Anda di halaman 1dari 5

Tugas resume Konsep dasar bahasa Indonesia Sd

Nama : Tria Amanda

Kelas : 2 f

Nim : 2021143220

Pengertian Bahasa Indonesia

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di
dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam
studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer,
produktif, dinamis, beragam dan manusiawi

Indonesia adalah suatu Negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang terbentang luas dari sabang
sampai marauke. Oleh karena itu Indonesia memiliki beragam bahasa yang berbeda dari tiap-tiap
daerah.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan oleh warga Negara Indonesia dan sebagai
bahasa persatuan antar warga.

Berikut adalah beberapa

Ciri -Ciri dan Karakteristik Bahasa


Bahasa Bersifat Abritrer

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat
wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu.
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional.

Bahasa Bersifat Produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat
satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.

Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan
sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis,
sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul,
tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi

Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan
oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran
leksikon.

Bahasa Bersifat Manusiawi

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang
dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif
dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan
cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa
bahasa itu bersifat manusiawi.

Ciri-ciri Bahasa Baku

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia nonbaku telah dibuat oleh para pakar
bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain Harimurti Kridalaksana, Anton M.
Moeliono, dan Suwito.
Ciri-ciri bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia nonbaku itu dibeberkan di bawah ini setelah
merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh para pakar tersebut.

Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku sebagai berikut:

a) Pelafalan sebagai bagian fonologi bahasa Indonesia baku adalah pelafalan yang relatif bebas dari
atau sedikit diwarnai bahasa daerah atau dialek.

Misalnya, kata / keterampilan / diucapkan / ketrampilan / bukan / ketrampilan

b) Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan lain-lain sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia
baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.

Misalnya:

Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.

Kuliah sudah berjalan dengan baik.

c) Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam
kalimat.

Misalnya:

Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua di anggapnya penipu.

d) Partikel –kah, -lah dan –pun sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas dan
tetap di dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah buku itu sampai selesai!

Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?

Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.

e) Preposisi atau kata dengan sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan secara jelas
dan tetap dalam kalimat.

Misalnya:
Saya bertemu dengan adiknya kemarin.

Ia benci sekali kepada orang itu.

f) Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara
jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan tempatnya di dalam kalimat.

Misalnya:

Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.

Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.

Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalammusyawarah itu.

g) Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis secara
jelas dan tetap dalam kalimat.

Bahasa Tidak Baku

Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar ini sering
disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam takbaku”, bahasa tidak
baku”, “ragam nonstandar”.

Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa tidak baku adalah salah satu variasi
bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak
resmi (1981 : 23).

Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata
atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang
berpendidikan (1985 : 116).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam yang berkode
bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak
diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Bahasa Indonesia adalah
bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa Indonesia dalam berkomunikasi dan digunakan
sebagai bahasa pengantar.
Bahasa Indonesia memegang peranan penting. Bahasa indonesia perlu dipelajari dan dipahami
oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga
Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu bangsa. Sampai saat ini, bahasa
Indonesia belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang
berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat
menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama
dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai
aspek kehidupan dan kebudayaan. Hal ini pulalah yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai
sarana pertahanan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai