Anda di halaman 1dari 7

Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia.

Melalui
bahasa manusia dapat saling berkomunikasi. Selain itu bahasa digunakan untuk
menyampaikan sebuah ide, gagasan, pendapat, perasaan dan pikiran kepada
kepada orang lain serta sebagai alat untuk mengembangkan diri dan
bersosialisasi dengan yang lainnya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
bangsa Indonesia. Dalam setiap peradaban manusia, bahasa selalu hadir di
tengah-tengah Masyarakat. Bahasa dan manusia merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana bahasa bertindak
sebagai suatu media yang membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa yang hadir dalam suatu kelompok masyarakat merupakan hasil dari
interaksi antarsesama manusia yang ada di tempat tersebut. Hal ini juga
berlaku bagi bahasa Indonesia yang telah tercipta berpuluh tahun lalu dan
mengalami perkembangan yang begitu signifikan hingga kini.
Perkembangan bahasa Indonesia selalu memiliki keunikan tersendiri.
Kosakata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia bertujuan untuk
memperkaya perbendaharaan dan varietas bahasa Indonesia. Walaupun
mengalami beberapa tahapan perkembangan dan penyerapan, kemurnian bahasa
Indonesia tetaplah sama dari dahulu dan kini. Menurut Walilo (2019: 2),
“Adapun perkembangan bahasa Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga
bagian utama yang perlu diperhatikan. Ketiga bagian tersebut adalah bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu, bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.”
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri. Dengan kata lain, bahasa adalah suatu sistem yang dalam
praktiknya membantu manusia. Bahasa mempermudah manusia dalam
melakukan segala sesuatu hal dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia
juga memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai media yang membantu manusia.
Namun, secara spesifik bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang dalam
pembentukannya memiliki sejarah yang panjang. Bahasa yang telah ada di
Indonesia bahkan sejak zaman kerajaan-kerajaan ini memiliki kajian
pembentukan yang cukup rumit baik secara lisan maupun tulisan (dalam Arifin,
2008:5).
A. Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Menururt Syahputra, dkk
(2022:3), “Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah sebuah variasi
dari bahasa Melayu. Dalam hal ini dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau,
tetapi telah mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja
dan proses pembakuan pada awal abad ke-20.” Sampai saat ini, bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan pengayaan kosakata
baru, baik melalui penciptaan maupu melalui penyerapan dari bahasa daerah dan
bahasa asing.

Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan berkembang mulai


pada saat terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan
momen Sumpah Pemuda. Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus
berkembang seiring berlakunya ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo
bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ini adalah beberapa
contoh sederhana bagaimana bahasa Indonesia dengan pesat mengalami
perkembangan. Bahasa Indonesia yang telah dikenal oleh khalayak umum
merupakan bahasa Melayu yang menjadi lingua franca atau bahasa perhubungan
di Nusantara kala itu. Bahasa Melayu telah ada dan digunakan terlebih dahulu.
Keberadaan bahasa Melayu pun dapat ditilik dalam saat persiapan Kongres
Pemuda tahun 1926, para pemuda masih mempermasalahkan tentang sebutan
bahasa persatuan Indonesia. Kemudian M. Tabrani mengusulkan bahasa Melayu
diganti dengan istilah bahasa Indonesia dan hal ini pun disetujui bersama pada
2 Mei 1926.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam laman resminya telah mencantumkan
bahwa bahasa Melayu telah berada di kawasan Asia dan khususnya Asia
tenggara sejak abad ketujuh. Pernyataan ini juga tentu didukung oleh adanya
beberapa prasasti sepeti prasasti Talang Tuo di Palembang, bahkan prasasti
Karang Brahi di Jambi. Keberadaan prasasti-prasasti ini telah ada sejak tahun
680-an. Selanjutnya, untuk sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat
disoroti melalui zaman Sriwijaya yang menggunakan bahasa Melayu untuk
menjadi bahasa pembelajaran kebudayaan dan hingga pada saat penyebaran
agama Kristen oleh para pendeta-pendeta dan orang Belanda pada saat masih
berada di Indonesia. Bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa
Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat di Indonesia, bahkan
sebelum bahasa Indonesia pertama kali resmi di umumkan pada sumpah
pemuda. Bahasa Indonesia sejak dahulu telah membentuk bangsa dan
mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki tingkat
kemajemukan yang sangat tinggi.
Bahasa pada dasarnya adalah media untuk berkomunikasi ternyata
memiliki eksistensi yang lebih lagi. Bahasa mencakup hampir seluruh lapisan
masyarakat, bahkan kebudyaan itu sendiri. Banyak sumber yang mengupas
fungsi bahasa Indonesia, salah satunya Arifin (2008:12) kedudukan bahasa
Indonesia memiliki fungsi berikut.
1) Lambang kebanggaan bangsa
2) Lambang identitas nasional
3) Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya
4) Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya.

Perkembangan bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang cukup


teramat panjang. Melalui kilas balik sejarah yang telah dipaparkan di atas,
dapat dengan jelas diketahui bahwa bahasa Indonesia telah menjadi begitu
kuat hingga saat ini karena telah melalui proses yang unik. Berawal dari bahasa
Melayu, kontak dengan budaya asing yang kemudian menggunakan bahasa
Melayu dan menjadi bahasa yang akhirnya diganti dengan istilah bahasa
Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian masuk ke dalam tiga
kategori perkembangan, yaitu
a). Bahasa pemersatu
Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para pemuda kembali pada
tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam sumpah pemuda yang
berbunyi:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah
Indonesia

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia

Dengan sangat jelas bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun


diikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa Indonesia
kemudian mulai diterima oleh masyarakat Indonesia. Dengan diterimanya
bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa pemersatu
Indonesia. Diterimanya bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari
diadakannya Kongres Bahasa Indonesia (KBI) pada tanggal 25 —28 Juni 1938
di Solo.
b). Bahasa resmi negara.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan selama 54 sejak
ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus. Hal ini
ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta yang membuat fase awal bahasa Indonesi sebagai bahasa
pemersatu menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian ejaan dari
ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan Suwandi
karena dianggap lebih menunjukan rasa nasionalisme yang tinggi.

Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa kebangsaan dengan


mempertimbangkan alasan-alasan berikut ini.

(1) bahasa Indonesia sudah merupakan lingua franca, yakni bahasa


perhubungan antaretnis di Indonesia
(2) walaupun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak penutur bahasa Jawa,
Sunda, atau bahasa Madura, bahasa Melayu memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas dan yang melampaui batas-batas wilayah bahasa lain
(3) bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa nusantara lain
sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing lagi
(4) Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sederhana sehingga relatif mudah
dipelajari
(5) faktor psikologis, yaitu adanya kerelaan dan keinsafan dari penutur bahasa
Jawa dan Sunda, serta penutur bahasa-bahasa lain, untuk menerima bahasa
Melayu sebagai bahasa persatuan
(6) bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dapat dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

c). Bahasa internasional


Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupkan fase lanjutan
dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan dilakukan terbukti dengan
adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang mengambil tempat di
Jakarta pada tanggan 28 Oktober hingga 1 November 2018. Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan juga ikut mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional, khususnya pasal 44 ayat 1. Salah satu bukti dari tindak lanjut
untuk fase ini adalah adanya tenaga dan buku-buku Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing.
Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia
menjadi bahasa nasional. Upaya pemerintah dan para tokoh bahasa yang memiliki
komitmen terhadap pelestarian bahasa Indonesia mengadakan kongres-kongres
dalam rangka membahas perkembangan bahasa Indonesia, Pertemuan yang rutin
dilaksanakan ini diberi nama kongres bahasa Indonesia. Keberlngsungan
Kongres- kongres tersebut sangatlah penting bagi proses perkembangan bahasa
Indonesia. Oleh karena dengan adanya kongres bahasa Indonesia, muatan dari
bahasa Indonesia menjadi lebih komprehensif dan di sesuaikan dengan
perkembangan zaman. Menurut Syahputra, dkk (2022: 200), Berikut ini kongres
bahasa Indonesia yang sudah dilaksanakan.
a). Kongres Bahasa Indonesia I (Pertama)
Kongres bahasa Indonesia yang pertama dilaksanakan pada tanggal 25-28
Juni tahun 1938 di kota Solo, Jawa Tengah. Kongres pertama ini
menghasilkan beberapa kesepakatan dan kesepahaman yakni urgensi dari
usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
secara sadar oleh para cendikiawan dan budayawan Indonesia pada waktu
itu. Sampai pada akhirnya pada 18 Agustus 1945 disyahkannya Undang -
Undang Dasar 1945, pada Pasal 36 menetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara. Diresmikannya penggunaan Ejaan Republik sebagai
pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya, peresmian ini
terjadi pada tanggal 19 Maret 1947.
b). Kongres Bahasa Indonesia II
Kongres bahasa Indonesia yang kedua dilaksanakan di Kota Medan,
Sumatra Utara, pada 28 Oktober - 1 November 1954. Kongres bahasa
Indonesia ini merupakan sebuah perwujudan tekad yang kuat dari bangsa
Indonesia untuk terus dan terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang
dijadikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Presiden H.M. Soeharto yang
waktu itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada 16 Agustus
1972, meresmikan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) melalui
sarana pidato kenegaraan pada sidang DPR yang dikokohkan dengan adanya
Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan pada 31 Agustus 1972, menetapkan Pedoman Umum Bahasa
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan
Nusantara).
c). Kongres Bahasa Indonesia III
Kongres bahasa Indonesia ketiga dilaksanakan pada 28 Oktober- 2
November 1978 di Ibukota Jakarta. Hasil yang didapat dari kongres
bahasa Indonesia ketiga ini yaitu memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan,
dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928 dan selalu berusaha
dengan optimal untuk memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia.
d). Kongres Bahasa Indonesia IV
Kongres bahasa Indonesia keempat diselenggarakan pada tanggal 21-26
November 1983 di Jakarta. Pada pelaksanaan kongres bahasa Indonesia ke
empat bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda yang ke-55 yang
menghasilkan kesepakatan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di
dalam GBHN, yang mewajibkan kepada seluruh warga negara Indonesia
untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tercapai
seoptimal mungkin.
e). Kongres Bahasa Indonesia V
Kongres bahasa Indonesia yang kelima dilaksanakan pada tanggal 28
Oktober-3 November 1988 di Jakarta.. Pada kongres bahasa Indonesia
kelima ini, dilahirkan karya monumental yaitu sebuah Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
f). Kongres Bahasa Indonesia VI
Kongres bahasa Indonesia yang keenam dilaksanakan di Jakarta, yakni
pada 28 Oktober - 2 November 1993 sebanyak 770 peserta dari
Indonesia hadir dalam konggres bahasa keenam ini. Dalam hal ini tidak
ketinggalan 53 peserta dari berbagai negara juga ikut sebagai tamu, yakni
negara Brunai Darusalam, Australia, Jepang, Rusia, Hongkong, India,
Jerman, Singapura, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Simpulan dari
kongres ini adalah pengusulan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Indonesia ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, di
samping mengusulkan disusunnya Undang- Undang Bahasa Indonesia.
g). Kongres Bahasa Indonesia VII
Kongres bahasa Indonesia ketujuh dilaksanakan pada tanggal 26-30
Oktober 1998 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa Indonesia ke tujuh
yaitu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa Indonesia
h). Kongres Bahasa Indonesia VIII
Kongres bahasa Indonesia kedelapan diselenggarakan pada tanggal 14-17
Oktober 2003 di Jakarta. Pada kongres bahasa Indonesia ke tujuh
menghasilkan kesepakatan pengusulan bulan Oktober dijadikan bulan
bahasa. Agenda pada bulan bahasa adalah berlangsungnya seminar bahasa
Indonesia di berbagai lembaga yang memperhatikan bahasa Indonesia.
i). Kongres Bahasa Indonesia IX
Kongres bahasa Indonesia kesembilan dilaksanakan pada tanggal 28
Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres bahasa Indonesia ke lima
membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah,
penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa
media massa yang berskala internasional yang menghadirkan pembicara-
pembicara dari dalam dan luar negeri. Kongres ini membahas lima hal
utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing,
pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres bahasa
ini berskala internasional yang menghadirkan pembicara-pembicara dari
dalam dan luar negeri. Pakar bahasa dan sastra yang selama ini telah
melakukan penelitian dan mengembangkan bahasa Indonesia di luar negeri
diberi kesempatan untuk memaparkan pandangannya dalam Kongres Bahasa
Indonesia IX ini.
j). Kongres Bahasa Indonesia X
Kongres bahasa Indonesia yang kesepuluh dilaksanakan pada tanggal 28-31
Oktober 2013 di Jakarta. Hasil dari kongres bahasa Indonesia ke sepuluh
merekomendasikan yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),
merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai