Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Di susun oleh: kelompok 9

Nama : Nur Annisa Hamid. Nama : ANNISA

Prodi : PG.PAUD Prodi :PBI

NIM : 23081014016 NIM : 23084014010

Nama : Nur Azizah Mustaqimah

Prodi : PG.PAUD

NIM : 23081014015

FAKULTAS KEGURUAN Dan ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas"BAHASA INDONESIA"

Tugas Bahasa Indonesia ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
tugas yang di berikan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas bahasa indonesia ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki tugas bahasa Indonesia ini.

Akhir kata kami berharap semoga tugas bahasa Indonesia ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 20 Oktober 2023

Kelompok 9
ISI

A. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara di Negara


Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat dominan dalam segala
aspek di dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Indonesia harus dipelajari,
dikembangkan, dan dioptimalkan penggunaannya maupun fungsinya. Melalui mata
pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan tumbuh sikap bangga dalam menggunakan
bahasa Indonesia sehingga akan tumbuh juga kesadaran akan pentingnya nilai-nilai
yang terkandung di dalam bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan bahasa Indonesia
merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa Negara di Indonesia. Menurut Oka
(dalam Muslich, 2009: 108), menyatakan bahwa sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai : lambang kebanggaan nasional, lambang identitas
nasional, alat pemersatu bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau
daerah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional di Indonesia memiliki fungsi yang beragam, diantaranya
adalah sebagai lambang kebanggaan nasional karena dipakai secara luas dan sangat
djunjung tinggi, sebagai lambang identitas nasional, alat untuk mempersatukan
seluruh bangsa, dan sebagai alat perhubungan antar budaya atau daerah karena bahasa
Indonesia dapat dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda bahsanya sehingga
mereka dapat saling berhubungan.

Untuk mewujudkan fungsi bahasa Indonesia, perlu diadakannya suatu pembinaan


dan pengembangan bahasa Indonesia dengan harapan bahasa Indonesia bisa diakui
oleh setiap warga negara Indonesia. Pengembangan bahasa Indonesia dapat dilakukan
dengan upaya yang strategis melalui pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembinaan dan
pengembangan yang berhasil akan memberikan suatu dampak yang positif bagi
kemajuan berbagai aspek bangsa Indonesia.

Untuk meningkatkan mutu dalam penggunaan bahasa Indonesia, pengajarannya


dilakukan mulai sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan
sebagai landasan atau dasar pendidikan ke dalam jenjang yang lebih tinggi.
Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diketahui dari keterampilan
berbahasa yang terdiri dari ketrampilan membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan (Muslich, 2009:109). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat
diketahui dari keterampilan yang dimiliki seseorang dalam aspek membaca, menulis,
berbicara, dan mendengarkan. Setiap ketrampilan dalam bahasa mempunyai
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Ketrampilan membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang


memiliki peran sangat penting. Tujuan membaca pada 3umumnya adalah untuk
memperoleh informasi, mencakup isi dan memahami makna yang terkandung dalam
suatu bahan bacaan. Dengan membaca, seseorang dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan. Semakin banyak seseorang dalam membaca, maka semakin luas pula
wawasannya.

Dalam aktivitas membaca, seseorang tak lepas dari suatu bahan bacaan atau
wacana. Membaca merupakan proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoleh isi atau pesan yang terkandung di dalam suatu bacaan yang terdiri dari
beberapa paragraf di dalamnya. Untuk mengetahui isi dari paragraf tersebut maka
terlebih dahulu harus mengetahui pokok pikiran atau inti bacaan dalam paragraf.

1. Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia


Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan berkembang
mulai pada saat terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan
momen Sumpah Pemuda. Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus
berkembang seiring berlakunya ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo
bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ini adalah beberapa
contoh sederhana bagaimana bahasa Indonesia dengan pesat mengalami
perkembangan. Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak umum
merupakan bahasa Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa
perhubungan di Nusantara kala itu. Bahasa Melayu telah ada dan digunakan
terlebih dahulu. Keberadaan bahasa Melayu pun dapat ditilik dalam saat
persiapan Kongres Pemuda tahun 1926, para pemuda masih
mempermasalahkan tentang sebutan bahasa persatuan Indonesia. Kemudian
M. Tabrani mengusulkan bahasa Melayu diganti dengan istilah bahasa
Indonesia dan hal ini pun disetujui bersama pada 2 Mei 1926.
a. Kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi berikut.

1. Lambang kebanggaan bangsa. Bahasa Indonesia mencerminkan setiap


nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

2. Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia merupakan identitas


ataupun jati diri dari orang-orang ataupun penduduk Indonesia.

3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya. Bahasa


Indonesia menghindarkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan
kesalahpahaman di tengah masyarakat yang majemuk.

4. Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya. Bahasa Indonesia


mempersatukan setiap suku-suku di Indonesia yang memiliki bahasa dan
kebudayaan yang berbeda dengan total tujuh ratusan bahasa daerah,
bahasa Indonesia pun menyatukan. Dengan demikian, peranan bahasa
Indonesia adalah krusial dalam menunjang bangsa dan negara serta setiap
dari pada rakyat Indonesia.Perkembangan bahasa Indonesia telah melalui
sejarah yang cukup teramat panjang. Melalui kilas balik sejarah yang telah
dipaparkan di atas, dapat dengan jelas diketahui bahwa bahasa Indonesia
telah menjadi begitu kuat hingga saat ini karena telah melalui proses yang
unik. Berawal dari bahasa Melayu, kontak dengan budaya asing yang
kemudian menggunakan bahasa Melayu dan menjadi bahasa yang
akhirnya diganti dengan istilah

b. Bahasa Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian masuk ke


dalam tiga kategori perkembangan, yaitu

1. Bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para


pemudakembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam sumpah
pemuda yang berbunyi:Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe
bertoempah darah jang satoe, tanah IndonesiaKami poetra dan poetri
Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa IndonesiaKami poetra dan
poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Dengan sangat jelas bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun
diikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa Indonesia
kemudian mulai diterima oleh masyarakat Indonesia. Dengan diterimanya
bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa pemersatu
Indonesia. Diterimanya bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari
diadakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) pada tanggal 25 —28 Juni
1938 di Solo.

2. Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan
selama 54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18
Agustus. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membuat fase awal bahasa Indonesi
sebagai bahasa pemersatu menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian
ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan
Suwandi karena dianggap lebih menunjukan rasa nasionalisme yang tinggi.

3. Bahasa internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional


merupkan fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan
dilakukan terbukti dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia
yang mengambil tempat di Jakarta pada tanggan 28 Oktober hingga 1
November 2018. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga ikut mendukung
bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya pasal 44 ayat 1.
Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah adanya tenaga dan
buku-buku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal


18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,


menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia
tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah
dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti
yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka
tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota
Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688
M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa
Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah
(Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan
prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu
bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa
perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai
bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para
pedagang yang datang dari luar Nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari


peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu
nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad
ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah
Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan


menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima
oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku,
antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal
tingkat tutur.

Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin


berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di
daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya
daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari
bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa
Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan


mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa
Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi
bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928).

Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan


pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat
besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai
oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

1. Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti


tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra
dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional; kedudukanya
berada di atas bahasa-bahasa daerah.

Menurut (Arifin,dkk. 2008:12) Bahasa Indonesia juga berkedudukan


sebagai bahasa negara, hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
tercantum pasal khusus (Bab XV, pasal 36). Jadi dapat disimpulkan jika
kedudukan bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara. Hal ini
yang selama ini tidak diketahui oleh semua kaum muda dan pelajar, dimana
bahasa Indonesia begitu fital di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Bahasa Indonesia menjadi jantung dari bangsa Indonesia yang sudah menjadi
keharusan sebagai generasi penerus untuk menjaga dan mengembangkanya.

Dalam kedudukanya bahasa Indonesia harus benar-benar dipahami oleh


semua kalangan terutama kaum muda dan pelajar, agar jiwa patriotisme dan
nasionalisme mereka terus terjaga, hal ini berkenaan dengan keadaan saat ini
yang semangkin hari semangkin krisis akan jiwa nasionalisme tersebut. Kaum
muda dan pelajar lebih bangga akan bahasa asing, seperti bahasa Inggris,
Mandarin, Arab dan lainya, yang menyampingkan bahasa nasional dan negara
kita, hal ini karena bahasa Indonesia adalah bahasa Ibu yang mudah untuk
dipahami dan tidak memerlukan belajar khusus. Dalam kenyataanya masih
banyak kaum muda dan pelajar yang tidak tahu bahsa Indonesia yang baik dan
benar, mulai dari tingkatan pendidikan dasar sampai dengan tingkatan
perguruan tinggi, hal ini sesuai dengan kenyataan yang pernah diteliti oleh salah
satu mahasiswa yang pernah penulis bimbing. Dari hasil penelitian tentang
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar
terlihat jika sebagian besar pelajar tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, mereka lebih sering menggunakan bahasa daerah dengan
campuran bahasa asing yang sudah jelas merusak tatanan kebahasaan yang telah
dibakukan di Indonesia. Selain itu pendidik dalam hal ini Guru dalam kegiatan
belajar mengajar juga masih banyak yang tidak menggunakan bahasa Indonesia
secara efektif, hal ini juga berpengaruh terhadap pola pikir pelajar, sehingga
mereka tidak terbiasa untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, dimana tujuan akhir akan mengarah pada tidak terjaganya kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia dengan baik di mata kaum muda dan pelajar.

2. Fungsi Bahasa Indonesia

Menurut buku Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa


nasional memiliki fungsi, diantaranya:

a. Lambang Kebanggaan KebangsaanDi dalam fungsinya sebagai Lambang


Kebangaan Kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas dasar kebangaan ini, bahasa
Indonesia harus terus dijaga, pelihara dan kembangkan serta rasa kebanggan
pemakainya senantiasa kita bina.

b. Lambang Indentitas NasionalBahasa Indonesia fungsinya sebagai Indentitas


Nasional, yang mengarah pada penghargaan terhadap bahasa Indonesia selain
bendera dan lambang negara. Di dalam fungsinya bahasa Indonesia tentulah
harus memiliki indentitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambang
kebangsaan yang lain. Bahasa Indonesia memiliki indentitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya terutama kaum muda dan pelajar membina dan
mengembangkanya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa
lain.

c. Alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah, AntarbudayaBahasa Indonesia


memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum dan nasional. Berkat adanya
bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan. Masyarakat
dapat berpergian ke seluruh plosok tanah air dengan hanya memanfaatkan
bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.

d. Alat Pemersatu Suku Budaya dan Bahasanya.Bahasa Indonesia sebagai alat


pemersatu suku, budaya dan bahasa maksudnya, bahasa Indonesia
memungkinkan keserasian di antara
suku-suku, budaya dan bahasa di Nusantara, tanpa harus menghilangkan
C.Perkembangan Bahasa Indonesia di Luar Negeri

Bahasa merupakan salah satu faktor yang tidak akan terlepas dalam hubungan
antar Negara. Indonesia yang ikut dalam hubungan komunikasi antar bangsa
membuat bahasa Indonesia di kenal di luar negeri. Tidak hanya di asia, bahasa
Indonesia juga di kenal di luar asia seperti Australia. Di Australia sendiri bahasa
Indonesia memiliki posisi ke-4 sebagai bahasa terpopuler. Banyak Negara yang sudah
meresmikan bahasa Indonesia di berbagai universitas dan sekolah khusus lainnya.
Contohnya di Vietnam seperti di Universitas Hong Bang dan Universitas Nasional
HCMC yang pada setiap tahunnya mata kuliah bahasa Indonesia memiliki jumlah
peminat yang cenderung meningkat.

Namun di dalam negeri sendiri, bahasa Indonesia cenderung di remehkan dan


para pelajar enggan untuk mempelajari bahasa Indonesia lebih dalam. Metode yang
membosankan dalam pembelajaran membuat para pelajar kurang memiliki minat
dalam mengembangkan dan menggunakan kosa kata bahasa Indonesia yang benar
dan mereka beranggapan bahwa bahasa Indonesia sendiri tidak begitu penting. Tidak
hanya para pelajar, kalangan masyarakat pun beranggapan bahwa bisa bahasa
Indonesia itu sudah cukup . Para pelajar lebih beranggapan bahwa belajar bahasa
asing lebih penting dari bahasa sendiri.

Berbanding sangat terbalik,bahasa Indonesia justru menjadi bahasa yang menarik


dan di minati di luar negri. Ada sekitar 52 negara yang telah meresmikan program
bahasa Indonesia contohnya Australia, Jepang, Hawai dan Thailand. Seperti di Korea
Selatan, pada setiap tahunnya pihak KBRI kota Seoul menyelenggarakan perlombaan
berpidato menggunakan bahasa Indonesia.

Perkembangan bahasa Indonesia di mancanegara menjadi peluang yang besar


bagi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Namun usaha tersebut harus di
awali dari bangsa Indonesia itu sendiri. Sebagai anak bangsa yang cinta akan tanah
air, seharusnya kita mempelajari dan mengembangkan bahasa Indonesia dengan baik.
Namun kenyataannya para pelajar dan masyarakat lebih mengenal bahasa Indonesia
yang kurang baik tutur katanya, tataran penerapan EYD, dan penerapan kata
pelesetan, dan terlebih lagi beranggapan bahasa asing lebih di banggakan daripada
bahasa sendiri yang membuat bahasa Indonesia terkikis di dalam negeri sendiri.
Melansir Kementerian Luar Negeri, mengatakan bahwa Wikipedia Berbahasa
Indonesia kini berada di peringkat 25 dari 250 Wikipedia berbahasa asing di dunia.
Sedangkan di tingkat Asia, Bahasa Indonesia berada di peringkat tiga, setelah Jepang
dan Mandarin. Sebuah pencapaian besar bukan?

Tak hanya itu, Bahasa Indonesia bahkan telah ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-2
di Vietnam dan menjadi bahasa terpopuler ke-4 di Australia.

Menurut Kemenlu RI (Diplomasi, No.106 tahun X), ada setidaknya 52 negara asing
membuka Program Studi Bahasa Indonesia, beberapa di antaranya; Inggris, Amerika
Serikat, Australia, Maroko, Vietnam, Kanada, Jepang, Ukraina, Korea Selatan,
Hawaii hingga Suriname.

Program BIPA Semakin Meningkat

Antusiasme warga dunia untuk mempelajari Bahasa Indonesia semakin terlihat dari
Program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). Sampai akhir tahun 2020
tercatat ada 355 lembaga penyelenggara program BIPA di 41 negara, dengan total
72.746 pembelajar. Dari jumlah tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kemdikbud telah memfasilitasi 146 lembaga di 29 negara.

1.Bahasa Indonesia,salah satu Bahasa Negara yang berkembang Pesat di Dunia

Perkembangan bahasa Indonesia terus meningkat pesat bahkan melebihi bahasa


induknya yakni bahasa Melayu. Bahasa Indonesia memiliki keunggulan historis,
hukum, dan linguistik. Bahkan di tingkat internasional, bahasa Indonesia telah
menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara dan persebarannya telah mencakup 47
negara di seluruh dunia.

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) juga telah


diselenggarakan oleh 428 lembaga, baik yang difasilitasi oleh Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, maupun yang diselenggarakan secara
mandiri oleh pegiat BIPA, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia,” ujar Kepala
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) E. Aminudin Aziz
dalam acara Bual Bicara Minda TV bertajuk “Bahasa Melayu-Indonesia sebagai
Bahasa Antarbangsa”, Kamis (8/4).
Senada dengan itu, Kepala Badan Bahasa menambahkan, bahasa Indonesia banyak
menyerap istilah kosa kata dari bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan lain-lain.
Selain itu, pengayaan kosa kata bahasa Indonesia berasal dari ratusan bahasa daerah
yang ada di indonesia baik Jawa, Sunda, Madura, Banjar, Papua, maupun daerah
lainnya.

Menurut catatan riset etnolog yang dilaporkan pada bulan Desember 2021, penutur
bahasa Indonesia ada 199 juta. Sementara itu, penutur bahasa Melayu 19 juta. Bahasa
Melayu-Indonesia menurutnya, mempunyai bahasa yang serumpun tapi tidak serupa.
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan penulisan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia
yang berbeda. “Perbedaan ini sangat jauh dan situasi (kompleksitas perkembangan
bahasa Indonesia) ini yang belum tentu terjadi pada bahasa di negara lain seperti
bahasa Malaysia,” ungkap Aminudin Aziz.

Titik tolak perkembangan bahasa Indonesia kata dia, terjadi pada peristiwa Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928 dan saat bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dimasukkan ke dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pada 18 Agustus 1945.
Meski begitu, Kepala Badan Bahasa sepakat atas fakta bahwa bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Melayu.

Bahasa Indonesia berkembang jauh melebihi asal muasalnya (bahasa Melayu) karena
bahasa Indonesia setelah penetapan status diangkat menjadi bahasa negara terus
dikembangkan korpusnya, kamusnya, ejaan, tata bahasanya hingga seperti sekarang,”
jelasnya.

Sementara itu, bahasa Melayu bagi orang Indonesia adalah salah satu dari 718 bahasa
daerah. Menurutnya, ketika di Indonesia ada yang menyebut bahasa Melayu,
perspektifnya adalah bahasa daerah. Merujuk data Badan Bahasa, di Indonesia ada 87
dialek bahasa Melayu. “Jika ada pernyataan mari kita perkasakan (jayakan) bahasa
Melayu, jelas kami menolak,” tegas Kepala Badan Bahasa.

Menanggapi pernyataan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob
pada lawatannya ke Indonesia, terkait memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa
perantara antara kedua kepala negara, serta sebagai bahasa resmi ASEAN, disebut
Kepala Badan perlu dikaji ulang secara mendalam. “Jika ingin menjadikan bahasa
Melayu sebagai bahasa ke-2 maka harus ada penerimaan dari seluruh anggota
ASEAN. Karena ASEAN memiliki sistem bahwa setiap usulan harus disetujui oleh
semua anggotanya,” pesan dia mewanti-wanti perlunya kehati-hatian dalam
pengambilan keputusan yang mengatasnamakan ASEAN.

D.Pengaruh Bahasa gaul Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa.


Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan
dalam menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk berinteraksi
antar manusia dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa
digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. Sebagai bangsa Indonesia yang
menghargai budayanya, maka kita seharusnya menggunakan bahasa Indonesia
sebagai pemersatu bahasa dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-
hari dalam kehidupan kita. Pastinya bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa
Indonesia yang sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia (EBI).

Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang
dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran. Soejono juga turut mengutarakan pengertian bahasa,
menurutnya bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam
hidup bersama.

Seiring berkembangnya zaman, banyak perubahan yang terjadi pada penulisan


bahasa Indonesia yang sesuai denggan EBI. Hal ini terutama terjadi dikalangan anak
remaja yang saat ini semakin sulit mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
misalnya adanya penyingkatan kata, penambahan huruf terhadap kata yang sudah
baku, penggunaan huruf, serta pengunaan angka dalam penulisan.

Pergeseran penulisan dan pengucapan bahasa Indonesia ini disebabkan


munculnya bahasa baru dikalangan remaja yang membuat mereka lebih percaya diri
ketika mereka menggunakan bahasa baru yang mereka sebut dengan sebutan bahasa
gaul. Remaja saat ini lebih cenderung menggunakan bahasa gaul yang tentunya
mengikis kebakuan yang dimiliki bahasa Indonesia.
Hal ini akan berdampak buruk bagi generasi selanjutnya karena bisa ajdi generasi
selanjutnya tidak lagi mengenal dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
baku dan tidak sesuai dengan EBI. Generasi muda nanti akan menjadi generasi yang
tidak bisa berbicara bahasa Indonesia dengan baik danbenar, inilah yang
melatarbelakangi penulis untuk membuat karya ilmiah tentang pengaruh bahasa gaul
terhadap penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja.

1.Bahasa Gaul di kalangan Remaja Indonesia

Menurut Gorys Keraf, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Simbol bunyi
(lambangkomunikasi) diciptakan manusia untuk mengatasi persoalan hidup mereka.
Lambang tersebut terus berkembang sesuai dengan perkembangan intelektual dan
cipta karya manusia. Makna setiap lambangtergantung pada konvensi (kesepakatan)
masyarakat pengguna bahasa tersebut. Maka sering terdapat perbedaan makna
lambang di antara masyarakat yang berbeda. Secara umum bahasa memiliki empat
fungsi, yaitu:

1. Bahasa sebagai alat ekspresi diri, yaitu untuk mengungkapkan apa yang tersirat
dalam hati, misalnya untuk menunjukkan keberadaan kita di tengahorang lain.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan semua yang kita rasakan,
pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, yaitu melalui bahasa kita
mengenal semua adat istiadat, tingkah laku, dan tatakrama masyarakat serta mencoba
menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut.
4. Bahasa sebagai alat kontrol sosial, yaitu melalui bahasa seseorang mempengaruhi
pandangan, sikap,maupun tingkah laku orang lain agar sesuai dengan harapannya.

Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi
dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehinggabahasa gaul tidak
memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian qbesar kata-kata dalam
bahasa gaul remaja merupakan terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Namun,
terkadang diciptakan pula kata-kataaneh yang sulit dilacak asal mulanya. Kalimat-
kalimat yang digunakan umumnya kalimat tunggal. Bentuk- bentuk elip juga banyak
digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali
dijumpai kalimat- kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang
pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat
pendengaryang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk
memahaminya.
Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-
kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan
diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih
pendek seperti “memang menjadi emang”. Kalimat-kalimat yang digunakan
kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan
untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai
kalimat-kalimat yang tidak lengkap.

Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi


qlebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa
Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.
1. Pengunaan awalan e. Kata “emang” itu bentukan dari kata “memang” yang disisipi
bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m).
Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata
aslinya.
2. Kombinasi k, a, g. Kata “kagak” bentukan dari kata “tidak” yang bunyinya tid
diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti
a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
3. Sisipan e. Kata “temen” merupakan bentukan dari kata “teman” yang huruf vokal a
menjadi e. Hal ini mengakibatkanterjadinya perbedaan pelafalan.

Beberapa contoh bahasa gaul di kalangan remaja Indonesia, antara lain:


1. GUE. Kata ini merupakan bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh
kebanyakan orang (terutama orang dari Suku Betawi) untuk menyebut “Saya/Aku”.
Kata ini merupakan bahasa Betawi yang telah digunakan secara luas, jauh sebelum
bahasa prokem dikenal orang.
2. LO/ LU. Kata ini sama seperti “Gue” yang sudah digunakan digunakan oleh Suku
Betawi sejak bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut “Anda/Kamu”.
3. ALAY. Singkatan dari “Anak Layangan”, yaitu orang-orang kampung yang
bergaya norak. “Alay” sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
4. LOL. Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting,
baik di YM, FB, Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan
singkatan dari Laugh Out Loud yang berarti“Tertawa Terbahak-bahak”.
5. LEBAY. Merupakan hiperbola dan singkatandari kata “berlebihan”.
6. GARING. Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”.
Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun
menjadipopuler di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.
7. SECARA. Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”.
Namun kata ini menjadi populer di tahun 2006an di kalangan siswa-siswi SMU yang
menggunakan kata ini sebagai kataganti.“Karena/Soalnya”. Sesekali pula digunakan
sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai penekanan pada kalimat yang mereka
katakan). Contoh pemakaiannya: Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara
bokap gue lagi sakit. Ya… gimana dong? Secara gue ini kan gaul…
8. KEPO. Kata ini merupakan singkatan Knowledge Everything ParticularObject
yang artinya selalu ingin tau.

2.Faktor-faktor Pendukung Maraknya Bahasa Gaul di Kalangan Remaja


Perkembangan bahasa gaul di kalangan remaja sangatlah cepat. Mengapa??
Karena didukung oleh beberapa faktor yang cukup berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan remaja. Antara lain :
1. Adanya bahasa gaul ditandai dengan menjamurnya internet dan situs-situs jejaring
sosial yang berdampak signifikan terhadap perkembangan bahasa gaul. Penikmat
situs-situs jejaring sosial yang kebanyakan adalah remaja, menjadi agen dalam
menyebarkan pertukaran bahasa gaul. Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial
yang menggunakan bahasa ini, akan dilihat dan bisa saja ditiru oleh ribuan remaja
lain. Misalnya, facebook, twitter, friendster, instagram dan lain sebagainya.
2. Karena pengaruh lingkungan. Umumnya para remaja menyerap dari percakapan
orang-orang dewasa di sekitarnya, baik teman sebaya atau keluarga.
3. Adanya peran dari media yang sering dikonsumsi oleh remaja Indonesia. Media
terbagi dua jenis yaitu media elektronik dan media cetak. Media Elektronik yang
menggunakan istilah bahasa gaul dalam film- film, khususnya film remaja dan iklan.
Misal dari adegan percakapan di televisi. Artinya bahasa gaul tidak hanya terjadi
karena kontak langsung antara masyarakat itu sendiri, tapi sebagian besar karena
“disuapi” oleh media.

Media Cetak seperti majalah, surat kabar atau koran. Selain itu, pembuatan karya
sastra remaja misalnya cerpen atau novel yang umumnya lebih banyak menggunakan
bahasa gaul daripada bahasa Indonesia yang baku.

3.Dampak dari penggunaan Bahasa Gaul


Dampak dari pembangunan dan perkembangan zaman atau modernisasi, dimana
segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu terup-todate. Dampak dari
modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, seperti caraberpakaian, cara
belajar, aplikasi teknologi yang makin maju maupun cara bertutur kata (pemakaian
bahasa). Yang pasti, bahasa gaul akan selalu muncul dan berkembang sesuai zaman
masing- masing. Beberapa tahun lalu, istilah“memble aje” atau “Biarin, yang penting
kece” sempat ngetren. Istilah-istilahtersebut lantas tenggelam dengan sendirinya,
tergantikan oleh istilah lain. Di antaranya, “so what gituloh”, “jayus”, dan “Kesian
deh lo!”.

1. Dampak Positif

Dampak positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih
kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak adasalahnya
kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai
pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.
2. Dampak Negatif

Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit pengguna bahasa Indonesia dengan


baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu
menggunakan bahasa yang baik dan benar.

4.Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia


Berikut ini pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa
Indonesia:
1. Masyarakat Indonesia tidak lagi mengenal bahasa baku sehingga kehilangan
patokan dan bimbingan untuk memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan(EYD).
3. Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau
mempelajari lebih lanjut karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

4. Masyarakat tidak terbiasa atau justru menjadi enggan menggunakan bahasa


Indonesia baku. Sementara bahasa Indonesia adalah bidang pendidikan yang harus
dipahami dalam melakukan berbagai pekerjaanantara lain surat menyurat,
pembicaraan resmi, tulisan akademik, dll.
5. Pudarnya rasa bangga dalam diri masyarakat Indonesia untuk dapat berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, sementara mereka sudah terbiasa
dengan bahasa pergaulan yang lazim digunakan.

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia yang teramat penting di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,
sehingga memerlukan perjuangan yang tidak mudah untuk kita sebagai kaum muda
dan pelajar mempertahankan dan mengembangkannya.

Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam segala bidang, baik sosial, budaya,
pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Peranan bahasa Indonesia sebagai pengatar dan
penghubung di masyarakat sangat penting, sehingga masyarakat kita mampu
mengembangkan pemikiran dan ide-ide dengan baik.

Bahasa Indonesia dalam kenyataannya sekarang ini mulai redup di dalam jiwa
kaum muda dan pelajar. Hal ini terlihat kenyataan di masyarakat, dimana mereka
lebih bangga dan senang apa bila mampu berbahasa asing ketimbang menggunakan
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia di campur-campur sehingga tatanan atau Ejaan
Yang Disempurnakan tidak diindahkan lagi, yang mengarah tidak sesuainya lagi
tatanan itu. Di lingkungan keluarga, orang tua sudah membiasakan anak-anak untuk
menggunakan bahasa asing karena bahasa asing dianggap penting di dunia
pendidikan nantinya, sehingga tidak jarang remaja sekarang engan lagi berbahasa
Indonesia. Jadi dapat disimpulkan sekarang Indonesia mengalami darurat atau
krisisnya jiwa nasionalisme terhadap bahasa Indonesia.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang inggin penulis
sampaikan diantaranya:Pertama: Sebagai kaum muda dan pelajar harus terus
membekali diri dengan kemampuan-kemampuan yang bermanfaat, terutama bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua: Kaum Muda dan Pelajar harus terus bangga
menggunakan bahasa Indonesia dan tidak terus mengelu-elukan bahasa asing, karena
dengan bangga terhadap bahasa Indonesia berarti kita ikut berperan mengembangkan
dan mempertahankan salah satu jati diri NKRI. Ketiga: Pembaca, harus mampu
menjaga, mengembangkan dan mempertahankan bahasa kebanggaan kita yaitu
bahasa Indonesia dengan jiwa dan raga yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai