SD
MODUL 1
Hakikat Bahasa
KEGIATAN BELAJAR 1
Konsep Bahasa
A. PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja
sama, berkomunikasi mengidentifikasikan diri.
KEGIATAN BELAJAR 2
Fungsi Bahasa
A. FUNGSI UMUM
Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial.
B. FUNGSI KHUSUS
Jakobson membagi fungsi bahasa atas 6 macam, yakni berikut
ini.
a. Fungsi emotif; bahasa digunakan dalam mengungkapkan
perasaan manusia.
b. Fungsi konatif; bahasa digunakan untuk memotivasi orang lain
agar bersikap dan berbuat sesuatu.
c. Fungsi referensial; bahasa digunakan sekelompok manusia
untuk membicarakan suatu permasalahan dengan topik
tertentu.
d. Fungsi puitik; bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu
amanat atau pesan tertentu.
e. Fungsi fatik; bahasa digunakan manusia untuk saling menyapa
sekadar untuk mengadakan kontak.
f. Fungsi metalingual; bahasa digunakan untuk membicarakan
masalah bahasa dengan bahasa tertentu.
KEGIATAN BELAJAR 3
Masyarakat Bahasa
A. Masyarakat Bahasa
Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa atau menganggap diri
mereka memakai bahasa yang sama.
B. Variasi Bahasa
Variasi bahasa adalah keanekaragaman bahasa yang disebabkan faktor tertentu.
Variasi bahasa terwujud karena beberapa hal, yaitu faktor geografis, sosiologis,
fungsi, gaya atau cara berbahasa seseorang serta faktor kebakuan.
KEGIATAN BELAJAR 1
Fonologi Bahasa Indonesia
A. FONEM
Dalam setiap bahasa orang mengelompokkan berbagai bunyi
yang diucapkan kedalam satuan-satuan fungsional terkecil yang
disebut fonem. Didalam ilmu bahasa fonem itu ditulis diantara
dua garis miring I/ /, misal bunyi /a/, /i/, /u/, /e/, /o/.
B. FONEM DALAM BAHASA INDONESIA
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang
mampu menunjukan perbedaan makna. Proses pembentukan
bunyi bahasa melibatkan 3 faktor, yaitu :
1. Alat Ucap
Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan
bunyi ujaran, yaitu :
1) Udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara
2) Articulator, yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser
waktu menghasilkan bunyi ujaran, seperti ujung lidah, bibir
atas dan bibir bawah.
3) Titik artikulasi, yaitu alat ucap yang menjadi tujuan sentuh
articulator, seperti gigi, lengkung kaki gigi, langit-langit.
4) Pita suara; alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang
elastis yang bergetar pada waktu dilalui udara yang keluar dari
paru-paru.
2. Vokal dan Konsonan
a. Vokal
Vokal adalah bunyi yang dihasilkan karena udara yang keluar
dari paru-paru tidak mendapat hambatan.
Berdasarkan proses menghasilkan vokal digolongkan atas
beberapa tinjauan :
1. Posisi bibir
2. Tinggi rendahnya lidah
3. Maju mundurnya lidah
b. Konsonan
Bunyi konsonan dihasilkan bila arus udara mendapat hambatan
baik dirongga mulut maupun dirongga hidung.
C. LATIHAN PELAFALAN VOKAL
Ucapan atau lafal yang jelas dalam berujar sangat penting
karena lafal yang salah dapat mengubah makna dan
menghambat kelancaran komunikasi.
KEGIATAN BELAJAR 2
Lambang Tulisan Bunyi Bahasa
A. SEJARAH AKSARA
Aksara merupakan lambang dari ujaran. Tulisan merupakan
media komunikasi yang harus dipahami karena manfaatnya
yang luas. Tulisan berawal di gua Altamira, Spanyol Utara. Hal
yang berkembang menjadi tulisan atau piktogram.
1. Aksara dalam Unsur Bahasa
Aksara merupakan wujud ujaran atau wicara. Di antara
berbagai aksara tidak satu pun yang dapat menggambarkan
unsur-unsur wicara secara sempurna.
2. Pembelajaran Aksara bagi Siswa Sekolah Dasar
Mengenal aksara dikelas permulaan diberikan setelah siswa
menguasai aspek berbicara. Pembelajaran membaca permulaan
biasanya diikuti dengan menulis permulaan. Aksara erat
kaitannya dengan aspek membaca dan menulis.
3. Ejaan
Bahasa-bahasa yang mempunyai ejaan agak baru pada
umumnya memiliki ejaan yang lebih teratur. Perkembangan
bahasa dapat terjadi pada setiap masa. Oleh karena sifatnya
yang selalu berkembang sesuai dengan arus kebutuhan
komunikasi.
KEGIATAN BELAJAR 3
Morfologi Bahasa Indonesia
B. KATA BERUMBUHAN
Kalimat didukung oleh kata dan kata didukung oleh morfem.
Unsure dasar dan imbuhan tergolong morfem. Unsur dasar
disebut morfem bebas dan unsure tambahan disebut morfem
terkait.
Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Makna morfem bebas dapat dilihat di kamus (leksikon). Sebeb itu
morfem bebas memiliki makna leksikon. Jadi. Morfm bebas
adalah morfem yang mampu berdiri sendiri dalam ujuran karena
telah memiliki makna tertentu. Sendangkan unsur ini harus
terikat pada unsur dasar agar memiliki makna dan dapat
dikomunikasikan. Unsur ini tergolong morfem terikat. Jadi,
morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri
dalam ujaran karena belum memiliki makna tertentu.
Morfem terikat dalam bahasa Indonesia antara lain : awalan atau
prefik, yaitu:
1. Makna Awalan ber-
2. Makna Awalan me-
3. Makna Awalan ke-
4. Makna Awalan ter-
5. Makna Awalan se-
6. Makna Awalan pe-
7. Makna Imbuhan Gabung atau
konfiks Per-an
Pe-an
Ke-an
8. Makna akhiran -i dan –an
C. KATA ULANG
Jenis kata ulang
1. Kata ulang murni : anak-anak, lari-lari.
2. Kata ulang berubah bunyi : sayur-mayur, serba-serbi.
3. Kata ulang sebagian : tetumbuhan ; tetangga.
4. Kata ulang berimbuhan : berjam jam, menari-nari.
D. KATA MAJEMUK
Kata majemuk menurut sifat hubungannya antarunsur
pembentukannya terdiri atas berikut ini.
1. Kata majemuk endosentri adalah kata majemuk yang erat
berhubungan antarunsur pembentuknya.
2. Kata majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang
berhubungan antarunsur pembentuknya renggang.
MODUL 3
Menggunakan Tata Bahasa yang Benar
KEGIATAN BELAJAR 1
Sintaksin Bahasa Indonesia
A. PENGERTIAN SINTAKSIS
Istilah sintaksis itu sendiri berhasal dari bahasa Yunani, yaitu sun
yang artinya ‘dengan’ dan tattein yang artinya ‘menempatkan’.
Jadi yang dimaksud dengan sintaksis yaitu menempatkan
bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata dan kelompok-
kelompok kata menjadi kalimat (Verhaar: 1976).
B. STRUKTUR SINTAKSIS
Ada empat struktur sintaksis, yaitu; subjek (S), predikat (P), objek
(O), dan Keterangan (Ket). Dalam bahasa Indonesia alat
sintaksis yang berupa urutan kata, bentuk kata, intonasi, dan
konjungsi sangatlah penting. Alat sintaksis yang terakhir adalah
konjungsi (konektor). Konjungsi berfungsi menghubungkan kata
dengan kata atau klausa dengan klausa pada kalimat.
C. SATUAN-SATUAN SINTAKSIS
Ada empat satuan-satuan sintaksis, yaitu;
1. Kata
Sebagai satuan terkecil sintaksis, kata berperan sebagai pengisi
fungsi sintaksis, penanda kategori sintaksis, dan perangkai frase,
kalusa, dan kalimat. Jenis kata ada dua macam yaitu kata penuh
(fulword) dan kata tugas (functionword).
2. Frase
Frase merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat diatas kata.
Frase yaitu gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau
lazim
juga disebut sebagai kata yang mengisi selah satu fungsi
sintaksis dalam kalimat (chaer; 1994).
3. Klausa
Kalusa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang
berkontruksi predikatif (Chaer: 1994). Atau satuan bentuk
linguistic yang terdiri atas subjek dan predikat (Ramlan: 1976).
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang untuh (Hasan Alwi:
1998). Jenis kalimat dapat dibedakan berdasarkan jumlah inti
yang membentuk sebuah kalimat, jumlah pola kalimat, dan
kategori predikatnya.
a. Berdasarkan jumlah inti, terdapat 2 jenis kalimat, yakni.
1) Kalimat minor,
2) Kalimat mayor ( kalimat yang hanya mengandung satu unsure
inti atau pusat).
b. Berdasarkan jumlah pola kalimat, terdapat jenis kalimat, yakni.
1) Kalimat tunggal (kalimat yang terdiri satu pola kalimat),
2) Kalimat majemuk (kalimat yang terdiri dari dua atau lebih pola
kalimat).
c. Berdasarkan katagori predikatnya, terdapat 2 jenis kalimat,
yakni.
1) Kalimat verbal (kalimat yang dibentuk klausa verba),
2) Kalimat nonverbal.
KEGIATAN BELAJAR 2
Wacana Bahasa Indonesia
A. WACANA
Kamus Besar Bahasa Indonesia makna wacana adalah bahan
bacaan, percakapan, atau tuturan. Kata wacaanan digunakan
sebagai istilah yang merupakan padanan dari istilah discourse.
Dalam bahasa Inggris. Menurut Harimurti Kridalaksana (1985:
184), wacana adalah satuan bahasa lengkap bahasa tertinggi
dan terbesar. Menurut Samsuri (1988: 1) dalam sebuah wacana,
terdapat konteks wancana, topik, kohesi dan koherensi. Kohensi
adalah adanya keterkaitan antarakalimat. Sendangkan koherensi
adalah adanya keterkaitan ide-ide atau gagasan-gagasan
kalimat.
Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis atau ragam wacana yang
telah disebutkan tadi.
a. Jenis wacana dilihat berdasarkan jumlah peserta. Ada tiga jenis
wacana berdasarkan wacana jumlah peserta, yaitu
1) Wacana Monologi;
2) Wacana Dialog
3) Wacana Polilog
b. Wacana ditinjau dari tujuan berkomunikasi
Adapun wacana berdasarkan tujuan berkomunikasi, diantaranya:
1) Wacana Argumentasi
Karagan argumentasi merupakan salah satu bentuk wacana
yang berusaha mempengaruhi pembaca atau mendengar agar
menerima pertanyaan yang dipertahankan, baik yang
didasarkan pada pertimbangan logis dan emosional
(Rettenberg, 1988: 9). Argumentasi adalah semacam bentuk
wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran.
2) Wacana Ekposisi
Karangan atau wacana ekposisi bertujuan untuk menerapkan
sesuatu hal kepada penerima (pembaca) agar yang
bersangkutkan memahaminya. Eksposisi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha mengeluarkan suatu objek sehingga
memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.
3) Wacana Persuasi
Wacana persuasi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi
mitra tutur untuk melaksanakan perbuatan sesuai yang
diharapkan penuturnya. Persuasi sesungguhnya merupakan
penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha
mempengaruhi orang lain atau para pembaca.
4) Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha
menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga
objek itu, sepertinya dapat dilihat, dibayangkan oleh pembaca,
seakan-akan pembaca dapat melihat sendiri.
5) Wacana Narasi
Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita.
Pada wacana narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting,
seperti waktu, pelaku, peristiwa. Adanya aspek emosi yang
dirasakan oleh pembaca atau penerima.
c. Jenis wacana dilihat dari bentuk saluran yang digunakan
Wacana tulisan adalah rangkaian kalimat yang di transkip dari
rekaman bahasa lisan. Adapun wacana tulis teks yang berupa
rangkaian kalimat yang menggunakan ragam tulis.
C. ANALISIS WACANA
Seperti dikatakan Stubbs (1983: 1), analisis wacana adalah suatu
kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan
secara ilmiah, baik dalam bentuk tulisan mupun lisan. Dalam
analisis wacana berlaku dua prinsip, yakni prinsip interpretasi
lokal dan prinsip analogi. Prinsip interpretasi lokal adalah prinsip
interpretasi berdasarkan konteks, baik konteks linguistik atau
konteks nonlinguistic. Sendangkan Prinsip analogi adalah prinsip
interpretasi suatu wacana berdasarkan pengalaman terpandu
yang sama atau yang sesuai.