Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ideologi pada dasarnya merupakan idea atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan ketengah-
tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun secara sistematis agardapat diterima
oleh warga masyarakat secara rasional. Sebagai ide yang hendak mengatur tertibhubungan
masyarakat, maka ideologi biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenaikehidupan yang hendak
diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiranyang sistematis, namun tidak
jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsepyang abstrak.Hal ini tidak dapat dipisahkan
dengan ideologi yang kurang mampu menggambarkan tentangrealitas yang ideal. Dengan demikian,
tidak mengherankan apabila ideologi cenderungreduksionis, dalam arti cenderung mengetengahkan
penjelasan dan rekomendasi yangsederhana, umum, dan lebih mudah dipahami.
Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk pertama kalinya.Sementara
orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku Platoyang berjudul
Republic bersifat sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaanpribadi dan sama-sama
membagikan semua yang ada. Sosialisme sebagai idiologi politik yangmerupakan keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi,konstitusional-parlementer dan tanpa
kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul darikeadaan yang kritis di bidang sosial,
ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanyakemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum
buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk seperti sosialismeutopia,
sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan pelbagai aliran sesuai dengan namapendirinya atau
kelompok masyarakat pengikutnya seperti Marxisme-Leninisme, Febianisme ,dan Sosial Demokratis.
Sosialisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakatyang memiliki tradisi
demokrasi yang kuat.
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 danawal
abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelasbaru dalam
masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaanmodal bertimbun
di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagaiburuh yang tenaga
kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerjakeras kaum pekerja ini
hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu
kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1) Bagaimanakah konsep dasar dari sosialisme?

1
2) Bagaimanakah sejarah lahirnya paham Sosialisme?
3) Bagaimanakah perkembangan Sosialisme?
4) Bagaimanakah Perkembangan Sosialisme di Indonesia?
5) Setuju atau tidakkah apabila ideologi Sosialisme diterapkan dalam suatu negara?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1) Untuk mengetahui konsep dasar dari sosialisme.
2) Untuk mengetahui dan memahami sejarah lahirnya paham Sosialisme.
3) Untuk mengetahui dan memahami perkembangan Sosialisme.
4) Untuk mengetahui Perkembangan Sosialisme di Indonesia.
5) Untuk member informasi Setuju atau tidakkah apabila ideologi Sosialisme diterapkan
dalam suatu negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Sosialisme


Secara etimologis, sosialisme berasal dari bahasa Latin “SOCIUS” yang berarti sahabat atau
teman. Istilah ini merupakan suatu prinsip pengendalian harta dan produksi serta kekayaan oleh
kelompok. Sosialisme juga mendasarkan diri pada cita-cita sosial bahwa kekayaan di dunia ini milik
bersama, dan pemilikan secara bersama lebih baik daripada pemilikan secara perseorangan, dan
keadaan masyarakat dimana hak milik pribadi atas alat-alat produksi telah dihapuskan.
Gerald Braunthal mendifinisikan sosialisme sebagai suatu teori ekonomi dan politik yang
menekankan pentingnya peranan Komusial dan Pemerintah dalam menguasai alat-alat produksi dan
distribusi barang. Sosialisme sebagai suatu gerakan melupakan naluri fitrah bahwa hak-hak milik
pribadi merupakan keniscayaan, sehingga membuat sosialisme melupakan hak dasar manusia. Karena
itu, sosilisme semakin rapuh, sejak rasionalisme (modernisme) yang menghargai kepenuhan pribadi
dan bebas untuk bersaing telah maju pesat di Eropa. Akhirnya sosialisme hanya tinggal kenangan.
Sosialisme ini muncul karena Marx tidak setuju dengan apa yang dilakukan kaum borjuis
terhadap kaum buruh yang mereka perlakukan seperti “sapi perah” yang hanya dimanfaatkan untuk
kepentingan mereka sendiri. Kaum miskin (proletariat) sebagai kelompok tertindas merupakan kelas
yang mengembangkan gerakan pembebasan dari ketertindasan ekonomi maupun pilitik. Sosialisme
modern yang memusatkan perhatian untuk membebaskan kelas pekerja industri dari belenggu
kapitalisme industri sejak revolusi perancis dan industri. Pandangan ini merupakan reaksi yang
mencerminkan perubahan-perubahan dalam organisasi sosial yang disebabkan oleh industrialisasi
yang bertepatan dengan lahirnya gerakan Buruh terorganisasi di Inggris.
Berdasarkan perkembangan dan cita-cita sosialisme, maka perjuangan sosialisme mencapai
puncak prosesnya pada Marx. Karena Marx memberi landasan filosofis-idiologis terhadap gerakan
pembebasan kaum tertindas dari cengkraman kaum pemilik modal. Marx maupun pengikutnya
(marxisme) mempunyai suatu kesepakatan gerakan yaitu pembebasan.
Sosialisme lahir sebagai akibat perkembangan kapitalisme. Sosialisme merupakan suatu
paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan segala aspek
kehidupan bersama manusia. Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan.
Negara harus selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan negara.
Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para
cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib. Adapun ciri khas sosialisme sebagai berikut :
1. Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas.
2. Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
3. Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes secara
bertahap.
4. Negara diperlukan selama-lamanya.

3
2.2 Sejarah Lahirnya Sosialisme
Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis,sosial yang berarti
kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan
itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak
milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan
oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-
mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat macam aliran yang
dinamakan sosialisme: (1) sosial demokrat, (2) komunisme,(3) anarkhisme, dan (4) sinkalisme (Ali
Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti
dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes
Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya
sejarah umat manusia.
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru
dalam masyarakat, yaitu kaum borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal
bertimbun di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh yang
tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena kerja keras kaum
pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu
ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai reaksi terhadap
kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme liberal yang tamak dan murtad.
Kondisi buruk terutama dialami kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-
pusat sarana produksi dan transportasi. Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk membela hak-hak
kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan dan kelas masyarakat
dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian
keadilan dalam ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain:
St. Simon (1769-1873), Fourisee (1770-1837) , Robert Owen (1771-1858) dan Louise Blane (1813-
1882). Setelah itu baru muncul tokoh-tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain
sebagainya.
St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan
perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya
merupakan benih awal lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism).
Fourisee, tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin
melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan pada pemerintah
Perancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan
ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan hal ini
untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh.

4
Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat
pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.
Robert Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sama dengan Fouriee. Tetapi
pandangan kurang bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia mengajarkan pentingnya
perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum
kapitalis dan buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya
kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manager sebuah pabrik.
Pengalamannya sebagai manager sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekalipun demikian
ide-idenya dianut banyak orang di Inggris. Louis Blanc adalah tokoh yang revolusioner dan ikut
membidani meletusnya Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan
pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-
peraturan yang mengikat. Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan
pengurusannya kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara
bebas. Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula
kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang
dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan
sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu kurang
mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan ekonom. Pada tahun
1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society yang menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde.
Tetapi pada akhir abad ke-19 sosialisme dan berbagai alirannya yang berbeda-beda, mulai
mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan karena mereka tidak hanya melontarkan ide-ide
dan mengembangkan wacana di kalangan intelektual dan kelas menengah, tetapi juga terutama karena
mengorganisir gerakan-gerakan bawah tanah yang radikal dan bahkan revolusioner.
Pierre J. Proudhon (1809-1865) adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis
setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para penganjur sosialisme lain
yang cenderung menghapuskan hak-hak individual atas sarana-sarana produksi, termasuk hak petani
untuk memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak-hak
individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan menggarap tanahnya, sebagai juga
hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme penuh dari
kaum sosialis radikal seperti Marx. Bagi Marx hak individual harus dihapus, termasuk hak pemilikan
tanah. Di samping itu kaum tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak
menuju masyarakat sosialis sejati.
Marx berpendapat demikian karena faham dialektika materialismenya, yang menganggap
bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh faktor-faktor produksi dan penguasaan sarana
produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas oleh kaum kapitalis. Perbedaan pandangan antara
Prodhoun dan Marx inilah yang membuat gerakan sosialis internasional mengalami perpecahan pada
akhir abad ke-19, dan sosialisme pun pecah ke dalam berbagai aliran seperti sosialisme demokrat,
komunisme ala Marx, sosialisme anarkis ala Bakunin, Marxisme-Leninisme, sosialisme ala Kautsky
, sosialisme Kristen, dan lain-lain.

5
Kecuali itu ketidakberhasilan sosialisme memperoleh pengikut yang signifikan pada masa
awal, tidak pula berhasil melakukan perubahan mendasar dalam kehidupan masyarakat terutama
disebabkan karena para penganjurnya berkampanye di kalangan kaum elite dan intelektual.
Khususnya dengan cara menggugah sentimen moral mereka, padahal mereka "khususnya kaum
borjuis kapitalis" dengan semangat individualismenya yang tinggi tidak mengacuhkan masalah-
masalah moral dan implikasi moral bagi tindakan-tindakan merejka. Rasa keadilan jauh dari
pandangan hidup mereka. Yang penting menimbun kekayaan sebanyak-banyaknya dengan
"menghalalkan segala cara".

2.3 Perkembangan Sosialisme di Dunia


Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara “komunis”. Istilah
“sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa lebih terhormat dan tidak menimbulkan
kecurigaan. Mereka menyebut masa transisi dari Negara kapitalis ke arah Negara komunis atau
“masyarakat tidak berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan masa transisi itu terjadi dengan
dibentuknya “Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang mereka pakai adalah “negara demokrasi
rakyat”. Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang diperintah oleh partai
komunis, tetap memakai sebutan komunisme untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara
Barat memakai sebutan “sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5). Dengan demikian dapat
dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang
dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat
secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.
Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang despotis malahan sama
sekali tidak berpura-pura dengan masalah pemerintahan demokratis. Jadi tidak mungkin ada
perubahan sosial dan ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa yang terjadi ialah revolusi oleh kaum
komunis. Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi dalam perang dunia I memberikan dorongan yang
kuat bagi partumbuhan partai sosialis di seluruh dunia. Perang telah dilancarkan untuk
mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan keadaan sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman
dan Sekutu-sekutunya. Selama peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat negara demokratis
yang ikut berperang, bahwa kemenangan militer akan disusul dengan suatu penyusunan kehidupan
sosial baru berdasarkan kesempatan dan persamaan yang lebih banyak.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan serangan
baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya : ketimpangan ekonomi,
pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan umum, menjadi slogan-slogan umum. Di
Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan
pembentukan sosialis yang papa akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki
kekurangan system kapitalis. Periode tersebut merupakan era menggejolaknya aktivitas sosialis.
Di Inggris dukungan terbesar terhadap gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh
mencerminkan pertumbuhan buruh dan perkembangannya suatu proses terhadap susunan sosial yang
lama. Pada awal pertumbuhan hanya memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya

6
di parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah masuknya bekas anggota
partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum sosialis,terutama dari kelompok Febiaan
berhasil memperkuat posisi partai karena dapat memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan yang
dapat dicapaimisalnya dalam bidang (1) pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3)
pendidikan (4) perumahan (Anthony Crosland, 1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya
seperti Perancis, Swedia, Norwegia,
Denmark dan juga Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang
kekuasaan pemerintahan melalui pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara
sosialisme, maka kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini
perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Perang Dunia (PD) II memberikan gambaran lebih jelas tentang masalah di atas. Menjelang
tahun 1936 partai sosialis di Perancis merupaksn partai yang terkuat. Selama PD II di bawah
kedudukan Jerman, kaum komunis lebih banyak bergerak di bawah tanah, mengadakan teror dan
bertindak di luar hukum sebagaimana sifatnya dalam keadaan normal pun juga demikian, memperoleh
pengikut yang lebih banyak, sehingga menjadi partai yang terkuat di PD II.
Setelah PD II terjadi perubahan besar dalam pemikiran kaum sosialis. Pada permulaan tahun
1960 banyak diantara partai sosialis demokrat Eropa yang melepaskan dengan hubungan ikatan-ikatan
idiology Marx. Mereka mengubah sikapnya terhadap hak milik privat dan tujuan mereka yang semula
tentang hak milik kolektif secara total. Perhatian mereka curahkan terhadap upaya “menyempurnakan
ramuan” pada perekonomian yang sudah menjadi ekonomi campuran. Akibatnya disfungsi antara
sosialis dan negara kesejahteraan modern (The modern welfare state) kini dianggap orang sebagai
perbedaan yang bersifat gradual.
Di Negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark dan juga
Australia dan Selandia Baru partai-partai sosial berhasil memegang kekuasaan pemerintahan melalui
pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka kita menghubungkan
dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter
atau komunisme seperti yang terlihat di Soviet dan RRC.
Berbeda dengan yang berada di Inggris, kaum sosialis dalam pemilihan umum tahun 1951,
memperoleh suara 6 kali pengikut yang lebih banyak jumlahnya apabila dibandingkan dengan suara
yang didapat kaum komunis. Bukti tersebut tidak hanya diberikan oleh Inggris Raya, tetapi juga oleh
Negara-negara demokratis lainnya yang mempunyai gerakan–gerakan sosialis yang kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa kemerdekaan sipil yang penuh dapat menangkal fasisme dan komunisme .
Apabila orang ingin memberikan tingkat kepada Negara-negara demokratis dewasa ini,
terutama dalam masalah kemerdekaan sipil, maka Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia, Belanda,
Belgia, Australia, Selandia Baru dan Israel akan berada di Puncak daftar. Di Negara itu dalam masa
terakhir berada di bawah pemerintahan sosialis atau kabinet-kabinet koalisi yang di dalamnya kaum
sosialis memperoleh perwakilan yang kuat (William Ebenstein,1994: 215).
Menurut Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan yang
berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1) memperkenalkan adanya

7
hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan pemilikan oleh negara (public ounership)
hanya apabila hal tersebut diperlukan demi kepentingan masyarakat (3) mengandalkan diri secara
maksimal atas perekonomian pasar dan membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran
sosial dan ekonomis yang diinginkan ( Winardi, 1986: 204).
Negara-negara miskin berhasrat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dari segi
kepentingan dalam negeri pertumbuhan ekonoimi yang tinggi merupakan satu-satunya cara untuk
mencapai srtandart hidup, kesehatan dan pendidikan yang lebih baik. Ada dua cara untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang pesat: Pertama cara yang telah digunakan oleh Negara Barat (maju),
pasar bebas merupakan alat utama untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Kedua
komunisme, dalam metode ini Negara memiliki alat-alat produksi dan menetapkan tujuan yang
menyeluruh.
Dalam menghadapi masalah modernisasi ekonomi Negara-negara berkembang pada umumnya
tidak mau meniru proses pembangunan kapitalis Barat atau jalur pembangunan komunisme. Mereka
menetapkan sendiri cara-cara yang sesuai dengan kondisi masing-masing Negara. Ketiga jalan ketiga
disebut Sosialisme. Dalam konteks negara terbelakang/berkembang sosialisme mengandung banyak
arti pertama di dunia yang sedang berkembang sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial . Kedua
istilah sosialisme di negara-negara berkembang sering berarti persaudaraan, kemanusiaan dan
perdamaian dunia yang berlandaskan hukum. Arti Ketiga sosialisme di Negara berkembang ialah
komitmen pada perancangan ( Willan Ebenstein,1994: 248-249).
Melihat tersebut di atas arti sosialisme pada negara berkembang dengan negara yang lebih
makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia barat sosialisme tidak diartikan sebagai cara
mengindustrialisasikan negara yang belum maju, tetapi cara mendistribusikan kekayaan masyarakat
secara lebih merata. Sebaliknya, sosialisme di negara berkembang dimaksudkan untuk membangun
suatu perekonomian industri dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan masa rakyat
, maka sosialisme di negara barat pada umumnya berkembang dengan sangat baik dalam kerangka
pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia) , sedangkan di negara berkembang
sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan imperialism
easing atau oleh penguasa setempat.Karena itu ada dugaan sosialisme di negara berkembang
menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap praktek otoriter dibandingkan dengan dengan yang
terjadi sosialisme di negara barat. Kalau negara-negara berkembang gagal dalam usahanya
mensintesakan pemerintahan yang konstitusional dan perencanaan ekonomi , maka mereka
menganggap bahwa pemerintahan konstitusional dapat dikorbankan demi memperjuangkan
pembangunan ekonomi yang pesat melalui perencanaan dan pemilikan industri oleh negara.
2.4 Perkembangan Sosialisme Indonesia
Pendiri Sosialisme di indonesia yaitu:
Salah satu tokoh pendiri sosialisme di Indonesia adalah Sutan Sjahrir, ia lahir di Padang
Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909 dan meninggal di Zürich, Swiss, 9 April 1966. Ia meninggal
dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Ia adalah

8
seorang politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai Perdana Menteri
Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947.
Pada masa perjuangan dalam perebutan Kemerdekaan RI dari penjajahan Jepang, Syahrir
membangun jaringan gerakan bawah tanah anti-fasis. Anggota jaringan gerakan bawah tanah
kelompok Syahrir adalah kader-kader PNI(Pendidikan Nasional Indonesia) Baru yang tetap
meneruskan pergerakan dan kader-kader muda yakni para mahasiswa progresif. Lalu pada November
1945 Syahrir didukung pemuda dan ditunjuk Soekarno menjadi formatur kabinet parlementer. Pada
usia 36 tahun, Syahrir ikut dalam memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia, sebagai Perdana
Menteri termuda di dunia, merangkap Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri.
Selepas memimpin kabinet, Sutan Syahrir diangkat menjadi penasihat Presiden Soekarno
sekaligus Duta Besar Keliling. Dan juga Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada bulan
Februari 1948. Sosialisme Sjahrir berpijak kepada penghormatan nilai-nilai demokrasi dan
humanisme. Menghargai dan mengutamakan kemerdekaan individu-individu masyarakat Indonesia.
Oleh karenanya, Sjahrir berpendapat bahwa Revolusi Indonesia hendaknya melebarkan sayap jauh
melampaui batas-batas kemerdekaan nasional untuk menanamkan kemajuan sosial-ekonomi yang
berakar luas.
Sjahrir tegas membedakan paham sosialisme yang hendak diperjuangkannya di Indonesia
dengan sosialisme yang ada di Eropa Barat maupun sosialisme yang ditawarkan komunis.
Pergumulannya atas paham-paham sosialisme di Eropa Barat dan kekhawatirannya akan komunisme
totaliter membawanya pada pemikirannya tentang sosialisme yang sesuai bagi Indonesia, yaitu
sosialisme-kerakyatan.
Tahun 1955 PSI (Partai Sosialis indonesia) gagal mengumpulkan suara dalam pemilihan
umum pertama di Indonesia. Hubungan Sutan Syahrir dan Presiden Soekarno memburuk sampai
akhirnya PSI dibubarkan tahun 1960. Tahun 1962 hingga 1965, Syahrir ditangkap dan dipenjarakan
tanpa diadili sampai menderita stroke.
Dalam perkembangannya, ternyata sosialis sampai sekarang masih berkembang. Dengan
adanya Komunitas Sosialis Indonesia (KSI) yang didirikan oleh profesional muda yang pernah aktif
dalam keorganisasian sosialisme demokrasi di Indonesia. Komunitas ini berasaskan Kemanusiaan,
Kerakyatan, Kebebasan, Keadilan dan Solidaritas. Tujuan organisasi ini yaitu menciptakan
masyarakat sosialis yang demokratis.

2.5 Tidak Setuju (Kontra) terhadap Sosialisme


Tidak setuju atau kontra terhadap Sosialisme yaitu dengan beberapa alasan diantaranya:
1) Sulit melakukan transaksi Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa
mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan
makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan
oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat
harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oleh mekanisme pasar.

9
2) Membatasi kebebasan System tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri,
kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini
menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3) Mengabaikan pendidikan moral Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai
tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila
pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagis

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini dapat penulis simpulkan yaitu:
Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme
yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih
didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan
dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih
luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan
ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal
abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert
Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada
tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle.
Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi
dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh, maka
sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata. Sosialisme yang ada disetiap
negara memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi sejarahnya . Dalam sosialisme tidak ada garis
sentralitas dan tidak bersifat internasional Sosialisme di negara-negara berkembang mengandung
banyak arti . Sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial ; persaudaraan ; kemanusiaan dan perdamaian
dunia yang berlandaskan hukum ; dan komitmen pada perencanaan.
Dalam perkembangannya, ternyata sosialis sampai sekarang masih berkembang. Dengan
adanya Komunitas Sosialis Indonesia (KSI) yang didirikan oleh profesional muda yang pernah aktif
dalam keorganisasian sosialisme demokrasi di Indonesia. Komunitas ini berasaskan Kemanusiaan,
Kerakyatan, Kebebasan, Keadilan dan Solidaritas. Tujuan organisasi ini yaitu menciptakan
masyarakat sosialis yang demokratis.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Bagi para pembaca, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka
penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku
filsafat lainnya yang berkaitan dengan judul “ paham ssosialisme di suatu negara ”.
2. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.
3. Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif
dan kreatif.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/91932912/MAKALAH-SOSIALISME
http://nefi34na.blogspot.com/2012/10/makalah-paham-sosialisme-di-suatu-negara.html
http://warnetalbarokah.blogspot.com/2013/10/makalah-ideologi-sosialisme.html
http://www.referensimakalah.com/2013/01/sejarah-sosialisme.html

12

Anda mungkin juga menyukai