Anda di halaman 1dari 5

BAHASA INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DALAM BINGKAI

MULTIKULTURALISME BANGSA INDONESIA

Luluf Zulfa Falasifah


UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Abstrak
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multikultural dan sekaligus juga multilingual. Hal ini
berarti bahwa setiap suku atau kelompok etnik mempunyai tradisi dan kebudayaan sendiri,
termasuk keanekaan bahasanya. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi antar masyarakat,
bahasa dapat pula dijadikan alat untuk mengidentifikasi identitas seseorang. Artikel ini
membahas hubungan antara bahasa dan identitas dengan spesifikasi bahasa Indonesia dan
identitas nasional bangsa Indonesia dalam bingkai multikulturalisme bangsa Indonesia.
Sebagai bangsa yang dibangun atas dasar keberagaman suku bangsa dan budaya, Indonesia
memiliki modal yang baik dalam memupuk rasa nasionalisme dan memperkuat identitas
kebangsaan melalui penggunaan bahasa Indonesia. Dengan begitu, setiap masyarakat
Indonesia akan memiliki identitas kesukuan dan identitas nasional yang kuat sebagai bagian
dari bangsa Indonesia.

Kata Kunci : Bahasa Indonesia, Pemersatu, Multikultural

PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultur terbesar di dunia, hal ini dapat
terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografis Indonesia yang begitu kompleks,
beragam, dan luas. Peran pemersatuan bahasa dalam pembangunan identitas bangsa terwujud
dalam pembinaan jatidiri dan atau karakter, serta sistem nilai yang bercorak nasional, yang
pada akhirnya melahirkan entitas bahasa yang mampu mempersatukan kelompok masyarakat
dengan latar belakang etnis, budaya, agama, dan bahasa yang berbeda dan beragam.
Sebagai bahasa yang digunakan di Indonesia, bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan
yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, indentitas
nasional, media penghubung antarwarga, antardaerah dan antarbudaya, serta media pemersatu
suku, budaya dan bahasa di Nusantara. Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar
pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi (Nugroho, 2015: 285).
Dalam kajian sosiolinguistik disebutkan bahwa bahasa memiliki hubungan yang sangat
erat dengan keberadaan masyarakat. Bahkan, bahasa dianggap sebagai ciri atau identitas
suatu kelompok masyarakat. Masyarakat Indonesia pada umumnya adalah masyarakat yang
bilingualisme. Mereka pada umumnya di samping menguasai bahasa Indonesia, juga
menguasai bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Dengan demikian, situasi kebahasaan di
Indonesia sangat kompleks karena bahasa Indonesia dan 700-an bahasa daerah digunakan
oleh masyarakat Indonesia (Deanty Rumandang Bulan, 2009: 23).
Dalam artikel ini akan memberikan paparan tentang bahasa Indonesia sebagai identitas
nasional dalam bingkai multikulturalisme bangsa Indonesia dari tinjauan sosiolinguistik
tentang bahasa dan identitas. Sosiolinguitik adalah cabang ilmu linguistik dan merupakan
interdisipliner antara sosiologi dan linguistik. Sebelumnya, pada bahasan berikut, akan
dibahas terlebih dahulu multikulturalisme bangsa Indonesia sejarah singkat perkembangan
bahasa Indonesia dan bahasa indonesia sebagai Identitas nasional bangsa Indonesia.

PEMBAHASAN
1. Multikulturalisme Bangsa Indonesia
Multikulturalisme memiliki banyak pengertian. Salah satu pengertiannya
menekankan adanya penghargaan terhadap keanekaragaman di luar kebiasaan atau
budaya dominan. Pandangan multikulturalisme bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
struktur sosial menciptakan dan menjaga budaya- budaya yang berbeda dalam suatu
masyarakat. Menurut Azyumardi Azra, “Multikulturalisme” pada dasarnya adalah
“pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan
kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan
multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat”. Multikulturalisme dapat juga
dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik
(As Zaenal A, 2016: 126).
Faktor-faktor penyebab timbulnya masyarakat yang multikultural adalah keadaan
geografis, pengaruh kebudayaan asing, perkawinan campur dan juga iklim yang berbeda.
Indonesia, sebagai sebuah negara yang kaya akan khazanah budaya. Selain itu, pengaruh
kebebasan barat seperti kesetaraan gender, juga eksistensi lesbian dan gay yang
menampakkan keberadaannya di umum, membentuk beberapa kelompok yang merasa
memiliki identitas dan keadaan yang sama membuat kelompok di Indonesia juga mulai
bermunculan meskipun terbatas dan diketahui oleh kalangan-kalangan tertentu.
Sementara itu, iklim atau cuaca yang berbeda di Indonesia membuat kebiasaan
masyarakat untuk bercocok tanam berbeda-beda. Keadaan inilah yang menjadikan
masyarakat Indonesia menjadi masyarakat multikultural. (As Zaenal A, 2016: 128).
2. Sejarah Singkat perkembangan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda
dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1)
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia,
dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal
dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan
pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai
bahasa nasional. (kantorbahasabengkulu, 2017).
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36). Dengan
disahkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di Republik Indonesia, secara
otomatis, bahasa Indonesia juga memainkan perannya sebagai lambang dan jati diri
bangsa Indonesia.
3. Bahasa Indonesia sebagai Identitas nasional bangsa Indonesia
Sebagai bahasa yang berasal dari penduduk yang bukan mayoritas, dapat dikatakan
bahasa Indonesia berkembang dengan baik. Fishman Sneddon menyebut proses
penerimaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan bahasa nasional sebagai
sebuah proses yang ajaib dimana penutur yang bukan penutur asli bahasa tersebut sukses
diyakinkan untuk menerima bahasa Indonesia, yang bukan merupakan bahasa ibu
mereka, menjadi bahasa pemersatu dan bagian dari identitas mereka (Sneddon, 2003: 5).
Indonesia sendiri bukanlah satus-atunya bangsa yang dibangun atas dasar
keberagaman, khususnya keberagaman bahasa. Namun, tidak banyak negara di dunia
yang berhasil mengangkat salah satu bahasa yang ada di negaranya menjadi bahasa
nasional dan bahasa persatuan dengan mendapatkan penerimaan yang baik dari
masyarakatnya yang bukan penutur bahasa tersebut. (Sneddon, 2003: 6).
Mengidentifikasi seseorang melalui fisik untuk mengatahui asal daerah dari
seseorang tidaklah cukup. Seseorang yang berasal dari Jawa Barat tidak memiliki banyak
perbedaan secara fisik dengan seseorang yang berasal dari Jakarta. Terlebih, migrasi dari
satu daerah ke daerah lain sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern.
Oleh karena itu, pengklasifikasian identitas seseorang dapat juga dilihat dari bahasa yang
digunakannya. Menurut Humboldt bagi sebuah negara, bahasa adalah ruh sekaligus hal
yang paling penting bagi budaya bangsa tersebut. Hal ini diaplikasikan dengan tidak
tergesernya keberadaan bahasa daerah oleh keberadaan bahasa Indonesia sebagaimana
dijamin dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang pemeliharaan bahasa daerah
(Edward, 2009: 205).
Melihat bahwa bahasa merepresentasikan identitas seseorang atau sebuah
kelompok, penerimaan terhadap bahasa resmi di luar dari bahasa ibu seseorang tentu
berpengaruh pada eksistensi identitas orang tersebut. perlu adanya kebesaran hati untuk
menerima identitas baru di luar dari identitas yang telah ada. Dalam hal ini, Indonesia
memiliki modal yang baik dalam memupuk rasa nasionalisme dan memperkuat identitas
kebangsaan melalui penggunaan bahasa Indonesia. Para pendahulu kita telah
mencontohkan teladan untuk meletakan kepentingan bangsa di atas kepentingan suku
bangsanya.

PENUTUP
Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa peran bahasa sebagai identitas suatu kelompok
masyarakat dapat dijadikan media untuk penguatan identitas kelompok. Oleh karena itu,
penguatan identitas nasional bangsa Indonesia sebenarnya dapat dilakukan dari hal terkecil
yaitu penggunaan bahasa Indonesia. Semakin kita bangga menggunakan bahasa Indonesia,
semakin kuat identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, penggunaan bahasa
Indonesia oleh seluruh masyarakat Indonesia dapat menimbulkan perasaan kepemilikan yang
sama terhadap bahasa Indonesia diantara masyarakat Indonesia yang beragam. Hal ini dapat
memperkuat rasa nasionalisme di antara masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

As Zaenal Abidin, 2016, Dinamka Konsep Multikulturalsme Di Indonesia, Dinamika Global,


Vol. 01, No. 2.
Bengkulu Kantor Bahasa, 2017, Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia,
https://kantorbahasabengkulu.kemdikbud.go.id/sekilas-tentang-sejarah-bahasa-
indonesia/
Bulan Deanty Rumandang, 2019, Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa
Indonesia, JISIPOL: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 3, No. 2.
Edwards, J, 2009, Language and identity: Key topics in sociolinguistics. Cambridge:
Cambridge University Press.
Nugroho, A, 2015, “Pemahaman kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai dasar jiwa
nasionalisme”, Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015.
Sneddon, J. N, 2003, The Indonesian language: Its history and role in modern society.
Sydney: UNSW Press.

Anda mungkin juga menyukai