Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
METRO – LAMPUNG
2022M / 1444 H
ABSTRAK
Dalam kegiatan berbahasa sering terdapat kesalahan, ini disebabkan beberapa masalah
yang ada pada kemampuan penggunaan bahasa pertama dan bahasa kedua. Beberapa
pembelajar tidak menyadari bahwa bahasa yang digunakan masih memiliki banyak
kesalahan. Pelanggaran dalam kesalahan ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga
merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Si
pembelajar bahasa belum menginternalisasikan kaidah bahasa (kedua) yang dipelajarinya.
Dengan diadakan analisis kesalahan diharapkan para pembelajar bahasa di tingkat manapun
dapat meminimalkan kesalahan dalam bahasanya. Analisis kesalahan bahasa adalah suatu
proses yang didasarkan pada analisis kesalahan orang terpelajar dengan suatu objek (bahasa)
yang telah ditargetkan. Bahasa yang ditargetkan dapat berupa bahasa ibu atau bahasa target.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai seorang guru atau calon seorang guru yang sedang berpraktik mengajar
bahasa Arab, apabila diperhatikan dengan seksama, kita akan menemukan
kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa. Kesalahan-kesalahan itu ternyata dapat kita
pilah dalam dua kategori, Yaitu kategori kesalahan dalam bidang keterampilan dan
kesalahan dalam bidang lingustik. Kesalahan yang berhubungan dengan
keterampilan terjadi pada saat siswa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sedangkan kesalahan dalam bidang linguistik meliputi tata bunyi, tata bentuk kata,
dan tata kalimat. Bahasa Arab merupakan bahasa ke- dua, pengajaran bahasa Arab
dimulai sejak taman kanak-kanak. Ini berarti bahwa pembinaan bahasa telah dimulai
sejak dini. Namun ternyata masih banyak terdapat kesalahan dan persoalan dalam
berbahasa Arab. Persoalan kebahasaan yang dihadapi dalam pengajaran bahasa
Indonesia ialah adanya pengaruh bahasa ibu. Pengaruh itu ada yang berkaitan
iv
1
dengan tata bunyi, tata bentuk kata, dan ada pula yang berhubungan dengan tata kalimat.2
v
3. Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini
berkaitan dengan bahasa yang diajarkan atau yang dilatihkan dan cara pelaksanaan
pengajaran. Bahan pengajar menyangkut masalah sumber, pemilihan, penyususnan,
pengurutan, dan penekanan. Cara pengajaran menyangkut masalah pemilihan tektik
penyajian, langkah-langkah dan urutan penyajian, intensitas dan kesinambungan
pengajaran, dan alat- alat bantu dalam pengajaran. Faktor ketidaktahuan atau tidak
diterapkannya kaidah bahasa juga merupakan persoalan tersendiri, karena ini juga
disebabkan oleh berbagai macam alasan, seperti tingkat kesulitan kaidah bahasa Arab
itu sendiri, ketidaksesuaian antara contoh-contoh kaidah yang diajarakan dengan
kenyataan sehari-hari yang dibutuhkan (seperti kaidah istighol), dan cara pengajaran
kaidah yang tidak efektif, misalnya kaidah dibelajarkan dengan cara menghafal
semata.
Faktor asumsi-asumsi yang salah biasanya terjadi pada pemahaman awal suatu
konsep kebahasaan. Misalnya saja, pelajaran memahami bahwa kata benda yang tidak
diakhiri denga ta’ marbuthah adalah mudzakar. Asumsi dasar ini kemudian
teraplikasikan ketika menggunakan kata serupa tetapi termasuk muannast majazi,
seperti kata-kata: شمس, سىق, دربdan sebagainya. Terlepas dari semua itu, banyak
faktor yang menjadi sumber kesalahan pelajar dalam berbahasa. Diantaranya adalah
situasi dan kondisi belajar yang tidak kondusif, ketidak sesuaian tujuan umum
maupun khusus yang dirumuskan, tingkat kesulitan materi, metode penyajian dan
sistematika buku ajar yang tidak releven, metode guru dalam pembelajaran bahasa
yang tidak cocok, bahasa guru atau dosen itu sendiri yang belum benar berikut model
interaksi antara guru-siswa yang tidak komunikatif. Dengan demikian faktor-faktor
yang mempengaruhi siswa atau mahasiswa yang mengalami kesalahan berbahasa itu
sangat komplek dan multidimensional, baik bersifat lingustic, psikologis, sosiologis,
maupun pedagosis dan edukasional.
3. Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud kesalahan
berbahasa secara lisan dan secara tertulis.
vi
3
B. Kesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa,
klausa, atau kalimat, serta ketidak tepatan pemakaian partikel. Dan kesalahan
sintaksis pada bahasa arab merupakan kesalahan dari segi i’rab (harakat akhir
huruf pada setiap kalimat sesuai kedudukannya dan susunannya). Berikut contoh-
contoh kesalahan sintaksis yang dilakukan oleh peserta didik.
Kesalahan yang terdapat pada i’rob kata ’’’’عائشة. Kata tersebut adalah kata
bentuk isim ghoiru munshorif yaitu isim yang tidak menerima tanwin, akan tetapi
para pelajar sering memberikan atau dalam pengucapannya dengan menggunakan
tanwin dan itu tidak sesuai dengan kaidah nahwu. Seharusnya yang benar adalah “َ
في الكتاب عائشة تقرأM”المكتبة.
C. Kesalahan Semantik
3
Muhamad Ramlan, Ilmu bahasa Indonesia, (Yogyakarta: CV. Karyo, 1987), h. 22
Ditargetkan
4 Nanik Setyawati, analisis kesalahan berbahasa indonesia, (Surakarta: Yuma pustaka, 2010), h. 15-16
vii
Kesalahan semantik atau leksikon merupakan kesalahan memakai kata yang tidak
atau kurang tepat berikut dari data kesalahan semantik yang dilakukan oleh
peserta didik:
b. Ketidak mampuan (belum terbiasa) melafalkan huruf hija’iyah sesuai makharijul huruf
Banyak dari peserta didik mengangap wajar terhadap kesalahan dalam pelafalan huruf
hijaiyah, oleh karenanya ketidak mampuan peserta didik dalam melafalkan huruf hijaiyah
yang benar dapat merubah makna kata atau kalimat yang digunakan dalam pengucapan.
d. Kurangnya pemahaman kaidah bahasa arab Dalam pemahaman kaidah bahasa arab
merupakan hal yang penting dalam pembelajaran berbicara bahasa arab, oleh sebab itu
banyak dari peserta didik yang tidak terlalu mementingkan kaidah bahasa arab yang baik
dan benar, sehingga menjadi keterbiasaan yang tidak baik.
e. Musyrifah kurang berperan aktif dalam pembelajaran bahasa arab Peran aktif
musyrifah sangat penting dalam pembelajaan berbicara bahasa arab pada peserta didik,
dengan kewajiban peserta berbicara bahasa arab dalam kegiatan sehari-hari, tentu Banyak
dari Peserta didik melakukan kesalahan berbicara bahasa arab. Dan sesuai fenomenaiyang
ada musyrifah di lembaga pengembangan bahasa asing (LPBA) tidak langsung
viii
mengoreksi kesalahan pengucapan bahasa arab siswa, sehingga menjadi keterbiasaan
yang tidak baik.
3. Solusi Terhadap Tesalahan Peserta Didik Dalam berbicara Bahasa arab Pelafalan atau
kalam yang benar dan tepat dalam berbahasa arab akan mencapai tujuan yang tepat dari
sebuah komunikasi, mengingat bahwa hakihat dari bahasa sendiri adalah komunikasi.
Pelafalan atau kalam yang tidak baik dan tepat dapat merubah atau menimbulkan
perbedaan arti.
c. Memperbanyak ipengetahuan
ix
iarab. dan dapat meminimalisirkan kesalahan berbicara bahasa arab karena
menurut hasil observasi, peneliti menemukan kesalahan berbicara peserta didik
disebabkan dengan ketidaktahuan peserta didik terhadap kosa kata sehingga
mudah bagi mereka melakukan kesalahan berbicara bahasa arab, dengan
memperbanyak mufrodat upaya peserta didik menambah wawasan dan
meminimalisirkan kesalahan berbicara bahasa arab.
x
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
xi
DAFTAR PUSTAKA
Yordania 2007)
Aunurrohmah , Bahasa Arab dan metode pengajaran nya ( Yogyakarta: pusta KA pelajaran.
(2003)
Hery Guntur Tarigan , pengajaran analisis kesalahan berbahasa, ( Bandung: angkasa , 2011)
xii