DISUSUN OLEH :
2022
A. Makna Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata
culture kemudian diartikan ke dalam bahasa indonesia sebagai "kultur" dengan
terjemahannya budaya. Sosiolog Kathy S Stolley (dalam Riswadi, 2020) menyatakan
bahwa budaya merupakan sebuah konsep yang luas. Budaya terbangun dari seluruh
gagasan (ide), keyakinan, perilaku, dan produk-produk yang dihasilkan secara
bersama, dan menentukan cara hidup suatu kelompok. Budaya meliputi semua yang
dikreasi dan dimiliki manusia tatkala mereka saling berinteraksi.
Beberapa defenisi kebudayaan menurut ahli (muslimin, 2015) yaitu:
1. E. B. Tylor, mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton, mengatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku
yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur pembentukannya didukung
dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
3. C. Kluckhohn dan W. H. Kelly, merumuskan bahwa kebudayaan adalah pola
hidup yang tercipta dalam sejarah yang eksplisit, implisit, rasional, irasional
dan non rasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang
potensial bagi tingkah laku manusia.
4. Selo Soemardjan, mengatakan bahwa kebudayaan merupakan semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan atau jasmaniah (material culture) yang diperlukan
oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar potensi atau hasilnya
dapat diabadikan pada keperluan masyarakat.
5. Koentjaraningrat, menggartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas ialah
pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan
keindahan, sebaliknya dalam arti yang luas yaitu seluruh total dari pikiran,
2
karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang
karena itu hanya bisa dicetuskan oleh mausia sesudah sesuatu proses belajar
3
1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport dan sebagainya)
2) Mata pencaharian hidup dan sitem-sitem ekonomi (pertanian, peternakan,
sitem produksi, sitem distribusi dan sebagainya)
3) System kemasyarakatan (system kekerabatan, organisasi politik, sistem hokum,
sitem perkawanan)
4
Nilai kebudayaan (culture value) adalah relatif, bergantung pada siapa
yang memberikan nilai, dan alat pengukur apa yang digunakan. Bangsa
timur misalnya cenderung mempergunakan ukuran rohani sebagai alat
penilayanya, sedangkan bangsa baarat dengan ukuran materi.
5
sebagai pakar Hukum Adat di Hindia Belanda (sebelum menjadi Indonesia). Hukum
Adat adalah aturan yang tidak tertulis dan merupakan pedoman untuk sebagian besar
orang-orang Indonesia dan dipertahankan dalam pergaulan hidup sehari hari baik di
kota maupun di desa.
Hukum adat mempunyai corak-corak tertentu, yaitu:
1. Bercorak Religius Magis
Pada dasarnya, masyarakat berpikir, merasa dan bertindak didorong
oleh kepercayaan (religi) kepada tenaga tenaga gaib (magis) yang mengisi,
menghuni seluruh alam semesta (dunia kosmos) dan yang terdapat pada
orang, binatang, tumbuh-tubuhan besar dan kecil, benda- benda; dan
semua tenaga itu membawa seluruh alam semesta dalam suatu keadaan
keseimbangan.
2. Bercorak Komunal atau Kemasyarakatan
Kehidupam masyarakat hukum adat selalu dalam wujud kelompok,
sebagai satu kesatuan yang utuh. Individu satu dengan yang lainnya tidak
dapat hidup sendiri, manusia adalah makluk sosial, manusia selalu hidup
bermasyarakatan, kepentingan bersama lebih diutamakan daripada
kepentingan perseorangan. Komunal artinya, yaitu:
a. Setiap warga mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya
b. Hak subyektif berfungsi sosial
c. Kepentingan bersama lebih diutamakan
d. Bersifat gotong royong
e. Sopan santun dan sabar
f. Sangka baik
g. Saling hormat menghormati .
3. Bercorak Demokrasi
Dalam kehidupan masyarakat segala hal selalu diselesaikan dengan
rasa kebersamaan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada
kepentingan-kepentingan pribadi sesuai dengan asas permusyawaratan dan
perwakilan sebagai sistem pemerintahan. Adanya musyawarah di Balai
Desa, setiap tindakan pamong desa berdasarkan hasil musyawarah dan lain
sebagainya.
4. Bercorak Kontan atau Tunai
6
Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus dilakukan pada
saat yang bersamaan, yaitu peristiwa penyerahan dan penerimaan harus
dilakukan secara serentak, hal ini dimaksudkan agar menjaga
keseimbangan di dalam pergaulan bermasyarakat.
5. Bercorak Konkrit
Tiap-tiap perbuatan atau keinginan dalam hubungan hubungan hukum
tertentu harus dinyatakan dengan benda benda yang berwujud. Tidak ada
janji yang dibayar dengan janji, semuanya harus disertai tindakan nyata,
tidak ada saling mencurigai satu dengan yang lainnya. Pada umumnya,
masyarakat indonesia dalam melakukan perbuatan hukum selalu konkrit
(nyata). Contohnya, dalam perjanjian jual beli, si pembeli menyerahkan
uang atau uang panjar, itu suatu bentuk konkrit diberi tanda yang kelihatan,
terhadap obyek yang dikehendaki akan dibeli.
C. Nilai Budaya
Nilai menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. sesuatu itu berharga
sesuatu yang berharga atau berguna. Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang
disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, organisasi, lingkungan masyarakat,
yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol tertentu yang dapat
dibedakan satu dan lainnya sebagai perilaku dan perilaku lainnya tanggapan atas apa
yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-
simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai pokok moto
lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu (Afnan Fuadi,
2020):
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang tampak kasat mata (jelas);
2. sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat slogan, moto sesuatu
yang berharga, bermutu, tersebut;
3. kepercayaan yang tertanam (percaya sistem) yang mengakar dan menjadi
kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Menurut pendapat seorang ahli menjelaskan bahwa suatu sistem nila budaya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia membagi nilai menjadi
tiga bagian yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Berikut penjabaranya:
yang yang dikutip oleh Koentjaraningrat (2009) dalam buku (Tilar A.R, 2002:20)
7
1) Nilai Material
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2) Nilai Vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yanng berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibedakan atas 4 macam antara lain :
8
DAFAR RUJUKAN
Fuadi, Afnan. 2020. Keberagaman dalam Dinamika Sosial Budaya Kompetensi Sosial
Kultural Perekat Bangsa. Yogyakarta: Deepublish
Riswadi. 2020. Pendidikan Karakter Budaya Bangsa. Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesia