Anda di halaman 1dari 17

KONSEP ALQURAN, AS-SUNNAH DAN IJTIHAD DALAM

MEMBANGUN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA


MATA KULIAH KEAGAMAAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1. MELI TRIANTI (06131382328079)
2. SARAH PUTRI HANIFAH (06131382328095)

DOSEN PENGAMPU
Dr. APRIYANTI, S.Pd.I, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa Menyusun makalah
“Konsep Alquran, As sunnah dan Ijtihad dalam membangun kebudayaan islam di indonesia”
ini dengan baik serta tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terimakasih banyak kepada para dosen
yang telah membimbing kami. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keagamaan dengan dosen pengampu Dr. Apriyanti S.Pd.I, M.Pd.I serta bertujuan
untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai seputar kebudayaan islam.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan
kita menjadi lebih luas lagi. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami
sampaikan terima kasih.

Palembang, 18 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..............................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Al-Quran, As- sunnah dan Ijtihad...............................................................................6
2.2 Pengaruh Al – Quran terhadap kebudayaan islam di Indonesia................................................10
2.3 Pengaruh As- sunnah terhadap kebudayaan islam di Indonesia................................................11
2.4 Pengaruh Ijhad dalam kebudayaan islam di Indonesia..............................................................13
BAB III..................................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................................16
3.1 Simpulan....................................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai Negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki banyak keragamaan.
Perjalanan panjang agama Islam di Indonesia membentuk budaya Islam yang beragam. Islam
memiliki kaitan erat dalam kehidupan manusia. Budaya mampu memberikan pengaruh dan
memunculkan apa yang kita bicarakan.

Budaya telah ada dari sebelum kita lahir dan akan tetap ada setah kita meninggal
dunia. Budaya “memenjarakan” kita, meskipun kerap kali tidak disadari. Diakui antara agama
dan budaya terdapat saling mempengaruhi, seperti islam terhadap budaya dan budaya
terhadap islam.

Islam sebagai agama yang universal dan absolut sepanjang zaman, islam tidak kaku
dalam menghadapi zaman dan perubahannya. Islam memunculkan dirinya dalam bentuk
luwes, ketika menghadapi masyarakat yang dijumpainya dengan beraneka ragam budaya,
adat kebiasaan, dan tradisi. Dalam kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai
pengertian – pengertian, pengaruh – pengaruh serta konsep Alquran, As sunnah dan Ijtihad
dalam kebudayaan islam di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Al-Quran, As-sunnah dan Ijtihad ?
2. Bagaimana pengaruh Al-Quran pada kebudayaan islam di Indonesia ?
3. Bagaimana pengaruh As- sunnah pada kebudayaan islam di Indonesia ?
4. Bagaimana pengaruh Ijtihad pada kebudayaan islam di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Al-Quran, As-Sunnah dan Ijtihad
2. Untuk mengetahui apa pengaruh Al-Quran dalam kebudayaan islam di indonesia
3. Untuk mengetahui apa pengaruh As-sunnah dalam kebudayaan islam di indonesia
4. Untuk mengetahui apa saja pengaruh Ijtihad dalam kebudayaan islam di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Quran, As- sunnah dan Ijtihad


A. Al- Quran

Al-qur’an secara bahasa merupakan bentuk masdar (kata benda) dari kata kerja
Qoro-a yang bermakna membaca atau bacaan. Ada yang berpendapat bahwa qur’an adalah
masdar yang bermakna isim maf’ul, karenanya ia berarti yang dibaca atau maqru’. Menurut
para ahli bahasa, Al-qur’an adalah bacaan yang sempurna. Sedangkan pengertian menurut
istilah Al-qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada utusan Allah, Nabi
Muhammad SAW. Yang ter maktub dalam mushaf, dan disampaikan kepada kita secara
mutawatir yaitu berangsur - angsur, tanpa ada keraguan. Adapun disamping definisi diatas
terdapat beberapa definisi yang pada intinya sama. Hanya terdapat beberapa penambahan
penjelasan, seperti penambahan kata al-muta’abbad bi tilawatih (yang membacanya
mendapat pahala), al-mu’jiz (yang berfungsi melemahkan lawan), al-mabdu’ bi surah al-
fatihah wa al-makhtum bi surah an-nas (yang dimulai dari surah al-fatihah dan diakhiri
surat annas.

Sehingga dari definisi diatas kami dapat menyimpulkan:

a. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW,
apabila tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW maka tidak dapat disebut
AL-qur’an, seperti wahyu Allah yang diturunkan pada Nabi Daud as (zabur),
kepada nabi Musa as (taurot), kepada Nabi Isa as (injil). Memang itu termasuk
kalam Allah tapi tidak bisa disebut Al-qur’an karena tidak diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
b. Al-qur’an disampaikan kepada kita semua secara mutawatir, dan tanpa keraguan
sedikitpun, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat (2), Yang
artinya:“Kitab (Al-qur’an) ini tidak terdapat keraguan padanya, dan petunjuk bagi
orang yang bertakwa”.
c. Yang membaca ayat dalam Al-qur’an akan mendapat pahala dari Allah SWT.
d. Al-Qur’an itu dimulai dari surah Al-fatihah dan diakhiri dengan surah An-nas.
Al-Quran adalah sumber utama ajaran agama Islam. Kitab ini terdiri dari 114 surah
(bab atau bagian) yang terbagi dalam 30 juz. Isi Al-Quran mencakup berbagai topik,
termasuk ajaran moral, hukum, sejarah, eschatology (ajaran tentang akhirat), ajaran tentang
Allah, dan petunjuk untuk beribadah dan kehidupan sehari-hari. Bagi umat Islam, Al-Quran
adalah sumber hukum tertinggi, panduan spiritual, dan sumber inspirasi. Mereka percaya
bahwa teks ini adalah firman Allah yang tidak mengalami perubahan atau distorsi sejak
dinyatakan kepada Nabi Muhammad. Umat Islam membaca, menghafal, dan mempelajari Al-
Quran sebagai bagian penting dari praktik keagamaan mereka.

Lebih rinci, Al-Quran adalah:

Kitab Suci Islam : Al-Quran adalah kitab suci agama Islam. Ia memuat ajaran moral,
hukum, petunjuk kehidupan sehari-hari, sejarah, ajaran tentang Allah, dan berbagai topik
lainnya yang menjadi pedoman bagi umat Islam.

Wahyu Ilahi : Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah firman Allah SWT yang
diungkapkan kepada Nabi Muhammad sebagai wahyu. Ini dianggap sebagai sumber utama
ajaran agama Islam.

Tidak Berubah : Al-Quran diyakini tidak mengalami perubahan atau distorsi sejak
dinyatakan kepada Nabi Muhammad. Ini dianggap sebagai teks yang tidak tercemar dan tetap
autentik sepanjang sejarah.

Terjemahan : Al-Quran telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dunia untuk


memungkinkan pemahaman oleh non-Arab. Namun, terjemahan ini dianggap sebagai
interpretasi dan tidak memiliki status yang setara dengan teks asli dalam bahasa Arab.

Panduan Spiritual : Al-Quran adalah sumber panduan spiritual bagi umat Islam.
Mereka membaca, menghafal, dan mempelajari teks ini sebagai bagian penting dari praktik
keagamaan mereka.

Al-Quran adalah salah satu aspek sentral dalam kehidupan umat Islam, dan
memainkan peran kunci dalam membimbing kehidupan mereka, termasuk dalam aspek
moral, etika, ibadah, dan hukum.

B. As- sunnah

As-Sunnah adalah salah satu konsep utama dalam Islam yang mengacu pada tindakan,
perkataan, persetujuan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Ini adalah sumber kedua dari
hukum Islam setelah Al-Quran. As-Sunnah mencakup semua tindakan dan ajaran Nabi
Muhammad yang tidak terdokumentasikan dalam Al-Quran tetapi diwariskan melalui hadis
(riwayat).

Berikut adalah beberapa definisi dan macam-macam As-Sunnah:

Definisi As-Sunnah

a. Tindakan Nabi : As-Sunnah mencakup tindakan-tindakan fisik yang dilakukan oleh


Nabi Muhammad, seperti cara beliau menjalankan ibadah, berpakaian, makan,
minum, dan berinteraksi dengan orang lain.
b. Perkataan Nabi : Ini mencakup kata-kata dan ucapan Nabi Muhammad, termasuk
khutbah-khutbah, nasihat, doa, dan pengajaran yang beliau sampaikan kepada
umatnya.
c. Persetujuan Nabi : Ketika Nabi Muhammad diam atau tidak menentang tindakan atau
keputusan yang diambil oleh para sahabatnya atau komunitas Muslim pada masa
beliau, persetujuan ini dianggap sebagai bagian dari As-Sunnah.
d. Ketetapan Nabi : Ini mencakup hukum-hukum dan aturan yang ditetapkan oleh Nabi
Muhammad dalam berbagai situasi, termasuk hukum-hukum dalam perkawinan,
warisan, dan hukum pidana.

Macam-macam As-Sunnah

a. Sunnah Qauliyyah : Ini adalah As-Sunnah yang berkaitan dengan perkataan dan
ucapan Nabi Muhammad. Contohnya adalah hadis-hadis yang mencatat nasihat-
nasihat beliau, doa-doa, dan khutbah-khutbah penting. Seperti :

) ‫ُك ْن َعاِلًم ا َاْو ُم َتَع ِّلًم ا َاْو ُم ْسَتِم ًعا َاْو ُمِح ًبا َو اَل َتُك ْن َخ اِم ًسا َفُتْهِلَك (َر َو اُه اْلَبْيَهِق‬:‫َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلم‬

Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau
orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu.
Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R
Baehaqi)

b. Sunnah Fi'liyyah : Ini adalah As-Sunnah yang berkaitan dengan tindakan dan
perbuatan Nabi Muhammad. Contohnya adalah tindakan beliau dalam ibadah, seperti
shalat, puasa, haji, dan zakat.
c. Sunnah Taqririyyah : Ini adalah As-Sunnah yang berkaitan dengan persetujuan diam
Nabi Muhammad terhadap tindakan atau keputusan yang diambil oleh sahabat-
sahabatnya. Persetujuan ini menunjukkan persetujuan beliau terhadap tindakan
tersebut tanpa harus mengucapkan kata-kata.
d. Sunnah Ijma'iyyah : Ini adalah As-Sunnah yang berkaitan dengan konsensus (ijma')
umat Muslim dalam masalah-masalah hukum yang tidak tercakup dalam Al-Quran
atau hadis-hadis Nabi Muhammad.
e. Sunnah Aqliyyah : Ini adalah As-Sunnah yang dapat disimpulkan melalui akal sehat
dan penalaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ini terkait dengan hukum-
hukum dan prinsip-prinsip yang dapat diambil dari Al-Quran dan hadis.

As-Sunnah, bersama dengan Al-Quran, membentuk dua sumber utama hukum Islam (Sharia).
Kombinasi dari kedua sumber ini digunakan oleh ulama dan cendekiawan Muslim untuk
memandu kehidupan umat Islam dalam berbagai aspek, termasuk ibadah, etika, hukum, dan
tata cara sosial.

C. Ijtihad

Ijtihad adalah konsep dalam hukum Islam yang mengacu pada usaha atau usaha keras
yang dilakukan oleh seorang cendekiawan atau ulama Muslim untuk mengambil keputusan
hukum (fatwa) atas masalah-masalah yang tidak memiliki panduan yang jelas atau spesifik
dalam Al-Quran, Hadis, atau sumber hukum Islam utama lainnya. Ijtihad adalah proses
interpretasi dan penafsiran hukum Islam yang dilakukan untuk mengatasi situasi atau masalah
yang muncul dalam kehidupan sehari-hari dan tidak diatur secara langsung oleh teks-teks
klasik.

Proses ijtihad melibatkan penelitian mendalam terhadap sumber-sumber hukum


Islam dan penafsiran mereka dalam konteks zaman dan tempat tertentu. Ulama yang
melakukan ijtihad dikenal sebagai mujtahid. Praktik ijtihad ini penting dalam hukum Islam
karena memungkinkan hukum Islam untuk tetap relevan dan beradaptasi dengan
perkembangan zaman, teknologi, dan masyarakat.

Namun, perlu dicatat bahwa ijtihad bukanlah konsep yang sederhana, dan para ulama
yang melakukannya harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hukum Islam dan
warisan intelektualnya. Selain itu, hasil ijtihad satu ulama dapat berbeda dengan ulama
lainnya, yang menciptakan beragam pandangan hukum dalam Islam.
2.2 Pengaruh Al – Quran terhadap kebudayaan islam di Indonesia
Pengaruh Al-Quran dalam kebudayaan Islam di Indonesia memiliki dampak yang sangat
signifikan dan mendalam. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, telah memengaruhi
berbagai aspek kehidupan dan budaya masyarakat Muslim di Indonesia. Berikut adalah
beberapa cara konsep Al-Quran memengaruhi kebudayaan Islam di Indonesia:

a. Bahasa dan Sastra : Al-Quran, yang ditulis dalam bahasa Arab, telah memberikan
pengaruh yang kuat pada perkembangan bahasa Indonesia. Banyak kata dan frasa
Arab yang digunakan dalam bahasa Indonesia, terutama dalam konteks agama dan
budaya Islam. Selain itu, Al-Quran telah menjadi inspirasi bagi banyak penulis dan
penyair Indonesia dalam menciptakan karya sastra yang mendalam.
b. Seni dan Arsitektur : Al-Quran juga memiliki pengaruh yang besar dalam seni dan
arsitektur Islam di Indonesia. Contohnya, seni kaligrafi yang indah dan rumit sering
digunakan untuk menggambarkan ayat-ayat Al-Quran. Selain itu, dalam arsitektur
masjid-masjid tradisional di Indonesia, Anda akan menemukan penggunaan motif dan
desain yang terinspirasi dari Al-Quran.
c. Pendidikan dan Pesantren : Al-Quran adalah fokus utama dalam sistem pendidikan
Islam di Indonesia. Pesantren, sekolah agama Islam tradisional, adalah tempat di
mana pengajaran Al-Quran sangat ditekankan. Para siswa di pesantren mempelajari,
menghafal, dan memahami isi Al-Quran sebagai bagian integral dari pendidikan
mereka.
d. Upacara Keagamaan : Al-Quran juga memainkan peran penting dalam upacara
keagamaan seperti pernikahan, khitanan (sunnat), dan penguburan. Ayat-ayat Al-
Quran sering dibacakan dalam acara-acara ini untuk memberikan nuansa keagamaan
dan sakral.
e. Moral dan Etika : Konsep moral dan etika dalam Al-Quran membentuk pandangan
hidup dan perilaku masyarakat Muslim Indonesia. Nilai-nilai seperti kejujuran,
keadilan, kasih sayang, dan kedermawanan yang terdapat dalam Al-Quran menjadi
dasar bagi etika dan perilaku sehari-hari.
f. Budaya Dakwah : Al-Quran juga digunakan sebagai alat dakwah (penyebaran ajaran
Islam) di Indonesia. Orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang Al-Quran
sering menjadi pemimpin dalam masyarakat dan dapat memainkan peran penting
dalam menyebarkan nilai-nilai Islam.
g. Kesenian Tradisional : Seni pertunjukan tradisional seperti wayang kulit dan marawis
sering mengangkat kisah-kisah dari Al-Quran dalam pertunjukannya. Ini tidak hanya
menyebarkan pesan agama, tetapi juga memelihara budaya Indonesia.
h. Festival Keagamaan : Festival-festival keagamaan seperti Ramadan dan Idul Fitri
adalah momen penting dalam budaya Indonesia. Masyarakat Muslim merayakannya
dengan ibadah, berbagi makanan, dan memberikan sedekah, sesuai dengan ajaran Al-
Quran.
i. Penafsiran dan Studi Al-Quran : Di Indonesia, ada berbagai kelompok pemikir dan
ulama yang aktif dalam menafsirkan Al-Quran sesuai dengan konteks dan
permasalahan lokal. Ini menciptakan beragam pendekatan dalam pemahaman Al-
Quran dan bagaimana ajaran-ajaran tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam rangka memahami konsep Al-Quran dalam kebudayaan Islam di Indonesia, penting
untuk diingat bahwa budaya Islam di negara ini sangat beragam dan mencerminkan
keragaman etnis, budaya, dan tradisi yang ada di seluruh kepulauan Indonesia. Meskipun Al-
Quran menjadi dasar universal, cara-cara dalam mengungkapkan dan mengimplementasikan
nilai-nilai Islam dapat bervariasi di seluruh Indonesia sesuai dengan latar belakang budaya
setempat.

2.3 Pengaruh As- sunnah terhadap kebudayaan islam di Indonesia


Konsep "Assunnah" dalam konteks budaya Islam di Indonesia mengacu pada praktik-
praktik dan tradisi-tradisi yang mengikuti ajaran dan contoh-contoh yang diambil dari Sunnah
Rasulullah Muhammad SAW. Sunnah adalah ajaran dan tindakan-tindakan Nabi Muhammad
SAW yang dicatat dalam hadis (riwayat-riwayat) dan merupakan sumber penting dalam
pemahaman dan praktik Islam. Di Indonesia, konsep Assunnah memengaruhi banyak aspek
kehidupan sehari-hari dalam kebudayaan Islam di Indonesia sangat signifikan. Pengaruh As-
Sunnah dalam kebudayaan Islam di Indonesia menciptakan identitas keagamaan yang kuat
dan khas bagi masyarakat Muslim Indonesia . Namun, penting untuk diingat bahwa pengaruh
ini juga bisa bervariasi di berbagai daerah di Indonesia karena perbedaan budaya lokal dan
adat istiadat. Berikut beberapa contoh bagaimana As-Sunnah mempengaruhi kebudayaan
Islam di Indonesia:
a. Ibadah : Praktik-praktik ibadah seperti salat (sholat), puasa (saum), zakat, dan haji di
Indonesia mengikuti tata cara yang diwariskan dari Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Orang-orang Muslim di Indonesia juga cenderung untuk mengikuti tata cara dan
waktu-waktu ibadah sesuai dengan ajaran Sunnah.
b. Pernikahan : Upacara pernikahan dalam budaya Islam di Indonesia mencakup banyak
elemen yang mengikuti Sunnah, termasuk khutbah nikah, mahar, dan prosesi lain
yang berdasarkan pada ajaran dan praktik Nabi Muhammad SAW.
c. Pakaian : Pakaian Muslim di Indonesia juga sering mengikuti pedoman syar'i yang
didasarkan pada Sunnah. Misalnya, wanita Muslim sering mengenakan hijab atau
jilbab sebagai bagian dari penutupan aurat sesuai dengan ajaran Sunnah. Atau baju
koko dan sorban yang dikenakan pria juga merupakan penerapan sunnah dalam
berpakaian.
d. Makanan dan Minuman : Banyak makanan dan minuman dalam masakan Indonesia
yang dibuat dengan mengikuti ajaran Sunnah, seperti penggunaan prinsip-prinsip
daging halal dan praktik memulai makan dengan menyebut nama Allah (bismillah)
dan mengakhiri dengan puji-pujian (alhamdulillah) serta menghindari hal yang
shubhat.
e. Adat dan Tradisi: Beberapa adat dan tradisi lokal di Indonesia sering dikombinasikan
dengan nilai-nilai dan ajaran Islam, seperti dalam upacara pernikahan adat Jawa atau
adat Minangkabau. Meskipun adat istiadat ini khas lokal, mereka sering
diintegrasikan dengan prinsip-prinsip Islam yang berlandaskan Sunnah. Lalu, seperti
tradisi sufi, yang menekankan hubungan pribadi dengan Allah SWT dengan
pengalaman mistik.
f. Seni dan Kesenian : Seni tradisional seperti seni ukir, seni kaligrafi, seni tari, dan seni
musik di Indonesia juga mencerminkan pengaruh As-Sunnah. Kaligrafi Arab
digunakan untuk m enghiasi masjid dan pesantren, sementara seni tari dan musik
sering digunakan dalam berbagai upacara keagamaan Islam.
g. Pendidikan : Sistem pendidikan Islam di Indonesia, terutama di pesantren, didasarkan
pada pengajaran As-Sunnah. Santri (siswa) belajar Al-Quran, hadis, fiqh (hukum
Islam), dan berbagai ajaran Islam lainnya sebagai bagian dari kurikulum mereka.
h. Perayaan Agama : Perayaan-perayaan agama Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha,
memiliki pengaruh As-Sunnah yang kuat dalam praktik dan tradisinya. Selama
perayaan-perayaan ini, umat Islam di Indonesia mengikuti tata cara yang dipengaruhi
oleh ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW.
i. Penggunaan Bahasa Arab : Dalam banyak konteks keagamaan, bahasa Arab
digunakan dalam berbagai bentuk, seperti bacaan Al-Qur'an, khutbah, dan doa-doa.
Ini adalah penerapan As-Sunnah dalam penggunaan bahasa dalam konteks Islam.
j. Tradisi Keagamaan Lokal : Sementara praktik-praktik As-Sunnah universal diakui,
masyarakat Indonesia sering menggabungkannya dengan tradisi keagamaan lokal.
Contohnya adalah perayaan Idul Fitri dan Idul Adha yang dihiasi dengan budaya
lokal.
k. Kegiatan Sosial : Konsep-konsep sosial dan nilai-nilai seperti gotong royong, tolong-
menolong, dan solidaritas dalam masyarakat Indonesia mencerminkan nilai-nilai
Islam yang juga terkandung dalam As-Sunnah.

Penting untuk diingat bahwa dalam berbagai budaya di Indonesia, konsep Assunnah dapat
diinterpretasikan dengan beragam cara, dan praktik-praktiknya dapat berbeda-beda dari satu
daerah ke daerah lainnya. Namun, pada dasarnya, konsep Assunnah mencerminkan usaha
untuk mengikuti ajaran dan teladan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari di Indonesia. Penerapan As-Sunnah dalam kebudayaan Islam di Indonesia sangat
bervariasi tergantung pada faktor geografis, etnis, dan sosial. Hal ini menciptakan kekayaan
dalam beragam praktik dan tradisi keagamaan yang memadukan nilai-nilai Islam dengan
budaya lokal.

2.4 Pengaruh Ijhad dalam kebudayaan islam di Indonesia

Konsep "Ijtihad" dalam budaya Islam di Indonesia adalah salah satu aspek penting
dalam pemahaman dan praktik agama. Ijtihad adalah proses penafsiran dan analisis hukum
Islam yang dilakukan oleh ulama atau cendekiawan agama untuk menghadapi masalah-
masalah baru atau situasi yang tidak diatur secara eksplisit dalam Al-Quran dan hadist.
Konsep Ijtihad memberikan fleksibilitas dalam menjalankan ajaran Islam sesuai dengan
kebutuhan zaman dan tempat.

Dalam konteks budaya Islam di Indonesia, konsep Ijtihad memiliki beberapa


implikasi:

a. Pemahaman Agama yang Dinamis : Konsep Ijtihad menunjukkan bahwa Islam


adalah agama yang dinamis dan dapat beradaptasi dengan perubahan zaman. Hal ini
memungkinkan masyarakat Muslim di Indonesia untuk menyesuaikan praktik-praktik
agama dengan realitas sosial, budaya, dan ekonomi yang berubah.
b. Keanekaragaman Fikih : Indonesia adalah negara dengan berbagai kelompok etnis,
tradisi, dan budaya yang berbeda. Konsep Ijtihad memungkinkan setiap kelompok
atau komunitas untuk memiliki pendekatan fikih yang sesuai dengan konteks budaya
dan kebutuhan mereka sendiri.
c. Kehidupan Beragama yang Harmonis : Konsep Ijtihad juga dapat mempromosikan
toleransi dan kerukunan antaragama. Dalam masyarakat multireligi seperti Indonesia,
ijtihad dapat digunakan untuk menjembatani perbedaan antara agama-agama dan
mempromosikan kerukunan antarumat beragama.
d. Pembaharuan (Reformasi) Keagamaan : Ijtihad juga dapat digunakan untuk memulai
pembaharuan dalam pemahaman agama. Beberapa gerakan keagamaan di Indonesia
mungkin mencoba untuk mengadopsi ijtihad sebagai alat untuk merenungkan ulang
tradisi dan praktik-praktik yang telah ada.
e. Keterlibatan Ulama : Ulama-ulama atau cendekiawan agama memiliki peran penting
dalam proses ijtihad. Mereka berperan dalam memberikan pandangan dan fatwa-
farwa terkait masalah-masalah kontemporer yang dihadapi oleh masyarakat Muslim
di Indonesia.

Penting untuk dicatat bahwa konsep Ijtihad dapat menjadi subjek perdebatan di antara
berbagai kelompok dan aliran dalam Islam. Beberapa kelompok mungkin lebih mendukung
ijtihad yang lebih luas, sementara yang lain mungkin lebih konservatif dalam interpretasi
agama. Sehingga, pemahaman dan penerapan konsep Ijtihad dapat bervariasi di seluruh
masyarakat Muslim Indonesia sesuai dengan pandangan dan pendekatan yang berbeda.

Penerapan ijtihad dalam kebudayaan Islam di Indonesia juga merupakan sebuah aspek
penting dalam perkembangan agama dan budaya di negara ini. Ijtihad adalah istilah dalam
Islam yang merujuk pada proses penafsiran hukum Islam (syariah) dan prinsip-prinsip agama
untuk menghadapi isu-isu baru atau situasi yang belum diatur oleh hukum Islam klasik.
Penerapan ijtihad dalam kebudayaan Islam di Indonesia mencerminkan kompleksitas dan
keberagaman masyarakat Muslim di sini. Berikut adalah beberapa contoh penerapan ijtihad
dalam konteks kebudayaan Islam di Indonesia:

a. Budaya Islam Nusantara : Indonesia memiliki tradisi Islam yang unik, yang sering
disebut sebagai "Islam Nusantara." Ini mencakup aspek-aspek Islam yang disesuaikan
dengan budaya lokal, seperti adat istiadat, bahasa, dan tradisi sosial. Penerapan ijtihad
dalam Islam Nusantara mengizinkan penggabungan unsur-unsur lokal dengan ajaran
Islam.
b. Kesenian dan Seni : Seni dan kesenian adalah bagian penting dari kebudayaan
Indonesia. Penerapan ijtihad dalam seni dan kesenian Islam memungkinkan seniman
dan budayawan Muslim untuk mengekspresikan nilai-nilai Islam dalam berbagai
bentuk seni, seperti seni lukis, tari, musik, dan sastra, sambil mempertahankan
identitas budaya Indonesia.
c. Pendidikan Islam : Penerapan ijtihad dalam pendidikan Islam di Indonesia
memungkinkan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan realitas
sosial masyarakat Indonesia. Hal ini mencakup pengajaran nilai-nilai Islam yang
relevan dengan masalah-masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia.
d. Hak Asasi Manusia : Penerapan ijtihad dalam konteks hak asasi manusia
memungkinkan pemahaman ulang terhadap konsep hak asasi manusia dalam Islam.
Ini mencakup perlindungan hak-hak individu, hak-hak perempuan, dan hak-hak
minoritas dalam kerangka syariah yang lebih luas.
e. Politik dan Hukum : Dalam politik dan hukum, ijtihad juga memainkan peran penting.
Misalnya, Indonesia memiliki sistem hukum yang mencampurkan hukum adat,
hukum positif, dan hukum Islam. Penerapan ijtihad dalam hal ini membantu
mengatasi konflik antara hukum sekuler dan hukum Islam.

Penerapan ijtihad dalam kebudayaan Islam di Indonesia mencerminkan semangat


inklusivitas, toleransi, dan adaptabilitas Islam dalam menghadapi perubahan zaman. Ini juga
memungkinkan perkembangan kebudayaan Islam yang dinamis dan relevan dengan konteks
sosial dan budaya Indonesia yang beragam.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Al-quran, As- sunnah dan ijtihad
sangat memengaruhi kebudayaan islam yang ada di Indonesia. Mulai dari segi beribadah
seperti solat, puasa, zakat dan haji lalu dari segi kuliner, hukum, pernikahan, pendidikan, adat
istiadat, tradisi dan bahasa.

Dengan demikian, memahami dan mengintegrasikan konsep-konsep ini dalam kehidupan


sehari-hari, masyarakat muslim Indonesia telah berhasil menjaga identitas agama mereka
sambil tetap terbuka terhadap perkembangan dan perubahan dalam masyarakat modern. Ini
adalah contoh bagaimana islam dapat beradaptasi dengan berbagai budaya dan konteks yang
berbeda.

3.2 Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Kesalahan ejaan,
metodologi penulisan, dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang terinci
dalam makalah ini.

Sehubungan dengan penulisan makalah ini, kami selaku penulis menyarankan kepada para
pembaca agar diadakan pengkajian ulang lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini,
agar ditemukan pengertian dan pengaruh kebudayaan islam di Indonesia lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Referensi : https://almanhaj.or.id/2263-


pengertian-as-sunnah-menurut-syariat.html

Latif abdul (2017), Alquran sebagai sumber hukum utama, binamadani, tangerang,
V4(1), jurnal hukum dan keadilan.

Nata, Abuddin. 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Mu’allim, Amir dan Yusdani. Ijtihad: Suatu Kontroversi Antara Teori dan Fungsi,
Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997.

M. Syafi’i Anwar. 1995. Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, Jakarta: Paramadina.

Anda mungkin juga menyukai