) Nilai budaya berfungsi sebagai standar, yaitu standar yang menunjukan


tingkahlaku dari berbagai cara, yaitu :
a) Membawa individu untuk mengambil posisi khusus dalam masalah
sosial.
b) Mempengaruhi individu dalam memilih ideologi atau agama
c) Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan
orang lain.
d) Merupakan pusat pengkajian tentang proses-proses pembandingan
untuk menentukan individu bermoral dan kompeten.
e) Nilai digunakan untuk mempengaruhi orang lain atau mengubahnya
2) Nilai budaya berfungsi sebagai rencana umum dalam menyelesaikan
konflik dan pengambilan keputusan.
3) Nilai budaya berfungsi motivasional. Nilai memiliki komponen
motivasional yang kuat seperti halnya komponen kognitif, afektif, dan
behavioral

8
DAFAR RUJUKAN

Fuadi, Afnan. 2020. Keberagaman dalam Dinamika Sosial Budaya Kompetensi Sosial
Kultural Perekat Bangsa. Yogyakarta: Deepublish

Muslimin. 2015. Perilaku Antropologi Sosial Budaya dan Kesehatan. Yogyakarta:


Deepublish

Riswadi. 2020. Pendidikan Karakter Budaya Bangsa. Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesia

Yulia. 2016. Buku Ajar Hukukm Adat. Aceh: Unima Press

Jamaluddin. 2015. Hukum Adat di Indonesia: dalam dimensi sejarah dan


perkembangannya. Banda Aceh: GEI.

Yulia. 2016. Buku Ajar Hukum Adat. UnimaL Press

Anda mungkin juga menyukai