Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS DAN SEMANTIK BAHASA ARAB

Makalah Disusun untuk Memenuhi Mata Tugas Kuliah

Dirosah Taqobuliyah Wa Taklil Akhto

Dosen Pengampu : Dian Rizky Amalia, M.Pd.

Oleh :

Laila Nur Husna ( 191270026 )

Siti Nur Azizah (191270030)

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU(IAIMNU)

METRO – LAMPUNG

2022M / 1444 H
ABSTRAK

Dalam kegiatan berbahasa sering terdapat kesalahan, ini disebabkan beberapa masalah
yang ada pada kemampuan penggunaan bahasa pertama dan bahasa kedua. Beberapa
pembelajar tidak menyadari bahwa bahasa yang digunakan masih memiliki banyak
kesalahan. Pelanggaran dalam kesalahan ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga
merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Si
pembelajar bahasa belum menginternalisasikan kaidah bahasa (kedua) yang dipelajarinya.
Dengan diadakan analisis kesalahan diharapkan para pembelajar bahasa di tingkat manapun
dapat meminimalkan kesalahan dalam bahasanya. Analisis kesalahan bahasa adalah suatu
proses yang didasarkan pada analisis kesalahan orang terpelajar dengan suatu objek (bahasa)
yang telah ditargetkan. Bahasa yang ditargetkan dapat berupa bahasa ibu atau bahasa target.

Sintaksis adalah bagian dari ilmu bahasa , sintaksis mendiskripsikan kalimat di


bangun dari kosa kata . selain itu dalam sintaksis juga mendeskripsikan kelas kata apa yang
memiliki potensi untuk menempati posisi tertentu dalam kalimat , jenis - jenis kalimat , dan
perubahan - perubahan kalimat .

Semantik diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari makna , membicarakn


makna , bagian mula adanya makna sesuatu , bagaimana perkembanganya , dan mengapa
terjadi perubahan makna dalam bahasa .

Kata Kunci : Analisis Kesalahan, sintaksis, semantik

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Analisis kesalahan berbahasa merupakan sebuah proses yang didasarkan pada


analisis kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek (yaitu bahasa) yang sudah
ditargetkan. Bahasa yang ditargetkan tersebut dapat berupa bahasa ibu maupun bahasa
sasaran. Seseorang yang ingin memiliki suatu bahasa tentulah dia harus
mempelajarinya. Mempelajari dalam arti melatih berulang-ulang dengan pembetulan
diberbagai hal merupakan suatu peristiwa yang wajar ketika mempelajari suatu
bahasa. Analisis kesalahan terutama dikenakan pada bahasa yang sedang ditargetkan.
Analisis kesalahan sangat berguna sebagai alat pada awal-awal dan selama tingkat-
tingkat variasi program pengajaran target dilaksanakan. Tindakan pada pemulaan
dapat membuka pikiran guru, perancang khusus bahasa, penulis buku pelajaran atau
pun pemerhati bahasa untuk megatasi keruwetan bidang bahasa yang dihadapkan pada
siswa. Dikatakan oleh Corder bahwa baik penuturan asli maupun bukan penuturan asli
sama-sama mempunyai kemungkinan berbuat kesalahan berbahasa. Berdasarkan
berbagai pendapat tentang pengertian kesalahan berbahasa yang telah disebutkan di
atas, dapatlah dikemukakan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian
bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata , kalimat,
paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa. Kesalahan sintaksis adalah
kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidak
tepatan pemakaian partikel. Dan kesalahan sintaksis pada bahasa arab merupakan
kesalahan dari segi i’rab (harakat akhir huruf pada setiap kalimat sesuai
kedudukannya dan susunannya). Kesalahan semantik atau leksikon merupakan
kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian analisis kesalahan bahasa ?


2. Pengertian analisis sintaksis ?
3. Pengertian analisis semantik?

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Kesalahan Bahasa

Dalam bukunya yang berjudul “Common Error in Languange Learning” George


mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk
tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tutran yang
tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-
bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang
menyimpang dari kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert
Valdman yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum
mengadakan pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan
berbahasa adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan.

Dikemukakan oleh Corder bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa


adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat
fisik, melainkan juga merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan
penguasaan terhadap kode. Si pembelajar bahasa belum menginternalisasikan kaidah
bahasa (kedua) yang dipelajarinya. Dikatakan oleh Corder bahwa baik penuturan asli
maupun bukan penuturan asli sama-sama mempunyai kemungkinan berbuat
kesalahan berbahasa. Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian kesalahan
berbahasa yang telah disebutkan di atas, dapatlah dikemukakan bahwa kesalahan
berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit
kebahasaan yang meliputi kata , kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem
kaidah bahasa. Beberapa pandangan terhadap kesalahan berbahasa adalah suatu
peristiwa yang bersifat interen dalam setiap pemakaian bahasa baik secara lisan
maupun tulisan1.

Sebagai seorang guru atau calon seorang guru yang sedang berpraktik mengajar
bahasa Arab, apabila diperhatikan dengan seksama, kita akan menemukan
kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa. Kesalahan-kesalahan itu ternyata dapat kita
pilah dalam dua kategori, Yaitu kategori kesalahan dalam bidang keterampilan dan
kesalahan dalam bidang lingustik. Kesalahan yang berhubungan dengan
keterampilan terjadi pada saat siswa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sedangkan kesalahan dalam bidang linguistik meliputi tata bunyi, tata bentuk kata,
dan tata kalimat. Bahasa Arab merupakan bahasa ke- dua, pengajaran bahasa Arab
dimulai sejak taman kanak-kanak. Ini berarti bahwa pembinaan bahasa telah dimulai
sejak dini. Namun ternyata masih banyak terdapat kesalahan dan persoalan dalam
berbahasa Arab. Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa
Indonesia ialah adanya pengaruh bahasa ibu. Pengaruh itu ada yang berkaitan

iv
1
dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan ada pula yang berhubungan dengan tata kalimat.2

1. Sumber-Sumber Analisis Kesalahan Berbahasa

Proses kesalahan berbahasa berbeda dengan sumber kesalahan berbahasa.


Sumber kesalahan berbahasa akan melacak dari mana asal usul kesalahan berbahasa
itu; faktor apa yang menyebabkan atau yang mencari sumber terjadinya kesalahan
berbahasa. Tetapi, proses kesalahan berbahasa akan lebih menekankan bagaimana
runtutan perubahan peristiwa dalam kesalahan berbahasa itu dan bukan pada sumber
kesalahan. Dalam pembicaraan tentang topik sumber kesalahan berbahasa, transfer
bahasa digunakan sebagai sarana untuk mengetahui sumber kesalahan berbahasa.
Sumber kesalahan berbahasa itu ialah bahasa pertama pembelajar maupun bahasa
kedua yang sedang di pelajarinya. Transfer bahasa dalam proses kesalahan berbahasa
akan berbicara tentang proses terjadinya kesalahan, khususnya yang ditransfer dari
bahasa pertama. Analisis kesalahan berbahasa merupakan sebuah proses yang
didasarkan pada analisis kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek (yaitu
bahasa) yang sudah ditargetkan. Bahasa yang ditargetkan tersebut dapat berupa
bahasa ibu maupun bahasa sasaran. Seseorang yang ingin memiliki suatu bahasa
tentulah dia harus mempelajarinya. Mempelajari dalam arti melatih berulang-ulang
dengan pembetulan diberbagai hal merupakan suatu peristiwa yang wajar ketika
mempelajari suatu bahasa. Analisis kesalahan terutama dikenakan pada bahasa yang
sedang ditargetkan. Analisis kesalahan sangat berguna sebagai alat pada awal-awal
dan selama tingkat-tingkat variasi program pengajaran target dilaksanakan. Tindakan
pada pemulaan dapat membuka pikiran guru, perancang khusus bahasa, penulis buku
pelajaran atau pun pemerhati bahasa untuk megatasi keruwetan bidang bahasa yang
dihadapkan pada siswa.

2. Penyebab Kesalahan Berbahasa

Pangkal penyebab kesalahan berbahasa ada pada orang yang menggunakan


bahasa bukan pada bahasa yang digunakan. Ada tiga kemungkinan penyebab
seseorang salah dalam berbahasa, antara lain :
1. Terpengaruh bahasa yang lebih dulu dikuasainya. Ini dapat berarti bahwa
kesalahan berbahasa dapat disababkan oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa
pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang dipelajari si pembelajar.
Dengan kata lain sumber kesalahan terletak pada perbedaan sistem linguistik B1
dengan sistem linguistik B2.
2. Kekurangpahaman pemakaian bahasa terhadap bahasa yang dipakainya.
Kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah bahasa yang dipelajari. Dengan
kata lain, salah satu kekeliruan dalam menerapkan kaidah bahasa, misalnya :
kesalahan generalisasi, aplikasi kaidah bahasa secara tidak sempurna, dan kegagalan
mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah bahasa.
1
Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta 2011), h. 114
22 Abdul chear, Linguistik Umum, (Ja karta: Rineka Cipta 2004), h. 77

v
3. Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini
berkaitan dengan bahasa yang diajarkan atau yang dilatihkan dan cara pelaksanaan
pengajaran. Bahan pengajar menyangkut masalah sumber, pemilihan, penyususnan,
pengurutan, dan penekanan. Cara pengajaran menyangkut masalah pemilihan tektik
penyajian, langkah-langkah dan urutan penyajian, intensitas dan kesinambungan
pengajaran, dan alat- alat bantu dalam pengajaran. Faktor ketidaktahuan atau tidak
diterapkannya kaidah bahasa juga merupakan persoalan tersendiri, karena ini juga
disebabkan oleh berbagai macam alasan, seperti tingkat kesulitan kaidah bahasa Arab
itu sendiri, ketidaksesuaian antara contoh-contoh kaidah yang diajarakan dengan
kenyataan sehari-hari yang dibutuhkan (seperti kaidah istighol), dan cara pengajaran
kaidah yang tidak efektif, misalnya kaidah dibelajarkan dengan cara menghafal
semata.
Faktor asumsi-asumsi yang salah biasanya terjadi pada pemahaman awal suatu
konsep kebahasaan. Misalnya saja, pelajaran memahami bahwa kata benda yang tidak
diakhiri denga ta’ marbuthah adalah mudzakar. Asumsi dasar ini kemudian
teraplikasikan ketika menggunakan kata serupa tetapi termasuk muannast majazi,
seperti kata-kata: ‫شمس‬, ‫سىق‬, ‫ درب‬dan sebagainya. Terlepas dari semua itu, banyak
faktor yang menjadi sumber kesalahan pelajar dalam berbahasa. Diantaranya adalah
situasi dan kondisi belajar yang tidak kondusif, ketidak sesuaian tujuan umum
maupun khusus yang dirumuskan, tingkat kesulitan materi, metode penyajian dan
sistematika buku ajar yang tidak releven, metode guru dalam pembelajaran bahasa
yang tidak cocok, bahasa guru atau dosen itu sendiri yang belum benar berikut model
interaksi antara guru-siswa yang tidak komunikatif. Dengan demikian faktor-faktor
yang mempengaruhi siswa atau mahasiswa yang mengalami kesalahan berbahasa itu
sangat komplek dan multidimensional, baik bersifat lingustic, psikologis, sosiologis,
maupun pedagosis dan edukasional.

3. Signifikasi Analisis Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Berdasarkan tatanan linguistik, kesalahan berbahasa diklasifikasikan menjadi:


kesalahan berbahasa pada bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa,
kalimat), semantik, dan wacana.

2. Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat diklasifikasikan


menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

3. Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud kesalahan
berbahasa secara lisan dan secara tertulis.

4. Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat diklasifikasikan menjadi


kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan berbahasa karena interferensi.

vi
3

5. Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat diklasifikasikan atas


kesalahan berbahasa yang paling sering, sering, sedang, kurang, dan jarang.
Sedangkan ragam kesalahan atau taksonomi berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi
empat yaitu :
1. Taksonomi segi linguistic
2. Taksonomi siasat permukaan
3. Taksonomi komparatif
4. Taksonomi efek komunikatif

B. Kesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa,
klausa, atau kalimat, serta ketidak tepatan pemakaian partikel. Dan kesalahan
sintaksis pada bahasa arab merupakan kesalahan dari segi i’rab (harakat akhir
huruf pada setiap kalimat sesuai kedudukannya dan susunannya). Berikut contoh-
contoh kesalahan sintaksis yang dilakukan oleh peserta didik.

Bentuk kesalahan Sebab Kesalahan Koreksi


M‫في الكتاب عائشة تقرأ المكتبة‬ Penerapan kaidah yang ‫المكتبة في الكتاب عائشة تقرأ‬
kurang sempurna

Kesalahan sintaksis merupakan kesalahan yang sering dilakukan oleh peserta


didik, hal ini tertera pada hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat
enam kesalahan terbanyak dibandingkan dengan kesalahan yang terjadi pada
paparan data kesalahan lainnya. Adapun analisis terhadap kesalahan tersebut
adalah sebagai berikut:

Kesalahan yang terdapat pada i’rob kata ’’‫’’عائشة‬. Kata tersebut adalah kata
bentuk isim ghoiru munshorif yaitu isim yang tidak menerima tanwin, akan tetapi
para pelajar sering memberikan atau dalam pengucapannya dengan menggunakan
tanwin dan itu tidak sesuai dengan kaidah nahwu. Seharusnya yang benar adalah “َ
‫ في الكتاب عائشة تقرأ‬M‫”المكتبة‬.

C. Kesalahan Semantik

3
Muhamad Ramlan, Ilmu bahasa Indonesia, (Yogyakarta: CV. Karyo, 1987), h. 22
Ditargetkan

4 Nanik Setyawati, analisis kesalahan berbahasa indonesia, (Surakarta: Yuma pustaka, 2010), h. 15-16

vii
Kesalahan semantik atau leksikon merupakan kesalahan memakai kata yang tidak
atau kurang tepat berikut dari data kesalahan semantik yang dilakukan oleh
peserta didik:

Bentuk kesalahan Sebab kesalahan Koreksi


Terpengaruh
‫من السماك يوجد اخ البحر‬ bahasa pertama (bahasa ‫في السماك يوجد اخ البخر‬
ibu)

Berdasarkan tabel di atas menuntukkan bahwa pola kesalahan yang dilakukan


oleh pelajar (LPBA) yang dilakukan adalah sama, yaitu kurang tepatnya dalam
memilih kata yang sesuai sehingga menyebabkan kekacauan makna. Pada ikalimat
yang ipertama , kekurang tepatan pada penggunaan huruf jer yang awalnya “‫”من‬
sehingga huruf jer tersebut kurang tepat untuk kalimat tersebut, yang mana
penggunaan huruf jer yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah “‫ ”في‬yang
berarti”‫ البحر في السمك يوجد اخ‬.”

1. Sebab Kesalahan Berbicara Bahasa Arab

a. Interferensi bahasa pertama (ibu) Terpengaruhnya bahasa yang lebih dulu


dikuasainya, ini bahwasannya kesalahan berbicara bahasa arab pada peserta didik,
disebabkan oleh interferensi bahasa pertama (ibu).

b. Ketidak mampuan (belum terbiasa) melafalkan huruf hija’iyah sesuai makharijul huruf
Banyak dari peserta didik mengangap wajar terhadap kesalahan dalam pelafalan huruf
hijaiyah, oleh karenanya ketidak mampuan peserta didik dalam melafalkan huruf hijaiyah
yang benar dapat merubah makna kata atau kalimat yang digunakan dalam pengucapan.

c. Kurangnya pengetahuan mufrodat (kosa ikata) Minimnya pengetahuan mufrodat (kosa


kata) merupakan sebab atau ifaktor yang sangat berpengaruh terhadap kesalahan
berbicara bahasa arab, karena mufrodat (kosa ikata) adalah kunci utama dalam
mendukung kemampuan berbicara bahasa arab.

d. Kurangnya pemahaman kaidah bahasa arab Dalam pemahaman kaidah bahasa arab
merupakan hal yang penting dalam pembelajaran berbicara bahasa arab, oleh sebab itu
banyak dari peserta didik yang tidak terlalu mementingkan kaidah bahasa arab yang baik
dan benar, sehingga menjadi keterbiasaan yang tidak baik.

e. Musyrifah kurang berperan aktif dalam pembelajaran bahasa arab Peran aktif
musyrifah sangat penting dalam pembelajaan berbicara bahasa arab pada peserta didik,
dengan kewajiban peserta berbicara bahasa arab dalam kegiatan sehari-hari, tentu Banyak
dari Peserta didik melakukan kesalahan berbicara bahasa arab. Dan sesuai fenomenaiyang
ada musyrifah di lembaga pengembangan bahasa asing (LPBA) tidak langsung

viii
mengoreksi kesalahan pengucapan bahasa arab siswa, sehingga menjadi keterbiasaan
yang tidak baik.

3. Solusi Terhadap Tesalahan Peserta Didik Dalam berbicara Bahasa arab Pelafalan atau
kalam yang benar dan tepat dalam berbahasa arab akan mencapai tujuan yang tepat dari
sebuah komunikasi, mengingat bahwa hakihat dari bahasa sendiri adalah komunikasi.
Pelafalan atau kalam yang tidak baik dan tepat dapat merubah atau menimbulkan
perbedaan arti.

2. Solusi Terhadap Tesalahan Peserta Didik Dalam berbicara Bahasa arab


a. Peran musyrifah (pengurus LPBA)
Teori dalam pembelajaran bahasa arab sangat penting, oleh sebab itu
musyrifah harus berperan aktif dalam pembelajaran, seperti: memberikan contoh
pengucapan bahasa arab yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa arab
agar peserta didik terbiasa berbicara bahasa arab yang baik dan benar, musyrifah
segera membenarkan atau mengoreksi ucapan peserta didik ketika melakukan
kesalahan dalam pengucapan bahasa arab dengan demikian hal tersebut mencegah
terjadinya kesalahan berbicara bahasa arab dengan turun-temurun.

b. Keaktifan qismul lughah

Qismul lughah di lembaga pengembangan bahasa asing (LPBA) madrasah


sekolahan menjadi perantara untuk mencegah terjadinya kesalahan berbicara
bahasa arab kepada peserta didik. Selain teori, praktik juga sangat penting dalam
pembelajaran berbicara bahasa arab. qismul lughah di lembaga pengembangan
bahasa asing (LPBA) madrasah sekolah adalah salah satu devisi yang terdapat
dalam organisasi di lembaga pengembangan bahasa asing (LPBA)madrasah
sekolah yang dikhususkan untuk mengurus perkembangan bahasa arab peserta
didik. Berdasarkan hasil penelitian banyak dari peserta didik cenderung
meremehkan kesalahan-kesalahan dalam berbicara bahasa arab, oleh karenanya
Pengurus qismul lughah di lembaga pengembangan bahasa asing (LPBA)
madrasah sekolah menjadi perantara untuk mencegah terjadinya kesalahan
berbicara bahasa arab kepada peserta didik seperti halnya: menempelkan dan
memperbanyak tulisan ucapan-ucapan bahasa arab yang sesuai dengan kaidah
bahasa arab agar peserta didik terbiasa dengan pembelajaran bahasa arab yang
sesuai dengan kaidah bahasa arab, mengadakan kegiatan muhawarah untuk
melatih pengucapan bahasa arab peserta didik yang baik dan benar.

c. Memperbanyak ipengetahuan

mufrodat (kosa ikata) Dengan memperbanyak pengetahuan mufrodat (kosa


kata) dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam pengucapan bahasa

ix
iarab. dan dapat meminimalisirkan kesalahan berbicara bahasa arab karena
menurut hasil observasi, peneliti menemukan kesalahan berbicara peserta didik
disebabkan dengan ketidaktahuan peserta didik terhadap kosa kata sehingga
mudah bagi mereka melakukan kesalahan berbicara bahasa arab, dengan
memperbanyak mufrodat upaya peserta didik menambah wawasan dan
meminimalisirkan kesalahan berbicara bahasa arab.

d. Menghilangkan kebiasaan dalam penyamarataan bahasa arab

Peserta didik yang cenderung menyamaratakan bahasa arab dengan bahasa


yang lebih dahulu diketahui (bahasa ibu). Agar peserta didik menerapkan
pengucapan-pengucapan bahasa arab sesuai dengan kaidah bahasa arab, sehingga
menjadi kebiasaan pengucapan bahasa arab yang baik. Seperti contoh: lebih
mengoptimalkan kegiatan yang sudah ada di lembaga pengembangan bahasa asing
madrasah sekolah , seperti kegiatan khitobah bahasa arab (pidato), munaqasah
(berdiskusi), munadzarah.

e. Memberikan ta’zir (hukuman)

Memberikan ta’zir (hukuman) kepada peserta didik yang melakukan kesalahan


berbicara bahasa arab.hal tersebut upaya peserta didik menganggap kesalahan
berbicara bahasa arab merupakan hal yang tidak wajar, dengan memberikan
ta’zirhukuman) yang menghubungkan hukuman tersebut dengan kesalahan
mereka agar dapat mengoreksi, lalu membenarkan terhadap kesalahan berbicara
bahasa arab yang telah diperbuat oleh peserta didik

x
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat beberapa bentuk kesalahan yaitu: terdapat 4 komponen dari


bentuk kesalahan berbicara bahasa arab yang dilakukan oleh peserta didik,
yaitu: fonologi, morfologi, sintaksis, dan kesalahan semantik.

1. Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa,


klausa, atau kalimat, serta ketidak tepatan pemakaian partikel. Dan
kesalahan sintaksis pada bahasa arab merupakan kesalahan dari segi i’rab
(harakat akhir huruf pada setiap kalimat sesuai kedudukannya dan
susunannya). Berikut contoh-contoh kesalahan sintaksis yang dilakukan
oleh peserta didik.

2. Kesalahan semantik atau leksikon merupakan kesalahan memakai kata


yang tidak atau kurang tepat berikut dari data kesalahan semantik yang
dilakukan oleh peserta didik:

Dan sebab terjadinya kesalahan tersebut adalah terpengaruhnya oleh


bahasa yang lebih dulu diketahui (Bahasa Ibu), kurangnya pemahaman
kaidah bahasa arab, musyrifah tidak mengoreksi kesalahan peserta didik
sehingga menjadi kebiasaan yang tidak baik, serta kekurang pahaman
peserta didik terhadap penyesuaian kata yang dipakainya (Bahasa Arab).
Solusi untuk mengatasi kesalahan berbicara bahasa arab pada peserta didik
tersebut adalah musyrifah berperan aktif dan memberikan contoh yang
baik dalam pembelajaran bahasa arab, Memberikan ta’zir
(hukuman)kepada peserta didik yang melakukan kesalahan berbicara
bahasa arab, memperbanyak mufrodat (kosa kata), dan Menghilangkan
kebiasaan peserta didik yang cenderung menyamaratakan bahasa arab
dengan bahasa yang lebih dahulu diketahui (bahasa ibu).

B. Saran

Saran kami para pembaca dapat mengambil manfaat dari penjelasan


makalah ini , sehingga bisa memahami dengan baik dan di terapkan dalam
kehidupan esok . dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun pada pembaca semoga dengan kritik dan saran yang di
berikan , bisa kami jadikan pelajaran untuk memperbaiki makalah kami
kedepanya .

xi
DAFTAR PUSTAKA

Abdul chaer , linguistik umum , (Jakarta : Rineka cipta 2004)

Ahmad Muhammad qaddur, buhuts fi Al isytusyraq wa al- lughoh , ( Muasasah Al - risalah ,


Beirut , cet.1 1996 )

Ali khouli , ilmu lughoh (darul falah :

Yordania 2007)

Aunurrohmah , Bahasa Arab dan metode pengajaran nya ( Yogyakarta: pusta KA pelajaran.
(2003)

Hery Guntur Tarigan , pengajaran analisis kesalahan berbahasa, ( Bandung: angkasa , 2011)

xii

Anda mungkin juga menyukai