DOSEN PENGAMPU:
Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa Rhmat & RidhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan mekalah ini
dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs. Pengindon Sembiring selaku
dosen pengampu mata kuliah bahasa indonesia yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-
data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang
sejarah perkembangan bahasa indonesia.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A, Latar Belakang
C. Tujuan
Istilah bahasa Indonesia lahir pada tahun 1926 atas usulan M. Tabrani.
Adapun bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan dan masuk dalam tiga
kategori, yaitu:
1. Bahasa Pemersatu
Bahasa Indonesia diikrarkan para pemuda pada tahun 1928 melalui
Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam hal ini telah menjadi bahasa
pemersatu yang diterima oleh masyarakat Indonesia.
2. Bahasa Resmi Negara
Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi negara sejak ditetapkan pasal 36
UUD 1945 pada 18 Agustus 1945. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks
proklamasi yang menjadi fase awal bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara.
3. Bahasa Internasional
Bahasa Indonesia kemudian berkembang sebagai bahasa internasional. Hal
ini dicanangkan pada Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang
diadakan di Jakarta pada 28 Oktober sampai 1 November 2018.
Setelah rancangan ejaan selesai dibuat, ejaan Van Ophuijsen diresmikan oleh
pemerintah Belanda pada 1901, dan digunakan selama 46 tahun.
Contoh ejaan Van Ophuijsen adalah jang (yang), saja (saya), patjar (pacar), dan
tjara (cara).
Pada masa awal kemerdekaan, ejaan Van Ophuijsen diganti dengan ejaan
Soewandi atau ejaan Republik. Ejaan ini disebut Ejaan Republik karena terbentuk
berdekatan dengan Hari Proklamasi. Sementara itu, ejaan ini disebut juga sebagai
Ejaan Soewandi karena Soewandi pada masa itu menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan. Ejaan Soewandi diresmikan pada 19 Maret 1947.
• Bunyi yang dinyatakan dengan (') ditulis dengan k, seperti ta' menjadi tak, pa'
menjadi pak, dan ma'lum menjadi maklum
3. Ejaan Pembaharuan atau Ejaan Prijono-Katoppo
4. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo adalah ejaan hasil kerja sama antara Indonesia dengan
Malaysia pada 1959 Harapannya, Ejaan Melindo dapat mulai digunakan sejak
Januari 1962 di Indonesia. Namun, karena hubungan diplomatik antara Indonesia
dan Malaysia sedang tidak baik, maka penggunaan Ejaan Melindo pun gagal
diberlakukan.
5. Ejaan-ejaan Baru
Ejaan Baru adalah lanjutan dari perintisan Ejaan Melindo. Oleh sebab itu,
para perancangnya juga dapat dikatakan masih sama, yakni Lembaga Bahasa dan
Kesusastraan (LBK) sekarang Pusat Bahasa, serta panitia ejaan dari
Malaysia.Panitia ini kemudian berhasil merumuskan ejaan baru yang disebut
Ejaan Baru. Panitia ini bekerja atas dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 062/67, tanggal 19 September 1967.
Contoh Ejaan Baru adalah sjarat, djalan, perdjaka, tjakap, tjipta, dan sunji.
6. Ejaan yang Disempurnakan
Contoh Ejaan yang Disempurnakan adalah djarum menjadi jarum, tjut menjadi
cut, njata menjadi nyata, dan sjarat menjadi syarat. Selain itu, kata ulang juga
ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya, seperti anak2 menjadi anak-
anak dan bermain2 menjadi bermain-main.
Saat ini, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Bahasa Indonesia atau disingkat EBI.
EBI mulai diberlakukan setelah keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015.
Salah satu tujuan dari bulan bahasa adalah meng – ingatkan kita
akan bahasa yang baik dan benar. Sekalipun sudah lebih dari 30 tahun, Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) dicanangkan penggunaan – nya, namun masih banyak
pemakai bahasa yang tidak sepenuhnya mematuhi ketentuan EYD itu. Karena itu,
hendaknya bulan bahasa yang berlangsung setiap tahun serta Kongres Bahasa
Indonesia yang berlangsung setiap lima tahun dapat menyadar- kan pemakai
untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-7050521/sejarah-bahasa-indonesia-simak-
perkembangannya-dari-masa-ke-masa
Saputra, Nanda. Nurul Aida Fitri. (2020). Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia.
Surakarta: CV Kekata Group
http://id.wikipedia.org/wiki/Kongres_Bahasa_Indonesia