IDEOLOGI SOSIALISME
Oleh:
Destiana Purnama 260110140097
Rudy Suseno 260110140098
Nadiya Putri Liya 260110140099
Ainani Tajriyani 260110140100
Rizky Azizah 260110140101
Nimas Tika Inas T ` 260110140102
Frederick Alexander 260110140103
Indraswati Pitaloka 260110140104
Rheza Andika 260110140105
Indriani Saraswati 260110140106
Nabilla Azka Qonita 260110140108
Asri Budi Yulianti 260110140110
Rizka Khoirunnisa G 260110140111
Ilham Septiandi 260110140112
Trifena Lokajaya 260110140113
Khanifah Hidayati P N 260110140114
Tri Nenci S Puri 260110140115
BAB I
PENDAHULUAN
2.3. Implikasi atau Pandangan Ideologi Sosialisme Terhadap Agama, Ekonomi, Politik dan
Hukum serta Terhadap Individu dan Kelompok
1. Pandangan terhadap agama
Ideologi ini menyatakan bahwa dunia ini tiada lain terdiri dari dan tergantung
eksistensinya pada benda material. Jadi, segala sesuatu yang ada hanyalah materi
belaka.Materilah asal usul segala sesuatu.Materi merupakan dasar eksistensi segala macam
pemikiran.Maka, tidak ada tuhan, tidak ada ruh, atau aspek-aspek kegaiban lainnya, karena
semuanya tidak dapat diindera seperti materi.Dari ide materialisme inilah dibangun dua ide
pokok dalam Sosialisme yang mendasari seluruh bangunan ideologi Sosialisme, yaitu
Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis.
Dengan demikian, hubungan agama dan negara menurut Sosialisme merupakan
hubungan yang negatif, bahkan Sosialisme telah menafikan secara mutlak eksistensi dan
pengaruh agama dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.Agama merupakan candu
masyarakat yang harus dibuang dan dienyahkan.
2. Pandangan terhadap ekonomi
Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana.Berpijak pada konsep
Karl Marx tentang penghapusan kepemilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme
menekankan agar status kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas
penting dan menjadi kebutuhan masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan
sebagainya.
Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama, filosofi
ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan, perkembangan
sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kaum kapitalis
atau kaum borjuis mendapat legitimasi gereja untuk mengeksploitasi buruh.Inilah yang
menjadikan Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai
dengan aspek kemasyarakatan.
Menurut Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme didalam kehidupan, maka upaya
revolusioner harus dilakuakan untuk menghancurkan kapitalisme, alat-alat produksi harus
dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat.
3. Pandangan terhadap politik dan hukum
Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang
dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi ,
konstitusional parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang
sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan
,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan
secara merata.
4. Pandangan terhadap individu dan kelompok
Sosialisme menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang
diutamakan.Masyarakat tidak sekedar kumpulan individu.Masyarakat merupakan entitas
yang besar dan berdii sendiri dimana individu-individu berada.Individu dan dianggap dari
sebagai alat dar mesin raksasa masyarakat.Kedudukan individu hanyalah objek dari
masyarakat.Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang.Hak-
hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau
kelompok.Individu terikat pada komitmen suatu kelompok.
Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan.Bahwa kepentingangan
masyarakatlah yang utama, bukan individu.Sosialisme adalah paham yang mengharapkan
terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan
individu atas hak milik.
Dalam sejarahnya, sosialisme muncul sebagai reaksi atas faham individualisme
liberalisme.Kebebasan individu yang diyakini dapat memaksimalkan pemenuhan
kesejahtraan ternyata banyak menimbulkan ketidak adilan antarindividu itu sendiri.
Individu yang memiliki kemampuan bisa sejahtera, tetapi individu yang tidak mampu
akan tetap miskin dan semakin tersisih, dengan demikian, dalam masyarakat timbul
ketidak adilan dan kesenjangan. Kelompok masyarakat seperti anak-anak, wanita, buruh,
para pekerja hanya dieksploitasi oleh orang-orang yang mampu, terutama yang
menguasai hak milik dan alat produksi dalam suatu masyarakat.Sosialisme muncul
dengan makse kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh
sistem leberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.
Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu
harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas.Masyarakat
yang lebih penting dari individu. Dalam sosialisme yang radikal/ekstrim cara untuk
meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat
produksi perorangan.
Sosialisme Pancasila
Politik dan Hukum - Demokrasi untuk - Demokrasi
kolektivitas - Pancasila
- Diutamakan - Hukum untuk
kebersamaan menjunjung tinggi
- Masyarakat sama keadilan dan
dengan Negara. keberadaan individu
dan masyarakat.
Ekonomi - Peran Negara ada - Peran Negara ada
untuk pemerataan untuk tidak terjadi
- Keadilan distributif monopoli, dll yang
yang diutamakan. merugikan rakyat
- Pelaku ekonomi
demokrasi: BUMN,
koperasi, swasta.
Agama - Agama harus - Bebas memilih salah
mendorong satu agama
kepentingan bersama. - Agama harus menjiwai
dalam kehidupan
masyarakat berbangsa
dan bernegara.
Pandangan Terhadap Individu - Masyarakat lebih - Individu diakui
Masyarakat penting daripada keberadaannya
individu. - Masyarakat diakui
- Hubungan individu
dan masyarakat
dilandasi 3S (Selaras,
Serasi, Seimbang)
- Masyarakat ada karena
individu ada
- Individu mempunyai
arti bila hidup di
tengah masyarakat.
Ciri Khas - Kebersamaan - Keselarasan,
- Akomodasi keseimbangan, dan
- Jalan tengah keserasian dalam
setiap aspek
kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang
berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara
merata . Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang
dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan
terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi ,
konstitusional parlementer , dan tanpa kekerasan.
Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial,
ekonomi dan politik akibat revolusi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan
kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Sosialisme yang ada disetiap negara memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi
sejarahnya. Dalam sosialisme tidak ada garis sentralitas dan tidak bersifat internasional.
Sosialisme di negara-negara berkembang mengandung banyak arti . Sosialisme berarti cita-
cita keadilan sosial ; persaudaraan ; kemanusiaan dan perdamaian dunia yang berlandaskan
hukum ; dan komitmen pada perencanaan.
3.2. Saran
Sebagai pelajar, kita harus tahu bagaimana sejarah ideologi sosialisme serta
pandangannya terhadap agama, ekonomi, politik, hukum, individu dan masyarakat, sehingga
kita mampu memilah dan memilih mana yang terbaik untuk kita.