Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGARUH LAUTAN DAN IKLIM TERHADAP LETAK GEOGRAFIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
Selamet Riadi, M.Pd.

Oleh :
Ria Apriliana
1910416320022
Atik suniana lissatin
1910416320014
Fathana safafa nandi
1910416320005

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Atas berkat


rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul : “Bentuk-bentuk gejala bahasa”.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia program studi geografi Universitas Lambung Mangkurat.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini perkenankan penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada ;

1. Bapak Selamet Riadi, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Oseanografi


2. Rekan-rekan mahasiswa geografi Universitas Lambung Mangkurat.

Terlepas dari semua itu, mungkin masih ada kekurangan di makalah kami,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Bentuk-bentuk gejala bahasa”
ini dapat memberi manfaat untuk kami dan para pembaca.

Banjarmasin, Maret 2020

Penulis,

Kelompok III

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuansatuan, seperti

kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik secara lisan maupun tulis.

Terdapat banyak sekali definisi bahasa, dan definisi tersebut hanya merupakan salah satu di

antaranya. Anda dapat membandingkan definisi tersebut dengan definisi sebagai berikut:

bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui susunan suara atau

ungkapan tulis yang terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar, seperti morfem,

kata, dan kalimat, yang diterjemahkan dari bahasa Inggris: “the system of human

communication by means of a structured arrangement of sounds (or written representation) to

form lager units, eg. morphemes, words, sentences” (Richards, Platt & Weber, 1985: 153). Di

dunia ini terdapat ribuan bahasa, dan setiap bahasa mempunyai sistemnya sendiri-sendiri

yang disebut tata bahasa. Terdapat tata bahasa untuk bahasa Indonesia, tata bahasa untuk

bahasa Inggris, tata bahasa untuk bahasa Jepang, dan sebagainya.

Gejala bahasa yang sering muncul dalam suatu karangan siswa merupakan suatu hal yang

wajar. Kesalahan umum berbahasa Indonesia timbul karena bahasa Indonesia yang sedang

berkembang. Bahasa yang benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang

dibakukan atau yang dianggap baku (Hasan, dkk, 2010: 20). Dalam bahasa tulis atau dalam

kegiatan menulis siswa sering berpedoman pada bahasa mereka sehari-hari yang tidak resmi.

Gejala bahasa merupakan peristiwa yang berhubungan dengan bentukan kata atau kalimat

dengan segala macam proses pembentukannya (Badudu, 1982: 47). Ada beberapa macam

gejala bahasa diantaranya adalah gejala kontaminasi, 1 gejala pleonasme dan gejala

hiperkorek. Kontaminasi ialah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia diistilahkan

2
dengan “kerancuan”. Rancu artinya kacau, jadi kerancuan artinya kekacauan (Badudu, 1982:

51). Kontaminasi merupakan salah satu gejala bahasa yang mana dalam bahasa Indonesia

terlihat rancu atau kacau sehingga dapat merusak bahasa itu sendiri. Maka gejala kontaminasi

ini dapat bedakan menjadi kontaminasi kalimat, kontaminasi bentukan kata, dan kontaminasi

susunan kata.

Gejala Bahasa merupakan peristiwa yang menimbulkan terjadinya penyimpangan dari

aturan-aturan bahasa. Badudu (1982) menyatakan bahwa gejala bahasa adalah peristiwa yang

berhubungan dengan bentukan kata atau kalimat dengan segala macam proses

pembentukannya. Gejala bahasa yang menyebabkan kesalahan umum berbahasa timbul

karena bahasa yang terus berkembang.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia ?

2. Apa yang dimaksud dengan gejala bahasa ?

3. Apa yang dimaksud dengan bentuk- bentuk gejala bahasa kontaminasi, hiperkorek,

pleonasme, metatesis, kontraksi, adaptasi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Bahasa indonesia

2. Untuk mengetahui pengertian Gejala Bahasa

3. Untuk mengetahui bentuk gejala-gejala dalam bahasa Indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat

Indonesia untuk keperluan sehari-hari,misalnya belajar,bekerja sama,dan berinteraksi. Bahasa

Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di Indonesia. Bahasa nasional adalah

bahasa yang menjadi standar di Negara Indonesia. Sebagai bahasa nasional,bahasa Indonesia

tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan

secara non resmi,santai dan bebas. Dalam pergaulan sehari – hari antar warga yang

dipentingkan adalah makna yang disampaikan. Pemakai bahasa Indonesia dalam konteks

bahasa nasional dapat menggunakan dengan bebas menggunakan ujarannya baik lisan

maupun tulis . Adapun bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan dalam komunikasi resmi

seperti dalam perundang-undangan dan surat menyurat dinas. Dalam hal ini,bahasa Indonesia

harus digunakan sesuai dengan kaidah,tertib,cermat,dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang

dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan

logikapemakaian.

Gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut bentuk-bentukan kata atau kalimat

dengan segala macam proses pembentukan nya. Gejala bahasa dalam bahasa Indonesia

diantaranya adalah gejala kontaminasi, hiperkorek, pleonasme, dan gejala gejala lainya.

1. Gejala kontaminasi

Adalah suatu gejala bahasa yang rancu atau kacau susunan. Yang dirancu kan

adalah susunan 2 unsur baik itu imbuhan, kata, atau pun kalimat.

Kontaminasi kata-kata seperti berulang kali dan sering kali adalah contoh :

5
Kontaminasi kata yang sebenarnya kata-kata terrsebut terbentuk dari kata-

kata: berulang ulang dan berkali-kali. Kontaminasi kata terjadi karena adanya

dua kata yang sebenarnya dapat berdiri sendiri yang ketika diucapkan menjadi

satu. Kontaminasi bentuk kata adakalanya kita melihat brntukan kata dengan

beberapa imbuhan (afiks) sekaligus yang memperlihatkan gejala kontaminasi.

Kontaminasi kalimat, kalimat yang rancu pada umumnya dapat kita

kembalikan pada dua kalimat asal yang betul strukturnya. Gejala kontaminasi

ini timbul karena dua kemungkinan

2.Gejala Hiperkorek

H.D. Van Pernis (dalam Badudu 1985 : 58) menyebutkan gejala hiperkorek

sebagai proses bentukan betul dibalik betul. Maksudnya yang sudah betul

dibetul-betulkan lagi akhirnya menjadi salah. Gejala hiperkorek menunjukkan

sesuatu yang salah, baik ucapan, maupun ejaan (tulisan).

3 Gejala Pleonasme

Pleonasme berasal dari bahasa latin “pleonasmus” dalam bahas Grika

“pleonazein” artinya kata yang berlebih-lebihan. Gejala pleonasme timbul

karena beberapa kemungkinan antara lain:

a) Pembicara tidak sadar bahwa apa yang diucapkan itu mengandung sifat

yang berlebih-lebihan. Jadi, dibuat dengan tidak sengaja;

b) Dibuat bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa

kata-kata yang digunakan mengandung pengertian yang berlebih-lebihan;

c) Dibuat dengan sengaja salah satu bentuk gaya bahasa untuk memberikan

tekanan pada arti (intensitas).

Contoh gejala pleonasme:

a. Dalam satu prasa terdapat dua atau lebih kata yang seperti, misalnya:

6
Mulai dari waktu itu ua jera berjudi.

(mulai = dari; salah satunya saja dipakai).

b. Kata kedua sebenarnya tak perlu lagi karena pengertiannya sudah

terkandung pada kaya yang mendahuluinya. Contoh: naik ke atas, turun ke

bawah.

c. Bentuk jarak yang dinyatakan dua kali, misalnya:

Telah dipamerkan sebanyak 50 buah lukisan-lukisan, (50 = memberi

pengertian jamak, lukisan-lukisan = menyatakan jamak).

4. Gejala metatesis

Adalah perubahan kata yang fenom-fenomnya bertukar tempat tapi

memiliki arti yang tidak berbeda contoh :

 Jalur – lajur

 Lontar – rontal

5. Kontraksi

Adalah gejala yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem yang

dihilangkan. Kadang-kadang, ada perubahan atau penggantian fonem.

Contoh nya :

 Matahari – mentari

 Perlahan-lahan – pelan-pelan

 Tidak ada – tiada

 Tapia na uli – tapan uli

7
6. Adaptasi

Ialah perubahan bunyi dan struktur bahasa asing menjadi bunyi dan

struktur yang sesuai dengan penerimaan, pendengaran, atau ucapan lidah

bangsa Indonesia. Adaptasi dibagi menjadi adaptasi fonologi dan adaptasi

morfologi.

 Adaptasi morfologi vooloper (belanda)-- pelopor chauffeur

(belanda) – sopir

 Adaptasi morfologi – prameswari – permaisuri prahara – perkara

8
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat

Indonesia untuk keperluan sehari-hari,misalnya belajar,bekerja sama,dan berinteraksi. Bahasa

Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di Indonesia. Bahasa nasional adalah

bahasa yang menjadi standar di Negara Indonesia. Sebagai bahasa nasional,bahasa Indonesia

tidak mengikat pemakainya untuk sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan

secara non resmi,santai dan bebas. Dalam pergaulan sehari – hari antar warga yang

dipentingkan adalah makna yang disampaikan. Pemakai bahasa Indonesia dalam konteks

bahasa nasional dapat menggunakan dengan bebas menggunakan ujarannya baik lisan

maupun tulis. Gejala bahasa ialah peristiwa yang menyangkut bentuk-bentukan kata atau

kalimat dengan segala macam proses pembentukan nya. Gejala bahasa dalam bahasa

Indonesia diantaranya adalah gejala kontaminasi, hiperkorek, pleonasme, dan gejala gejala

lainya.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis yakin masih banyak terdapat kekurangan,

untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan pemikiran, saran, serta komentar,

yang bersifat membangun, baik dari dosen pengampu maupun dari teman-teman

demi kesempurnaan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, Putu Mas, 2014 , Gejala bahasa

(https://landak0sambel.blogspot.com/2014/04/gejala-bahasa.html)

Diakses pada tanggan 9 maret 2020

Artmedia, Putra, Gejala bahasa

(https://kondobae.wordpress.com/2016/04/01/13312618/)

Diakses pada tanggal 9 maret 2020

Fatimah, 2014 Gejala bahasa

(http://digilib.uinsby.ac.id/1124/5/Bab%202.pdf)

Diakses pada tanggal 9 maret 2020

10

Anda mungkin juga menyukai