Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam

perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan

kemerdekaan, bahasa Indonesia berhasil membangkitkan diri menggalang

semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam

pembukaan UUD 1945. Kenyataan sejarah itu berarti bahwa bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi

antar suku, antar daerah, dan bahkan antar budaya.

Sebagai akibat dari ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa negara,

bahasa Indonesia yang memiliki peran yang sangat menentukan sebagai alat

komunikasi dalam peri kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam hubungan ini, bahasa Indonesia tidak hanya digunakan sebagai bahasa

resmi dalam penyelenggaraan kehidupan negara dan pemerintahan, tetapi juga

sebagai bahasa pengantar pada jenis dan jenjang pendidikan, sebagai bahasa

perhubungan nasional (terutama dalam kaitannya dengan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan nasional), sebagai sarana pembinaan dan

pengembangan kebudayaan nasional.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

masih harus terus dimantapkan dan dikaji ulang. Pada dasarnya peran atau fungsi

bahasa Indonesia dari waktu ke waktu boleh dikatakan tidak mengalami

1
2

perubahan. Artinya, rincian peran bahasa Indonesia, sekurang-kurangnya yang

telah disinggung tadi, boleh dikatakan berlaku sepanjang masa selama bahasa

Indonesia berstatus sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Bahasa

Indonesia sebagai lambang Negara yang memiliki sistem dalam melakukan

komunikasi antar suku budaya yang ada di Indonesia. Kridalaksana (dalam Chaer,

2003: 32) mendefenisikan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang

digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama.

Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif.

Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran

dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Bahasa dikatakan aktif karena

bahasa terus berubah sesuai dengan perkembangan jaman dan budaya. Oleh

karena sifatnya tersebut, bahasa merupakan aspek terpenting dalam mempelajari

suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat. Bahasa juga merupakan suatu

sistem komunikasi maksudnya adalah suatu bagian atau subsistem dari sistem

kebudayaan, bahkan dari bagian inti kebudayaan. Lebih penting lagi, kebudayaan

manusia tidak akan mungkin terjadi tanpa bahasa karena bahasalah faktor yang

menentukan terbentuknya kebudayaan.

Fungsi bahasa dalam arti luas dapat dipergunakan sebagai media

komunikasi untuk menyampaikan segala berlambang kebudayaan antar anggota

masyarakat. Sifat khas suatu kebudayaan memang hanya bisa dimanifestasikan

dalam beberapa unsur yang terbatas dalam suatu kebudayaan, yaitu dalam

bahasanya, keseniannya, dan dalam adat istiadat upacaranya. Bahasa dan budaya,

sangat erat dengan daya-daya kohesif dan saling mempengaruhi, serta boleh
3

dikatakan bahwa masing-masing entitas yang satu tidak bisa berdiri sendiri tanpa

peranan yang lain. Manusia Indonesia mempergunakan bahasa Indonesia sebagai

wahana dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah milik

manusia.

Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia. Kedudukan

bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai sarana komunikasi, baik dalam

hubungan sosial maupun dalam hubungan formal. Bahasa Indonesia yang

berperan sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi di wilayah Republik

Indonesia sudah mulai diminati oleh penutur asing untuk dipelajari. Sedemikian

eratnya hubungan antara kebudayaan dan bahasa sebagai wadahnya, hingga sering

terdapat kesulitan dalam menerjemahkan kata-kata dan ungkapan dari satu bahasa

ke bahasa yang lain. Hal ini menegaskan pada hubungan antara bahasa dan

kebudayaan, yaitu bahwa kunci bagi pengertian yang mendalam atas suatu

kebudayaan adalah melalui bahasanya. Semua yang di bicarakan dalam suatu

bahasa, terkecuali ilmu pengetahuan yang kita anggap universal, adalah tentang

hal-hal yang ada dalam kebudayaan bahasa itu. Bahasa juga merupakan produk

budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat bahasa yang

bersangkutan.

Ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam kajian sosiolinguistik,

karena sosiolinguistik mengkaji tentang ciri-ciri khas variasi bahasa, dan bahasa

merupakan alat komunikasi manusia dalam sebuah masyarakat tertentu. Sebagai

alat komunikasi, bahasa memiliki kaidah-kaidah tertentu.


4

Penggunaan bahasa yang tentu sudah disepakati oleh masyarakat pemakai

bahasa itu sendiri, sehingga dapat terjadi komunikasi yang efektif antara

pengguna bahasa, karena masyarakat pengguna bahasa tersebut sudah mengetahui

arti dan maksud tentang bahasa dialek dan ragam yang akan dikomunikasikan

dengan masyarakat khususnya masyarakat penutur bahasa.

Kita banyak menemukan variasi, ragam atau dialek di tengah-tengah

lingkungan masyarakat tutur, tetapi kita masih belum membedakan manakah yang

menjadi pola dalam penggunaannya, sehingga dalam memenuhi pengertian

tentang analisis suatu bahasa menjadi lebih terarah dan mudah dipahami.

Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya

relatif, yang berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu (menurut Abdul

Chaer). Sedangkan menurut bahasa Yunani dialek disebut dialektos yang berarti

varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Pemberian dialek berdasarkan faktor

geografi dan sosial. Dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan

pengucapan. Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan, maka disebut

aksen. Dapat disimpulkan bahwa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok

penutur yang berbeda dengan kelompok penutur lain berdasarkan atas letak

geografi, faktor sosial, dan lain-lain. Ilmu yang mempelajari dialek disebut

dialektologi yaitu bidang studi yang bekerja dalam memetakan batas dialek dari

suatu bahasa.

Di Asrama, Fakfak bahasa komunikasinya sangat bervariatif. Sebagian

penutur ada yang menggunakan bahasa Indonesia dan sebagian ada yang

menggunakan bahasa Fakfak sebagian ada yang menggunakan bahasa Indonesia


5

dialek Fakfak. Hal Itu dikarenakan oleh keadaan geografisnya, yaitu letaknya

yang berdekatan dengan lingkungan penutur bahasa lainnya. seperti Jawa,

Kalimatan, dan Fakfak bisa dikategorikan masyarakat bahasa atau masyarakat

tutur, karena sedikitnya telah menguasai tiga bahasa (multilingual) yaitu bahasa

Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Kalimatan.

Dengan demikian, peranan penting yang dijalankan bahasa Indonesia

dialek Fakfak dengan berbagai variannya adalah menjembatani kesenjangan yang

ada di antara penutur beraneka macam bahasa daerah pada satu pihak dan bahasa

Indonesia modern dipihak lain. Peristiwa saling pengaruh, pada satu pihak antara

bahasa daerah dan bahasa Melayu, dan bahasa Melayu serta bahasa daerah dengan

bahasa Indonesia mempunyai dampak yang sangat berarti dalam pemakaian

bahasa Indonesia ragam lisan.

Dalam hal ini tampaknya ada banyak kelonggaran yang berlaku dan

terdapat kecenderungan variasinya berimbang antara daerah yang satu dan daerah

yang lain (Fer-Sukardi Gau 23 nandez, 1998). Dialek Papua telah menjadi varian

yang dominan, yang bukan saja dituturkan di wilayah pesisir, tetapi juga di semua

kawasan pedalaman. Pada bagian ini penggunaan istilah bahasa dialek Fakfak dan

bahasa Indonesia dipandang sebagai dua istilah yang berbeda. Meskipun jika

dilihat dari perspektif dialektologi, bahasa yang digunakan masyarakat Fakfak dan

bahasa Indonesia adalah awalnya dua dialek Melayu. Jadi, istilah bahasa Melayu

di sini dimaksudkan untuk merujuk kepada sebuah ragam bahasa sebagaimana

istilah itu sering digunakan untuk merujuk pada dialek-dialek bahasa Nusantara

lainnya, seperti Bahasa Jakarta, Bangka, Manado, Makassar, Ambon, Ternate,


6

Kupang, Loloan (Muhadjir, 1999; Nothofer, 1997; Collins, 2007; 2007; Jauhari,

2007; Sumarsono,1990).

Dalam menganalisis suatu bahasa adalah keadaan harafiah dan filosofi

bahasa itu sendiri. Apabila suatu bahasa tidak dapat menunjukan kenyataan

sebagai bahasa yang dapat dikomunikasikan, kita tidak dapat mengkaji,

menganalisisnya suatu data yang valid. Melihat fenomena seperti itu sehingga

dialek Fakfak merupakan segmen penting bagi peneliti bahasa. Peneliti ketahui

dalam dialek Fakfak banyak bentuk makna bahasa yang belum diklasifikasikan,

namun pendapat itu masih dalam tataran hipotesis kerja peneliti. Penelitian ini

sangat penting untuk melihat kecendrungan sebuah ragam dialek Fakfak yang

tumbuh di Asrama Fakfak apakah ke arah perkembangan posetif atau sebaliknya.

Penelitian ini sangat esensial untuk dilaksanakan, mengingat

bagaimanapun sulitnya bahasa dan makna dialek Fakfak di Asrama Fakfak

dengan tingkat sosial kebahasaan bertolak dari pemikiran bahwa semua bentuk

makna dalam bahasa indonesia dialek Fakfak yang ada tidak akan mempunyai

peran dan fungsi yang sama dalam pemakaiannya dalam komunikasi di

masyarakat.

Hal-hal yang diutarakan di atas itulah yang menjadi latar belakang

subtansial untuk menganalis ragam bahasa Indonesia dialek fakfak di Asrama

Fakfak, hal-hal lain yang menjadi pemicu dipilihnya masalah ini dan kemudian

diangkat dalam sebuah penelitian adalah makna dan bentuk bahasa dialek Fakfak

Penelitian Rina (2009) berjudul “Frase Adjektiva Bahasa Melayu Dialek

Hamparan Perak. Tujuan penelitiannya antara lain 1. mengetahui tipe frase


7

adjektiva bahasa melayu Hampran perak, 2. mengetahui ciri-ciri frase adjektiva

bahasa melayu hamparan perak. Persamaan dengan penelitian ini yaitu membahas

tentang dialek. Adapun perbedaannya adalah terletak pada bentuk dan makna.

Rina meneliti tentang frase adjektiva, sedangkan penelitian ini meneliti tentang

analisis ragam bahasa Indonesia dialek Fakfak. Penelitian yang berkaitan dengan

ragam bahasa dan dialek terhadap bahasa Indonesia sudah banyak dilakukan oleh

ahli bahasa seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya. Hasil pemikiran

para penelitian tersebut sangat bermaanfaat bagi terwujudnya penelitian ini,

karena hasil pemikiran mereka dapat membantu peneliti mendapatkan gambaran

mengenai interferensi beserta masalah-masalahnya. Hasil penelitian yang ada di

Universitas Diponegoro diantaranya dilakukan oleh Yeni Murdianingsih (2004),

Mahar Pramudya (2006), dan Avid Setiyowati (2008). Pada bab ini akan diuraikan

tentang teori-teori yang menjadi dasar pembahasan masalah yang ada dalam

penelitian ini. Konsep dasar bagi landasan berpikir peneliti mencakup bahasa dan

masyarakat, dialek, kontak bahasa, kedwibahasaan dan masyarakt tutur.


8

1.1.1 Batasan Masalah

Analisis ragam bahasa Indonesia dialek Fakfak memiliki sistem yang

berbeda dengan bahasa Indonesia, setiap perubahan bentuk dan perubahan makna.

Peneliti membatasi pada penelitian ini adalah bentuk dan makna dalam bahasa

Fakfak. Adapun bahasa Fakfak yang diteliti khusus analisis ragam bahasa

Indonesia dialek Fakfak yang digunakan oleh masyarakat Fakfak dan mahasiswa

Fakfak.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikembangkan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

a. Bagaimanakah bentuk ragam bahasa Indonesia dialek Fakfak di Asrama

Fakfak Malang

b. Bagaimanakah makna ragam bahasa Indonesia dialek Fakfak di Asrama

Fakfak Malang

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan

penilitian ini antara lain untuk :

1. Mendeskripsikan bentuk ragam bahasa Indonesia dialek Fakfak.

2. Mendeskripsikan makna ragam bahasa Indonesia dialek Fakfak.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengetahuan dan

masukan pada perkembangan ilmu kebahasaan, khususnya mengenai deskripsi

bentuk dan makna ragam bahasa Indonesia.


9

2. Bagi lembaga pembinaan dan pengembang bahasa hasil penelitian ini

dapat dijadikan tolok ukur dalam kemantapan pembinaan dan pengembangan

bahasa pada lembaga pendidikan.

1.5 Defenisi Operasional

Definisi operasional dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

menghindari perbedaan interpretasi makna terhadap hal-hal yang bersifat esensial

yang dapat menimbulkan kerancuan dalam mengartikan judul, maksud dari

penelitian. Disamping itu juga sebagai penjelas secara redaksional agar mudah

dipahami dan diterima oleh akal sehingga tidak terjadi dikotomi antara judul

dengan pembahasan dalam skripsi ini. Definisi operasional ini merupakan suatu

bentuk kerangka pembahasan yang lebih mengarah dan relevan dengan

permasalahan yang ada hubungannya dengan penelitian. Sesuai dengan judul

“Analisis ragam bahasa Indonesia dialek Papua.

1.5.1 Analisis

Menurut Wiradi

1. Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti

mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan

kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir

maknanya.

Menurut Komaruddin

2. Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan

menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,


10

hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan

yang terpadu.

1.5.2 Ragam bahasa

Menurut Bachman

Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang

berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,

kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara

1.5.3 Dialek

Menurut Abdul Chaer

Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya

relatif, yang berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu.

1.5.4 Bentuk ragam bahasa

Menurut Fishman

Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak

tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku

agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa. dari pada itu perlu

yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan

dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik

pembicaraan.

1.5.5 Bahasa

Menurut Sudaryono
11

Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna

sehingga ketidak sempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah

satu sumber terjadinya kesalah pahaman.

1.5.6 Makna

Menurut Ferdinand De Saussure (dalam buku Abdul Chaer,1994:286)

mengungkapkan bahwa pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang

dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.

Anda mungkin juga menyukai