INDONESIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
ABSTRAK
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan tentang perilaku kolektif dan
gerakan sosial pada masyarakat di Indonesia. Adapun yang menjadi latar belakang penulisan
ini karena Pada umumnya masyarakat akan berperilaku berpedoman pada aturan norma dan
perilaku yang ada dalam lingkungan masyarakat, perilaku sosial merupakan hal terpenting
dalam suatu sosialisasi kehidupan, tak sedikitpun seseorang mengelak akan keberadaan
perilaku sosial di sekitar kita. Oleh karena itu, kehidupan di masyarakat sangat erat dengan
perilaku sosial, baik itu perilaku sosial yang individualis maupun kolektif. Keberadaan
perilaku ini membawa dampak tersendiri bagi dunia sosial yakni penyimpangan dari perilaku
sosial tersebut, fenomena “mengikuti trend” adalah salah satunya, seperti tidak akan habis
dibahas seiring berkembangnya zaman.
Saat ini kita semua sering menjumpai aksi – aksi demonstrasi yangh dijalankan oleh
gerakan – gerakan sosial baik dari kalangan mahasiswa maupun elemen masyarakat. Ini
semua karena adanya rasa kepedulian terhadap bangsa Indonesia tercinta. Tak bisa dipungkiri
bahwasanya gerakan – gerakan sosial sangatlah berpengaruh terhadap perjalanan
perkembangan bangsa Indonesia. Dengan adanya gerakan sosial ini dimaksudkan dapat
menjadi salah satu cara untuk mengatasi penyimpangan dari perilaku kolektif.
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada para penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul“Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial
Pada Masyarakat di Indonesia” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Pengantar Sosiologi yang telah diberikan.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang penting nya perilaku kolektif dikalangan masyarakat.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................. i
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 1
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain perilaku kolektif, gerakan sosial juga turut berkembang dalam masyarakat.
Sebuah gerakan sosial, apapun latar belakang hisitoris terbentuknya, pada hakekatnya
menekankan pada suatu tujuan utama gerakan yaitu suatu perubahan. Gerakan sosial
merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif. Secara formal gerakan sosial
didefinisikan sebagai suatu kolektifitas yang melakukan kegiatan dengan kadar
kesinambungan tertentu untuk menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau
kelompok yang mencakup kolektifitasnya sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perilaku kolektif dan bagaimana ciri – ciri perilaku kolektif ?
2. Bagaimana bentuk perilaku kolektif beserta penyimpangannya?
3. Apa pengertian dari gerakan sosial dan bagaimana ciri – ciri dari gerakan sosial?
4. Bagaimana tipe-tipe dari gerakan sosial?
5. Apa saja faktor penyebab dari perilaku kolektif dan gerakan sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian perilaku kolektif dan ciri – ciri perilaku kolektif.
2. Untuk memahami bentuk perilaku kolektif beserta penyimpangannya.
3. Untuk memahami pengertian dari gerakan dan ciri – ciri dari gerakan sosial.
4. Untuk memahami tipe-tipe dari gerakan sosial.
5. Untuk memahami faktor penyebab dari perilaku kolektif dan gerakan sosial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa , sehingga perilaku
kolektif dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang relatif spontan, tidak terstruktur
dan tidak stabil dari sekelompok orang, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa
ketidakpuasan dan kecemasan. Sehingga kita dapat membedakan antara perilaku
kolektif dengan perilaku yang rutin. Secara teoritis perilaku kolektif dapat dijelaskan
dari berbagai sudut teori antara lain teori penyebaran, teori interaksionis, teori
emergent-norm dan teori value-added. Kondisi pokok yang memicu munculnya
perilaku kolektif menurut teori value-added adalah: kesesuaian struktural, ketegangan
struktural, berkembangnya kepercayaan umum, faktor yang mendahului, mobilisasi dan
kontrol sosial.
2
sejumlah besar orang secara bersama-sama menyerbu toko-toko dan pusat-pusat
perdagangan untuk melakukan pencurian atau penjarahan (sebagaimana di sejumah
kota di Pulau Jawa pada tahun 1998 dan 1999), maka hal ini termasuk suatu perilaku
kolektif. Perilaku kolektif meliputi perilaku kerumunan (crowd) dan gerakan sosial
(civil society). Rangsangan yang memicu terjadinya perilaku kolektif bisa bersifat
benda, peristiwa maupun ide.
1) Hadirin ( Audience)
Merupakan suatu kerumunan yang perhatiannya terpusat pada rangsangna
yang berasal dari luar. Rangsangan ini utamanya berwujud satu arah. Misalnya,
penonton bioskop, pendengar radio, pemirsa televisi sepenuhnya berwujud satu
arah.
2) MOB (Kerusuhan)
Mob disini juga dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang melakukan
gerakan massa secara sukarela dikarenakan adanya alasan tertentu, Pelaku dari
kerusuhan massa ini dapat digolongkan sebagai Pelaku aktif yakni orang yang
secara aktif melakukan agresi dalam bentuk teriakan, gerakan menyerang dan
melempari.
3) Orgi (Pesta Pora)
Kerumunan yang kesukaannya melewati batas adat kebiasaan disebut orgi.
Orgi sendiri lebih mengarah ke kegembiraan yang berlebihan. Contohnya, pesta
acara minum-minum. Perayaan tim sepak bola dan pesta hari Natal, menunjukkan
secara halus adanya unsur-unsur orgi yang dilembagakan.
3
4) Kepanikan
Kepanikan sering didefinisikan sebagai suatu kondisi emosi yang diwarnai
oleh keputusasaan dan ketakutan yang tidak terkendali. Biasanya orang orang
yang bersifat tegang dan amat panik untuk menyelamatkan dirinya dari musibah
yang menimpannya. Contohnya, pada suatu calon penumpang hendak melakukan
berpergian ke suatu tempat ternyata pesawat yang hendak ia naiki telah pergi atau
sudah take off sehingga penumpang tersebut ditinggalkan oleh pesawat yang
tadinya hendak dia naiki. sehingga penumpang tersebut merasa panik karena ia
harus melakukan perjalanan ini dan tidak bisa ditinggalkan karena sangat penting.
dan ia bingung bagaimana cara mengatasi masalah ini.
1) Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didominasi oleh orang-orang nakal umumnya syka
melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi
masyarakat umum tindakan tersebut dianggap bodoh, tidak berguna dan
mengganggu. Contohnya, aksi kebut-kebitan dijalan, mendirikan genk yang suka
onar, mencoret-coret tembok orang lain dan sebagainya.
2) Tawuran/ Perkelahian antar Kelompok
Pertemuan antara dua kelompok atau lebih yang sama-sama nakal atau
kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkeliahan di antara mereka di
tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.
Contohnya, tauran antar SMA, dan tauran antar suku.
3) Tindak Kejahatan Berkelompok/Komplotan
Kelompok jenis ini sering melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-
sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis
dalam melakukan tindak kejahatan. Mereka tidak segan melukai bahkan
membunuh korbannya. Sebagai contoh, komplotan perampok, perompak,
penjajah, dan lain sebagainya.
4) Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang
menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya
berkembang di masyarakat. Misalnya, merayakan hari-hari besar negara lain di
4
lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin tinggi, dan lain-
lain.
Gerakan sosial berkaitan erat dengan proses perubahan sosial budaya di dalam
kehidupan masyarakat sehari- hari, dimana gerakan sosial bertujuan untuk mewujudkan
perubahan sosial dalam rangka menghilangkan krisis social. Gerakan sosial merupakan
hasil dialektis dari krisis sosial menuju perubahan sosial.
Gerakan sosial adalah gerakan yang lahir dari kondisi masyarakat yang
menggambarkan ketidakadilan dan adanya sikap semena-mena maupun sikap yang
tidak semestinya terhadap rakyat, sebagai reaksi yang bertujuan menginginkan
perubahan kebijakan karena dinilai adanya ketidakadilan.
Istilah Gerakan Sosial sendiri pada mulanya diperkenalkan pertama kali oleh
Lorenz Von Stein, yaitu seorang Sosiolog asal Jerman, dalam bukunya yang berjudul
“Socialist & Communist Movement since the Third French Revolution”. Pada saat awal
kemunculannya, gerakan social bersifat mencakup ruang lingkup yang sangat besar,
serta muncul dengan tujuan untuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak
berpihak pada rakyat.
1. Charles Tily : Gerakan sosial adalah serangkaian aksi yang dilakukan secara terus
menerus atau berkelanjutan, yang menunjukkan pertentangan dari masyarakat awam
terhadap kelompok lainnya, serta dapat dijadikan sarana utama bagi masyarakat
awam untuk turut serta pada kegiatan politik publik.
2. Direnzo : Gerakan sosial adalah perilaku dari sebagian anggota msyarakat untuk
mengoreksi kondisi yang banyak menimbulkan problem atau tidak menentu, untuk
menghadirkan suatu kehidupan yang lebih baik.
3. Anthony Giddens : gerakan sosial adalah suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu
kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama melalui tindakan
kolektif (collective action) di luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan.
5
Berdasarkan pegertian-pengertian di atas, ada beberapa hal yang dapat dicatat
sebagai ciri-ciri atau karakter yang melekat dalam gerakan sosial yaitu :
(1) Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk perilaku kolektif,
(2) Gerakan sosial senantiasa memiliki tujuan jangka panjang untuk membuat
perubahan sosial atau untuk mempertahankan suatu kondisi,
(3) Gerakan sosial tidak identik dengan gerakan politik yang terlibat dalam perebutan
kekuasaan secara langsung,
(4) Gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang terorganisasi, baik formal
maupun tidak, dan
(5) Gerakan sosial merupakan gejala yang lahir dalam kondisi masyarakat yang
konfliktual.
Gerakan sosial pada dasarnya merupakan istilah yang sangat familiar di dalam
kajian ilmu sosiologi. Sosiologi memandang gerakan sosial sebagai salah satu dinamika
yang memberikan dampak yang ditimbulkan oleh suatu kelompok maupun organisasi
sosial terhadap kehidupan masyarakat.
6
2) Redemptive movement memiliki cakupan yang lebih luas daripada alternative
movement, karena yang hendak dicapai ialah perubahan menyeluruh pada perilaku
perseoragan. Gerakan ini kebanyakan terdapat di bidang agama, melalui gerakan ini,
misalnya perseorangan diharap untuk bertobat dan mengubah cara hidupnya sesuai
dengan ajaran agama.
3) Reformative movement merupakan gerakan yang hendakmengubah masyarakat
hanya dalam ruang lingkup segi-segi tertentu dalam masyarakat. Mislanya, gerakan
kaum perempuan untuk memperjuangkan persamaan hak dengan kaum lelaki, atau
gerakan menentang perdana mentri Suchinda, Thailand dapat dikategorikan dalam
tipe ini, karena tujuannya terbatas yaitu pergantian pemerintah.
4) Transformative movement merupakan gerakan untuk mengubah masyarakat secara
menyeluruh. Misalnya, gerakan transformasi yang dilakukan rezim komunis di Uni
Soviet pada tahun 1930-an serta di Tiongkok sejak akhir 40-an untuk mengubah
masyarakat mereka menjadi masyarakat komunis yang mengakibatkan jatuhnya
korban jutaan jiwa. Contoh lainnya yaitu, gerakan masyarakat India yang dianggap
tidak berkasta untuk menentang tindak diskriminasi kepada orang-orang berkasa
bawah, menengah dan atas, sehingga keberhasilan mereka berhasil melakukan
perombakan mendasar pada masyarakat India.
7
Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan
menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan bentrok ketidakpahaman.
Pencabutan hak dan kekhawatiran akan hilangnya sesuatu merupakan akar
penyebab timbulnya perilaku kolektif. Perasaan adanya ketidak adilan
mendorong banyak orang melakukan tindakan ekstrim. Kelas sosial bawah,
kelompok minoritas tertekan, dan kelompok yang hasil jerih payahnya
terancam serta kelompok sosial yang khawatir akan kehilangan hak-hak
istimewanya, merupakan kelompok manusia yang berkemungkinan
melahirkan perilaku kolektif.
3) Berkembangnya suatu kepercayaan umum dan penyebaran pandangan
Sebelum suatu perilaku kolektif muncul, para pelaku perilaku kolektif
harus memiliki pandangan yang sama mengenai sumber ancaman, jalan keluar
dan cara pencapaian jalan keluar tersebut. Sebagai contoh, berkembangnya
isu-isu tentang pelecehan suatu agama atau penindasan suatu kelompok yang
dapat menyinggung perasaan orang lain.
4) Adanya Faktor Pemercepat (precipitating factors)
Suatu peristiwa dramatisasi atau desas desus mempercepat terjadinya
perilaku kolektif yaitu perilaku, ucapan dan gerak yang menjadi pemicu
munculnya perilaku kolektif,. Sebagai contoh, teriakan ‘polisi kejam!’ pada
masyaraat yang kebencian rasialnya tinggi, dapat menimbulkan kerusuhan.
Contohnya lagi, seseorang yang tiba-tiba saja berlari dapat juga mengawali
timbulnya kericuhan. Dan ada faktor-faktor penunjang kecemasan dan
kecurigaan yang dikandung masyarakat. Misalnya desas-desus naiknya harga
BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini dapat memicu
kuat sekelompok orang untuk protes.
5) Mobilitas tindakan
Perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai
dikomando/dimobilisasikan oleh pemimpinnya. Para pemimpin memulai,
menyarankan, dan mengarahkan suatu kegiatan.
6) Berlangsungnya pengendalian sosial / kontrol sosial
Merupakan hal penentu yang dapat menghambat, menunda bahkan
mencegah ke-5 faktor sebelumnya, semua perilaku kolektif manusia baik yang
merusak maupun yang membangun pada dasarnya banyak dipengaruhi oleh
kinerja dari lembaga kontrol sosial masyarakat seperti pemimpin, polisi,
8
propaganda, kebijakan pemerintah, legislatif, yudikatif, dan berbagai lembaga
kontrol sosial lain yang ada dalam masyarakat. Sebagai contoh : pengendalian
polisi dan aparat penegak hukum lainnya.
Faktor Penyebab Gerakan Sosial
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11