Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN MODERN


“Sejarah Pemikiran Barat”

DOSEN PENGAMPU
Abdul Salam, S.Ag, M. Hum
Rahmuliani Fithriah, S.Pd, M.Hum

OLEH:
KELOMPOK 2
RANDY MAULANDA
ALIZA NURZULIA

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syujur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan masalah tentang “
sejarah pemikiran barat” pada mata kuliah sejarah pemikiran modern. Tujuan utama adalah
untuk memenuhi tugas yang di berikan,serta untuk melatih dan membiasakan diri untuk
pendalaman materi. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semog a Allah SWT meridhai
segala usaha kita.

Padang, 03 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................
BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Pemikiran Klasik..........................................................................................
2.1 Warisan Intelektual Zaman Yunani-Romawi Kuno.......................................
2.2 Warisan Intelektual Abad Tengah..................................................................
2.3 Abad Modern Barat (Renaissance)................................................................
BAB III: PENUTUP.................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan memiliki sejarah yang panjang dan sudah ada sejak ribuan tahun
yang lalu. Beberapa belahan dunia yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan memiliki dampak hingga saat ini salah satunya adalah
sejarah pemikiran di barat. Warisan warisan intelektual di barat memiliki banyak kontribusi
terhadap perkembangan pemikiran-pemikiran serta ide-ide dan gagasan yang semakin
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan segala hal-hal yang dapat
mempengaruhi pemikiran-pemikiran tersebut seiring dengan waktu.
Untuk mengetahui bagaimana pemikiran-pemikiran di barat maka buatlah makalah ini
untuk berikan penjelasan tentang sejarah pemikiran di barat. sejarah pemikiran dibalik
memiliki warisan yang diklasifikasikan menjadi beberapa periodisasi yaitu: 1) warisan
intelektual pada zaman Yunani dan Romawi kuno, 2) warisan intelektual pada zaman abad
pertengahan, dan 3) warisan intelektual pada zaman abad modern barat (Rennaisance).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pemikiran dan warisan intelektual pada zaman Yunani dan
Romawi Kuno?
2. Bagaimana sejarah pemikiran dan warisan intelektual pada zaman Abad
Pertengahan?
3. Bagaimana sejarah pemikiran dan warisan intelektual pada zaman Abad Modern
(Rennaisance)?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah pemikiran dan warisan intelektual pada zaman Yunani
dan Romawi Kuno.
2. Untuk mengetahui sejarah pemikiran dan warisan intelektual pada zaman Abad
Pertengahan.
3. Untuk mengetahui sejarah pemikiran dan warisan intelektual pada zaman Abad
Modern (Rennaisance).
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMIKIRAN KLASIK PERADABAN BARAT


2.1 Warisan Intelektual Zaman Yunani
A. Warisan Intelektual Zaman Yunani-Romawi Kuno
Secara umum pembabakan sejarah eropa dibagi kedalam 3 periode besar yaitu:
1. Jaman Eropa Kuno atau juga dikebal dengan zaman Klasik yaitu zaman Yunani-
Romawi sampai dengan abad ke V
2. Zaman Abad pertengahan: abad V-XV
3. Zaman Eropa modern: abad XV samapi sekarang.

Dari ketiga pembabakan itu zaman eropa Kuno dianggap sebagi zaman kebebasan
berfikir, sedangkan abad pertengahan merupakan zaman dimna manusia tidak mendapatkan
kebebasan dalam berfikir. Prospek kebebasan berfikir mulai nampak lagi pada zaman
Renaissance yang berlanjut sapai pada masa revormasi dan pencerahan pada abad XV-XVII.
Hasil dari berfikir zaman eropa modern terwujud dalam benduk nasionalisme pada abad ke
XIX. Bagi kaum intelektual yunani dipandang memiliki andil yang sangat besar terhadap
keberadaan peradapan dunia sampai saat ini.

Sumbangan/warisan yunani dan romawi mencakup dalam bidang sastra, seni,


arsitektur, flsafat, polituk dsb. Semangat kebebsan berfikir dan diskusi merupakan kondisi
dan prasaratan yang memungkinkan timbulnya spekulasi-spekulasi dalam bidang ilmu
pengetahuan, filsafat, sastra seni, dan politk. Mereka sangat menghargai kebebasan berfikir
dengan memberi kedudukan kepada setiap orang untuk di hormatiddemi kepentingan
kemajuan bangsa.

Zaman yunani, tidak banyak diketahui bagai mana latar belakang yang menyebabkan
orang yunani memiliki pengaruh berfikir dan pandangan yang bebas. Sesunguhnya bangsa
yunani merupakan kumpulan dari dua bangsa –bangsa yang mempunya tradisi dan perasaan
yang berbeda. Dua bangsa atau dua kelompok yang membentuk dan membuat yunani maju
serta terpelajar adalah orang-orang ionia dan Athena.
Orang Ionia sudah ada sejak abad VI-V SM telah menggunakan akal bidinya berusaha
dalam menyelidiki mengenai asal-usul dan struktur dunia. Mereka menolak pandangan dari
orthodox dan kepercayaan orang-orang setempat. Seorang tokoh Ionia adalah
XENOPHARES, ia mengembara dari satu tempat ketempat lain mengajak orang-orang
yunani untuk mempertanykan dasar moral atas kepercayaan mengenai konsep-konsep dewa-
dewa yang disembahnya. Hal yang menari dari yunani adalah disana tidak ada penggabungan
antara golongan pemerintah atau elit politik dengan para iman atau tokoh agama sehungga
tidak ada pertentangan dengan tokoh agama dengan orang-orang elit politik. Mereka metepati
posisi dan jabetanya masing-masing.

Pada saat itu Athena denga sebutan SOPHIST istilaini digunakan unuk menyebut
kaum intelektual, para pelajar, guru dan penulisyang memberi pelajaran kepada kaum-kaum
muda/ generasi muda dengan memperoleh bayaran. Topic dalam pembelajaran biasanya
mengenai dalam maslah-maslah kemasyarakatan, kehidupan manusia, moralitas, dan politik.
Meskipun kaum shophis bukan beeasal dari Athena namun mereka sangat menynyukai
Athena dikarenakan:

a. Di Athena ada kebebasan berbicara bahkan mendapat dukungan dari orang-orang


kaya
b. Di Athena banyak permintaan pengajaran oleh kaum shophis terutama
darikalangan orang-orang muda yang tertarik pada kehidupan politik Athena.

Athena menganut system demokrasi, meskipun pemerintahan Athena diperintah oleh


callas. Dalam penyelengaraan sitem demokrasi terutama oleh Callas diperlukannya jasa
shophis untuk generasi mudanya. Pada sat bersamaat dengan waktu itu masyarat Athena
sedang dalam proses perubahan. Kaum shophist mengajarkan kepada muritnya grammar,
berbicara bebas, dasar-dasar moralitas, sejarah masyarakat dasar-dasar kesenian, puisi, misic,
matematika, astronomi dan fisika.

Dikarenakan terjadinya perang polenesia antara Sparta dan Athena, membawa


kemajuan dalam peradapan kehidupan manusia. Jhal ini disebabkan karena laterbelakang
intelektual masing-masing Negara tersebut. Seperti Athena yang dikenal dengan pusat
peradaban dan perdagangan lebih benyak mengembangkan nilai-nilai estetika. Sedangkan
Sparta lebih dikenal dengan pasukan militer, dan Sparta sangatmengembangkan pasukan
miliernya.
Pada zaman ini banyak para ahli filsuf Alam yang berasl dari Yunani antara lain berikut ini.

1. Thales (±625–545)
Thales memiliki pendapat bahwa dasar pertama atau inti sari alam itu adalah
air. Thales menyampaikan penalaran bahwa semua yang ada dan hidup dalam
alam semesta ini memerlukan makan (yang di dalamnya mengandung asas
kebasahan atau air) sehingga tanpa air semua yang ada dalam alam akan
musnah, yang berarti alam menjadi tidak ada. Jadi, air merupakan unsur yang
paling hakiki bagi alam.
2. Anaximenes (±538–480)
Anaximenes berpandangan bahwa arche alam adalah udara. Ia menalar bahwa
semua yang ada dan hidup dalam alam membutuhkan udara sehingga tanpa
udara semua yang ada dalam alam akan musnah, yang berarti alam tidak ada.
Jadi, unsur yang paling fundamental dari alam adalah udara.
3. Anaximander (±610–510)
Ia berpendapat bahwa unsur hakiki dari alam adalah apeiron. Apeiron adalah
zat yang tidak tertentu sifatnya, yang kekal dan tak berwujud. Ia
menyampaikan penalaran bahwa karena asas pertama adalah asas yang
menimbulkan segala sesuatu maka asas itu haruslah hal yang lebih dalam dari
pada unsur yang menyusun alam.
4. Phytagoras (±580–500 SM)
Phytagoras memiliki pendapat bahwa unsur hakiki dari alam adalah bilangan.
Ia berargumentasi bahwa semua yang ada dalam alam ini bisa dihitung
sehingga tanpa bilangan orang tidak memahami realitas dalam alam ini. Jadi,
bilangan merupakan unsur yang fundamental.

Pada puncak kejayaan pemikiran Yunani Kuno akan terepresentasikan oleh pemikiran
tiga filsuf besarnya, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Namun, untuk menunjukkan
kontinuitasnya dengan pemikiran-pemikiran sebelumnya maka selanjutnya hanya akan
dibahas secara ringkas pemikiran Plato dan Aristoteles, sedangkan pemikiran Socrates tidak
dibahas. Bukan pemikirannya tidak penting, melainkan pemikiran-pemikiran Socrates
semuanya hanya didapatkan dalam tulisan Plato sehingga keberadaannya sebagai filsuf sering
diragukan.

1. Pemikiran Plato (427–347 SM)


a. Prinsip Dasar pemikiran Plato
Plato merupakan filsuf pertama yang berusaha memberi jalan tengah
terhadap pertentangan pemikiran Herakleitos dan Parmenides. Kalau
Herakleitos secara ekstrim hanya mengakui gerak/perubahan dan menolak
segala pemikiran tentang permanensi, sedangkan sebaliknya Parmenides
hanya mengakui permanensi saja dan menolak segala pemikiran tentang
perubahan atau gerak maka Plato berusaha memberikan sintesisnya.
Plato berpandangan bahwa di dalam dunia ini manusia hanya mengamati
hal-hal yang berubah dan dapat binasa saja. Akan tetapi, sebenarnya di
samping hal-hal yang beraneka ragam dan dikuasai oleh gerak serta
perubahan itu, tentu ada yang tetap, yang tidak berubah. Plato
menegaskan, bahwa yang berubah dan bermacam-macam itu dikenal
lewat pengalaman indrawi, sedangkan yang tetap dan satu dikenal lewat
akal budi manusia.
b. Dunia yang Tetap dan Dunia yang Serba Berubah
Plato mengajarkan, bahwa realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia, yaitu
dunia idea sebagai realitas yang tetap, tidak berubah dan abadi, yang
hanya terbuka dan dapat dikenal oleh rasio, dan dunia jasmani atau
indrawi sebagai realitas yang serba berubah, yang hanya dapat dikenal dan
terbuka bagi pancaindra. Plato menegaskan bahwa yang serba berubah itu
memang ada dan dikenal oleh pengamatan indrawi, sedangkan yang tidak
berubah atau permanen, yaitu idea-idea, dikenal oleh akal. Oleh
karenanya, ada dua bentuk “yang ada” atau realitas, yaitu bentuk yang
dapat diamati, yang senantiasa berubah, dan bentuk yang tidak dapat
diamati, yang tidak berubah. Hubungan kedua bentuk realitas itu bahwa
yang tampak merupakan pengungkapan dari yang tidak tampak. Bahkan
Plato menyelesaikan suatu revolusi metafisik dengan pembedaan “ada”
dan “menjadi”. Plato berpendapat bahwa pendasaran “menjadi” atau dunia
yang berubah tidak memuaskan sebagai objek pengetahuan. Plato berpikir
bahwa pengetahuan yang asli adalah pengetahuan tentang sesuatu yang
tidak dapat berubah, harus mempunyai bagi objeknya sesuatu yang tidak
berubah, sesuatu yang berbeda dengan realitas “menjadi” yang segera
berubah. Pengetahuan harus menunjuk pada yang “ada”.
2. Pemikiran Aristoteles (384-322 SM)
a. Perinsip Dasae Pemikiran Aristoteles
Bagi Aristoteles, di luar benda-benda yang konkret, dan di sampingnya,
tidak ada sesuatu yang berada. Aristoteles menegaskan, bahwa “ada” yang
bersifat umum dan tetap terdapat di dalam benda-benda konkret dan
bersamasama dengan benda yang konkret itu. Jelaslah, bahwa pemikiran
filosofis Aristoteles pertama-tama diarahkan kepada dunia empirik.
b. Materi dan bentuk
Atas pengakuan adanya bermacam-macam yang serba berubah dan
unsur kesatuan yang bersifat tetap atau permanen, Aristoteles
menampilkan teori hylemorfisme. Hylemorfisme secara etimilogis berasal
dari bahasa Yunani hyle, yang berarti materi, dan morphe, yang berarti
bentuk. Hyle adalah unsur yang menjadi dasar keragaman dan perubahan,
sedangkan morphe adalah unsur kesatuan dan permanensi. Hyle dan
morphe merupakan kesatuan pada benda konkret sehingga tak ada hyle
tanpa morphe, dan sebaliknya. Berkat hyle-nya sesuatu itu mempunyai
identitas (benda itu adalah benda itulah, bukan benda yang lain),
sedangkan berkat morphe-nya mempunyai inti yang merupakan kesatuan
dari keragaman sesuatu dan dapat dipahami oleh akal budi.
Aristoteles mengajarkan bahwa setiap benda jasmani mempunyai
bentuk dan materi yang bukan hanya dapat terlihat, melainkan bentuk dan
materi sebagai prinsip-prinsip metafisik. Materi adalah prinsip yang sama
sekali tidak ditentukan atau terbuka. Materi adalah kemungkinan belaka
untuk menerima suatu bentuk. Bentuk adalah prinsip yang menentukan
jenis benda itu, yang menjadikan benda konkret itu disebut demikian,
misal meja, kursi. Aristoteles menyampaikan bahwa bentuk adalah
bersifat imanen. Materi pada dirinya, artinya lepas dari segala bentuk,
tidaklah memiliki kenyataan, bukan hal yang berdiri sendiri.
c. Konsepsi Aristoteles tentang Perubahan
Potensi adalah dasar kemungkinan (dinamik). Potensi adalah yang “ada”
sebagai kemungkinan sehingga pada dirinya bukanlah sesuatu walaupun
dapat menjadi sesuatu dan senantiasa cenderung menjadi ada secara
terwujud. Potensi yang dimaksud adalah potensi sebagai kemampuan real
subjek yang dapat berubah. Subjek sendiri yang berubah dari dalam.
Bukan kemungkinan murni logis atau kemungkinan objektif, seperti batu
yang dapat dipindahkan atau pohon yang dapat dipotong. Aktus adalah
dasar kesungguhan (energia). Aktus adalah “ada” itu sendiri. Aktus
merupakan kenyataan objek seperti adanya atau eksistensi sesuatu.
d. Unsur Mutlak yang Tetap dan Unsur Nisbi yang Berubah
Substansi adalah inseitas (dalam dirinya) dan perseitas (melalui dirinya),
sedangkan aksidensi adalah in-alietas (pada yang lain), yang tergantung
pada yang lain. Substansi dan aksidensi mempunyai hubungan yang erat,
yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Aristoteles, substansi adalah unsur
mutlak yang harus ada untuk adanya sesuatu sehingga bersifat tetap, tidak
berubah. Aksidensi adalah unsur relatif yang melekat pada adanya sesuatu
sehingga bersifat beragam dan bisa berubah.

Zaman Romawi, pada zaman ini setiap penduduk yang tinggal diwilayah romawi
mendapat status kewarganegaraan penuh. Mereka juga memperoleh perlindungan serta
hukum. Mereka juga bergak menjadi pegawai pemerintah dan anggota senat. Pada masa ini
romawi mencapai puncak kejayaan. Mereka mengembangkan arsitektur, membagun jalan,
jembantan diatas sungai besar, jaringan air minum, dan tolosseum dengan ribuan tempat
duduk yang digunakan juga untuk pertunjukan gladiator.

Sumbangan romawi dalam bidang intelektual adalah system hukum, aturan


kemeliteran, dan pemerintahan. Salah satu tokoh intelektual Romawia adalah CICERO
EPICTETUS. Ia muerupan seseorang yang benyak terlibat dalam politik praktis namun masih
memiliki waktu untuk berfikir yang membuahkan karya dalam mengembangkan teori Stolc
atau sering disebut Stoisisme. Ada yang menyebutkan dan mengaitkan dengan hukum
alam(kosmopolitan). Yang penting dari pendapatnya ialah bawah “alam ini sebenarnya
dikuasai oleh hukum-hukum rasional.”

System konmopolitanisme yang dianut oleh orang romawi menimbulkan maslah besar
karena pemerinta harus membentuk sistam keamanan dan pasukan yang sangat banyak.
Untuk membentuk pasukan yang besar tidak hannya dari penduduk roma saja namun
pemerintah juga perlu memobilisasikan penduduk roma lainya untuk menjadi pasukan
dengan memberi status kewarganegaraan roma. Romawi merupakan penerus dan penyebaran
kebudayaan Yunani sejalan dengan proses romanisasi keseluruh wilayah jajahan dalam
bidang, prganisasi meliter dan politik, sastra, hukum, system kemasyarakatan, dsb.
Zaman Romawi sering disebut sebagai perantara kebudayaan Klasik Eropa dan telah
mengembangkan kebudayaan barat diatas landasan kebudayaan Yunani. Hal ini dapat
terwujud karena:

a. Peradaban romawi didukung oleh kekuatan meliter dan politik yang kuat
b. Penghargaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan alam melalui guru-guru
dengan membangun perpustakaan, membaca dan melestarikan berbagai karya
sastra, dan mendirikan sekolah-sekolah
c. Pemerintahan romawi memberikan kebebasan kepada seluruh agama maupun
kepercayaan yamh ada, kebebasan ini untuk anti agama.
B. Warisan Intelektual Abad Pertengahan

Pemikiran-pemikiran filsuf yang muncul pada masa Abad Tengah mempunyai corak
yang berbeda dibandingkan pemikiran-pemikiran filsuf pada masa Yunani Kuno. Pada masa
Yunani Kuno para filsuf berpikir dan menyampaikan pikirannya dengan bebas dalam rangka
mengembangkan pengetahuan dan mencari kebenaran. Pada masa Abad Tengah pikiran dan
hasil pemikiran para filsuf dibatasi oleh dogma atau agama. Sesuai dengan sistem sosial
politik yang berlaku pada waktu itu semua pemikiran dan hasil karya para filsuf, bahkan juga
seniman dan ilmuwan dibatasi dan dibelenggu oleh kebenaran agama. Pada masa kaisar
Yustinianus berkuasa, ditutuplah semua sumber pemikiran filsafat Yunani. Pemikiran bebas
para filsuf Yunani dianggap menggangu dan melemahkan iman. Oleh karenanya, semua
sekolah-sekolah filsafat di Athena (termasuk Academia yang dahulu didirikan oleh Plato)
ditutup dan buku-buku karya filsuf-filsuf Yunani dibakar.

System pemerintahan teokratis tersebut memiliki ciri seperti:


1. Negara dijalankan berdasarkan kepada dogma agama sehingga kitab suci agama
menjadi sumber hukum Negara
2. Agama yang kitab sucinya dijadikan sumber hukum bernegara diangkat menjadi
agama negara.
3. Pemimpin negara didominasi oleh tokoh-tokoh agama (ulama). Pada saat ini para
pejabat negara didominasi tokoh gereja.

Dalam kegiatan belajar ini hanya akan dibahas dua pemikiran filsuf besar pada masa
abad tengah, yang pemikirannya berpengaruh pada pemikiran-pemikiran pada masa
kemudian. Kedua filsuf besar tersebut adalah St. Augustine (354–430) dan Thomas Aquinas
(1225–1274). Mereka mewakili masa yang berbeda. St. Augustine mewakili masa awal abad
tengah, yang sering disebut masa patristik, sedangkan Thomas Aquinas mewakili masa
puncak abad tengah, yang sering disebut masa skolastik.

a. Pemikiran ST. Augustine (354-430)


1. Prinsip Dasar Pemikiran
Agustinus adalah filsuf yang paling kesohor pada awal masa abad tengah.
Pemikirannya dipengaruhi oleh Plato. Namun, sesuai dengan jiwa zamannya,
pengaruh ajaran Plato digunakan sebagai legitimasi terhadap sistem yang
berlaku. Seluruh pemikiran Agustinus diarahkan menuju Tuhan. Baginya,
Kristen adalah sumber kebenaran. Perlu kejelasan apakah kebenaran tersebut
hanya dapat diwahyukan dengan iman atau apakah kebenaran itu juga dapat
ditemukan dengan rasio. Rasio dan iman, menurut Agustinus, tidak dapat
dipisahkan. Rasio diletakkan dalam iman dan dalam iman diletakkan rasio.
Bagi Agustinus, negara dunia dan gereja tidak sepenuhnya sama dengan
pengertian Negara Tuhan dan Negara Duniawi. Namun, kerajaan duniawi
kebanyakan adalah Civitas Diaboli benar-benar.
2. Pengaruh Pemikiran Plato terhadap St. Augustine
Pemikiran Agustinus tentang adanya dua negara, yaitu negara Tuhan yang
sempurna/ideal dan negara duniawi yang terbatas/tidak sempurna, benar-benar
mendapat inspirasinya dari ajaran dua dunianya Plato. Mirip dengan ajaran
Plato, Agustinus membagi adanya dua negara. Di satu pihak, Negara Tuhan
adalah negara yang sempurna dan ideal. Di lain pihak, ada Negara Duniawi
adalah negara yang tidak sempurna dan terbatas, serta tidak abadi. Namun,
bayang-bayang atau proyeksi dari negara ideal tersebut di dunia adalah gereja.
Jadi, gereja adalah cermin dan proyeksi kesempurnaan dari Negara Tuhan.
Sesuai dengan jiwa zaman abad tengah, bahwa pemikiran filsafat harus
melegitimasi kebenaran ajaran gereja maka ajaran Agustinus mencerminkan
realitas itu. Agustinus ingin menunjukkan bahwa apabila negara di dunia ini
ingin memperoleh kebaikan dan keadilan maka ia harus berkiblat dan mencari
rohnya ke gereja.
b. Pemikiran Thomas Aquinas (1225-1274)
1. Prinsip Dasar Pemikiran Thomas Aquinas
Banyak ahli sejarah filsafat berpendapat, bahwa pemikiran filsafat Abad
Tengah berpuncak pada pemikiran Thomas Aquinas. Sesuai jiwa dan tuntutan
zaman itu maka semua pemikirannya harus diarahkan dan diabdikan pada
teologi. Bagi Thomas Aquinas, pemikiran filsafat, yang kedudukannya
diletakkan di bawah teologi, diberi tugas untuk mendamaikan pertentangan
antara kebenaran pewahyuan dan wawasan kefilsafatan. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan semua keberatan terhadap kebenaran pewahyuan dan
memberikan dasar rasional terhadap ajaran Kristen. Dalam ajaran teologinya,
Thomas Aquinas meyakini bahwa rasio manusia mempunyai kemampuan
mengenal Tuhan. Namun, adanya Tuhan tidak dapat dikenal secara langsung,
melainkan hanya melalui ciptaanciptaan-Nya. Pembuktian kosmologis, yang
bersumber dari ajaran Aristoteles, digunakan untuk mempertegas kebenaran
tentang adanya Tuhan.
2. Pengaruh Pemikiran Aristoteles terhadap Thomas Aquinas
Pemikiran Thomas Aquinas tidak dapat diragukan lagi bersumber pada ajaran
Aristoteles walaupun ia juga mempergunakan sumber-sumber lain. Ajaran
metafisika Aristoteles digunakan sebagai dasar untuk mensintesis kebenaran
wahyu dan kebenaran rasional. Pengaruh nyata pemikiran Aristoteles terhadap
Thomas Aquinas ada pada teori hylemorfisme-nya. Namun, Thomas Aquinas
mengambil alih dan menyempurnakan ajaran materi dan bentuk dari
Aristoteles itu. Menurut Thomas Aquinas, segala sesuatu yang bersifat
jasmani terdiri materi pertama dan bentuk. Materi dan bentuk tidak merupakan
dua “benda”, tetapi dua prinsip metafisik yang sama sekali terarah yang satu
kepada yang lain.

2.2 Abad Modern Barat (Renaisans)


Zaman Renaissance dimulai sejak abad XIV-XVI, abad ini disebut dengan Golden
Age atau zaman keemasan sepanjang abad peradaban barat. Pada zaman ini terjadi sebuah
transisi dari zaman kegelapan ke zaman pencerahan. Dengan adanya zaman renaissance ini
menyebabkan adanya kemilau cahaya peradaban barat yang mulai bersinar. Tanpa adanya
zaman renaissance ini eropa tidak akan bisa melangkah kea bad yang modern seperti saat ini.
Abad Pertengahan dan era modern disebut dengan istilah Renaisans berarti kelahiran
kembali. Secara Etimologi Renaissance berasal Latin berarti Re berarti kembali dan naitre
berarti lahir. Renaisans bisa diartikan sebagai era Transisi dari abad pertengahan ke abad
Modernitas ditandai dengan kelahiran Beragam karya baru terinspirasi Budaya klasik Eropa
(Yunani dan Roma) yang lebih sekuler. Renaisans pertama kali di mulai di Italia, setelah
jatuhnya Roma Barat pada tahun 476 M, semenjak itu italia mengalami kemunduran yang
mengakibatkan sepinya daerah perkotaan. Selama abad 8 sampai dengan abad 11
perdagangan yang terjadi di laut tengah mulai dikuasi oleh pedagang muslim, perdagangan
diwilayah inipun mulai mengalami peningkatan pada abad ke 11 sampai abad 13 yang
disebabkan terjadinya perang yang disebut dengan perang salib. Semenjak terjadinya perang
salib menyebabkan kemajuan di wilayah pelabuhan Italia, dimana wilayah pelabuhan ini
menjadi ramai kembali, hubungan dagang dengan dunia timur pun mulai terjalin kembali.
Menurut terminologi renaissance merupakan sebuah revolusi pandangan hidup orang-
orang eropa dari zaman pertengahan menuju zaman yang baru, dengan melewati beberapa
proses peralihan yang sangat cepat. Middle age merupakan Era yang sedang dilalui eropa
pada saat-saat suram. segala macam kreativitas dikelola oleh gereja. Aturan gereja tidak bisa
dihentikan, semua aspek kehidupan sangat dipengaruhi oleh agama Kristen, dan kebijakan-
kebijakanpun dipengaruhi oleh para raja.
Perkembangan Pengetahuan pada Zaman Renaisans
Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari satu,
maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama menjadi hal yang hanya mengenai
individu, perhatian orang lebih banyak ditujukan untuk dunia. Di jaman Renaissance,
manusia hidup bebas dalam menentukan corak hidupnya dan tidak lagi terikat oleh doktrin
gereja. Pengaruh Renaissance makin lama makin meresap di berbagai bidang hidup, sehingga
bertambah banyak orang, teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai melepaskan diri dari
kuasa Firman Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum mulai memisahkan diri dari
ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu alam yang berdasarkan ilmu pasti, mulai
bertentangan dengan pandangan Gereja yang sampai masa itu diajarkan dan dipercaya
sebagai kebenaran ilahi. (Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Hlm: 3).
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup
seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada
hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari
keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology.
Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu gerakan filsafat
yang dilandasi pada theologi dan untuk alat pembenaran agama. Sebelum gereja mempunyai
peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan,
keperkasaan dan kemasyhuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal
seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance. (Asfar, AMIT &
Asfar, AMIA. 2019. Hlm: 5-6).
Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat
mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh raja-raja. Berbagai hal diberlakukan
demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereja akan mendapat balasan yang
sangat kejam. (Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Hlm: 3). Contohnya, inquisi terhadap
Nicolaus Copernicus (1473-1543) karena teori tata suryanya yang menyebutkan bahwa
matahari pusat dari galaxi. Lewat penelitian astronomisnya, menghasilkan otoritas astronomi
tradisional yang didominasi oleh teori Aristoteles dan Ptolemaeus yang menolak bahwa bumi
adalah pusat semesta. (Saifullah, 2014. Orang Renaissance dan Humanisme Sebagai
Jembatan Lahirnya Filsafat Modern. JURNAL Ushuluddinvol. XXII No. 2. Hlm: 134).
(Saifullah, 2014. Orang Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat
Modern. JURNAL Ushuluddinvol. XXII No. 2. Hlm: 134).
REFERENSI

- Mulyono, 2014. Sejarah Pemikiran Modern, In: Latar Belakang Pemikiran Modern.
Jakarta:

Universitas Terbuka.

- Zarkasyi, Hamid Fahmy. 2013. Akar Kebudayaan Barat. Jurnal Kalimah. Vol. 11, No.
2

- Webster, Hutton. 2016. World History Sejarah Dunia Lengkap. Yogyakarta:


Indoliterasi.

- Azid, Rezim. 2014. Kitab Sejarah Terlengkap Peradaban-Peradaban Besar Dunia Dari

Sebelum Masehi Hingga Modern. Yokyakarta: Noktah.

- Eva, Lister, dkk. 2017. Bahan Ajar Sejarah Eropa. Medan: UNIMED PRESS.

- Seignobos, Charles. 2014. Sejarah Peradaban Dunia Kuno. Yogyakarta: Indolestari.

- Saifullah. 2014. Renaissance dan humanism sebagai jembatan lahirnya filsafat


modern. Jurnal ushuluddin Volume.XXII No.2

- Emy Wuryani, Wahyu P. Sejarah Intelektual_Bab II. Repository.uksw.edu


(Universites Kristen Satya Wacana)
- Subekti, Slamet. (2003). Sejarah Filsafat (Dari Yunani Kuno sampai Abad 17).
Semarang: BP Universitas Diponegoro.
- Drs. Mulyono, M. Hum. Modul 1 Latar Belakang Pemikiran Modern.
repository.ut.ac.id
- Hamid Fahmy Zarkasyi. Akar Kebudayaan Barat. Jurnal Kalimah. Vol. 11, No. 2,
September 2013. core.ac.uk

- Hasyim Asy’ari.2018. Renaisans eropa dan transmisi keilmuan islam ke eropa. Jurnal
sejarah peradaban islam Volume 2 No 1.

Anda mungkin juga menyukai