Anda di halaman 1dari 4

Nama: Agus Wahyu Sejati

NIM: D100210339

Sejarah Perkembangan, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia


Dikutip dari buku Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah,
sesuai SK Dirijen Dikti No.:43/DIKTI/Kep./2006 karya Dr. H. Yakub Nasucha, M.
Hum., Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum., dan Drs. Agus Budi Wahyudi, M. Hum.
BAB I
A. Wacana Pembuka
Bahasa merupakan alat pengungkapan diri baik secara lisan maupun tertulis,
dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Bahasa
Indonesia menjadi alat komunikasi paling pentjng untuk mempersatukan seluruh
elemen bangsa. Kemahiran berBahasa Indonesia akan tercermin pada tata pikir, tata
ucap, tata tulis, dan tata laku yang kelak akan berguna dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
B. Eksistensi Bahasa Indonesia
Semangat generasi muda memiliki Bahasa Indonesia saat ini tidak sama
dengan semangat generasi muda tahun 1928 yang menjujung Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan. Dinilai akan mengalami perbedaan pada unsur keBahasa
Indonesiaan, melihat gejala ketata bahasaan saat ini dari sikap dan aspek kebahasaan
yang mengalami perubahan dengan adanya beberapa pengaruh seperti, bahasa jawa,
bahasa gaul, bahasa slank, dan lainnya.
Perkembangan Bahasa Indonesia terjadi dilihat pada Bahasa Indonesia zaman
dulu (ejaan lama) dengan ejaan Bahasa Indonesia dewasa (EYD). Muncul
pertentangan antara mempertahankan atau mengikuti perkembangan zaman, namun
bahasa haruslah terbuka dan dinamis. Dalam perkembangannya harus ada upaya yang
dilakukan dari ranah keluarga, sosial, pendidikan, budaya, dan pemerintah, dengan
cara strategis, seperti pembelajaran yang dikembangkan melalui dosen, guru, dan
mahasiswa bahasa dan sastra. Peluang pengembangannya dikeluarkan Surat
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/Kep./2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan
kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).
Merujuk pada SK tersebut Bahasa Indonesia harus diajarkan di program studi
D-3 maupun S-1, dalam pembelajarannya disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis. Bahasa tertulis dan lisan dapat diajarkan melalui berbagai aktivitas
keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis baik langsung maupun
tidak langsung. Denan demikian, para generasi muda wajib mengembangkan dan
melestarikan Bahasa Indonesia dan dapat melestarikan dengan baik dan benar.
C. Wacana Penutup
Upaya pelestarian Bahasa Indonesia terletak pada komitmen pemakainya,
seperti guru, dosen, dan mahasiswa. Komunikasi yang terjalin dapat melestarikan dan
mengembangkan Bahasa Indonesia yang bisa diimplementasikan dalam pemakaian
bahasa sehari-hari.

BAB II
Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia

A. Wacana Pembuka
Pemahaman sejarah dan fungsi Bahasa Indonesia ini sangat diperlukan oleh
para mahasiswa, seperti yang dituliskan Sri Hastuti, dkk. (2008:1) bahwa sejak zaman
perjuangan sampai kemerdekaan tahun 1945 dapat mengetahui perkembangan bangsa
ini, dilihat pada jumlah penggunanya, maupun dari sistem tata bahasa dan kosakata
serta maknanya. Bahasa Indonesia sekarang tidak hanya dipelajari di seluruh
Indonesia, tetapi juga di banyak negara dan dicatat sebagai prestasi karena
peningkatan komunkasi antarwarga negara.
Bahasa Indoensia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional, dan fungsi
Bahasa Indonesia sebagai bahasa lingua franca yang berpotensi mempersatukan
seluruh bangsa. Sebagai warga negara Indonesia harus bangga dan bertanggung
jawab, dapat diidentifikasi melalui kegiatan ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
Semua itu dapat dilakukan simulasi oleh dosen bersama mahasiswa.

B. Sejarah Bahasa Indonesia


1. Sebelum Kemerdekaan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek Melayu. Bangsa asing
datang ke Indonesia memakai bahasa Melayu untuk berkomunikasi dengan
penduduk. Terdapat prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf
Pallawa dari abad ke-7. Masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13 atau
sebelum membawa pengaruh pada tradisi tulis dalam bahasa Melayu. Tradisi Arab
mulai digunakan untuk menulis bahasa Melayu, dengan istilah tulisan Jawi yang
berlangsung sampai abad ke-19.
Pada masa penjajahan Belanda, bahasa Melayu tetap dipakai sebagai bahasa
perhubungan. Pemerintah Belanda tidak menyebarkan bahasa Belanda, yang
sekelompok kecil orang Indonesia yang dapat berbahasa Belanda. Pemerintah
berkomunikasi pada sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan bahasa
Melayu. Masih pada penjajahan Belanda, surat kabar yang diterbitkan ditulis
dengan bahasa Melayu.
Pada 28 Oktober 1928 dalam kongres pemuda yang dihadiri oleh aktivis
dari berbagai daerah di Indonesia, bahasa Melayu dirubah menjadi Bahasa
Indonesia yang diikrarkan dalam sumpah pemuda sebagai bahasa persatuan atau
bahasa nasional. Pada 1938 diselenggarakannya kongres bahasa indoensia pertama
di Solo.
2. Sesudah Kemerdekaan
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945
titetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat pasal 36, yang
menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.”, selain bahasa
nasional juga sebagai bahasa negara.
Sesudah kemerdekaan, Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Pemerintah orde lama dan baru menaruh perhatian yang lebih
terhadap perkembangan Bahasa Indonesia dengan membentuk lembaga yang
mengurus masalah kebahasaan yang sekarang menjadi pusat bahasa dan
menyelenggarakan kongres bahasa Indonesia. Terdapat juga perubahan ejaan dari
Ejaan Van Ophuijsen ke Ejaan Soewandi yang disempurnakan EYD.
Era globalisasi saat ini menjadikan tingginya pengguanaan bahasa Inggris
yang menyaingi penggunaan bahasa Indonesia sendiri walaupun untuk
pengembangan ilmi dan teknologi, banyak yang merasa lebih bangga
menggunakan bahasa Inggris dan menjadi tantangan akan pengembangan bahasa
Indonesia.

C. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia;


1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
Sebagai bahasa nasional, berfungsi sebagai lambang kebanggaan, lambang
identitas, alat pemersatu bangsa, dan alat perhubungan antar daerah dan
bangsa.
2. Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional
Tidak semua bangsa memiliki bahasa nasional, ini patut dijunjung tinggi yang
dapat menyatukan berbagai suku dan mengatasi perbedaan yang ada.
3. Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional
Membangun kepercayaan diri dengan memiliki identitas, suku bangsa yang
berbeda perlu mengidentikkan diri melalui suatu identitas pada bahasa.
4. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa.
Memiliki banyak suku bangsa dalam budaya dan bahasanya berbeda, jika
terdapat permasalahan dalam berkomunikasi bahasa dapat mempersatukan.
5. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
Perbedaan bahasa antar suku, perlu disatukan dengan bahasa yang sama agar
saling berhubungan. Seperti menjadi lingua france (sebuah bahasa yang
diadopsi sebagai bahasa umum antara pembicara yang menggunakan bahasa
ibu yang berbeda).

D. Wacana Penutup
Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia, perkembangannya sejak
sebelum kemerdekaan RI sampai era kurikulum 2013. Seluruh bangsa Indonesia perlu
mengetahui perkembangannya dan fungsi bahasa Indonesia dengan harapan
menambah rasa nasionalisme generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai