Prodi : PG.PAUD
NIM : 23081014015
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas"BAHASA INDONESIA"
Tugas Bahasa Indonesia ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
tugas yang di berikan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas bahasa indonesia ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki tugas bahasa Indonesia ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas bahasa Indonesia ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 9
ISI
Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia. Menurut Oka
(dalam Muslich, 2009: 108), menyatakan bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai : lambang kebanggaan nasional, lambang identitas
nasional, alat pemersatu bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau
daerah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional di Indonesia memiliki fungsi yang beragam, diantaranya
adalah sebagai lambang kebanggaan nasional karena dipakai secara luas dan sangat
djunjung tinggi, sebagai lambang identitas nasional, alat untuk mempersatukan
seluruh bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah karena bahasa
Indonesia dapat dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda bahsanya sehingga
mereka dapat saling berhubungan.
Dalam aktivitas membaca, seseorang tak lepas dari suatu bahan bacaan atau
wacana. Membaca merupakan proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoleh isi atau pesan yang terkandung di dalam suatu bacaan yang terdiri dari
beberapa paragraf di dalamnya. Untuk mengetahui isi dari paragraf tersebut maka
terlebih dahulu harus mengetahui pokok pikiran atau inti bacaan dalam paragraf.
2. Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan
selama 54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18
Agustus. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membuat fase awal bahasa Indonesi
sebagai bahasa pemersatu menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian
ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan
Suwandi karena dianggap lebih menunjukan rasa nasionalisme yang tinggi.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti
yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka
tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota
Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688
M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa
Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah
(Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan
prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu
bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa
perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai
bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para
pedagang yang datang dari luar Nusantara.
Bahasa merupakan salah satu faktor yang tidak akan terlepas dalam hubungan
antar Negara. Indonesia yang ikut dalam hubungan komunikasi antar bangsa
membuat bahasa Indonesia di kenal di luar negeri. Tidak hanya di asia, bahasa
Indonesia juga di kenal di luar asia seperti Australia. Di Australia sendiri bahasa
Indonesia memiliki posisi ke-4 sebagai bahasa terpopuler. Banyak Negara yang sudah
meresmikan bahasa Indonesia di berbagai universitas dan sekolah khusus lainnya.
Contohnya di Vietnam seperti di Universitas Hong Bang dan Universitas Nasional
HCMC yang pada setiap tahunnya mata kuliah bahasa Indonesia memiliki jumlah
peminat yang cenderung meningkat.
Tak hanya itu, Bahasa Indonesia bahkan telah ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-2
di Vietnam dan menjadi bahasa terpopuler ke-4 di Australia.
Menurut Kemenlu RI (Diplomasi, No.106 tahun X), ada setidaknya 52 negara asing
membuka Program Studi Bahasa Indonesia, beberapa di antaranya; Inggris, Amerika
Serikat, Australia, Maroko, Vietnam, Kanada, Jepang, Ukraina, Korea Selatan,
Hawaii hingga Suriname.
Antusiasme warga dunia untuk mempelajari Bahasa Indonesia semakin terlihat dari
Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). Sampai akhir tahun 2020
tercatat ada 355 lembaga penyelenggara program BIPA di 41 negara, dengan total
72.746 pembelajar. Dari jumlah tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kemdikbud telah memfasilitasi 146 lembaga di 29 negara.
Menurut catatan riset etnolog yang dilaporkan pada bulan Desember 2021, penutur
bahasa Indonesia ada 199 juta. Sementara itu, penutur bahasa Melayu 19 juta. Bahasa
Melayu-Indonesia menurutnya, mempunyai bahasa yang serumpun tapi tidak serupa.
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan penulisan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia
yang berbeda. “Perbedaan ini sangat jauh dan situasi (kompleksitas perkembangan
bahasa Indonesia) ini yang belum tentu terjadi pada bahasa di negara lain seperti
bahasa Malaysia,” ungkap Aminudin Aziz.
Titik tolak perkembangan bahasa Indonesia kata dia, terjadi pada peristiwa Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928 dan saat bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dimasukkan ke dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pada 18 Agustus 1945.
Meski begitu, Kepala Badan Bahasa sepakat atas fakta bahwa bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia berkembang jauh melebihi asal muasalnya (bahasa Melayu) karena
bahasa Indonesia setelah penetapan status diangkat menjadi bahasa negara terus
dikembangkan korpusnya, kamusnya, ejaan, tata bahasanya hingga seperti sekarang,”
jelasnya.
Sementara itu, bahasa Melayu bagi orang Indonesia adalah salah satu dari 718 bahasa
daerah. Menurutnya, ketika di Indonesia ada yang menyebut bahasa Melayu,
perspektifnya adalah bahasa daerah. Merujuk data Badan Bahasa, di Indonesia ada 87
dialek bahasa Melayu. “Jika ada pernyataan mari kita perkasakan (jayakan) bahasa
Melayu, jelas kami menolak,” tegas Kepala Badan Bahasa.
Menanggapi pernyataan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob
pada lawatannya ke Indonesia, terkait memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa
perantara antara kedua kepala negara, serta sebagai bahasa resmi ASEAN, disebut
Kepala Badan perlu dikaji ulang secara mendalam. “Jika ingin menjadikan bahasa
Melayu sebagai bahasa ke-2 maka harus ada penerimaan dari seluruh anggota
ASEAN. Karena ASEAN memiliki sistem bahwa setiap usulan harus disetujui oleh
semua anggotanya,” pesan dia mewanti-wanti perlunya kehati-hatian dalam
pengambilan keputusan yang mengatasnamakan ASEAN.
Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang
dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran. Soejono juga turut mengutarakan pengertian bahasa,
menurutnya bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam
hidup bersama.
Menurut Gorys Keraf, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Simbol bunyi
(lambangkomunikasi) diciptakan manusia untuk mengatasi persoalan hidup mereka.
Lambang tersebut terus berkembang sesuai dengan perkembangan intelektual dan
cipta karya manusia. Makna setiap lambangtergantung pada konvensi (kesepakatan)
masyarakat pengguna bahasa tersebut. Maka sering terdapat perbedaan makna
lambang di antara masyarakat yang berbeda. Secara umum bahasa memiliki empat
fungsi, yaitu:
1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri, yaitu untuk mengungkapkan apa yang tersirat
dalam hati, misalnya untuk menunjukkan keberadaan kita di tengahorang lain.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan semua yang kita rasakan,
pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, yaitu melalui bahasa kita
mengenal semua adat istiadat, tingkah laku, dan tatakrama masyarakat serta mencoba
menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut.
4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial, yaitu melalui bahasa seseorang mempengaruhi
pandangan, sikap,maupun tingkah laku orang lain agar sesuai dengan harapannya.
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi
dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehinggabahasa gaul tidak
memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian qbesar kata-kata dalam
bahasa gaul remaja merupakan terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Namun,
terkadang diciptakan pula kata-kataaneh yang sulit dilacak asal mulanya. Kalimat-
kalimat yang digunakan umumnya kalimat tunggal. Bentuk- bentuk elip juga banyak
digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali
dijumpai kalimat- kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang
pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat
pendengaryang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk
memahaminya.
Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-
kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan
diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih
pendek seperti “memang menjadi emang”. Kalimat-kalimat yang digunakan
kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan
untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai
kalimat-kalimat yang tidak lengkap.
Media Cetak seperti majalah, surat kabar atau koran. Selain itu, pembuatan karya
sastra remaja misalnya cerpen atau novel yang umumnya lebih banyak menggunakan
bahasa gaul daripada bahasa Indonesia yang baku.
1. Dampak Positif
Dampak positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih
kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak adasalahnya
kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai
pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.
2. Dampak Negatif
A.Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia yang teramat penting di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,
sehingga memerlukan perjuangan yang tidak mudah untuk kita sebagai kaum muda
dan pelajar mempertahankan dan mengembangkannya.
Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam segala bidang, baik sosial, budaya,
pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Peranan bahasa Indonesia sebagai pengatar dan
penghubung di masyarakat sangat penting, sehingga masyarakat kita mampu
mengembangkan pemikiran dan ide-ide dengan baik.
Bahasa Indonesia dalam kenyataannya sekarang ini mulai redup di dalam jiwa
kaum muda dan pelajar. Hal ini terlihat kenyataan di masyarakat, dimana mereka
lebih bangga dan senang apa bila mampu berbahasa asing ketimbang menggunakan
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia di campur-campur sehingga tatanan atau Ejaan
Yang Disempurnakan tidak diindahkan lagi, yang mengarah tidak sesuainya lagi
tatanan itu. Di lingkungan keluarga, orang tua sudah membiasakan anak-anak untuk
menggunakan bahasa asing karena bahasa asing dianggap penting di dunia
pendidikan nantinya, sehingga tidak jarang remaja sekarang engan lagi berbahasa
Indonesia. Jadi dapat disimpulkan sekarang Indonesia mengalami darurat atau
krisisnya jiwa nasionalisme terhadap bahasa Indonesia.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang inggin penulis
sampaikan diantaranya:Pertama: Sebagai kaum muda dan pelajar harus terus
membekali diri dengan kemampuan-kemampuan yang bermanfaat, terutama bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua: Kaum Muda dan Pelajar harus terus bangga
menggunakan bahasa Indonesia dan tidak terus mengelu-elukan bahasa asing, karena
dengan bangga terhadap bahasa Indonesia berarti kita ikut berperan mengembangkan
dan mempertahankan salah satu jati diri NKRI. Ketiga: Pembaca, harus mampu
menjaga, mengembangkan dan mempertahankan bahasa kebanggaan kita yaitu
bahasa Indonesia dengan jiwa dan raga yang kita miliki.