Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu, bahasa daerah, bahasa asing.
Alasan kenapa bahasa melayu yang dijadikan bahasa Indonesia karena bahasa
melayu sudah ada sejak jaman sriwijaya dengan banyak ditemukan banyak prasasti,
demokratis yakni bahwa bahasa melayu tidak mengenal tingkatan, linguanfranca
yakni sebagai bahasa kependudukan dan mudah dan mampu berkembang sesuai
dengan budaya.
Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi
pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan dan ragam
pembicaraan), dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia
(seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah dan tata bahasa).
Kata yang dipakai dalam bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta
baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan
atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesunggunya dan sesuai dengan
situasi pembicaraan. Kata yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan.
Kalimat yang dipakai dalam dalam bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif.
Kalimat efektif harus
a. Mudah di pahami oleh orang lain.
b. Memenuhi unsur penting kalimat, minimal ada subjek dan predikat, terutama
untuk ragam tulis.
c. Menggunakan kata yang tepat dan serasi.
d. Gramatikal, seperti: menggunakan pungtuasi dan kata baku, menggunakan
struktur yang benar, frasa selalu D-M, menggunakan kata yang sesuai dengan
fungsinya/ kedudukannya.
e. Rasional, yakni menggunakan gagasan yang dapat di cerna oleh akal sehat.
f. Efisien, menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak boleh berlebihan.
g. Tidak ambigu, tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan.
2. Morfologi
Ilmu yang mempelajari bentuk kata, diantaranya
a. Kata dasar
b. Kata jadian
Kata berimbuhan
Kata ulang
Kata majemuk
3. Sintaksio
Pola dasar kalimat
a. S. P (Sabjek, predikat)
Kalimat sempurna
Kalimat inti
Kalimat intransitive
Kalimat inversi
b. S. P. K (sabjek, prediket, keterangan)
Kalimat sempurna
Kalimat inti
Kalimat intransitive
c. S. P. O (sabjek, predikat objek)
Kalimat sempurna
Kalimat inti
Kalimat inversi
Kalimat transitif
d. S. P. O. K (sabjek, predikat, objek, keterangan)
Kalimat sempurna
Kalimat inti
Kalimat intransitive
Kalimat inverse
Kalimat transitif
Kalimat mayor.
Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu berkaitan erat dengan tiga macam
batin penutur bahasa sebagai berikut:
a. fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa
membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
b. fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang
karena mampu beragam bahasa itu; dan
c. fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan
adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.
Fungsi bahasa baku lazim juga dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di
bawah ini:
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan,
dan lain-lain.
2. Pembicaraan Formal Di Depan Umum (Lisan)
Contoh : Pidato, ceramah, khotbah, mengajar sekolah, mengajar kuliah, dan lain
sebagainya.
3. Wacana Teknis (Tertulis)
Contoh : Karangan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran, laporan resmi, dan lain-lain.
4. Pembicaraan Formal (Lisan)
F. PARAGRAF
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan pokok pembahasan. Paragraf umumnya terdiri atas sejumlah kalimat,
kalimat-kalimat itu saling bertalian untuk menggungkapkan sebuah gagasan tertentu.
Paragraph yang baik terdiri atas gagasan utama dan gagasan penjelas.
1. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraph.
2. Gagasan penjelas adalah gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama.
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang bersifat melukiskan atau
mengambarkan kesan pancaindra dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca
seolah-olah dapat mendengar, merasakan, menikmatinya.Sebuah obyek deskripsi
tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat, didengar, dicium, dirasa, diraba,
tetapi dapat untuk menggambarkan perasaan hati, kekuatan, perasaan cinta, haru
dan sebagainya.
Ciri-ciri paragraf deskripsi
a. Menguraikan objek secara langsung sesuai dengan objek yang ditangkap
pancaindra.
b. Berdasarkan pengamatan atau observasi.
c. Menumbuhkan imajinasi pembaca dengan cara mengalikan kesan yang ditangkap
indra perangsang.
d. Bersifat melukiskan.
e. Bertujuan menciptakan imajinasi pembaca seolah-olah pembaca melihat sendiri
objeknya.
Macam-macam pendekatan dalam menulis paragraf deskripsi
a. Pendekatan realistis
Adalah pendekatan deskripsi yang mengambarkan sesuatu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, pengarang menonjolkan pilihannya dan interpretasinya.
b. Pendekatan impresionistis
Adalah pendekatan deskripsi yang membuat pembaca memberikan reaksi secara
emosional terhadap sesuatu yang di deskripsikan.
c. Pendekatan sikap penulis
Pendekatan sikap penulis bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat, objek,
dan pembaca. Penulis mrnetapkan sikapyang akan diterapkan sebelum mulai
menulis rincian. Penulis dapat memilih sikap seperti, masa bodoh, ironis dan
sebagainya.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menjelaskan suatu
masalah, paragraf eksposisi bertujuan memberikan penjelasan sehingga pembaca
memperoleh informasi yang jelas. Agar penjelasan yang disampaikan mencapai
sasaran, paragraf eksposisi perlu dilengkapi dengan data-data berupa grafik,
statistik, diagram, gambar dan sebagainya. Oleh karena itu, paragraf eksposisi harus
akurat, jelas, dan singkat. Paragraf eksposisi menjawab pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana. Penutup paragraf eksposisi merupakan rangkuman yang
menjelaskan kembali apa yang telah dikemukakan penulis.
Ciri-ciri paragraf eksposisi
a. Menjelaskan pendapat.
b. Memerlukan fakta yang diperjelas dengan angka grafik, dan sebagainya.
c. Memerlukan analisis sintesis dalam mengupas sesuatu.
d. Tidak menggunakan daya khayal sebagai sumber gagasan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menulis paragraf eksposisi
a. Merumuskan tema.
b. Menetapkan tujuan
Tujuan kerangka akan memberikan arah yang tepat dan menyusun karangan.
c. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data dapat dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara
atau angket.
d. Membuat kerangka karangan
Menentukan pokok-pokok pikiran dalam bentuk kerangka karangan atau outline.
e. Mengembangkan kerangka karangan.
Pola pengembangan paragraf eksposisi meliputi:
a. Pola proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau
peristiwa.
b. Pola ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi
tersebut digunakan untuk menjelaskan maksud penulis. Pengalaman pribadi
merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan
umum.
c. Pola perbandingan
Pola perbandingan digunakan apabila penulis mencoba menerangkan ide dalam
kalimat utama dengan cara membandingkan dengan hal lain.
4. Paragraf argumentasi
Argumentasi berarti pemberian alas an yang kuat dan menyakinkan.jadi paragraf
argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alas an, contoh, dan bukti-bukti
yang kuat dan menyakinkan. Alasan-alasan dan bukti tersebut digunakan penulis
untuk memengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap, dan
kenyakinan penulis.
Pada dasarnya, kekuatan argumen terletak pada kemampuan penulis dalam
mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu pernyataan, alasan yang mendukung, dan
pembenaran.
Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah:
a. Mengandung kebenaran dan pembuktian yang kuat dengan disertai data, fakta,
gambar, grafik dan lain-lain.
b. Menggunakan bahasa denotatif.
c. Analisis rasional.
d. Alas an kuat.
e. Bertujuan supaya pembaca menerima pendapatnya.
Langkah-langka menulis paragraf argumentasi
a. Menentukan tema karangan.
b. Merumuskan tujuan penulisan.
c. Mengumpulkan bahan atau data-data.
Bahan-bahan yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan tema dan tujuan.
Bahan ini dapat diambil dari buku, hasil penelitihan, dan sebagainya.
d. Membuat kerangka karangan.
Kerangka karangan perlu disiapkan agar karangan tersusun rapid an logis.
e. Mengembangkan kerangka karangan menjadi kerangka utuh.
5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauhan atau ajakan kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan penulisannya. Maka
dari itu paragraf persuasi disertai penjelasan dan fakta-fakta, sehingga menyakinkan
dan dapat mempengaruhi pembaca.
Paragraf persuasi bertujuan mengubah pikiran orang lain agar dapat menerima dan
melakukan sesuatu yang kita inginkan. Penulisan paragraf persuasi mula-mula
memaparkan gagasan yang disertai alasan, bukti, fakta, atau contoh, kemudian
diikuti ajakan, imbauhan, bujukan/ saran.
Pendekatan yang digunakan dalam paragraf persuasif adalah pendekatan emotif
yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Contoh bentuk-bentuk
persuasi antara lain iklan, kampanye lisan, dan sebaginya.
Langka-langka penulisan paragraf persuasi
a. Menentukan topik
Topic disebut juga tema, yaitu gagasan atau permasalahan yang menjiwai seluruh
isi karangan.
b. Merumuskan tujuan
Tujuan penulisan paragraf dikembangkan dari topic.
c. Mengumpulkan bahan
Bahan yang diperlukan harus sesuai dengan topik dan tujuan penulisan. Cara
mengumpulkan bahan dapat dengan melakukan pengamatan.
d. Membuat kerangka
Semuah bahan yang kita peroleh perlu dipilih dimulai dengan pikiran yang logis dan
kritis, agar sesuai dengan topic dan tujuan penulisan. Kemudian kita mengupas,
menganalisis, dan membandingkan, menjadi rangkaian pembuktian yang kuat dan
sukar dibantah. Supaya rangkaian itu rapid an logis susunannya kita buat kerangka
tuisan.
e. Kesimpulan
Bagian ini meliputi pembuktian dan saran yang berupa ajakan, dorongan, dan
bujukan agar pembaca terpengaruh, bahwa pemuda harus berpartisipasi dalam
wujud kerja nyata agar pembinaan dan pembangunan bangsa dan negara Indonesia
dapat berhasil