Anda di halaman 1dari 10

PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT

KELOMPOK 13

MISWAR ANWAR (D011211111)

MUHAMMAD A. RAZAQ (D011211113)

MUH. FIRMANSYAH SYAM (D011211115)

AHMAD MUHAIMIN TAMRIN (D011211117)

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Pembentukan dan Perluasan Kalimat”. Dan juga kami berterima
kasih kepada Ibu Dr. Hj. Asriani Abbas, M.Hum. Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telahmemberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Pemilihan dan Penggunaan Kata. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa, 28 September 2021


Penulis

Kelompok 13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
..DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Bagian-bagian Kalimat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
C. Kalimat Tunggal. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Kalimat Majemuk. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1. Kalimat Majemuk Setara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2. Kalimat Majemuk Bertingkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami informasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai
media penyampaian informasi secara baik dan tepat. Baik sebagai alat komunikasi secara langsung
maupun dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan. Dimana, bahasa sangat erat
kaitannya dengan tutur kata yang didalamnnya terdapat kata maupun kalimat.
Kalimat merupakan hal sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat sering
digunakan dalam berdialog baik itu dalam forum resmi atau dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan kalimat yang tidak efektif, masih
banyak kalimat yang salah, namun tetap masih digunakan. Oleh sebab itu kita harus mempelajari
hal-hak mengenai kalimat yang baik untuk melancarkan berbahasa.
Kalimat yang baik harus memenuhi syarat kelengkapan dan kejelasan peran unsur-unsur
pembentuk kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pengenalan
terhadap ciri-ciri dan peran unsur-unsur pembentuk kalimat sangat bermanfaat dalam
menghasilkan dan menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah ketatabahasaan atau
belum. Selain itu, pemahaman terhadap kata dan kelompok kata pembentuk unsur-unsur kalimat
merupakan faktor pendukung dalam menghasilkan kalimat yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat ?


2. Bagaimanakah struktur kalimat ?
3. Apakah perbedaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu “pikiran” atau “amanat” yang lengkap.
Lengkap, berarti di dalam satuan bahasa yang disebut kalimat itu terdapat unsur yang menjadi
pokok pembicaraan, unsur atau bagian yang menjadi komentar, dan unsur atau bagian yang
merupakan pelengkap dari predikat.
Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis . Dalam bahasa lisan, kalimat
adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata,gabungan kata dengan frasa,
atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berypa sebuah klausa bebas yang minimal
mengandung satu subjek dan predikat, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal,
diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang
berupa intonasi final,yaitu intonasi berita,tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum.
Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi
atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;) dan diakhiri dengan lambang
intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?) atau tanda seru(!).
Sementara itu, batasan kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulis,
yang mepunyai dua ciri pokok, yaitu. Kalimat harus lengkap aspek ketatabahasaan atau unsur
gramatikalnya, minimal terdiri atas subjek atau predikat. Kalimat selalu mengungkapkan pikiran
dan informasi secara utuh dan lengkap.

Contoh:
Ratno sedang membaca novel di perpustakaan.
A) : Siapa namamu?
B) : Andi.
Contoh diatas menunjukan kalimat karena dua ciri pokok kalimatnya ada, yaitu aspek
ketatabahasaanya yang terdiri atas: Ratno berfungsi sebagai subjek; sedang membaca berfungsi
sebagai predikat; novel berfungsi sebagai objek; dan di perpustakaan berfungsi sebagai
keterangan, sedangkan aspek informasinya bisa diketahui dari tanda titik (.) di akhir kalimatnya
yang menandakan bahwa informasinya berupa kalimat berita.

B. Bagian – Bagian Kalimat

1. Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna
kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi untuk: (1) membentuk kalimat tunggal atau
majemuk,(2) memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4) menegaskan (memfokuskan)
makna, (5) memperjelas ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan pikiran.
Adapun ciri – ciri subjek yang bisa diidentifikasi adalah Merupakan jawaban apa atau siapa
dari predikat, Bisa didahului dengan kata bahwa, Berupa kata atau frasa benda (nomina), Bisa
disertai kata ini atau itu, Dapat disertai pewatas yang, Untuk kata sifat didahului kata si atau sang,
si cantik dan sang perkasa.
2. Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit (tampak
jelas). Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar (tunggal) dan
kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang
diungkapkan dan menentukan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan
pikiran , dan (5) sebagai sebutan.

3. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, sedangkan objek
tidaklah demikian.Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri
khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya,
predikat berupa kata kerja berkonfiks me-kan atau me-i.
Dalam kalimat, objek berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar (tunggal) pada kalimat
berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau
kelengkapan pikiran.

4. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek,
dan melengkapi struktur kalimat. Adapun ciri ciri pelengkap dapat diidentifikasikan yaitu : (1)
Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat tidak jelas dan lengkap informasinya,(2) Selalu
terletak di belakang predikat,(3) Pelengkap melengkapi struktur kalimat,(4) Pelengkap
mengkhususkan makna objek.

5. Keterangan
Keterangan merupakan fungsi kalimat yang paling beragam dan paling mudah berpindah
letaknya. Keterangan dapat berada di awal, tengah, dan akhir kalimat. Pada umumnya, kehadiran
keterangan dalam kalimat bersifat manasuka. Keterangan biasanya menunjuk pada keterangan:
tempat, waktu, alat, tujuan, dan sebagainya.

C. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat ini merupakan
kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu predikat
(P). Berikut ini beberapa contoh kalimat tunggal.

1. Ia berdiri di tempat itu sejak tadi.


2. Aku terjebak macet di sana.
3. Dia sarapan dengan makanan seadanya.
4. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh di sini.
D. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri
dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu
dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi
hanya terdapat pada anak kalimat. Kalimat ini juga telah mengalami perluasan karena telah
memiliki dua kalimat atau lebih.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis
kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Berikut ini jenis-jenis kalimat majemuk.

1. Kalimat majemuk setara


Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat
majemuk setara terdiri dari lima macam, yaitu:
a. Pemilihan yang menggunakan konjungsi atau;
b. Penguatan atau penegasan dengan konjungsi bahkan;
c. Penggabungan dengan konjungsi dan;
d. Urutan waktu dengan konjungsi kemudian, lalu, atau lantas; dan
e. Berlawanan dengan konjungsi sedangkan, tetapi atau melainkan.
Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk setara.
a. Kita menyelesaikan tugas itu dengan segera atau menyerahkannya kepada orang
lain.
b. Ia pulang ke rumahnya lalu pergi menjenguk anaknya.
c. Adik menyanyi dan saya menari.

2. Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat
dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh
macam, yaitu:
a. Syarat dengan konjungsi jika, kalau, manakala, andaikata, atau asal(kan);
b. Tujuan dengan konjungsi agar, supaya, atau biar;
c. Perlawanan atau konsesif dengan konjungsi walaupun, kendati(pun), atau biarpun;
d. Penyebaban dengan konjungsi sebab, karena, atau oleh karena;
e. Pengakibatan dengan konjungsi maka atau sehingga;
f. Cara dengan konjungsi dengan atau tanpa;
g. Alat dengan konjungsi dengan atau tanpa;
h. Perbandingan dengan konjungsi seperti, bagaikan, atau alih-alih;
i. Penjelasan dengan konjungsi bahwa; dan
j. Kenyataan dengan konjungsi padahal.

Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat.


a. Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman dari bank.
b. Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai di kantor
itu.
c. Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai IPK yang
tinggi.
d. Meskipun hari ini hujan, anak itu tetap berangkat ke sekolah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan
suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat sekurang kurangnya memiliki unsur
subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut
objek juga harus hadir. Unsur-unsur kalimat yang lainnya pelengkap dan keterangan (Ket),
kehadirannya bersifat tidak wajib.

B. Saran
Harusnya kita sebagai warga Negara yang baik dan juga kaum terdidik hendaknya dapat
berbahasa sesuai kaidah yang sesuai agar apa yang kita tuturkan dapat berkualitas dan bernilai
dimata masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

http://atikajoharotunnafisa.blogspot.com/2018/12/materi-kalimat-dan-bagian bagiannya.html?m=1

https://www.academia.edu/19667593/Pembentukan_dan_Perluasan_Kalimat

http://ganeksah.blogspot.com/2015/02/makalah-kalimat-majemuk.html

Anda mungkin juga menyukai