Anda di halaman 1dari 23

Tugas Diskusi ISBD

Manusia Dan Kebudayaaan

Disusun oleh

Ega Ganjar Raharja 0101141083

Rafdi Haikal 0101141161

Oky Firmasyah Putra Pamungkas 0101141156

R. Resphan Priangga 0101141158

Bagus Susanto 0101141083


PENGERTIAN BUDAYA

Pengertian Budaya adalah mengatur agar manusia dapat mengerti


bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau
mereka berhubungan dengan orang lain. Istilah Budaya berasal dari
kata Culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya
dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere” yang berarti
mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau petani.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabdikan pada keperluan masyarakat.

Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-


orang yang hidup bermasyarakat dan antara lain menghasilkan filsafat
serta ilmu pengetahuan, baik yang berwujud murni, maupun yang telah
disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa
dan Karsa dinamakan kebudayaan rohaniah (spritual dan immaterial
culture).

Dalam konteks ini, hasil rasa masyarakat mewujudkan norma-norma


dan nilai-nilai kemasyarakatan yang sangat perlu untuk mengadakan
tata tertip dalam pergaulan kemasyarakatan. Hal ini dimaksudkan untuk
melindungi dari kekuatan-kekuatan yang buruk yang tersembunyi dalam
masyarakat. Dengan demikian, hakikatnya penciptaan norma-norma
dan kaidah-kaidah adalah merupakan petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam pergaulan
hidup.
Oleh karena itu, setiap masyarakat terdapat apa dinamakan pola-pola
perilakuan (pattern of behavior). Pola-pola perilakuan tersebut adalah
cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama daripada orang-orang
yang hidup bersama dalam masyarakat yang harus diikuti oleh semua
anggota masyarakat tersebut. Pola perilakuan masyarakat sangat
dipengaruhi oleh kebudayaannya.

Pengertian Budaya Menurut Para Ahli


Pengertian budaya menurut Edward Burnett Tylor yang mengungkapkan
bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan dari
yang rumit atau kompleks yang dalam telah terkandung kesenian, moral,
adat istiadat, hukum, kepercayaan, pengetahuan dan berupa
kemampuan-kemampuan yang lain yang diterima dari seseorang yang
menjadi anggota masyarakat.

Pengertian Budaya atau kebudayaan menurut C. Kliucckhohn yang


menyatakan bahwa pengertian budaya adalah suatu sistem mata
pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan, sistem pengetahuan,
sistem kesenian, bahasa, religi, upacara keagamaan dan sistem
organisasi masyarakat.

Pengertian budaya atau kebudayaan menurut Andreas Eppink yang


menyatakan bahwa penegrtian budaya atau kebudayaan adalah
sesuatu yang mengandung bentuk dari seluruh pengertian tentang nilasi
sosial, ilmu pengetahuan, norma sosial serta keseluruhan dari struktur-
struktur sosial, religius dan lain-lainnya, serta mengandung segala
pernyataan intelektual dan artisitk yang menjadi ciri khas dari suatu
masyarakat.
Pengertian budaya atau kebudayaan menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat
yang menyatakan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah
keseluruhan pada sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya dari
manusia didalam rangka berkehidupan bermasyarakat yang telah
dijadikan sebagai miliki diri manusia dengan belajar. Hal itu berarti
bahwa memang hampir dari seluruh tindakan manusia merupakan
kebudayaan karena hanya sedikit dari tindakan manusia didalam rangka
kehidupan bermasyarakat yang tidak butuh dibiasakan dengan
melakukan belajar, seperti refleks, tindakan naluri, beberapa adanya
tindakan akibat dari proses fisiologi, atau perilaku jika dia sedang
membabi buta. Bahkan tindakan manusia itu merupakan suatu
kemampuan naluri yang sudah terbawa oleh makhluk manusia yang
didalam gennya secara bersama seperti minum, berjalan dan makan,
dan juga dirombak olehnya menjadi suatu tindakan yang
berkebudayaan.

Pengertian budaya atau kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara yang


mengungkapkan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah
suatu buah budi manusia yang berasal dari hasil perjuangan manusia
terhadap adanya dua pengaruh yang kuat yaitu zaman (kodrat dan
masyarakat) dan alam yang merupakan suatu bukti dari kejayaan hidup
manusia untuk bisa mengatasi segala macam rintangan dan kesukaran
yang ada didalam hidup dan penghidupannya yang berguna untuk
mencapai suatu kebahagiaan dan keselamatan yang pada lahirnya telah
bersifat damai dan tertib.
Pengertian Budaya atau kebudayaan menurut Malinowski yang
menyebutkan bahwa pengertian budaya atau kebudayaan adalah yang
prinsipnya berdasar atas segala bentuk sistem dari kebutuhan manusia.
Pada setiap tingkat kebutuhan tersebut menghadirkan suatu corak
budaya yang begitu khas. Semisal, berguna untuk memenuhi kebutuhan
manusia akan hidup keselamatannya maka timbullah kebudayaan yang
berupa suatu perlindungan yaitu seperangkat budaya dalam bentuk
yang tertentu semisal lembaga kemasyarakatan.

Pengertian budaya atau kebudayaan menurut E.B Taylor didalam


bukunya “Primitive Culture” menyatakan bahwa pengertian budaya atau
kebudayaan adalah sebuah satu kesatuan atau jalinan yang rumit yang
mencakup kesenian, hukum, susila, adat-istiadat, pengetahuan dan
kesanggupan-kesanggupan yang lainnya yang telah diperoleh dari
seseorang sebagai suatu anggota masyarakat.

Pengertian budaya atau kebudayaan menurut Alfred G Smith yang


mengungkapkan bahwa pengertian budaya adalah suatu kode yang
telah kita pelajari secara bersama dan untuk hal itu dibutuhkan adanya
komunikasi. Komunikasi tersebut membutuhkan adanya pengkodean
dan simbol-simbol yang mesti dipelajari. Godwin C Chu telah
mengatakan bahwa setiap pola budaya dan pada setiap tindakan
tersebut telah melibatkan komunikasi. Untuk bisa dipahami maka
keduanya mesti dipelajari secara bersama sama. Budaya tidak akan
bisa terpahami tanpa kita mempelajari komunikasi dan komunikasi
tersebut hanya bisa terpahami dengan kita bisa memahami budaya
yang menjadi pendukungnya.
PERWUJUDAN KEBUDAYAAN

Wujud kebudayaan menurut J.J. HOENIGMAN, adalah :

Gagasan (wujud ideal)


Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya
yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran
warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan
mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut

Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam
kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai
contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada
tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
ISI DAN SUBTANSI KEBUDAYAAN

Adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,


dan etos kebudayaan

A. Sistem Pengetahuan
Manusia mampu hidup dan membentuk budaya tertentu dengan cara
belajar. Adapun substansi dari Sistem Pengatahuan, terdiri dari :

1) Alam sekitar
Kemampuan manusia untuk bertahan hidup dengan cara menyesuaikan
diri dengan alam yang ada di sekitarnya.

2) Flora Fauna
Manusia hidup berburu dan bercocok tanam dan memanfaatkan flora
dan fauna yang ada di sekitarnya

3) Zat-Zat
Manusia mempercayai adanya hal-hal ghaib sehingga memunculkan
kepercayaan tertentu (animisme, dinamisme, politheisme, totemisme,
monotheisme)

4) Sifat Tingkah Laku


Tumbuh dan dipelajari terkait obyek tertentu dan berhubungan dengan
motivasi, perasaan, emosi seseorang ketika berhubungan dengan orang
lain
5) Ruang dan Waktu
Manusia belajar untuk memprediksi kondisi masa depan dengan
mengetahui pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian di masa
lampau.

B. Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu


masyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu dipercaya
kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkannya.

C. Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini


akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan
dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis
pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan
sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan
yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu
dipercaya. Dalam agama terdapat kebenarankebenaran yang dianggap
diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung
kepada manusia.

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah


manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
a. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia.
Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Kepercayaan Kepada Orang Lain


Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada
terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya. Karena ada
ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena ucapannya”.

c. Kepercayaan Kepada Pemerintah


Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari
rakyat, dan milik rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma
pada negara. Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan
negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga
kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak
adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi
hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun
pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar,
karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia
sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.

d. Kepercayaan Kepada Tuhan


Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena
keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh
Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang
dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena
itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka
manusia harus percaya kepada Tuhan.

D. Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana


seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-
masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang
berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa
persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap
lingkungan. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek,
penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran
terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara
mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins
(2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan,
yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan mereka.

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan


proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang
mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan
dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia
luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan
rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses
pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera
yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai
suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti
umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan
membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan
bertindak.

Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua


pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang
sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana
seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas
mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Sebagian besar dari individu menyadari bahwa
dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan,
jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat
sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan


kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau
konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut.
Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu
baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali,
dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu
namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah
bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu
timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu.

Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka


individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita
miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga
(Taniputera, 2005). Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana
seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukanmasukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada
dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan
gambaran yang berarti.

E. Etos Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat, etos adalah watak khas dari suatu


kebudayaan yang tampak (dari luar). Contoh etos antara lain, gaya
tingkah laku, kegemaran, atau benda-benda hasil budaya yang khas.
Menurut Clifford Geertz, etos budaya adalah sifat, watak, dan kualitas
kehidupan sekelompok masyarakat atau bangsa. Termasuk ke dalam
cakupan etos adalah moral, sikap perilaku, dan gaya estetika atau
kepekaan seseorang terhadap seni dan keindahan. Berikut ini contoh
etos budaya orang Jawa. Watak khas orang Jawa penuh ketenangan
dan kepasrahan diri. Disamping itu, pada pribadi orang Jawa terpancar
adanya keselarasan, moral yang tinggi, kejujuran, dan dapat menerima
keadaan sebagaimana adanya.
SIFAT DAN SISTEM BUDAYA

Etnosentis
Kebudayaan ini beranggapan bahwa kebudayaannyalah yang terbaik
diantara budaya-budaya yang dimiliki orang lain. Etnosentrisme
cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing,
etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan
budayanya sendiri.

Contoh : kebiasaan memakai koteka bagi masyarakat papua


pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga
papua pedalaman, memakai koteka mungkin adalah hal yang sangat
memalukan. Tapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka
dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu
kebanggan.

Universal
Kebudayaan universal adalah kebudayaan yang mencari jawab atas
problematika masyarakat, bukan apologi terhadap kesenian, tidak pula
apriori terhadap politisasi massa. Tetapi, lebih pada rasionalitas melihat
dan menjangkau ke depan demi perkembangan masyarakat majemuk
Indonesia.

Contoh : Sigit dari Indonesia dan James dari Inggris sama-sama


memiliki kebudayaan (bersifat universal). Namun, Sigit memiliki pola
perilaku untuk menerima sesuatu selalu menggunakan dengan tangan
kanan. Sementara James memiliki pola perilaku untuk menerima
sesuatu bisa dengan menggunakan tangan kanan atau kiri (ciri khusus
kebudayaannya).
Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Contoh : Bangunan rumah di daerah Kota, Jakarta Utara dan Juga


Museum Fatahillah Jakarta merupakan wujud akulturasi dari
kebudayaan yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa ketika menjajah
Indonesia. Bangunan Museum Fatahillah menyerupai Istana Dam di
Amsterdam, yang terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di
bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai
kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai
sebagai penjara.

Adaptif
Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri.
Kebudayaan adalah sebuah keberhasila mekanisme bagi spesis
manusia. Kebudayaan memberikan kita sebuah keuntungan selektif
yang besar dalam kompetisi bertahan hidup terhadap bentuk kehidupan
yang lain.

Contoh : Adaptasi terhadap budaya luar, karena terjadinya bencana


alam masyarakat yang berara pada daerah terebut harus pindah ke
daerah lain yang memiliki budaya berbeda.
Dinamis (flexible)

Kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah atau bersifat


dinamis. Tanpa adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun
dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan
ada individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan
memperkenalkan variasi -variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya
akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian
dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek dalam
lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada
akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi tersebut.

Contoh : Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau


perkembangan, walaupun kecil dan sering kali tidak dirasakan oleh
anggota-anggotanya. Coba perhatikan corak pakaian pada potret nenek
anda ketika masih muda, lalu bandingkan dengan corak pakaian anda
saat ini. Tentu keduanya berbeda. Itulah contoh kecil perubahan dalam
masyarakat. Umumnya, unsur kebedaan seperti teknologi lebih terbuka
terhadap proses perubahan, dibandingkan dengan unsur rohani seperti
moral dan agama yang cenderung statis.

Integratif (Integrasi)
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas
masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu : Pengendalian
terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial
tertentu membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur
tertentu Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang
dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-
unsur sosial atau kemasyarakatan.

Contoh : Sekelompok yang pergi kesuatu daerah yang budayanya


berbeda dengan daerah asalnya maka sekelompok masyarakat tersebut
sebagai kebudayaan minoritas yang harus bersikap komformitas
terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara


manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di
ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu
untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah
di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia
bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia
dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia
itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan
ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup
ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus
hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.


Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai
kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan
alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak
dan berprilaku didalam pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada


lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan
memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar.
Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan
seseorang dapat mengetahui, mengapa suatulingkungan tertentu akan
berbeda dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang
berbeda pula.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan
dan lingkungan:

1. Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada


lingkungan natural seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
2. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan
beserta proses sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat
dan nilai-nilai.
3. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada
persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap
masyarakat mengenai lingkungannya.
4. Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana
masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out Carries ProducT, Meliputi hasil tindakan manusia seperti
membangun rumah, komunitas dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku
dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola
tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Proses Dan Perkembangan Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya
kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk
kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh
dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar


dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya
kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu
kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana
kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi
tuntunan yang dihadapinya.

Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-


faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan
sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring
dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi)
yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan


disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau
kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu
kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya
perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah
tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun,
perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu
penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah
dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang
tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak
jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan
budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di
masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang
sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Problematika Dengan Kebudayaan

Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami


beberapa problematika atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu :

1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup


dan sistem kepercayaan.

2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut


pandang atau persepsi.

3. hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau


kejiwaan.

4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan


masyarakat lainnya.

5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal


yang baru

6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan


melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal
dengan paham Etnosentrisme.

7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai