Anda di halaman 1dari 8

Nama : Shasya Nurul Aisya Gusman

NIM : 20032151

Prodi : Biologi

Pendalaman Materi Santun Bahasa

Untuk pendalaman materi, jawablah pertanyaan berikut dengan jelas! 

1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Jelaskan asal muasal bahasa
Indonesia dan faktor berterimanya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
yang kemudian menjadi bahasa nasional?

Jawab :

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, anggota rumpun bahasa Australia
Selatan, dan telah digunakan sebagai lingua francadi Nusantara. Dikutip dari Arifin
(2008), bukti penggunaan bahasa melayu dengan ditemukannya prasasti di Nusantara,
yang memperkuat keyakinan tentang penggunaan bahasa melayu di masa lampau seperti
prasati Kedukan bukit (683), prasati Talang tuo (684), prasati Kota kapur (686), prasasti
Karang barahi (686), prasati Ganda lusi(832), prasasti Bogor (942), dan prasasti
Pagaruyuang (1356).

Gambar di bawah ini menggambarkan penyebaran bahasa Melayu di Indonesia.


Pada masanya, bahasa Melayu yang menjadi pendahulu bahasa Indonesia sudah
memegang peranan dan kedudukan yang penting, baik dalam pemerintahan maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya orang asing yang tinggal di nusantara dengan
bentuk kebahasaan yang berbeda-beda, sehingga bahasa komunikasinya adalah bahasa
Melayu. Ada beberapa faktor yang menyebabkan diadopsinya bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia yaitu (1) bahasa Melayu merupakan lingua francadi Indonesia, bahasa
perhubungan, dan bahasa perdagangan; (2) sistem bahasa Melayu sederhana,
mudahdipelajari, karena bahasa Melayu dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa
Jawa (ada ngoko, kromo) atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa
Sunda (ada kasar, lemes); (3) suku-suku di Indonesia sangat menerima dengan sukarela
bahasaMelayu dijadikan sebagai bahasa Indonesia (sebagai bahasa nasional); (4) bahasa
Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
yang lebih luas.Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa melayu yang menjadi cikal
bakal bahasa Indonesia sudah memiliki fungsi dan kedudukan tertentu di masyarakat.

Ada tiga faktor yang mendukung penerimaan bahasa Melayu ke dalam bahasa Indonesia
(Emidar dan Ermanto, 2018).

1. Faktor luasnya penggunaan bahasa melayu


Faktor pertama yang mendukung penerimaan bahasa Melayu sebagai bahasa
Indonesia adalah faktor umum penggunaan bahasa Melayu, khususnya di
kawasan komersial Nusantara. Dilihat dari faktor penggunaan bahasa Melayu
sebelum diakui sebagai bahasa Indonesia, ternyata selama berabad-abad sebelum
abad ke-20 digunakan sebagai bahasa perantara (lingua france) yang tidak hanya
dituturkan di Nusantara, tetapi sebagian besar di Tenggara Asia.

2. Akseptabilitas penggunaan bahasa Melayu dalam sastra


Faktor kedua yang mendukung penerimaan bahasa Melayu sebagai bahasa
Indonesia adalah banyaknya penggunaan bahasa Melayu, baik bahasa Melayu
tinggi maupun rendah, dalam karya sastra. Rosidi (1968: 5) mengungkapkan
bahwa sejak abad ke-19 sudah banyak karya sastra berbahasa Melayu yang
ditulis oleh orang-orang di luar pulau Riau dan Sumatera. Nusantara memiliki
banyak karya sastra Melayu yang ditulis dalam bahasa Melayu tingkat tinggi,
beberapa di antaranya berusia ratusan tahun

3. Faktor Penggunaan Bahasa Melayu dalam Persuratkabaran


Diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi penggunaan bahasa Melayu dalam majalah pers di
nusantara. Keberadaan bahasa melayu diakui baik dalam dunia perdagangan,
sastra maupun dunia pers. Perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa
indonesia seperti sekarang diperkaya dengan berbagai bahasa daerah dan asing.

Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena
pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan menjadi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa bahasa negara adalah
bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36). Pada tahun 1928, bahasa Indonesia dikukuhkan
sebagai bahasa nasional dalam Deklarasi Pemuda 28 Oktober 1928, para pemuda dan
pelajar mengucapkan sumpah pemuda, yang memuat tiga hal berikut:

“Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bahasa Indonesia. Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjujung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia”.

Berdasarkan keputusan kongres pemuda di atas, dapat digambarkan bahwa tingginya


nasionalisme pemuda dan pelajar pada saat itu untuk mengangkat derajat dan martabat
bahasa Indonesia di nusantara, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun. . Kaum
muda dan pelajar begitu bersemangat memperjuangkan kemerdekaan dan pengakuan
bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia di mata dunia.
2. Jelaskan kedudukan bahasa Indonesia beserta fungsinya!

Jawab :

Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa berkembang di Indonesia memiliki dua
kedudukan yang berbeda menurut penggunaannya.

a. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan sebagai bahasa
pemersatu antar suku dan daerah di Indonesia. Kedudukan ini melekat pada
sumpah pemuda tahun 1928. Dengan sumpah yang menyatakan bahwa persatoen
bahasa Indonesia tinggi. Sejak 28 Oktober 1928, bahasa ini secara resmi diakui
sebagai bahasa nasional. adalah empat fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.

(1) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional.


Seluruh bangsa indonesia patut berbangga dengan adanya satu
bahasa Nasional di antara berbagai bahasa daerah dengan etnis yang
berbeda-beda.

(2) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional.


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis atau suku bangsa.
Dengan kondisi bangsa Indonesia yang beragam itu, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional.

(3) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pemersatu berbagai suku


bangsa. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai
alat yang meungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa
dengan latarbelakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing
ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
(4) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antardaerah
dan antarbudaya. Jika bangsa kita tidak memiliki satu bahasa
nasional, permasalahan utama yang pasti akan muncul adalah
hambatan komunikasi di antara suku bangsa.

b. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


Kedudukan tersebut tertuang dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi: Bahasa
negara adalah bahasa Indonesia, maka sejak tanggal 18 Agustus 1945 berarti
kedudukan bangsa Indonesia, selain sebagai bahasa nasional juga berstatus dari
suatu Bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
digunakan dalam kegiatan resmi kenegaraan. Jika merujuk pada bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara, ada empat fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara.

(1) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan.


Seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraan kenegaraan di
negara Indonesia harus menggunakan bahasaIndonesia. Ketika
kegiatan upacara kenegaraan, pidato kenegaraan,dokumen
kenegaraan, surat-surat kenegaraan haruslah menggunakan bahasa
Indonesia.

(2) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar di dalam dunia


pendidikan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dan di perguruan
tinggi menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar dan juga
digunakan dalam pengembangan bahan ajar.

(3) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat


nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan.
(4) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan,dan teknologi. Indonesia kaya dengan berbagai
kebudayaan sejalan dengan kekayaan suku bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia juga digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi ke seluruh rakyat indonesia

3. Ragam bahasa Indonesia menurut Alwi secara garis besar ada dua, yakni
berdasarkan pemakaiannya dan berdasarkan penuturnya. Coba uraikan lebih
rinci hal tersebut!

Jawab :

Ragam Bahasa berkaitan dengan variasi penggunaan bahasa dalam masyarakat


(Emidar dan Ermanto, 2018). Dalam bahasa Indonesia, dijumpai beberapakata
atau istilah yang dimaknai secara tumpang-tindih, misalnya kata variasi, ragam,
langgam, laras, dan sebagainya. Beberapa buah kata atau istilah yang maknanya
mengacu ke variasi(dalam cakupan bahasa, khususnya sosiolinguistik), misalnya
kata dialekdan logat. Oleh sebab itu, pengertian kata atau istilah tersebut,
khususnya kata variasi bahasa, ragam bahasa, dan langgam bahasa. Memang,
kata variasi dapat ditukar dengan kata ragam, misalnya dalam pernyataan,
“Menu di rumah makan itu tidak bervariasi", menjadi, "Menu di rumah makan
itu tidak beragam". Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Alwi (dalam
Emidar dan Ermanto, 2018) menjelaskan bahwa ragam bahasa dibagi menjadi
beberapa bagian.

a. Berdasarkan Daerah Asal Penutur


Variasi bahasa pertama dibedakan berdasarkan daerah asal penutur. Hal
ini dikarenakan daerah asal penutur secara tidak langsung mempengaruhi
bahasa yang dihasilkan penutur, inilah yang disebut dengan logat. Logat
adalah cara mengucapkan kata (aksen) atau kelengkungan unik dari suatu
bahasa yang dimiliki setiap orang berdasarkan daerah atau etnis asal.
Logat dapat menentukan lokasi penutur, status sosial ekonomi, dll. Oleh
karena itu, logat yang berbeda juga dapat diketahui, seperti dialek
Minangkabau, logat Jawa, logat Batak, logat Manado, dll. Logat yang
dimiliki suatu daerah akan berbeda-beda tergantung daerahn asal
penutur. Misal: seseorang dari kota Solok akan mempunyai logat yang
berbeda dengan orang dari kota Pariaman walaupun berasal dari logat
Minangkabau.

b. Berdasarkan Pendidikan Penutur


Pendidikan merupakan indikator ekspresi bahasa penutur. Secara tidak
langsung, orang yang berpendidikan lebih tinggi mengharapkan
bahasanya berbeda dengan orang yang tidak berpendidikan tinggi. Ini
karena pendidikan dapat memberikan kosa kata baru dan dapat
memberikan lebih banyak detail dan kejelasan untuk menjelaskan
maksud dan tujuan pembicara. Oleh karena itu, berdasarkan variannya,
bahasa dibagi menjadi beberapa bahasa untuk terpelajar dan beberapa
bahasa untuk yang tidak terpelajar.

c. Berdasarkan sikap penutur


Berdasarkan sikap, perbedaan bahasa dibedakan berdasarkan berbagai
bahasa kasual, bahasa akbrab dan bahasa resmi. Berbagai bahasa kasual
digunakan dalam percakapan sehari-hari antara keluarga atau kenalan,
sedangkan berbagai bahasa resmi digunakan dalam acara-acara formal
atau resmi yang berkaitan dengan kegiatan formal atau resmi. Berbagai
bahasa yang akrab digunakan dalam percakapan dengan teman sebaya.
Ketiga jenis perbedaan ini digunakan menurut status dan kondisi
pembicara dan pembicara.

d. Berdasarkan Pokok Persoalan atau Profesi


Variasi bahasa yang bergantung pada subjek atau profesi akan
menyebabkan perbedaan linguistik bagi penuturnya. Ini karena kosakata
yang dihasilkan akan memiliki arti yang berbeda tergantung penggunaan
dan pemakaiannya. Pemilihan kosakata disesuaikan dengan bidang
penutur. Dengan kata lain, menciptakan ragam bahasa yang memiliki arti
berbeda, meski kosa katanya sama. Misalnya istilah operasi medis akan
berbeda dengan istilah operasi militer.
e. Berdasarkan Sarana
Mengenai sarana kebahasaan, ragam kebahasaan dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu ragam bahasa tulis dan lisan. Variasi bahasa tulis
memiliki banyak bahasa yang berbeda dengan bahasa lisan. Hal ini
dikarenakan dalam bahasa tertulis, aturan penulisan dalam bahasa
tersebut mengacu pada pedoman umum ejaan dalam bahasa indonesia,
sedangkan dalam bahasa lisan tidak mengacu pada pedoman ejaan umum
dalam bahasa indonesia. Dalam bahasa lisan, rujukan ditemukan
dibahasa mengacu pada referensi komunikatif yang bergantung pada
intonasi dan nada, dan menyoroti diksi yang digunakan.

f. Gangguan bahasa
Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari telah bercampur dengan bahasa lain yang juga sedang
berkembang di Indonesia. Hal ini dapat terjadi dengan penutur tingkat
tinggi yang menggabungkan bahasa dalam komunikasi untuk memenuhi
tujuan dan sasaran komunikasi. Oleh karena itu, bahasa Indonesia
dibedakan berdasarkan ragam bahasa Indonesia yang mengalami
percampuran dan ragam bahasa Indonesia yang tidak mengalami
percampuran. Beberapa bahasa berdasarkan bahasa campuran disebut
pencampuran kode. Kode campuran mengacu pada penggunaan kata
asing dalam bahasa Indonesia tanpa memperhatikan kesesuaian kalimat
sehingga mempengaruhi bentuk dan makna kalimat.

Anda mungkin juga menyukai