Anda di halaman 1dari 4

Nama : Violeta Syalomita Dante

Nim/ Kelas : 2008016008 / A


Pokok Bahasan : Sejarah Perkembangan, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia

A. Pembahasan
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang sekarang ini kita miliki merupakan salah satu simbol
kebangsaan yang berkembang seiring dengan dinamika perjuangan bangsa Indonesia dalam
merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Oleh sebab itu, perkembangan Bahasa
Indonesia tidak dapat lepas dari pasang surutnya dinamika kehidupan bangsa Indonesia,
mulai dari Bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung (lingua franca) dalam hubungan
antar suku sampai Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu berbagai suku dan golongan
di Indonesia.
Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasi-kan, bahasa Indonesia merupakan
salah satu dialek bahasa Melayu. Telah berabad-abad bahasa Melayu dipakai sebagai alat
perhubungan antarpenduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa. Pada masa
penjajahan Belanda , bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan yang luas.
Bahkan komunikasi antara pemerintah Belanda dan penduduk Indonesia yang memiliki
berbagai macam bahasa juga menggunakan bahasa Melayu.
Pada tahun 1928 saat dilangsungkannya Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober,
bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia dan diikrarkan sebagai bahasa
persatuan atau bahasa nasional dalam sumpah pemuda. Pada masa penjajahan Jepang,
pemerintah Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda. Pelarangan ini mempunyai
dampak yang positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Saat itu pemakaian bahasa
Indonesia semakin meluas. Bahasa Indonesia dipakai dalam berbagai aspek kehidupan
termasuk kehidupan politik dan pemerintahan yang sebelumnya lebih banyak menggunakan
bahasa Belanda.
Pada masa kemerdekaan ,bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang amat
pesat. Setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia semakin bertambah. Perhatian
pemerintah Indonesia terhadap perkembangan bahasa Indonesia juga sangat besar. Hal ini
terbukti dengan dibentuknya sebuah lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yang saat
ini dikenal dengan nama Pusat Bahasa. Berbagai upaya mengembangkan bahasa Indonesia
telah ditempuh oleh Pusat Bahasa seperti adanya perubahan ejaan bahasa Indonesia dari
ejaan Van Ophuijsen, ejaan Suwandi, hingga sekarang berlaku Ejaan yang Disempurnakan
(EYD).

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Kedudukan diartikan sebagai status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai
budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial bahasa yang bersangkutan. Sedangkan fungsi
adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu dalam
kedudukan yang diberikan kepadanya. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa
1
nasional dan sebagai bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dimiliki sejak diikrarkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, sedangkan
kedudukan sebagai bahasa negara dimiliki sejak diresmikan Undang-Undang Dasar 1945 (18
Agustus 1945). Dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 tercantum ”Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia”.
Kedudukan Bahasa Indonesia dalam masyarakat Indonesia merupakan wujud dan
symbol persatuan dan persaudaraan. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai
bahasa nasional dan bahasa resmi/Negara, diantaranya:

1. Bahasa Nasional
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki kedudukan sangat
penting yang tercantum didalam Ikrar ketuga Sumpah Pemuda ke-2 pada tanggal 28
Oktober 1928 dengan bunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng
bahasa persatoean,Bahasa Indonesia”.
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta
pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai
bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut :

a) Lambang Identitas Nasional


Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa
Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang,
yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia.
b) Lambang Kebanggaan Nasional
Sebagai lambang kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan bahasa nasionalnya, bangsa Indonesia
menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Atas dasar
pegangan ini, bahasa Indonesia perlu dipelihara dan dikembangkan pemakaiannya.
c) Sarana Pemersatu Nasional
Sebagai alat yang memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang
sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda bersatu dalam kebangsaan, cita – cita dan
rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia dari berbagai suku
bangsa itu dapat mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak
perlu meninggalkan identitas suku dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta
latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.
d) Sarana Perhubungan Antarbudaya dan Antardaerah
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan satu dengan yang lain
sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan
bahasa dapat dihindari. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan akan mudah
diinformasikan kepada warga.

2
2. Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki kedudukan sangat
penting yang tercantum didalam Undang-Undang Dasar 1945 bab XV pasal 36 yang
berbunyi “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia”. Pengukuhan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah
proklamasi kemerdekaan. Pada tanggal itulah salah satu pasal tentang peresmian bahasa
nasional sebagai bahasa Negara disahkan yaitu dalam pasal 36 UUD 1945.
Penentuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia sangat lancar dan
diterima secara aklamasi oleh seluruh rakyat Indonesia. Padahal mencontoh Negara-
negara lain, penentuan sebuah bahasa menjadi bahasa resmi Negara sangatlah sulit dan
seringkali menimbulkan perpecahan. Sebagai contoh konkret, Malaysia, Singapura,
Filipina, dan India masih tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi di
negaranya, walaupun sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadikan bahasanya
sendiri sebagai bahasa resmi. Penentuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara
di Indonesia disebabkan beberapa faktor :
1. Bahasa tersebut dikenal dan dikuasai oleh sebagian besar 10 penduduk negara itu.
2. Secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh penyebarannya.
3. Bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negara itu.
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan
di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
a) Bahasa Resmi Kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah
digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai
saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan
baik secara lisan maupun tulisan.
b) Bahasa Pengantar Resmi Pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan baik formal maupun non formal mulai dari taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi.
Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang berbentuk
media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat
membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek).

3
c) Bahasa Resmi Untuk Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan
Pembangunan Nasional serta Kepentingan Pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu, hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan
penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat
dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d) Sarana Pengembangan Kebudayaan Nasional, Ilmu pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya
lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku
populer, majalahmajalah ilmiah maupun media cetak lain hendaknya menggunakan
bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya
sebagai bahasa ilmu yang dirintis melalui lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi.

B. Daftar Pustaka
1. Alek dan Achmad H.P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
2. Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai (1989). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Antarkota.
3. Bakry, Oemar. (1981). Bunga Rampai Sumpah Pemuda. Satu Bahasa, Bahasa
Indonesia. Jakarta: Mutiara.
4. Kongres Bahasa Indonesia IV. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1981). Politik Bahasa Nasional.
Jakarta: PN Balai Pustaka.
6. Tasai, Amran dan Abdul Rozak Zaidan. (2001). Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Indonesia (modul). Jakarta: Universitas Terbuka.
7. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
8. https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sejarah+kedudukan+d
an+f ungsi+bahasa+indonesia&oq=SEJARAH+KEDUDUKA
9. https://www.academia.edu/5424913/Makalah_bahasa_indonesia

Anda mungkin juga menyukai