Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN NASIONAL PADA MASYARAKAT DI

INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

KETUA : Muhammad Ansar (A011201080) Prodi Ilmu Ekonomi

ANGGOTA : 1. Muradha Tri Dewi M. (A031201118) Prodi Akuntansi

2. Nurul Putri Rahmadani (A021201060) Prodi Manajemen

3. Nur Alisyah Rahmi (A011201039) Prodi Ilmu Ekonomi

4. Marwah Fatimah Azzahra (A031201080) Prodi Akuntansi

5. Syaifah Nurul Shabila (A021201175) Prodi Manajemen

KELAS : Pengantar Sosiologi C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
ABSTRAK

Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan tentang perilaku kolektif dan
gerakan sosial pada masyarakat di Indonesia. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan
ini karena Pada umumnya masyarakat akan berperilaku berpedoman pada aturan norma dan
perilaku yang ada dalam lingkungan masyarakat, perilaku sosial merupakan hal terpenting
dalam suatu sosialisasi kehidupan, tak sedikitpun seseorang mengelak akan keberadaan
perilaku sosial di sekitar kita. Oleh karena itu, kehidupan di masyarakat sangat erat dengan
perilaku sosial, baik itu perilaku sosial yang individualis maupun kolektif. Keberadaan
perilaku ini membawa dampak tersendiri bagi dunia sosial yakni penyimpangan dari perilaku
sosial tersebut, fenomena “mengikuti trend” adalah salah satunya, seperti tidak akan habis
dibahas seiring berkembangnya zaman.

Saat ini kita semua sering menjumpai aksi – aksi demonstrasi yangh dijalankan oleh
gerakan – gerakan sosial baik dari kalangan mahasiswa maupun elemen masyarakat. Ini
semua karena adanya rasa kepedulian terhadap bangsa Indonesia tercinta. Tak bisa dipungkiri
bahwasanya gerakan – gerakan sosial sangatlah berpengaruh terhadap perjalanan
perkembangan bangsa Indonesia. Dengan adanya gerakan sosial ini dimaksudkan dapat
menjadi salah satu cara untuk mengatasi penyimpangan dari perilaku kolektif.

i
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Muhammad


Rahmat atas tugas yang telah diberikan ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada para penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul“Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial
Pada Masyarakat di Indonesia” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Pengantar Sosiologi yang telah diberikan.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang penting nya perilaku kolektif dikalangan masyarakat.

Makassar, 12 November 2020


Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2

A. Pengertian Perilaku Kolektif Dan Ciri – Ciri Perilaku Kolektif .................................... 2

B. Bentuk Perilaku Kolektif Dan Penyimpangannya ......................................................... 3

C. Pengertian Gerakan Sosial Dan Ciri – Ciri Gerakan Sosial ........................................... 5

D. Tipe – Tipe Gerakan Sosial............................................................................................ 6

E. Faktor Penyebab Perilaku Kolektif Dan Gerakan Sosial ............................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10

B. Saran ............................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan di Indonesia, kita banyak menemukan perilaku dari berbagai individu


maupun kelompok yang tidak sesuai norma dan aturan hal itulah yang dikatakan sebagai
perilaku kolektif.

Selain perilaku kolektif, gerakan sosial juga turut berkembang dalam masyarakat.
Sebuah gerakan sosial, apapun latar belakang hisitoris terbentuknya, pada hakekatnya
menekankan pada suatu tujuan utama gerakan yaitu suatu perubahan. Gerakan sosial
merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif. Secara formal gerakan sosial
didefinisikan sebagai suatu kolektifitas yang melakukan kegiatan dengan kadar
kesinambungan tertentu untuk menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau
kelompok yang mencakup kolektifitasnya sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dirumuskan permasalahan :

1. Apa pengertian perilaku kolektif dan bagaimana ciri – ciri perilaku kolektif ?
2. Bagaimana bentuk perilaku kolektif beserta penyimpangannya?
3. Apa pengertian dari gerakan sosial dan bagaimana ciri – ciri dari gerakan sosial?
4. Bagaimana tipe-tipe dari gerakan sosial?
5. Apa saja faktor penyebab dari perilaku kolektif dan gerakan sosial?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan :

1. Untuk memahami pengertian perilaku kolektif dan ciri – ciri perilaku kolektif.
2. Untuk memahami bentuk perilaku kolektif beserta penyimpangannya.
3. Untuk memahami pengertian dari gerakan dan ciri – ciri dari gerakan sosial.
4. Untuk memahami tipe-tipe dari gerakan sosial.
5. Untuk memahami faktor penyebab dari perilaku kolektif dan gerakan sosial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Kolektif dan Ciri – Ciri Perilaku Kolektif

Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa , sehingga perilaku
kolektif dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang relatif spontan, tidak terstruktur
dan tidak stabil dari sekelompok orang, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa
ketidakpuasan dan kecemasan. Sehingga kita dapat membedakan antara perilaku
kolektif dengan perilaku yang rutin. Secara teoritis perilaku kolektif dapat dijelaskan
dari berbagai sudut teori antara lain teori penyebaran, teori interaksionis, teori
emergent-norm dan teori value-added. Kondisi pokok yang memicu munculnya
perilaku kolektif menurut teori value-added adalah: kesesuaian struktural, ketegangan
struktural, berkembangnya kepercayaan umum, faktor yang mendahului, mobilisasi dan
kontrol sosial.

Horton dan Hunt berpendapat bahwa perilaku kolektif ialah mobilisasi


berlandaskan pandangan yang mendefinisikan kembali tindakan sosial, menurut
Milgran dan Touch ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak
terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak
terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan
para pelakunya, dan senada pula dengan pendapat Robetson .[2] Dapat kami simpulkan
dari definisi-definisi tersebut bahwa perilaku kolektif adalah perilaku yang:

(1) Dilakukan bersama oleh sejumlah orang.

(2) Bersifat spontanitas dan tidak terstruktur.

(3) Tidak bersifat rutin.

(4) Merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.

Perilaku kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan


perilaku menyimpang karena perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh
sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata-mata. Bila seseorang melakukan
pencurian di suatu toko, maka hal ini termasuk suatu perilaku menyimpang, namun bila

2
sejumlah besar orang secara bersama-sama menyerbu toko-toko dan pusat-pusat
perdagangan untuk melakukan pencurian atau penjarahan (sebagaimana di sejumah
kota di Pulau Jawa pada tahun 1998 dan 1999), maka hal ini termasuk suatu perilaku
kolektif. Perilaku kolektif meliputi perilaku kerumunan (crowd) dan gerakan sosial
(civil society). Rangsangan yang memicu terjadinya perilaku kolektif bisa bersifat
benda, peristiwa maupun ide.

Adapaun ciri-ciri perilaku kolektif adalah sebagai berikut :

1. Perilaku yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang.

2. Perilaku yang bersifat spontanitas dan tidak terstruktur.

3. Perilaku yang tidak bersifat rutin, dan

4. Perilaku yang merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.

B. Bentuk Perilaku Kolektif dan Penyimpangannya

1) Hadirin ( Audience)
Merupakan suatu kerumunan yang perhatiannya terpusat pada rangsangna
yang berasal dari luar. Rangsangan ini utamanya berwujud satu arah. Misalnya,
penonton bioskop, pendengar radio, pemirsa televisi sepenuhnya berwujud satu
arah.
2) MOB (Kerusuhan)
Mob disini juga dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang melakukan
gerakan massa secara sukarela dikarenakan adanya alasan tertentu, Pelaku dari
kerusuhan massa ini dapat digolongkan sebagai Pelaku aktif yakni orang yang
secara aktif melakukan agresi dalam bentuk teriakan, gerakan menyerang dan
melempari.
3) Orgi (Pesta Pora)
Kerumunan yang kesukaannya melewati batas adat kebiasaan disebut orgi.
Orgi sendiri lebih mengarah ke kegembiraan yang berlebihan. Contohnya, pesta
acara minum-minum. Perayaan tim sepak bola dan pesta hari Natal, menunjukkan
secara halus adanya unsur-unsur orgi yang dilembagakan.

3
4) Kepanikan
Kepanikan sering didefinisikan sebagai suatu kondisi emosi yang diwarnai
oleh keputusasaan dan ketakutan yang tidak terkendali. Biasanya orang orang
yang bersifat tegang dan amat panik untuk menyelamatkan dirinya dari musibah
yang menimpannya. Contohnya, pada suatu calon penumpang hendak melakukan
berpergian ke suatu tempat ternyata pesawat yang hendak ia naiki telah pergi atau
sudah take off sehingga penumpang tersebut ditinggalkan oleh pesawat yang
tadinya hendak dia naiki. sehingga penumpang tersebut merasa panik karena ia
harus melakukan perjalanan ini dan tidak bisa ditinggalkan karena sangat penting.
dan ia bingung bagaimana cara mengatasi masalah ini.

Selain itu terdapat juga beberapa bentuk penyimpangan kolektif yaitu :

1) Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didominasi oleh orang-orang nakal umumnya syka
melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi
masyarakat umum tindakan tersebut dianggap bodoh, tidak berguna dan
mengganggu. Contohnya, aksi kebut-kebitan dijalan, mendirikan genk yang suka
onar, mencoret-coret tembok orang lain dan sebagainya.
2) Tawuran/ Perkelahian antar Kelompok
Pertemuan antara dua kelompok atau lebih yang sama-sama nakal atau
kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkeliahan di antara mereka di
tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.
Contohnya, tauran antar SMA, dan tauran antar suku.
3) Tindak Kejahatan Berkelompok/Komplotan
Kelompok jenis ini sering melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-
sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis
dalam melakukan tindak kejahatan. Mereka tidak segan melukai bahkan
membunuh korbannya. Sebagai contoh, komplotan perampok, perompak,
penjajah, dan lain sebagainya.
4) Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang
menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya
berkembang di masyarakat. Misalnya, merayakan hari-hari besar negara lain di

4
lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin tinggi, dan lain-
lain.

C. Pengertian Gerakan Sosial dan Ciri – Ciri Gerakan Sosial

Gerakan sosial berkaitan erat dengan proses perubahan sosial budaya di dalam
kehidupan masyarakat sehari- hari, dimana gerakan sosial bertujuan untuk mewujudkan
perubahan sosial dalam rangka menghilangkan krisis social. Gerakan sosial merupakan
hasil dialektis dari krisis sosial menuju perubahan sosial.

Gerakan sosial adalah gerakan yang lahir dari kondisi masyarakat yang
menggambarkan ketidakadilan dan adanya sikap semena-mena maupun sikap yang
tidak semestinya terhadap rakyat, sebagai reaksi yang bertujuan menginginkan
perubahan kebijakan karena dinilai adanya ketidakadilan.

Istilah Gerakan Sosial sendiri pada mulanya diperkenalkan pertama kali oleh
Lorenz Von Stein, yaitu seorang Sosiolog asal Jerman, dalam bukunya yang berjudul
“Socialist & Communist Movement since the Third French Revolution”. Pada saat awal
kemunculannya, gerakan social bersifat mencakup ruang lingkup yang sangat besar,
serta muncul dengan tujuan untuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak
berpihak pada rakyat.

Sedangkan gerakan sosial menurut para ahli :

1. Charles Tily : Gerakan sosial adalah serangkaian aksi yang dilakukan secara terus
menerus atau berkelanjutan, yang menunjukkan pertentangan dari masyarakat awam
terhadap kelompok lainnya, serta dapat dijadikan sarana utama bagi masyarakat
awam untuk turut serta pada kegiatan politik publik.

2. Direnzo : Gerakan sosial adalah perilaku dari sebagian anggota msyarakat untuk
mengoreksi kondisi yang banyak menimbulkan problem atau tidak menentu, untuk
menghadirkan suatu kehidupan yang lebih baik.

3. Anthony Giddens : gerakan sosial adalah suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu
kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama melalui tindakan
kolektif (collective action) di luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan.

5
Berdasarkan pegertian-pengertian di atas, ada beberapa hal yang dapat dicatat
sebagai ciri-ciri atau karakter yang melekat dalam gerakan sosial yaitu :
(1) Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk perilaku kolektif,
(2) Gerakan sosial senantiasa memiliki tujuan jangka panjang untuk membuat
perubahan sosial atau untuk mempertahankan suatu kondisi,
(3) Gerakan sosial tidak identik dengan gerakan politik yang terlibat dalam perebutan
kekuasaan secara langsung,
(4) Gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang terorganisasi, baik formal
maupun tidak, dan
(5) Gerakan sosial merupakan gejala yang lahir dalam kondisi masyarakat yang
konfliktual.

Gerakan sosial pada dasarnya merupakan istilah yang sangat familiar di dalam
kajian ilmu sosiologi. Sosiologi memandang gerakan sosial sebagai salah satu dinamika
yang memberikan dampak yang ditimbulkan oleh suatu kelompok maupun organisasi
sosial terhadap kehidupan masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat sehari- hari, gerakan sosial dipandang dapat


berfungsi sebagai pembentukan opini publik dengan menyuguhkan diskusi-diskusi
masalah sosial dan politik , serta mengkombinasikan sejumlah gagasan-gagasan yang
terdapat pada gerakan sosial kedalam opini publik yang berpengaruh kuat.

D. Tipe - Tipe Gerakan Sosial

David Arbele membedakan empat tipe gerakan sosial dengan menggunakan


kriteria tipe perubahan yang dikehendaki (perubahan perseorangan atau perubahan
sosial) dan besarnya perubahan yang diinginkan (perubahan untuk sebagian dan
perubahan menyeluruh).

1) Alternative movement merupakan gerakan yang bertujuan mengubah sebagian


perilaku perseorangan. Dalam kategori ini, melakukan berbagai kampanya untuk
mengubah perilaku tertentu, misalnya kampanye agar orang tidak merokok, tidak
minum-minuman keras, tidak mengkonsumsi narkoba dan lain-lain.

6
2) Redemptive movement memiliki cakupan yang lebih luas daripada alternative
movement, karena yang hendak dicapai ialah perubahan menyeluruh pada perilaku
perseoragan. Gerakan ini kebanyakan terdapat di bidang agama, melalui gerakan ini,
misalnya perseorangan diharap untuk bertobat dan mengubah cara hidupnya sesuai
dengan ajaran agama.
3) Reformative movement merupakan gerakan yang hendakmengubah masyarakat
hanya dalam ruang lingkup segi-segi tertentu dalam masyarakat. Mislanya, gerakan
kaum perempuan untuk memperjuangkan persamaan hak dengan kaum lelaki, atau
gerakan menentang perdana mentri Suchinda, Thailand dapat dikategorikan dalam
tipe ini, karena tujuannya terbatas yaitu pergantian pemerintah.
4) Transformative movement merupakan gerakan untuk mengubah masyarakat secara
menyeluruh. Misalnya, gerakan transformasi yang dilakukan rezim komunis di Uni
Soviet pada tahun 1930-an serta di Tiongkok sejak akhir 40-an untuk mengubah
masyarakat mereka menjadi masyarakat komunis yang mengakibatkan jatuhnya
korban jutaan jiwa. Contoh lainnya yaitu, gerakan masyarakat India yang dianggap
tidak berkasta untuk menentang tindak diskriminasi kepada orang-orang berkasa
bawah, menengah dan atas, sehingga keberhasilan mereka berhasil melakukan
perombakan mendasar pada masyarakat India.

E. Faktor Penyebab Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial

 Faktor Perilaku Kolektif


Perilaku kolektif bisa terjadi dimana saja, baik lingkungan masyarakat sederhana
maupun kompleks. Menurut teori Smelser perilaku kolektif dapat ditentukan oleh 6
faktor berikut :
1) Kesesuaian Struktural
Struktur masyarakat dapat saja menunjang atau menghalangi
munculnya perilaku kolektif. Kesesuaian struktural diartikan sebagai struktur
sosial masyarakat dapat menjadi faktor penunjang atau penghambat
munculnya perilaku berkelompok manusia, dalam kenyataannya masyarakat
tradisional yang sederhana lebih sulit melahirkan perilaku berkelompok
dibandingkan dengan masyarakat modern.
2) Ketegangan Struktural

7
Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan
menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan bentrok ketidakpahaman.
Pencabutan hak dan kekhawatiran akan hilangnya sesuatu merupakan akar
penyebab timbulnya perilaku kolektif. Perasaan adanya ketidak adilan
mendorong banyak orang melakukan tindakan ekstrim. Kelas sosial bawah,
kelompok minoritas tertekan, dan kelompok yang hasil jerih payahnya
terancam serta kelompok sosial yang khawatir akan kehilangan hak-hak
istimewanya, merupakan kelompok manusia yang berkemungkinan
melahirkan perilaku kolektif.
3) Berkembangnya suatu kepercayaan umum dan penyebaran pandangan
Sebelum suatu perilaku kolektif muncul, para pelaku perilaku kolektif
harus memiliki pandangan yang sama mengenai sumber ancaman, jalan keluar
dan cara pencapaian jalan keluar tersebut. Sebagai contoh, berkembangnya
isu-isu tentang pelecehan suatu agama atau penindasan suatu kelompok yang
dapat menyinggung perasaan orang lain.
4) Adanya Faktor Pemercepat (precipitating factors)
Suatu peristiwa dramatisasi atau desas desus mempercepat terjadinya
perilaku kolektif yaitu perilaku, ucapan dan gerak yang menjadi pemicu
munculnya perilaku kolektif,. Sebagai contoh, teriakan ‘polisi kejam!’ pada
masyaraat yang kebencian rasialnya tinggi, dapat menimbulkan kerusuhan.
Contohnya lagi, seseorang yang tiba-tiba saja berlari dapat juga mengawali
timbulnya kericuhan. Dan ada faktor-faktor penunjang kecemasan dan
kecurigaan yang dikandung masyarakat. Misalnya desas-desus naiknya harga
BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini dapat memicu
kuat sekelompok orang untuk protes.
5) Mobilitas tindakan
Perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai
dikomando/dimobilisasikan oleh pemimpinnya. Para pemimpin memulai,
menyarankan, dan mengarahkan suatu kegiatan.
6) Berlangsungnya pengendalian sosial / kontrol sosial
Merupakan hal penentu yang dapat menghambat, menunda bahkan
mencegah ke-5 faktor sebelumnya, semua perilaku kolektif manusia baik yang
merusak maupun yang membangun pada dasarnya banyak dipengaruhi oleh
kinerja dari lembaga kontrol sosial masyarakat seperti pemimpin, polisi,

8
propaganda, kebijakan pemerintah, legislatif, yudikatif, dan berbagai lembaga
kontrol sosial lain yang ada dalam masyarakat. Sebagai contoh : pengendalian
polisi dan aparat penegak hukum lainnya.
 Faktor Penyebab Gerakan Sosial

Faktor penyebab terjainya gerakan sosial sebagaimana yang dikemukakan oleh


Giddens, Kornblum, Light, Keller dan Calhoun (2004) menekankan pada penderitaan
deprivasi (kehilangan, kekurangan dan penderitaan), misalnya di bidang ekonomi
seperti hilangya peluang untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan).
Menurut mereka, gerakan sosial dan sejarah didahului deprivasi yang disebabkan oleh
faktor seperti kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok.

James Davies dengan konsep deprivasi relatifnya mengemukakan bahwa


meskipun tingkat kepuasan masyarakat meningkat terus, namun mungkin saja terjadi
kesenjangan antara harapan masyarakat dengan keadaan nyata yang sedang dialami,
kesenjangan antara pemenuhan kebutuhan yang diinginkan masyarakat dengan apa
yang diperoleh secara nyata. Apabila kesenjangan relatif ini semakin melebar dan
melewati batas toleransi masyarakat, misalnya karena pertumbuhan ekonomi dan sosial
diikuti dengan kemacetan, bahkan kemunduran mendadak maka menurut teori Davies
revolusi akan tercetus. Sebagai kesimpulan, penyebab gerakan sosial dalam pandangan
mereka berfaktor pada masalah ekonomi (deprivasi karena jarak kesenjangan antara
harapan dan kenyataan dari pemenuhan kebutuhan pokok yang jauh). Namun, inti
sebab gerakan sosial tidak selalu diletakkan pada dominasi peran deprivasi ekonomi,
karena tinggi rendahnya deprivasi tetap ditentukan oleh maksimalisasi kemampuan
mobilitas sumber daya manusia dan alam, seperti kepemimpinan, organisasi dan
keterlibatan, serta sumber daya lain yaitu dana dan sarana.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini yang dapat diambil ialah :

1. Perilaku kolektif mengacu pada perilaku sekelompok orang yang muncul


secara tidak spontan, tidak terstruktur sebagai respon terhadap kejadian
tertentu. Ciri – ciri dari perilaku kolektif adalah dilakukan secara bersama oleh
sejumlah orang, bersifat spontanitas dan tidak terstruktur, tidak bersifat rutin,
dan merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.
2. Gerakan sosial adalah aktivitas sosial berupa gerakan sejenis tindakan
sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbetuk organisasi,
berjumlah besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu
sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan
sebuah perubahan sosial. Faktor penyebab munculnya gerakan sosial dalam
ilmu-ilmu sosial dapat dijumpai berbagai penjelasan, baik bersifat psikologis
maupun bersifat sosiologis. Penjelasan yang sering dikemukakan mengaitkan
gerakan sosial dengan deprivasi ekonomi dan sosial.

B. Saran

Penulis juga menyarankan agar membaca lebih banyak literatur mengenai


materi “Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial” , sehingga dapat memperluas wawasan
kita. Selain itu setelah mengetahui berbagai bentuk perilaku kolektif maupun gerakan
sosial, maka sebaiknya kita menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari – hari
dengan menghindari perilaku kolektif yang cenderung bersifat menyimpan dan
melakukan berbagai gerakan sosial yang berdampak positif di kalangan masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Soekonto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Wina,Agus. 2013, 13 November. Pengertian Perilaku Kolektif.


http://agus93winasis.blogspot.com/2013/11/pengertian-perilaku-kolektif.html , Diakses
tanggal 12 November 2020 pukul 16.14 WITA

VNZHR. 2016, 18 Oktober. Bentuk Perilaku Kolektif.


https://vnzhr.wordpress.com/2016/10/18/bentuk-perilaku-kolektif/ , Diakses tanggal 12
November 2020 pukul 16.17 WITA

Riadi, Muchlisin. 2019, 25 Juni. Teori Gerakan Sosial.


https://www.kajianpustaka.com/2019/06/teori-gerakan-
sosial.html#:~:text=Menurut%20Anthony%20Giddens%20(Putra%20dkk,lingkup%20lemba
ga%2Dlembaga%20yang%20mapan. , Diakses tanggal 12 November 2020 pukul 16.21
WITA

Sosiologi, dosen. 2019, 11 Mei. Pengertian Gerakan Sosial, Karakteristik, dan


Contohnya. https://dosensosiologi.com/gerakan-sosial/ , Diakses pada tanggal 12 November
2020 pukul 16.25 WITA

11

Anda mungkin juga menyukai