Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN BAHASA DALAM BUDAYA

WAHYUNI
Pembimbing : Wahyuddin, S.Pd, M.Hum
Program studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah dan Keguruan
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
wahyuni.mj2@gmail.com

ABSTRAK
Bahasa memiliki arti sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Arti bahasa adalah
rangkuman dari semua pengalaman manusia sejak permulaan umat manusia. Selama ada
bahasa dan interaksi antara orang-orang yang menuturkannya, bahasa akan terus berkembang.
Arti bahasa terutama adalah alat komunikasi, dan komunikasi hampir selalu terjadi dalam
semacam konteks sosial. Arti bahasa bisa menjadi identitas bagi sebuah negara atau
kelompok. Bahasa menjadi alat untuk mengkomunikasikan pemikiran individu, serta
kepercayaan dan praktik budaya komunitas. Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun
tulisan berkembang mulai pada saat terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan
dengan momen Sumpah Pemuda. Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus berkembang
seiring berlakunya ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan hingga ke Ejaan yang
Disempurnakan (EYD). Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara
berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa sering dipisahkan dari pengajaran budaya (culture),
bahkan ada yang menganggap bahwa bahasa tidak ada hubungannya dengan budaya.
Memang diakui bahwa budaya penting untuk dipahami oleh pemelajar bahasa, tetapi
pengajarannya sering terpisah dari pengajaran bahasa. Joan Kelly Hall (2002) menyebutkan
bahwa ancangan kemampuan komunikatif (communicativecompetence), misalnya, memang
mempertimbangkan aspek budaya dalam pembelajaran bahasa dengan lebih menekankan
pada penggunaan bahasa, tetapi dalam pelaksanaannya bahasa masih dianggap sebagai satu
sistem homogen yang terpisah dari interaksi penutur dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
kata kunci yang niscaya hadir dalam setiap perbincangan tentang bahasa, khususnya Bahasa
Indonesia, adalah jati diri bangsa dan persatuan nasional. Bahasa memang acapkali berkaitan
erat dengan bangsa. Ini seperti bunyi pepatah lama: “Yang kurik kundi, yang merah saga;
yang baik budi, yang indah bahasa”. Keberbudian seseorang atau suatu masyarakat,
sebagaimana tampak dalam pantun ini, dalam batas tertentu dapat ditakar melalui keindahan
dan kesantunan berbahasa.

Kata kunci : Bahasa, komunikasi dan Budaya


ABSTRACT
Language has a very basic meaning for human life. The meaning of language is a summary of
all human experience since the beginning of mankind. As long as there is a language and
interaction between those who napting it, the language will continue to grow. The meaning of
language is mainly a communication tool, and communication is almost always in some sort
of social context. The meaning of language can be an identity for a country or group.
Language tools to communicate individual thinking, as well as the trust and community
culture practices. The development of Indonesian and overseas language develops from the
time of its formation, which is on October 28, 1928, along with the moment of the Young
Volume. After being formed, the Indonesian continues to grow over the entry of spelling van
Ophuijsen, Soewandi, Melindo even to the enhanced spelling (EYD). At that time, the youths
of various corners of the archipelago gathered in youth density and viole (1) velvet the blood,
which island, (2) of the one-nation, the Indonesian nation, and (3) uphold the unity, the
Indonesian language. Teaching Language is often separated from cultural teaching (culture),
even anyone considers that language has nothing to do with culture. It is recognized that
culture is important to understand by language learning, but the teaching is often separated
from language teaching. Joan Kelly Hall (2002) mentions that the communicative
competence, such as, considering the cultural aspects of language learning more emphasis on
the language of language, but in the implementation of the language is still considered a
homogeneous system separate from the interaction of speakers in everyday life. One
keywords that are disabled at each conversation about the language, especially Indonesian, is
the national identity and national unity. Language is often regarding tightly with the nation.
It's like a long saying: "The curricant, the Saga is; The good Budi, beautiful language ". One's
sustainance or a society, as it appears in this pantun, within a certain limit can be drool
through the beauty and speaking of speaking persecution.

Key words: language, communication and culture

A. PENDAHULUAN
Salah satu peranan penting bahasa Indonesia adalah pada aspek budaya daerah.
Bahasa Indonesia mempelopori tumbuhnya budaya daerah dalam bangsa. Karena dengan
mengikuti perkembangan zaman budaya daerah itu bisa maju. Bahasa terus menerus
berubah sesuai dengan tuntutan baru, tuntutn penutur dan tuntutan masyarakat dan
jamannya. Tidak bahasa yang berjalan yang ditempat. Kosa kata dan maknanya maupun
pola-pola pemakaiannya terus bergulir. Bahasa mau tidak mau harus membuka diri
terhadapkata- kata baru maupun struktur baru, dengan demikian harus terus menerus
memperbarui diri karena begitulah keadaan penutur-penuturnya. Perubahan dan
perkembangan bahasa baik secara nasional (bahasa-bahasa etnik) maupun Internasional
(bahasa-bahasa ras) sulit dihindari. Hal tersebut terjadi sebagai akibat akulturasi budaya
yang Didahului dengan proses perpindahan penutur suatu bahasa ke lingkungan penutur
bahasa yang lain, sehingga Terjadilah perubahan dialek-dialek baru, penciptaan kata-kata
baru, bahkan sering terjadi perubahan susunan Sintaksisnya. Namun demikian bahasa bisa
berubah dan berkembang dengan sendirinya secara perlahan, Karena menyesuaikan
perkembangan dan perubahan pola dan sistem kehidupan masyarakat penuturnya, Seperti
tingkat pendidikan, sosial, budaya dan bahkan penguasaan iptek. Dalam terbentuknya
suatu kebudayaan dalam masyarakat, tentu diperlukan bahasa yang memudahkan setiap
orang untuk berkomunikasi, berbagi informasi, nilai, dan kepercayaan. Bahasa
mempengaruhi proses kognitif manusia, serta memudahkan kelompok untuk melakukan
ritual agama dan adat bersama-sama. Salah satu peran bahasa dalam komunikasi adalah
sebagai gambaran bagaimana budaya yang dimiliki daerah tertentu. Apabila dua daerah
memiliki perbedaan bahasa terlalu mencolok, maka semakin besar pula perbedaan budaya
yang dimiliki keduanya. Akhirnya, komunikasi akan semakin sulit untuk
dilakukan.Biasanya, semakin mencolok perbedaan budaya, maka makin besar pula
ambiguitas dalam komunikasi. Artinya, pihak yang satu sulit untuk mengartikan perilaku
pihak lain. Dengan kesamaan bahasa diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian,
sehingga dapat membantu seseorang menguraikan dan memprediksi perilaku orang lain.
Komunikasi terjadi pada dua belah pihak yang memiliki perbedaan latar belakang akan
memicu kesadaran diri pada diri masing-masing selama berkomunikasi. Ada nilai positif
maupun negatif melalui kesadaran diri. Positifnya, dapat memicu rasa empati dalam
komunikasi budaya serta melatih seseorang untuk lebih waspada dan berhati-hati karena
takut menyinggung atau mengatakan hal yang tidak patut. Sedangkan negatifnya,
seseorang menjadi terlalu kaku, kurang percaya diri, dan tidak spontan saat
berkomunikasi.
Di Indonesia terdapat bahasa Nasional yang biasa digunakan dalam komunikasi
antar budaya. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik akan mempermudah pihak-pihak
yang berkomunikasi dalam memahami dan menangkap pesan dari pihak lain walaupun
memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Keanekaan bahasa daerah yang ada di
Indonesia dapat menjadi potensi yang positif dalam mengembangkan dan
mempermantap kedudukan bahasa nasional yakni bahasa Indonesia. Oleh karena itu,
menjadi tidak bijak jika bahasa daerah dianggap sebagai bahasa ‘pengganggu’ bahasa
Indonesia. Bahasa daerah atau yang biasa juga disebut dengan bahasa etnis atau
bahasa ibu telah menjadi agenda UNESCO dengan menetapkan tanggal 21 Februari
sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Oentarto Sindung Mawardi dalam
makalahnya yang berjudul “Peran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Memperkukuh
Ketahanan Budaya Bangsa” (2003:5) mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh
UNESCO di atas menunjukkan betapa pentingnya upaya mempertahankan pemakaian
serta pemberdayaan fungsi bahasa daerah/etnis/bahasa ibu di tengah-tengah masyarakat
pendukungnya. Dalam masyarakat seseorang tidak dipandang sebagai individu yang
terpisah dari yang lainnya. Ia Merupakan anggota kelompok sosialnya. Oleh sebab itu
bahasa dan pemakaian bahasanya tidak diamati Secara individual, tetapi selalu
dihubungkan dengan kegiatan yang ada dalam masyarakat. Setiap orang Berbeda cara
pemakaian bahasanya. Perbedaan dapat kita lihat dari segi lagu atau intonasinya, pilihan
kata-Kata, susunan kalimatnya, cara mengemukakan idenya dan sebagainya. Atau dengan
kata lain kita dapat Membedakannya dari segi fonetik fenemiknya. Sifat-sifat khusus
(karakteristik ) pemakaian bahasaPerseorangan dikenal dengan istilah idiolek (Haryono,
2006). Fishman, (1971) mengemukakan bahwa secara kelompok heterogenitas pemakaian
bahasa dapat Dikenal antara lain dengan memperhatikan adanya berbagai dialek. Dialek
menunjukkan adanya kekhususan Pemakaian bahasa di dalam daerah tertentu atau tingkat
masyarakat tertentu, yang berbeda dengan Pemakaian bahasa di dalam daerah tertentu
atau tingkat masyarakat tertentu, yang berbeda dengan Pemakaian bahasa yang
disebabkan oleh perbedaan asal daerah penuturnya disebut dialek geografis, Sedangkan
perbedaan pemakaian bahasa karena perbedaan tingkat kemasyarakatan penuturnya
disebut dialek Sosial (sosiolek).
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif. Selain itu, metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian
bahasa. Penelitian bahasa bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari
fenomena kebahasaan. Penelitian bahasa melibatkan kaidah-kaidah sebagai hasil
deskriptif dengan metode kajian berdasarkan teori-teori tertentu (Djajasudarma 2006: 4).
Penelitian ini juga menggunakan model etnografi komunikasi yaitu metode yang
melibatkan peneliti terjun langsung ke masyarakat. Merujuk dari metode sebelumnya,
penelitian ini pun menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,
kepercayaan,presepsi, pemikiran orang secara individual ataupun kelompok.
Sebagaimana dikemukakan oleh Ratna (2010: 94) penelitian kualitatif tidak semata-mata
mendeskripsikan, tetapi yang lebih penting adalah menemukan makna yang terkandung di
baliknya, sebagai makna tersembunyi, atau dengan sengaja disembunyikan, seperti
mengapkesadaran itu kurang, cukup, dan sebagainya. Dengan kata lain, penelitian
kualitatif bertujuan untuk mencari gambaran dan diketahui unsur yang terkandung. Pada
penelitian ini akan dikaji secara khusus, bagaimana bentuk lingual, struktur teks, makna
dan fungsi dari tembang Mideur, klasifikasi dan leksikon perkakas pertanian yang
digunakan dalam lingkup membajak sawah, serta nilai-nilai budaya/kearifan lokal dan
konsep ramah lingkungan yang terdapat dalam perkakas pertanian.Selain itu, metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model etnografi komunikasi. Etnografi
komunikasi merupakan salah satu dari sekian studi penelitian kualitatif, yang
mengkhususkan pada penemuan berbagai pola komunikasi yang digunakan oleh manusia
dalam suatu masyarakat tutur. Dalam etnografi komunikasi terdapat isu-isu dasar yang
mendasarinya. Isu tersebut adalah bahasa, komunikasi dan kebudayaan. Setiap
masyarakat memiliki sistem komunikasi tersendiri, maka dengan sendirinya untuk
keberlangsungan hidup, masyarakat dapat membentuk kebudayaannya.

C. PEMBAHASAN
1. Hubungan bahasa dalam budaya
Bahasa merupakan produk kebudayaan yang tidak bisa terpisahkan
(Koentjaraningrat, 2005). Bahasa tidak ada bedanya dengan makhluk hidup yang lain,
karena bahasa juga mengalami lahir, kecil, lalu berkembang menjadi dewasa dan sirna
(Abusyairi, 2003). Jadi bahasa tidak statis seperti yang sering diasumsikan
kebanyakan orang. Budaya merupakan sebuah kajian yang bersifat kompleks, abstrak,
dan luas (Mulyana & Rakhmat, 2006). Budaya disebut sebagai pola hidup yang
menyeluruh. Unsur-unsur sosio-budaya banyak tersebar dalam berbagai kegiatan
sosial masyarakat. Dari penjelasan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa budaya
adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide dan pikiran manusia dan
merupakan cermin yang lengkap dan sempurna dari budaya (Alisyahbana, 1977).
Peran bahasa sangat penting bagi kebudayaan karena bahasa mempunyai peran
dominan dalam perkembangan kebudayaan (Mardikantoro, 2013). Sependapat dengan
Mardikantoro, MasinambouwInteraksi Antara Bahasa dan BudayaTerdapat berbagai
macam interaksi yang sering terjadi antara bahasa dan budaya, antara lain:Bahasa dan
Kearifan LokalBahasa digunakan sebagai sarana dalam mengungkapkan kearifan
lokal. Selain sebagai sarana, bahasa juga digunakan sebagai media untuk mentransfer
kearifan lokal yang sudah ada ke generasi berikutnya dan menyebarkan kearifan lokal
daerah tertentu ke daerah lain. Hal ini berdasarkan penelitian Mardikantoro (2013)
yang mengungkapkan bahwa kearifan lokal dari Suku Samin diungkapkan melalui
bahasa Jawa. Cara yang digunakan untuk mengungkapkan kearifan lokal secara
lingual adalah dalam bentuk kata, kalimat, dan wacana. Kearifan lokal yang
diungkapkan dalam bahasa Jawa meliputi
a. Ajaran tentang hawa nafsu,
b. Ajaran agar tidak berbuat jahat,
c. Ajaran tentang larangan menyakiti orang lain,
d. Ajaran tentang panutan hidup,
e. Ajaran tentang memegang teguh ucapan,
f. Ajaran tentang hukum karma,
g. Ajaran tentang kejujuran,
h. Ajaran tentang hal yang mustahil,
i. Ajaran tentang hak milik dan istri,
j. Ajaran tentang berbakti pada orang tua,
k. Ajaran tentang melestarikan lingkungan, dan
l. Ajaran tentang etika kerja

2. Budaya dan Pembelajaran Bahasa


Budaya dalam hal ini menjadi sebuah pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa. Hal ini berdasarkan pada penelitian Abusyairi (2013) yang
menjelaskan bahwa penguasaan bahasa yang baik dalam komunikasi bukan hanya
karena pengaruh penguasaan linguistik namun juga dipengaruhi oleh pemahaman
bahasa sesuai dengan konteks, sehingga diperlukan pemahaman terhadap budaya
penutur. Sebagai contoh adalah hasil penelitiannya mengenai pelaksanaan penanaman
muatan budaya dalam pembelajaran bahasa Arab yang diintegrasikan dalam tahapan
berikut ;
a. Materi pembelajaran,
b. Seleksi dan pengorganisasian diri,
c. Metode pembelajaran dengan pendekatan budaya, dan
d. Evaluasi.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Saddhono (2015) melalui proses
pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA). Dalam penelitian tersebut
pembelajaran BIPA banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah
budaya asal dari penutur asing tersebut. Bahasa dan budaya penutur asing mengambil
peranan yang cukup besar dalam proses pembelajaran.Adaptasi Bahasa Adaptasi
bahasa sering dijumpai dalam berbagai kesempatan, baik dalam bentuk lisan maupun
tulis. Namun dalam melakukan adaptasi bahasa atau sering mudah disebut
penerjemaham bahasa tertentu ke dalam bahasa yang lain perlu melihat latar belakang
budaya dari bahasa yang akan diterjemahkan. Makna dan arti yang
diterjemahkanSeperti dalam budaya inventori Big Five. Big Five adalah taksonomi
kepribadian yang disusun berdasarkan pengelompokan kata-kata atau bahasa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk membedakan ciri individu satu dengan
lainnya (Ramdhani, 2012). Berdasarkan penelitian, untuk meningkatkan presentase
aitem yang memenuhi kriteria sesuai dengan konstruk maka proses penerjemahan alat
ukur psikologi yang disusun dan dikembangkan dari negara lain harus dilakukan tidak
hanya dengan menerjemahkan bahasanya saja tetapi harus disesuaikan dengan budaya
dari bangsa di mana bahasa itu digunakan (Ramdhani, 2012). Hal tersebut karena
suatu pertanyaan untuk mengungkapkan persepsi orang yang berbahasa ibu bahasa
Inggris dapat dimaknai berbeda dengan orang yang berbahasa ibu bahasa Indonesia.

D. PENUTUP
Disimpulkan bahwa bahasa dan budaya mempunyai hubungan erat yang tidak
dapat dipisahkankarena saling berkaitan. Selain itu dalam kehidupan bermasyarakat
bahasa dan budaya sering kaliberinteraksi dalam bentuk bentuk tertentu antara lain
bahasa dan kearifan lokal, budaya danpembelajaran bahasa, adaptasi bahasa, perspektif
bahasa dan budaya dalam distingsi gender, bahasadan budaya dengan visi dunia, bahasa
dan budaya dalam wacana jurnalistik, pengaruh budaya dalambahasa karya sastra, dan
pengaruh budaya dalam gaya bahasa dan struktur bahasa Khotbah Jumat.Oleh karena itu
dalam kehidupan bermasyarakat bahasa dan budaya selalu beriringan dan
salingberinterakasi dalam berbagai bentuk dan bidang.

DAFTAR PUSTAKA
Kantor bahasa bengkulu, 3 Oktober 2017. “Utamakan Bahasa Provinsi Bengkulu”.
https://kantorbahasabengkulu.kemdikbud.go.id/sekilas-tentang-sejarah-bahasa-
indonesia/#:~:text=Bahasa%20Indonesia%20lahir%20pada%20tanggal,menjunjung%20ba
hasa%20persatuan%2C%20bahasa%20Indonesia

Nazwah, Hikmah Siti, 26 Agustus 2014. “Peranan Indonesia Dalam Perkembangan Budaya
Daerah”.
https://www.slideshare.net/nazwanazwa3958/peranan-bahasa-indonesia-dalam-
perkembangan-budaya-daerah

Sendari, Ayu Anugrah, 4 Mei 2021. “Arti Bahasa Secara Umum, Fungsi, Ciri, Dan
Kedudukannya”.
https://m.liputan6.com/hot/read/4549226/arti-bahasa-secara-umum-fungsi-ciri-dan-
kedudukannya?

Retno, Yulistiana, 16 Desember 2010. “Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Pembelajaran


Budaya Bangsa”.
https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/yulistiana/bahasa-indonesia-
sebagai-sarana-pembelajaran-budaya-
bangsa_550053ca813311091bfa7633?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAF
QArABIIACAw%3D%3D#aoh=16433445338480&referrer=https%3A%2F%2Fwww.goo
gle.com&amp_tf=Dari%20%251%24s
Rahardjo, Mudjia, 27 Februari 2010. “Menjadi Indonesia Dengan Budaya”.
https://www.uin-malang.ac.id/r/100201/menjadi-indonesia-dengan-budaya-bahasa-
sendiri.html

Yulianti, Noorlita, 2014. “Cermin Kearifan Lokal Dalam Wacana Mideur”.


https://media.neliti.com/media/publications/229790-perubahan-dan-perkembangan-
bahasa-tinjau-ff11d112.pdf
Umixiaomiraredmi5a, 17 Semperter 2020. “ Jelaskan Peranan Bahasa Dalam Pembentukan
Kebudayaan dan Tamadun Manusia”
https://brainly.co.id/tugas/33045293

MABASAN, Februari 2019. “Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah dalam


Memantapkan Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia”
https://www.researchgate.net/publication/337738460_Pembinaan_dan_Pengembangan_Ba
hasa_Daerah_dalam_Memantapkan_Kedudukan_dan_Fungsi_Bahasa_Indonesia

I Nyoman Adi Susrawan, Dewa Gede Bambang Erawan, Juli 2017.”Pengembangan


Bahanajar Bahasa Indonesia
Berbasis Budaya Lokal Balidi Kelas Vii Smp Pgri 3 Denpasar”
https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/jsp/article/download/71/66

Nisrina Puspitasari, Ratna 11 Maret. “Interaksi Budaya dan Bahasa dalam Kehidupan
Masyarakat di
Indonesia”
https://osf.io/hg3t7/download

Anda mungkin juga menyukai