Reni Supriani
Ida Rahmadani Siregar
kesalahan berbahasa adalah pelanggaran bahasa baku dapat kita lihat dalam buku
terhadap kode berbahasa. Pelanggaran Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan Kesalahan berbahasa tidak sama
juga merupakan tanda kurang dengan kekeliruan berbahasa. Keduanya
sempurnanya pengetahuan dan memang merupakan pemakaian bentuk-
penguasaan terhadap kode. Si bentuk tuturan yang menyimpang.
pembelajar bahasa belum Kesalahan berbahasa terjadi secara
menginternalisasikan kaidah bahasa sistematis kerena belum dikuasainya
(kedua) yang dipelajarinya. Dikatakan sistem kaidah bahasa yang bersangkutan.
oleh Corder bahwa baik penutur asli Kekeliruan berbahasa tidak terjadi secara
maupun bukan penutur asli sama-sama sistematis, bukan terjadi karena belum
mempunyai kemugkinan berbuat dikuasainya sistem kaidah bahasa yang
kesalahan berbahasa. Berdasarkan bersangkutan, melainkan karena
berbagai pendapat tentang pengertian kegagalan merealisasikan sistem kaidah
kesalahan berbahasa yang telah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai.
disebutkan di atas, dapatlah Kekeliruan pada umumnya
dikemukakan bahwa kesalahan disebabkan oleh faktor performansi.
berbahasa Indonesia adalah pemakaian Keterbatasan dalam mengingat sesuatu
bentuk-bentuk tuturan berbagai unit atau kelupaan menyebabkan kekeliruan
kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, dalam melafalkan bunyi bahasa, kata,
paragraf, yang menyimpang dari sistem urutan kata, tekanan kata, atau kalimat,
kaidah bahasa Indonesia baku, serta dsb. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya
pemakaian ejaan dan tanda baca yang dapat terjadi pada berbagai tataran
menyimpang dari sistem ejaan dan tanda linguistik. Kekeliruan biasanya dapat
baca yang telah ditetapkan sebagaimana diperbaiki sendiri oleh siswa bila yang
dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa bersangkutan, lebih mawas diri, lebih
Indonesia yang Disempurnakan. Adapun sadar atau memusatkan perhatian. Siswa
sistem kaidah bahasa Indonesia yang sebenarnya telah mengetahui sistem
digunakan sebagai standar acuan atau linguistik bahasa yang digunakan, tetapi
kriteria untuk menentukan suatu bentuk karena suatu hal dia lupa akan sistem
tuturan salah atau tidak adalah sistem tersebut. Kelupaan itu biasanya tidak
kaidah bahasa baku. Kodifikasi kaidah lama.
ejaan yang salah dapat menimbulkan b. Penulisan gabungan kata yang sudah
makna yang berbeda karena bahasa tulis dianggap sebagai satu kata dan sudah
tidak seperti bahasa lisan yang senyawa harus ditulis serangkai.
menggunakan unsur suprasegmental. Salah Benar
Kesalahan ini tergolong kesalahan darma siswa darmasiswa
fonologis. dari pada daripada
Contoh: pada hal padahal
Tuhan yang Maha Kuasa telah
memberiku anak. c. Penulisan gabungan kata yang salah
Dia berjalan duapuluh kilo meter. satu unsurnya tidak dapat berdiri
Orangtuanya meninggal dua hari lalu. sendiri sebagai kata yang
Yang seharusnya: mengandung arti penuh ditulis
Tuhan Yang Mahakuasa telah serangkai.
memberiku anak. Salah Benar
Dia berjalan dua puluh kilo meter. tuna rungu tunarungu
Orang tuanya meninggal dua hari lalu. tuna grahita tunagrahita
(Tarigan, 1988:198) catur wulan caturwulan
terkandung dalam siasat permukaan ini kedua (PB2) penghilangan kata penuh,
adalah: walaupun agak khas pad atahap-tahap
1. penghilangan (omission) adalah pemerolehan bahasa pertama (PB1),
kesalahan-kesalahan yang bersifat tidaklah sesering itu terjadi pada PB2
“penghilangan” ini ditandai oleh urutan ( sequential L2 acqusition atau
ketidakhadiran suatu butir yang SLA) karena sang pelajar sudah tua dan
seharusnya ada dalam ucapan yang sudah lebih dewasa secara kognitif.
baik dan benar.
Contoh kalimat : 2. Penambahan (addition), penambahan
Kami membeli makanan enak ini adalah kebalikan dari
warung. penghilangan, yaitu kesalahan
Kalimat tersebut mengalami penambahan ini ditandai oleh
kerancuan makna karena hadirnya suatu butir atau unsur yang
penghilangan butir kata (preposisi) seharusnya tidak muncul dalam
yang tidak seharusnya terjadi. ucapan yang baik dan benar.
Seharusnya kalimat yang benar a. Penambahan Ganda
adalah: Contoh kalimat:
Kami membeli makanan di warung. Para mahasiswa-mahasiswa.
Ada beberapa morfem gramatikal Banyak rumah-rumah.
yang biasanya dihilangkan. Morfem Yang seharusnya:
gramatikal atau kata tugas dalam Para mahasiswa atau
bahasa indonesia antara lain adalah : mahasiswa-mahasiswa
1. Preposisi : di, ke, daripada, pada, dan Banyak rumah atau rumah-
lain-lain. rumah
2. konjungsi : dan, atau, tetapi, karena, b. Regulasi
sebab, jikalau, kalau, walaupun dan Yaitu kesalahan yang
lain-lain. disebabkan tidak keteraturan
3. artikel : si, sang, kaidah bahasa, atau
Kesalahan berbahasa yang meneraturkan yang tidak teratur
berupa penghilangan ini terdapat lebih jika terjadi kesalahan maka
banyak dan lebih bervariasi selama kesalahan itu bisa disebut
tahap-tahap awal pemerolehan bahasa kesalahan regulasi.