Anda di halaman 1dari 11

FAKTA ATAU HOAX SAYURAN ORGANIK LEBIH SEHAT DARI

SAYURAN NON ORGANIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4 BALANCE

KETUA : Muhammad Nur Alfian (B011201352) Prodi Ilmu Hukum

NOTULEN : Muradha Tri Dewi Makmur (A03120111) Prodi Akuntansi

ANGGOTA : 1. Tiara Khana A. (B011201192) Prodi Ilmu Hukum

2. Fachrizal (B011201032) Prodi Ilmu Hukum

3. Jessy Ramba Tangkedatu (A031201038) Prodi Akuntansi

4. Sri Reski Amalia (F041201057) Prodi Sastra Inggris

5. Aizia Risty Rizal (N011201114) Prodi Pendidikan Farmasi

6. Tahtia Salsabillah (B021201022) Prodi HAN

KLASTER : H-09

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Nur


Hasanah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait penyebaran berita hoax. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan kepada para penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Fakta atau
Hoax Sayuran organik Lebih Sehat dari Sayuran Non Organik” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Balance 2020 di Universitas
Hasanuddin. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang hoax.

Makassar, 22 September 2020


Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. .... 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................3

C. Tujuan..............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 6

A. Kesimpulan.....................................................................................................6

B. Saran...............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan media sosial saat ini berkembang dengan luar biasa. Media
sosial mengizinkan semua orang untuk dapat bertukar informasi dengan
sesama pengguna media tersebut. Perilaku penggunaan media sosial pada
masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif, membuat informasi yang
benar dan salah dan bercampur aduk.
Keberadaan internet sebagai media online membuat informasi yang belum
terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat. Hanya dalam hitungan detik,
suatu peristiwa sudah bisa langsung tersebar dan diakses oleh pengguna
internet melalui media sosial. Namun, saat ini banyak orang menggunakan
media sosial untuk menyebarkan kebencian, provokasi, dan hoax. Hoax adalah
informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Arti hoax
adalah salah satu tren terburuk yang pernah ada dalam sejarah penggunaan
media sosial.
Belakangan marak muncul fenomena hoax atau berita bohong yang
beredar di dunia maya. Adanya akses internet dan semakin menjamurnya sosial
media menjadikan Hoax begitu mudah dibuat dan disebarkan tanpa ada
hukuman yang tegas kepada para pembuat dan penyebar hoax. Sederhananya
dapat kita artikan bahwa hoax adalah istilah untuk menggambarkan suatu berita
bohong, fitnah, atau sejenisnya. Pada mulanya istilah ini lebih identik dengan
golongan selebriti atau public figur yang lekat oleh berita-berita bohong nan
simpang siur. Di Indonesia sendiri apabila menengok 4 sampai 5 tahun yang
lalu, istilah HOAX sendiri sudah banyak digunakan oleh media-media
infotainment pada berita-berita selebriti atau public figur. Pada era digital,
istilah hoax semakin dikenal dengan semakin mudahnya mengakses informasi
pada media sosial maupun situs-situs berita.

1
Informasi yang dikeluarkan baik orang perorang maupun badan usaha
melalui media sosial dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh
banyak orang dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran bahkan tindakan
seseorang atau kelompok. Sangat disayangkan apabila informasi yang
disampaikan tersebut adalah informasi yang tidak akurat terlebih informasi
tersebut adalah informasi bohong (hoax) dengan judul yang sangat provokatif
mengiring pembaca dan penerima kepada opini yang negatif. Opini negatif,
fitnah, penyebar kebencian yang diterima dan menyerang pihak ataupun
membuat orang menjadi takut, terancam dan dapat merugikan pihak yang
diberitakan sehingga dapat merusak reputasi dan menimbulkan kerugian
materi.
Dalam persepektif Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi Dan Transaksi Elektronik pelaku pembuat dan penyebar hoax bisa
digeret ke meja hijau. Pelaku bisa dijerat dengan Undang-undang ITE. "Itu
dapat dikategorikan menyebarkan rangkaian kata-kata bohong yang melanggar
Undang-Undang ITE. hal tersebut menjelaskan bahwa hokum positif di
Indonesia sudah mengatur tentang berita yang belum jelas kebenarannya dan
condong ke berita bohong dan fitnah seperti Pasal 28 ayat (1) dan pasal 45 ayat
(2) undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi
elektronik. Dan dalam persepektif hukum islam hoax merupakan suatu hal
yang haram atau dilarang untuk dilakukan oleh kaum muslimin. Hoax
disamakan dengan fitnah, kabar bohong atau sejenisnya. penyebar berita hoax
walaupun bukan dia yang membuatnya dan dia hanya menyebarkannya saja
tetaplah diancam oleh nabi Muhammad shalallalhu alaihi wa sallam dan dicap
oleh beliau bahwa dia adalah seorang pendusta.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
tanggapan khalayak, sehingga penulis melakukan penelitian dengan
menetapkan topik “Sayuran Organik Lebih Sehat Dari Sayuran Non Organik”.

2
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, permasalahan yang dapat


diungkapkan dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana pandangan mengenai
sayuran organik lebih sehat dari sayuran non organik, termasuk fakta atau
hoax?”

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui termasuk fakta atau hoax
sayuran organik lebih sehat dari sayuran non organik.
Sementara itu adapun kegunaan yang diharapkan penulis yaitu, tulisan ini
dapat menjadi referensi bagi para pembaca untuk membangun pola pikir yang
lebih bijak terhadap berita hoax sehingga dapat membedakan antara berita
berupa fakta ataupun hoax.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Makanan organik adalah makanan yang selamat dari racun perosak. Racun
perosak ialah bahan kimia seperti racun kulat (fungicides), racun herba (
herbicides) dan racun serangga (insecticides). Racun perosak tersebut digunakan
secara meluas dalam pertanian konvensional dan sisa racun kekal dalam makanan
yang kita makan. Ririn Syafriani (2007) mengutip dari Ahli Terapis Organik dari
Healthy Choice Kemang dr Angela C Ardhanie, yang dimaksud produk organik
ialah produk pangan yang pada proses penanaman dan pembuatannya tidak
menggunakan bahan kimia atau zat- zat berbahaya. Misalnya, beras dan sayur
organik yang pada proses penanamannya tidak menggunakan pestisida atau pupuk
kimiawi (Segar Organic website 2007).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa sayuran organik lebih


sehat dari sayuran non organik merupakan sebuah fakta dan bukan hoax. Dimana
yang kita ketahui pengertian dari sayuran organik mengacu pada cara petani
menanam dan memproduksi produk pertanian. Sedangkan pengertian tanaman
non organik merupakan tanaman yang proses penanaman nya melibatkan pupuk"
pestisida yang merupakan bahan kimia yang dapat merusak pH tanah bagi
tanaman . Sayuran non organik biasanya menyisakan residu dari pupuk atau
pestisida kimia yang digunakan selama proses pertanian. Sedangkan jenis pupuk
yang digunakan pada tanaman organik bersifat organik, seperti dari kotoran
hewan bukan berasal dari bahan kimia. Berdasarkan penelitian dokter, sayuran
organik seringkali memiliki nutrisi yang lebih bermanfaat seperti antioksidan.
Beberapa penelitian laboratorium menemukan bahwa kandungan antioksidannya
yang lebih tinggi membantu melindungi sel dari kerusakan.

Dari aspek lingkungan, sistem pertanian organik dikatakan memiliki


penilaian yang lebih baik daripada pertanian dengan sistem konvensional.

4
Berdasarkan studi yang dilakukan, tanah yang digunakan dalam pertanian organik
memiliki kadar karbon lebih besar, kualitas yang lebih baik dan tingkat erosi yang
rendah dibandingkan dengan pertanian konvensional. Penggunaan pupuk organik
dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap lingkungan karena proses
dekomposisinya di tanah lebih lambat daripada pupuk kimia. Sehingga, limpasan
nitrogen berlebih yang menyebabkan polusi air tanah dan permukaan dapat
berkurang.

Beberapa alasan mengapa konsumen memilih produk organik, yaitu:


Bebas bahan kimia; Lebih banyak nutrisi; rasanya lebih sedap (kandungan gizi
yang tinggi membuat sayur atau buah organik terasa lebih enak); Menjaga
kelestarian lingkungan dan mengurangi polusi; Bebas obat, hormon dan antibiotik
(penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa 90% pestisida ditemukan
dalam jaringan lemak daging, telur ikan dan uggas, antibiotik, obat dan hormon
pertumbuhan juga sering dipakai dalam makanan ternak).

Inilah fakta yang dapat dijadikan alasan mengapa sayuran organik lebih
sehat daripada sayuran non organik.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini yang dapat diambil ialah :

1. Makanan organik seringkali memiliki nutrisi yang lebih bermanfaat,


seperti antioksidan. Sedangkan itu sayuran non-organik biasanya
menyisakan residu dari pupuk atau pestisida kimia yang digunakan selama
proses pertanian.
2. Penelitian menemukan bahwa makanan organik lebih dapat melawan
kanker dan orang yang memakan makanan organik, kekebalan tubuhnya
meningkat, tidur lebih nyenyak, dan berat badannya lebih ringan dari pada
yang mengkonsumsi makanan non-organik).
3. Dapat disimpulkan disini bahwa dengan mengkonsumsi pangan organik,
konsumen atau masyarakat akan jauh lebih sehat daripada dengan
menkonsumi anorganik yang mengandung bahan-bahan kimia yang
mungkin berbahaya bagi kesehatan tubuh kita. Sehingga itu merupakan
sebuiah fakta bahwasanya sayuran organik lebih sehat daripada sayuran
non organik.

B. Saran

Penulis juga menyaran beberapa hal yang terkait dengan berita hoax
maupun fakta, yaitu:
1. Sebelum menyebarkan berita ada baiknya memeriksa berita tersebut
apakah itu fakta ataupun hoax belaka.
2. Apabila menjumpai berita dengan judul provokatif, sebaiknya mencari
referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian
bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian,

6
setidaknya sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih
berimbang.
3. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai
makalah yang telah ditulis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Chaeroni, Fitri. 2020, 6 Agustus .Benarkah Sayuran Organik Lebih Sehat


Dibanding Non Organik?. https://www.gooddoctor.co.id/tips-
kesehatan/nutrisi/benarkah-sayuran-organik-lebih-sehat-dibanding-non-
organik/ (diakses tanggal 21 September 2020)

Wijayanti, Irne Dyah Ayu. 2020, 1 juni. Beberapa Hal yang Perlu
Diketahui tentang Makanan Organik.
https://warstek.com/2020/06/01/beberapa-hal-yang-perlu-diketahui-tentang-
makanan-
organik/?fbclid=IwAR1rvpKOVs4sOCbkFzW98WAAFahbsgD_0JjQC5cU3
UKmIV563X4JkZd0d3A (Diakses tanggal 21 September 2020)

Harian, Sinar. 2019, 16 Mei. Ini Kelebihan Makanan Organik.


https://www.sinarharian.com.my/ampArticle/28369 (Diakses tanggal 21
September 2020)

Ananda, Kun Sila. 2013, 12 Desember. 5 Keuntungan Mengonsumsi


Makanan Organik. https://m.merdeka.com/sehat/5-keuntungan-mengonsumsi-
makanan-organik.html (Diakses tanggal 21 September 2020)

Ramadhani, Yulaika. 2017, 15 September. Apakah Pangan Organik Lebih


Sehat Dari Non Organik?. https://tirto.id/apakah-pangan-organik-lebih-sehat-
dari-non-organik-cwAs (Diakses tanggal 21 September 2020)

Anda mungkin juga menyukai