Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ideologi pada dasarnya merupakan idea atau gagasan yang dilemparkan
atau ditawarkan ke tengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi
harus disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat
secara rasional. Sebagai ide yang hendak mengatur tertib hubungan
masyarakat, maka ideologi biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai
kehidupan yang hendak diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai
suatu pola pemikiran yang sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa
ideologi merupakan konsepyang abstrak. Hal ini tidak dapat dipisahkan
dengan ideologi yang kurang mampu menggambarkan tentang realitas yang
ideal. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila ideologi cenderung
reduksionis, dalam arti cenderung mengetengahkan penjelasan dan
rekomendasi yang sederhana, umum, dan lebih mudah dipahami.
Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk
pertama kalinya. Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal
yang terdapat dalam buku Plato yang berjudul Republic bersifat sosialis
karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi dan sama-sama
membagikan semua yang ada. Sosialisme sebagai idiologi politik yang
merupakan keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai
tatanan yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara
merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa
kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis
di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya
kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang
untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari pelbagai macam bentuk
seperti sosialisme utopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan
pelbagai aliran sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat

1
pengikutnya seperti Marxisme-Leninisme, Febianisme , dan Sosial
Demokratis. Sosialisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada
masyarakat yang memiliki tradisi demokrasi yang kuat .
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang
terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum
borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun
di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup
sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan
yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh
kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu
kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme
tumbuh.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Dan Sejarah Ideologi Sosialisme?
2. Bagaimana Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme?
3. Siapa saja Pendukung Pemikiran Sosialisme?
4. Bagaimana Karakteristik Ideologi Sosialisme?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Dan Sejarah Ideologi Sosialisme
2. Untuk mengetahui Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme
3. Untuk mengetahui Pendukung Pemikiran Sosialisme
4. Untuk mengetahui Karakteristik Ideologi Sosialisme

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi Sosialisme


Sosialisme sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun
yang lalu. Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman).
Jadi sosialisme merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian
modal, produksi dan kekayaan oleh kelompok. Istilah sosialisme pertama kali
dipakai di Prancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul oleh
Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan
dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak
pendiri sosialisme Prancis. Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan
pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat.1
Pada akhir abad ke-19, Karl Marx dan Friedrich Engels mencetuskan apa
yang disebut sebagai sosialisme ilmiah. Ini untuk membedakan diri dengan
sosialisme yang berkembang sebelumnya. Marx dan Engels menyebut
sosialisme tersebut dengan sosialisme utopia, artinya sosialisme yang hanya
didasari impian belaka tanpa kerangka rasional untuk menjalankan dan
mencapai apa yang disebut sosialisme. Oleh karena itu Marx dan Engels
mengembangkan beberapa tesis untuk membedakan antara sosialisme dan
komunisme. Menurut mereka, sosialisme adalah tahap yang harus dilalui
masyarakat untuk mencapai komunisme. Dengan demikian komunisme atau
masyarakat tanpa kelas adalah tujuan akhir sejarah. Konsekwensinya, tahap
sosialisme adalah tahap kediktatoran rakyat untuk mencapai komunisme,
seperti halnya pendapat Lenin yang mengatakan bahwa Uni Sovyet berada
dalam tahap sosialisme.
Dalam perkembangannya hingga pertengahan abad ke-20, sosialisme
memiliki beberapa cabang gagasan. Secara kasar pembagian tersebut terdiri
dari pertama adalah Sosialisme Demokrasi, kedua adalah Marxisme

1
Ebenstein, William dan Edwin Fogelman. 1990. Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta :
Erlangga. Hal 47

3
Leninisme, Ketiga adalah anarkisme dan sindikalisme. Harus diakui bahwa
pembagian ini sangatlah sederhana mengingat begitu banyak varian sosialisme
yang tumbuh dan berkembang hingga saat ini. Sebagai contoh Marxisme yang
di satu sisi dalam penafsiran Lenin menjadi Komunisme dan berkembang
menjadi Stalinisme dan Maoisme. Disisi lain Marxisme berkembang menjadi
gerakan Kiri Baru dalam pemahaman para pemikir seperti Herbert Marcuse di
era 1970an. Sama halnya dengan anarkisme yang terpecah menjadi beberapa
aliran besar seperti anarkisme mutualis dengan bapak pendirinya yakni P J
Proudhon dan anarkis kolektivis seperti Mikhail Bakunin. Anarkisme juga
memberi angin bagi tumbuhnya gerakan gerakan sindikalis yang menguasai
banyak pabrik di Barcelona semasa Perang Saudara Spanyol 1936-1939.2
Hingga saat ini, partai-partai Sosial Demokrat masih tetap berdiri seperti
halnya di Eropa seperti Jerman, Belanda, Norwegia dan Prancis. Beberapa
yang menganut sosialisme juga seperti halnya partai-partai buruh seperti di
Inggris dan Itali. Partai-partai Komunis banyak yang membubarkan diri atau
bertahan dengan berganti nama dan mencoba untuk tetap hidup dengan ikut
pemilu di negara-negara Eropa Timur setelah runtuhnya Uni Sovyet. Beberapa
diantaranya bahkan bisa berkuasa kembali seperti di Polandia dan Ceko
dengan jalan yang demokratis Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad
ke-19. Pada tahun 1827, istilah ini awalnya digunakan untuk menyebut
pengikut Robert Owen (1771-1858) di Inggris. Istilah ini juga mengacu pada
para pengikut Saint Simon (1760-1825) di Perancis. Bersama Fourier (1772-
1832) dari Perancis, Robert Owen dan Saint Simon membuat rumusan sebuah
pemikiran mengenai sosialisme.

B. Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme


Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis,
sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di
Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang

2
Ebenstein, William dan Edwin Fogelman. 1990. Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta :
Erlangga. Hal 48

4
masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik
bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi
diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang
hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan
masyarakat. Dalam arti tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan
sosialisme: (1) sosial demokrat, (2) komunisme,(3) anarkhisme, dan (4)
sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal
abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak
pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis
(1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan
jalannya sejarah umat manusia. 3
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang
terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum
borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun
di tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup
sebagai buruh yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan
yang dihasilkan karena kerja keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh
kaum borjuis kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu
kesenjangan sosial dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme
tumbuh.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul sebagai sebagai
reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem
kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialami
kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat sarana
produksi dan transportasi. Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk
membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi semua
lapisan, golongan dan kelas masyarakat dalam menikmati kesejahteraan,
kekayaan dan kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam
ekonomi Di antara tokoh-tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut

3
Soegito, A.T. 2009. Pendidikan Pancasila. Semarang : UPT MKU UNNES. Hal 61

5
antara lain: St. Simon (1769-1873), Fourisee (1770-1837) , Robert Owen
(1771-1858) dan Louise Blane (1813-1882). Setelah itu baru muncul tokoh-
tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin dan lain sebagainya.
St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang
pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal
lahirnya sistem Kapitalisme Negara (state capitalism). Fourisee, tokoh
sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin
melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia
mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun kompleks
perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang
dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia menganjurkan
hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara
kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif,
sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong
lahirnya Marxisme di kemudian hari.
Robert Owen, seorang ahli ekonomi yang berpandangan sama dengan
Fouriee. Tetapi pandangan kurang bulat dibanding pandangan para
pendahulunya. Ia mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan
masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan
buruh. Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan
timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah
menjadi manager sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manager sangat
mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekalipun demikian ide-idenya dianut
banyak orang di Inggris. Louis Blanc adalah tokoh yang revolusioner dan ikut
membidani meletusnya Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban
negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana
dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya
jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya kepada
para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara
bebas. Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada

6
buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan
pembagian keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut
sosialisme kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya
apabila gagasan-gagasannya itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya
itu kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para
politisi dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian
Society yang menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde.4
Tetapi pada akhir abad ke-19 sosialisme dan berbagai alirannya yang
berbeda-beda, mulai mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan
karena mereka tidak hanya melontarkan ide-ide dan mengembangkan wacana
di kalangan intelektual dan kelas menengah, tetapi juga terutama karena
mengorganisir gerakan-gerakan bawah tanah yang radikal dan bahkan
revolusioner. Pierre J. Proudhon (1809-1865) adalah penganjur sosialisme
generasi kedua di Perancis setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi
berbeda dengan para penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan
hak-hak individual atas sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk
memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras memperjuangkan
dipertahankan hak-hak individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk
memiliki dan menggarap tanahnya, sebagai juga hak pengusaha kecil untuk
mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme penuh dari kaum
sosialis radikal seperti Marx. Bagi Marx hak individual harus dihapus,
termasuk hak pemilikan tanah. Di samping itu kaum tani bukan golongan yang
penting dalam masyarakat yang bergerak menuju masyarakat sosialis sejati.
Marx berpendapat demikian karena faham dialektika materialismenya,
yang menganggap bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh faktor-
faktor produksi dan penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar yang
selama ini diperas oleh kaum kapitalis. Perbedaan pandangan antara Prodhoun
dan Marx inilah yang membuat gerakan sosialis internasional mengalami
perpecahan pada akhir abad ke-19, dan sosialisme pun pecah ke dalam
berbagai aliran seperti sosialisme demokrat, komunisme ala Marx, sosialisme

4
Soegito, A.T. 2009. Pendidikan Pancasila. Semarang : UPT MKU UNNES. Hal 62

7
anarkis ala Bakunin, Marxisme-Leninisme, sosialisme ala Kautsky ,
sosialisme Kristen, dan lain-lain.
Kecuali itu ketidakberhasilan sosialisme memperoleh pengikut yang
signifikan pada masa awal, tidak pula berhasil melakukan perubahan
mendasar dalam kehidupan masyarakat terutama disebabkan karena para
penganjurnya berkampanye di kalangan kaum elite dan intelektual. Khususnya
dengan cara menggugah sentimen moral mereka, padahal mereka "khususnya
kaum borjuis kapitalis" dengan semangat individualismenya yang tinggi tidak
mengacuhkan masalah-masalah moral dan implikasi moral bagi tindakan-
tindakan merejka. Rasa keadilan jauh dari pandangan hidup mereka. Yang
penting menimbun kekayaan sebanyak-banyaknya dengan "menghalalkan
segala cara".

C. Pendukung Pemikiran Sosialisme


1. Saint Simon(1769-1873)
Dia adalah seorang sosialis-utopis yang besar di abad 19,
pendangan-pandangannya lahir pada masa kelas proletar masih belum
berkembang dan meluas. Bertentangan dengan pandangan-pandangan
sosialnya lahir pada masa itu yang membela sistem penghisapan borjuis,
Saint Simon mengkritik hal itu dan memimpikan suatu masyarakat yang
adil, Saint Simont mengkritik sistem kapitalis dan ingin menggantikannya
dengan sistem sosialis. Saint Simon menentang para pendahulunya
terutama JJ.Rosseou yang mengganggap bangunan masyarakat yang ideal
adalah masayarakat kekeluargaan. St. Simon dipandang sebagai bapak
sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya
sarana-sarana produksi dimiliki seperlunya oleh pemerintah negara.
Gagasanya merupakan benih awal lainya sistem Kapitalisme Negara (state
capitalisme)5

5
Henry J. Schmandt, 2005.Filsafat politik.Yogyakarta:Pustaka pelajar. Hal 17

8
2. Fourisee(1770-1837)
Tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang
merasa prihatin melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis
dan buruh. Dia mengusulkan pada pemerintah Perancis agar membangun
kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan
ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala
keluarga. Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan
pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini
tidak mendapat tanggapan positif, sedangkan ajaran St Simon banyak
mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.
3. Louis Blanc (1813-1882)
Louis adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidani
meletusnya Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu kewajiban negara
ialah mendirikan pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan
bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Selanjutnya
jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya
kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan
mengembangkannya secara bebas. Organisasi dan managemen pabrik
seluruhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan
produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang
dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. Menurutnya
kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan-gagasannya itu
diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu kurang mendapat
tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan
ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society
yang menganjurkan socialism berdasarkan gilde.6
4. Karl Marx(1818-1883)
Pada tahun 1867, Karl Marx menutup jilid pertama dari karya
monumentalnya Das Kapital dengan sebuah pernyataan yang megah. Akan
tercipta sebuah masa, tulisnya, ketika sistem kapitalis akan hancur

6
Henry J. Schmandt, 2005.Filsafat politik.Yogyakarta:Pustaka pelajar. Hal 18

9
berkeping-keping dan pada ssat itu, ada kalimat Lonceng kematian hak
milik pribadi kapitalis berdentang. Para penjarah akan dijarah. Selama
lebih dari seratus tahun, banyak kaum sosialis yang percaya dan banyak
penentang mereka yang takut, bahwa apa yang dikatakan Marx benar,
yaitu kapitalisme akan runtuh dan digantikan oleh sosialisme. Pandangan
Marx tentang sosialisme bertentangan dengan konsep sosialisme yang
diciptakan oleh Forier dan Owen yang menciptakan dunia baru dimana
setiap orang itu bahagia. Marx beransumsi bahwa kosep tersebut hanya
angan-angan belaka karena tidak menunjukkan jalan bagaimana
mencapainya, semua itu utopia. Di sisi lain Marx selalu menolak memberi
gambaran sosialisme, menurutnya sisoalisme ilmiah tidak dapat
membuat resep bagi dapur umum bagi masa mendatang. Tujuan
sosialisme dalam pandangan Marx bukanlah membuat suatu kontruksi
masyarakat dalam suatu sistem yang selesai bentuknya, melainkan
menyelidiki suatu perkembangan sejarah yang melahirkan 2 kelas yang
bertentangan kemudian mempelajari betapa berpengaruhnya faktor-faktor
kelas tersebut terhadap kondisi ekonomi masyarakat yang akan
melenyapkan pertentangan tersebut.7
5. Charles Fourier (1772-1837)
Adalah seorang pengikut ajaran Saint Simon dari Perancis. Fourier
dengan sangat tajam mengkritik masyarakat borjuis. Fourier mengungkap
kontradiksi antaraide-ide dan pernyataan-pernyataan para ideolog revolusi
perancis mengenai persamaan, persaudaraan dan keadilan, serta terjadinya
kemelaratan di bidang material dan moral dalam masyarakat borjuis.
Forier menulis, masyarakat borjuis adalah kotor, penuh dengan
pencemaran. Dalam susunan masyarakat seperti itu, disatu sisi terjadi
kemiskinan dan di sisi lain terjadi penumpukan kekayaan yang melimpah
ruah. Susunan masyarakat seperti itu merusak manusia, menindas
perasaan, keinginan dan pikiran.

7
Russel Berttrand,2004.Sejarah Filsafat Barat.Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Hal 20

10
6. Pierre J. Proudhon (1809-1865)
Adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis setelah
generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para
penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak-hak
individual atas sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk
memiliki tanah garapan, Proudhon justru bersikeras memperjuangkan
dipertahankan hak-hak individual secara terbatas, termasuk hak petani
untuk memiliki dan menggarap tanahnya, sebagai juga hak pengusaha
kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme
penuh dari kaum sosiais radikal seperti Marx.
7. Etinne Cabet (1788-1856)
Tokoh ini dipengaruhi oleh pemikiran Robert Owen. Di dalam
bukunya Travel and adventures of lord william carrisdall in Icaria(1840),
ia memaparkan suatu masyarakat komunal idealis. Usahanya untuk
membuatnya kembali (gerakan Icarian) gagal. 8

D. Karakteristik Ideologi Sosialisme


Sosialisme lahir sebagai akibat perkembangan kapitalisme. Sosialisme
merupakan suatu paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup
manusia dan mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia.
Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan.
Negara harus selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya
tujuan negara. Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis
menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan
nasib.9
Adapun ciri khas sosialisme sebagai berikut :
1. Menolak kapitalisme dan berusaha menghapuskannya lewat perjuangan
kaum buruh, tetapi menerima demokrasi parlementer.

8
Russel Berttrand,2004.Sejarah Filsafat Barat.Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Hal 21
9
Ritzer George dan Barry Smart. 2012. Handbook Teori Sosial. Bandung: Nusa Media
hal 94

11
2. Merencanakan masyarakat berdasarkan dorongan kerja sama dan tidak ada
hak milik perseorangan. Tidak ada kelas kaya dan miskin, ataupun kelas
majikan dan buruh, sebab semua sama.
3. Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama dan
solidaritas dengan hak-hak yang sama.
4. Penentuan nasib sendiri bagi semua orang hanya dapat dicapai melalui
solidaritas
5. Menolak kebebasan yang cenderung berpihak bagi kepentingan hak milik.
6. Demokrasi tidak akan berjalan karena penguasa menekan kebebasan
individu.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu ,
yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil
produksi secara merata . Sosialisme sebagai ideologi adalah suatu keyakinan
dan kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai
tatanan politik yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat
secara merata melalui jalan evolusi, persuasi , konstitusional parlementer ,
dan tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi timbul dari keadaan yang
kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya
kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang
untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Sosialisme yang ada disetiap negara memiliki ciri khas sesuai dengan
kondisi sejarahnya . Dalam sosialisme tidak ada garis sentralitas dan tidak
bersifat internasional Sosialisme di negara-negara berkembang mengandung
banyak arti . Sosialisme berarti cita-cita keadilan sosial ; persaudaraan ;
kemanusiaan dan perdamaian dunia yang berlandaskan hukum ; dan komitmen
pada perencanaan. Di negara-negara Barat ( lebih makmur) sosialisme
diartikan sebagai cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih
merata sedangkan di Negara berkembang sosialisme diartikan sebagai cara
mengindustrialisasikan Negara yang belum maju atau membangun suatu
perekonomian industri dengan maksud manaikkan tingkat ekonomi dan
pendidikan masyarakat. Ciri khas sosialisme sebagai berikut :
1. Menolak kapitalisme dan berusaha menghapuskannya lewat perjuangan
kaum buruh, tetapi menerima demokrasi parlementer.
2. Merencanakan masyarakat berdasarkan dorongan kerja sama dan tidak ada
hak milik perseorangan. Tidak ada kelas kaya dan miskin, ataupun kelas
majikan dan buruh, sebab semua sama.

13
3. Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama dan
solidaritas dengan hak-hak yang sama.
4. Penentuan nasib sendiri bagi semua orang hanya dapat dicapai melalui
solidaritas
5. Menolak kebebasan yang cenderung berpihak bagi kepentingan hak milik.
6. Demokrasi tidak akan berjalan karena penguasa menekan kebebasan
individu.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan
keritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah dimasa
yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ebenstein, William dan Edwin Fogelman. 1990. Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta :
Erlangga.

Soegito, A.T. 2009. Pendidikan Pancasila. Semarang : UPT MKU UNNES.

Henry J. Schmandt, 2005.Filsafat politik.Yogyakarta:Pustaka pelajar.

Russel Berttrand,2004.Sejarah Filsafat Barat.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Ritzer George dan Barry Smart. 2012. Handbook Teori Sosial. Bandung: Nusa
Media

15
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, November 2017

Penyusun

i
16
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFATR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Sejarah Ideologi Sosialisme........................................ 3
B. Sejarah Lahirnya Ideologi Sosialisme .................................................. 4
C. Pendukung Pemikiran Sosialisme ........................................................ 8
D. Karakteristik Ideologi Sosialisme ....................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
17
MAKALAH
ILMU NEGARA
Karakteristik Ideologi Sosialisme

Di susun oleh :
Fitri Hariyanti
Rita Efriyanti
Meilani Dwi Anggraini
Yusmita Ayani
Alfi Yunasti
Nirma Wati

Dosen Pembimbing :
Ade Kosasih, SH.MH

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KOTA BENGKULU
2017

18

Anda mungkin juga menyukai