Anda di halaman 1dari 5

Sejarah, Perkembangan, Ragam, Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Sejarah Bahasa Indonesia


Hakikatnya Bahasa merupkan fenomena alamiah dan manusiawi yang terus berubah.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Johnson (dalam Dehghan. 2012) bahwa pengetahuan
linguistik merupakan hal internall perilaku yang dipelajari dalam interaksi sosial. Bahasa
Indonesia berkembang sesuai dengan perkembangan bangsanya. Dalam Bahasa Indonesia
terpresentasi Jiwa Nasionalisme, patriotism, dan heroisme. Dalam kongres pemuda I yang
berlangsung pada tahun 1926, para anggota siding tersebut memerlukan Bahasa yang dapat
mempersatukan seluruh Nusantara. Mulanya yang dipilih adalah Bahasa Melayu dikarenakan
pada saat itu Bahasa melayu berkembang pesat hingga ke pelosok bersamaan dengan
persebaran umat islam di Nusantara.
Hingga saat Tabrani Soerjowitjiro mengusulkan “Bahasa Indonesia” sebagai Bahasa
persatuan dikarenakan “Nusa” Bernama “Indonesia”, “Bangsa” Bernama “Indonesia” maka
Bahasa harus Bernama “Bahasa Indonesia” Bukan “Melayu”.Diskusi terkait hal tersebut
ditindaklanjuti oleh Muhammad Yamin dalam gagasan “Ikrar Pemuda” sebelum pada akhirnya
diubah menjadi “Sumpah Pemuda”. Hal tesebut terus diperbincangkan hingga diputuskan pada
Kongres Pemuda II yakni “Bahasa Indonesia” yang dituangkan dalam bunyi sumpah pemuda.
Seiring perkembangannya dan Setelah resmi Bahasa Indonesia diangkat sebagai Bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia mulai digunakan pada acara resmi. Semakin lama Bahasa
Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan. Salah satu contohnya yakni pada ejaan
yang digunakan di Bahasa tersebut. Ejaan Bahasa Indonesia pertama kali disusun oleh Prof.
Charles Van Ophuijsen merupakan ahli Bahasa berkebangsaan Belanda. Tahun 1896, beliau
mengembangkan Bahasa Indonesia yang diadopsi dari Bahasa melayu serta dibantu oleh Taib
Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer.

Perkembangan Bahas Indonesia


Pada tanggal 17 Agustus 1972, departemen Pendidikan dan kebudayaan membuat ejaan
yang disempurnakan (EYD), sebagai acuan ejaan Bahasa Indonesia. Selanjutnya pada tanggal
12 oktober 1972, Panitia perkembangan Bahasa indoensia, departemen Pendidikan dan
kebudayaan Menyusun buku peddoman umum yang berisi pemaparan ejaan yang lebih luas.
Tahun 1988 diterbitkan pedoman umum ejaan yang disempurnakan (PUEYD) edisi kedua.
Hingga edisi ketiga diterbitkkan pada tahun 2009 berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan
nomor 46. Tahun 2015 diresmikan ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Tahun 2015 Pedoman umum
ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Diterbitkan pada 26 November 2015 berdasarkan peraturan
Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 50.
Globalisasi mengharuskan negara di dunia termasuk Indonesia mempunyai komitmen
menjalankan dan menjaga integritas nasional. Globalisasi berpengaruh terhadap aspek
kehidupan secara menyuluruh. Tahun 1998 pemerintah Indonesia mengalami konflik internal
karena tidak mampu membendung laju kebebasan masyarakat. Ketidakpercayaan masyarakt
terhadap masyarakat terhadap pemerintah menimbulkan konflik yang berujung pada
anarkisme. Pada masa reformasi tahun 1998 bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang
massif. Sampai pada tahun 2007 bahasa indoensia memiliki 78.000 kata umum dan 590.000
kata di berbagai bidang keilmuan. Masa reformasi juga membawa dampak negative bagi
Bahasa Indonesia itu sendiri, salah satu penyebabnya ialah media asing waktu itu, media asing
menyoroti dengan menggunakan Bahasa asing, hal tersebut mempengaruhi masyarakat untuk
mengadopsi Bahasa asing tersebut. Akibatnya jumlah kata – kata singkatan (akronim) semakin
meningkat dan banyak menggunakan istilah asing dalam surat kabar.
Perkembangan negated Bahasa Indonesia tersebut berdampak pada menurunyya sikap
bangsa Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Masyarkat Indonesia menganggap sudah bisa
berbahasa Indonesia, kemunduran dan kemrosotan ekonomi Indonesia membuat masyarakat
lebih bangga pada Bahasa asing karena dianggap sebagai Bahasa pergaulan internasional dan
globalisasi memudahkan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan serapan Bahasa asing
sehingga berdampak pada penggunaan Bahasa Indonesia di masyarakat.
Ragam Bahasa Indonesia
Keterampilan Berbahasa setiap individu seseorang dapat diukur melalui kekayaan
pembendaharaan kosakatanya, Artinya semakin banyak kosakata yang dikuasai setiap individu
seseorang, maka semakin tinggi pula Tingkat keterampilan berbahasa. Seiring dengan
peralihan zaman dan perkembangan IPTEK, Bahasa Indonesia yang kian hari banyak dipakkai
atau digunakan oleh beragam etnik serta ejaan mengalami perubahan, baik dalam bentuk
kaidah tata bunyi, tata makna, pembentukan kata, dan masih banyak lagi. Untuk mengenali dan
memahami ragam Bahasa Indonesia di setiap daerah yang berbeda-beda, kita bisa memahami
dan mengidentifikasi berdasarkan jenis pengguna Bahasa. Daerah Nusantara terdiri dari
berbagai wilayah, setiap wilayah memiliki penuturan kata atau Bahasa yang berbeda baik
dalam kaidah tata bunyi, struktur kata, dan masih banyak lagi. Ragam Bahasa yang didasarkan
oleh sikap penutur lebih disebut dengan istilah lenggam atau gaya. Hal ini juga didukung oleh
lawan penutur atau lawan bicara. Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah penutur atau
pemakainya, dan bermacam – macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau akan
melahirkan sejumlah ragam Bahasa. Adanya bermacam – macam ragam dikarenakan terdapat
fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda – beda. Ragam tulis dan lisan merupakan
dua hal yang berbeda.
Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki fungsi dan kedudukan dikarenakan Bahasa Indonesia harus
menjadi penengah bagi setiap perbedaan Bahasa wilayah yang ada di Indonesia. Fungsi Bahasa
Indonesia menyangkut beberapa hal yakni, Bahasa Indonesia sebagai lambing kebanggaan
kebangsaan. Dikatakan lambing kebanggan karena Bahasa Indonesia merupakan buah hasil
perjuangan bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia merupakan identitas nasional, selain bendera
dan lambang negara serta sebagai identitas negara, Bahasa Indonesia memiliki pernanan vital
di masyarakat umum dan nasional sebagai jembatan atau penghubung antar-warga, antar-
daerah serta antar wilayah dan Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa sehingga
memungkinkan keselarasan antar suku, umat dan budaya di Nusantara.
Serta dalam kedudukannya sebagai Bahasa negara, Bahasa Indonesia memiliki fungsi
sebagai, Bahasa Indonesia merupakan Bahasa resmi kenegaraan yakni Bahasa Indonesia
dipakai dalam kegiatan resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia merupakan Bahasa pengantar
dalam dunia akademik atau Pendidikan mulai dari jenjang rendah hingga jenjang yang
tertinggi. Bahasa Indonesia merupakan alat penghubung pada Tingkat nasional. Maka dalam
hal ini tidak ada lagi perbedaan latar belakang antar masyarakat, Serta Bahasa Indonesia
merupakan alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dalam hal
ini Bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia. Ditengah maraknya pengaruh
globalisasi, Bahasa Indonesia tidak boleh pudar di masyarakat. Setiap generasi muda juga harus
mengetahui Bahasa dari setiap daerah masing – masing tanpa menghilangkan eksistensi dari
Bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.
Sumber
Sumber buku Bahasa Indonesia
Indonesia, R. B. Ragam Bahasa Indonesia. BAHASA INDONESIA.
Soal

1. Karena dengan kita mengetahui Sejarah Bahasa Indonesia, kita dapat mengerti seberapa
penting Bahasa Indonesia untuk setiap elemen masyarakat di Nusantara. Dan Bahasa
Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia.
2. Ada beberapa factor yakni perbedaan budaya, perbedaan wilayah, perbedaan
lingkungan sosial serta perbedaan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai