Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI ( STUDI PADA NAGARI PADANG

MAGEK KABUPATEN TANAH DATAR )

Oleh:
Afdhal Prima

Email : Sherlock.prima@gmail.com
Pembimbing: Dr. H. Zaili Rusli SD, M.Si

Jurusan Ilmu Administrasi Negara ± Prodi Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau

FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,
Pekanbaru, 28293

ABSTRACT :

Nagari Governance System (Study at Nagari Padang Magek Tanah Datar


regency). The nagari governance system is a governance system that only legality in west
Sumatra province. From the history, this governance system got many intervention from
other governance system but nagari governance system keep defend it authenticity until now.
According to that explanation, this study aims to determinate what is nagari governance
system, how the implementation and what are the factors that can influence it by doing study
in Nagari Padang Magek Kabupaten Tanah Datar. This research is qualitative research with
descriptive method. The researcher trying to find the fact that appropriate with the truth. The
data will be explains truly in order to get an understanding. The result of the research can be
conclude that nagari governance system is a governance system which lead by a wali nagari
who help by old customs and tradition institution, religion local institution, youth
constitution, KAN, and BPRN. Nagari governance system in Padang Magek Tanah Datar
regency base on conference and discussion with ideology, culture, and customs and tradition
that keep defend until today.

Key word : System, Governance, Nagari, Management, Niniak Mamak, Alim Ulama,
Cadiak Pandai, KAN, BPRN

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 1


PENDAHULUAN mempunyai perangkat pemerintahan
demokratis: unsur legislatif, eksekutif,
Minang merupakan salah satu ras dari dan yudikatif. Nagari secara antropologis,
beragam ras di Indonesia yang sebagian merupakan kesatuan bagi berbagai
besar mendiami wilayah Sumatera Barat perangkat tatanan sosial-budaya. Ikatan
dan karena sifatnya yang suka berpindah bernagari di Minangkabau pada zaman
dari suatu tempat ke tempat lainnya, dahulu merupakan ikatan yang dominan
sebagian lain dari suku minang tersebar di kekerabatan dan pertalian darah sehingga
seluruh penjuru dunia. Menurut membuat suasana kesukuan dan
sejarahnya, suku minang adalah suku kekerabatan terasa kental pada waktu itu.
yang berasal dari keturunan Alexander Sistem pemerintahan otonom dengan
The Great (Iskandar Zulkarnaen). Lebih kekentalan kekerabatan dan pertalian
tepatnya suku minang atau dahulunya darah seperti ini membuat sistem
disebut sebagai kerajaan minang (Minang pemerintahan nagari menjadi salah satu
Empire) berasal dari anak ketiganya yang sistem pemerintahan yang kokoh dan
bernama Marajo yang pada dahulunya ditakuti pada waktu itu terutama oleh
pergi meninggalkan kerajaan Macedonia Belanda. Selain itu pengambilan
untuk menyelamatkan diri dari keputusan dalam sistem pemerintahan
perpecahan dan pemberontakan besar nagari yang berdasarkan kepada
yang terjadi selepas wafatnya Iskandar musyawarah dan mufakat seperti salah
Zulkarnaen. satu petatah petitith-nya yang berbunyi
³Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek
Selain menganut sistem mufakat´ membuat sistem pemerintahan
pemerintahan kerajaan, sejak dahulu suku ini susah untuk dipecah belah. Karena
minang telah menganut sebuah sistem pengambilan keputusannya berada dalam
pemerintahan yang unik yang dikenal suasana kerukunan dan toleransi yang
dengan nama sistem pemerintahan nagari. tinggi.
Sistem pemerintahan nagari adalah
sebuah sistem pemerintahan yang Sebagai unit pemerintahan
penyelenggaraan urusan Pemerintahannya otonom, dahulunya setiap nagari adalah
dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari dan lembaga yang melaksanakan kekuasaan
Badan Permusyawaratan Nagari pemerintahan melalui Kerapatan Adat
berdasarkan asal usul Nagari di wilayah Nagari (KAN) yang berfungsi sekaligus
Propinsi Sumatera Barat yang berada sebagai badan eksekutif, legislatif, dan
dalam sistem Pemerintahan Negara yudikatif. Keanggotaan KAN dipilih dari
Kesatuan Republik Indonesia. unsur Ninik Mamak, Alim Ulama, Cerdik
Pandai, Bundo Kanduang (wakil dari
Nagari adalah sebuah republik tokoh-tokoh perempuan Minagkabau),
kecil (julukan yang diberikan oleh utusan Jorong serta utusan pemuda.
Belanda) yang mempunyai pemerintahan Keanggotaan KAN diresmikan secara
sendiri secara otonom dan berbasis pada administratif dengan keputusan Bupati.
masyarakat (self-governing community).
Sebagai sebuah republik kecil, nagari

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 2


Keangotaan KAN yang dipilih dilakukannya sebagai rasa
dari setiap unsur yang ada dalam budaya ketidaksenangan mereka terhadap Aceh.
Minangkabau membuat sistem Akan tetapi masuknya Belanda justru
pemerintahan nagari menjadi sistem membawa masyarakat minang memasuki
pemerintahan yang demokratis. Setiap zaman kolonialisme yang mengubah dan
aspirasi dapat tersampaikan melalui mencampuri sistem pemerintahan nagari
perwakilan dari setiap unsur yang ada di yang telah lama mereka anut. Pada zaman
dalam masyarakat sehingga pemerintah ini, sistem pemerintahan nagari
nagari dapat membuat kebijakan yang diintervensi oleh sistem pemerintahan
tepat guna memecahkan persoalan yang birokrasi yang dibawa oleh Belanda.
ada dalam masyarakat karena memang
nagari adalah sebuah ³UHSXEOLN NHFLO´ Tidak cukup hanya sampai disitu.
yang berbasis pada masyarakat. Karena Intervensi terhadap sistem pemerintahan
itu seorang wali nagari tidak dapat nagari berlanjut pada pasca kemerdekaan
membuat sebuah keputusan ataupun era orde baru. Pada tahun 1970-an,
kebijakan dengan dengan otoriter karena Pemerintah Indonesia mulai
begitu kuatnya kontrol sosial dari bawah. meyeragamkan pluralitas hukum,
menkonsolidasi peraturan memusat dan
Selain itu sistem pemerintahan membakukan perbedaan dalam
yang demokratis ini juga telah melatih pemerintahan lokal daerah. Model desa
anak nagari untuk mengeluarkan sebagai unit pemerintahan lokal paling
pendapat dalam musyawarah dam rendah menjadi patokan seluruh
mufakat. Hal ini secara tidak sadar telah Indonesia di bawah UU No. 5/1979 pada
membuat nagari melahirkan para pemikir- waktu itu dan telah berubah menjadi PP
pemikir yang ulung, yang mampu No. 72 Tahun 2005 tentang Desa pada
memecahkan persoalan yang tengah saat sekarang.
dihadapi masyarakat. Yang mampu
menyumbangkan pemikirannya kepada Sistem pemerintahan model desa
pemerintah tidak hanya di pemerintahan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat
nagari namun juga kepada pemerintahan tentu saja berbeda dengan sistem
di atasnya bahkan pemerintahan nasional. pemerintahan nagari yang selama ini
dianut oleh Sumatera Barat. Jika sistem
Akan tetapi cerita tentang nagari pemerintahan nagari mempunyai KAN,
perlahan-lahan mulai menghilang. Ketika sistem pemerintahan desa mempunyai
Kerajaan Pagaruyung yang disebut-sebut BPD (Badan Permusyawaratan Desa).
sebagai pusat kerajaan dan sistem Keanggotaan BPD yang tidak mewakili
pemerintahan nagari di Sumatera Barat setiap unsur yang ada dalam budaya
mulai mengalami kemunduran, serta 0LQDQJNDEDX PHPEXDW ³PDWLQ\D´
dominasi politik Aceh yang memonopoli aspirasi-aspirasi tiap unsur masyarakat.
kegiatan perekonomian di daerah ini Hal ini tentu saja membuat masyarakat
begitu kuat, masyarakat Sumatera Barat Sumatera Barat tidak setuju dengan
menerima kedatangan Belanda. Hal ini keputusan pemerintah ini dikarenakan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 3


tidak cocoknya sistem pemerintahan 3. Sistem Sentralistik yang
model desa ini dengan kebudayaan yang diterapkan selama pemerintahan
tumbuh dan berkembang dalam tatanan orde baru sangat mengurangi
sistem sosial mereka. nilai-nilai luhur yang diwarisi
sejak lama seperti gotong-royong
Walaupun sistem pemerintahan dan sistem demokrasi,
model desa ini berjalan dengan baik di 4. ³Tungku Tigo Sajarangan, Tali
Jawa akan tetapi model ini membawa Tigo nan Sapilin´ terpinggirkan
dampak negatif bagi masyarakat dan kehilangan fungsinya
Sumatera Barat diantaranya karena tidak
sejalan dengan sistem sosial budaya yang Karena begitu banyak dampak
mereka anut. Beberapa dampak tersebut negatif yang ditimbulkan oleh sistem
diantaranya : pemerintahan model desa ini maka
terjadilah dualisme pemerintahan di
1. Jati diri masyarakat Minangkabau Sumatera Barat. Secara formal,
mengalami erosi. Pemahaman dan pemerintah Sumatera Barat memang
penghayatan falsafah adat menganut sistem pemerintahan model
Minagkabau ³Adat Basandi desa akan tetapi dalam pelaksanaan
Syarak, Syarak Basandi mereka tetap pada sistem pemerintahan
Kitabullah, Syarak Mangato Adat nagari. Walaupun tidak semua unsur yang
Mamakai, Alam Takambang jadi ada dalam sistem pemerintahan nagari
Guru´ mengalami degradasi, GDKXOX VHSHUWL ³Tungku Tigo Sajarangan´
2. Masyarakat kehilangan tokoh GDQ ³Tali Tigo Sapilin´ GDSDW EHUIXQJVL
³Angku Palo´ atau Wali Nagari. dengan baik, hal ini tetap mereka lakukan
Fungsinya tidak dapat digantikan agar bantuan yang datang melalui
oleh Kepala Desa atau Lurah. program perbantuan desa dari pusat tidak
Wali Nagari adalah tokoh terhenti dengan menyatakan diri sebagai
kharismatik yang sangat dihormati salah satu provinsi yang menganut sistem
dan menjadi panutan bagi anak pemerintahan model desa dan tetap dapat
nagari. Wali Nagari tidak hanya mempertahankan kestabilan pemerintahan
menguasai dan memahami seluk dengan melaksanakan sistem
beluk pemerintahan nagari tetapi pemerintahan nagari.
juga menguasai dan memahami
adat istiadat serta taat beragama. Pada tahun 1999 Indonesia
Sedangkan kebanyakan dari memasuki sebuah era baru yang disebut
Kepala Desa atau Lurah dengan era reformasi ditandai dengan
merupakan orang-orang muda jatuhnya kekuasaan Presiden Soeharto
yang kurang memahami adat yang sekaligus mengakhiri era orde baru
istiadat setempat. Bahkan ada dengan dikeluarkannya UU No.22 Tahun
diantara mereka bukan berasal 1999 tentang otonomi daerah. UU ini
dari desa setempat, menyatakan berakhirnya kekuasaan
sentralistik dan mulai dipakainya sistem

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 4


otonomi daerah di Indonesia. Otonomi pemerintah lokal yang paling kecil
daerah adalah kewenangan daerah melalui Perda No. 9 Tahun 2000. Perda
otonom untuk mengatur dan mengurus ini memberikan rintisan untuk kembali ke
kepentingan masyarakat setempat nagari dalam batas-batas wilayah sebelum
menurut prakarsa sendiri berdasarkan 1979. Perda ini juga menyebutkan
aspirasi masyarakat menurut peraturaan sumber-sumber daya nagari: pasar, ladang
perundang-undangan. Berakhirnya era nagari, balai adat, mesjid dan surau,
orde baru di satu sisi merupakan kabar lahan/sawah, hutan, sungai, kolam, danau
yang menggembirakan bagi masyarakat dan bagian dari laut yang dulu merupakan
Sumatera Barat karena era reformasi ulayat nagari, bangunan publik dan harta
DGDODK HUD \DQJ ³menyuguhkan´ kekayaan yang bergerak dan harta
desentralisasi dan demokrasi. Tentu saja lainnya. Pemerintah nagari terdiri dari
kesempatan ini tidak akan disia-siakan seorang wali terpilih, sebuah badan
oleh pemerintah Sumatera Barat untuk legislatif terpilih, sebuah badan yang
mengembalikan identitas politik mereka terdiri dari wakil-wakil empat
yang sempat tenggelam selama lebih kelompok/golongan atau lebih; yakni
kurang 20 tahun lamanya. Dan wacana ninik mamak, ulama, cerdik pandai,
yang bertema-NDQ ³Kembali ke Nagari´ bundo kanduang dan pemuda. Dan
secara resmi digunakan oleh Gubernur pelaksanaanya menjadi efektif pada
Sumatera Barat sebelum pemilu tahun januari 2001. Kemudian seiring
1999. Pada waktu itu Gubernur Sumatera perkembangan maka Perda No. 9 Tahun
Barat, H.Dunidja mengirimkan 2000 direvisi menjadi Peraturan Daerah
pertimbangannya kepada Menteri Dalam Sumatera Barat No. 2 Tahun 2007 tentang
Negeri. Ia menyatakan bahwa Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari.
pembebanan model desa sudah tidak
bekerja dengan baik di Sumatera Barat Kembalinya masyarakat Sumatera
NDUHQD PRGHO WHUVHEXW ³WLGDN VHVXDL Barat ke sistem pemerintahan nagari
GHQJDQ VLVWHP VRVLDO EXGD\D´ 2OHK membuat pulihnya segala unsur yang
karena itu, Sumatera Barat berkeinginan terdapat di dalam masyarakat Sumatera
untuk mempersiapkan draft UU tentang %DUDW ³Tigo Tungku Sajarangan, Tali
pemerintahan nagari yang mengakhiri Tigo nan Sapilin´ \DQJ WHUGLUL GDUL Alim
prinsip penyeragaman dan hendak Ulama (orang yang memiliki ilmu agama
membangun suatu pemahaman (desa, yang tinggi), Cadiak Pandai (golongan
nagari) menurut sistem sosial budaya terpelajar) dan Niniak Mamak (para
lokal. Sejalan dengan ini, provinsi ingin pemimpin suku dalam sebuah nagari) dan
kembali ke nagari sebagai unit mulai memperlihatkan eksistensinya
pemerintah lokal paling kecil. kembali setelah sekian lama tenggelam
karena sistem pemerintahan desa. Anak
Setelah melalui proses yang nagari kembali mempunyai kewenangan
lumayan panjang, pada akhirnya secara politis dan hubungan erat yang dulu
resmi Sumatera Barat kembali kepada sempat terputus dengan pemerintah
sistem pemerintahan nagari sebagai unit

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 5


nagari perlahan-lahan mulai terajut atau fenomena dalam realitas sosial yang
kembali. komplek dapat dihasilkan secara lebih
spesifik atau mendetail.
Walaupun sifat otonom yang
dahulu berlaku di nagari tidak berlaku HASIL DAN PEMBAHASAN
lagi pada saat sekarang ini akan tetapi
sistem pemerintahan nagari ini tetap A. Sistem Pemerintahan Nagari
bertahan. Walaupun mendapat intervensi Sistem adalah himpunan yang
dari pemerintahan yang ada di atasnya terdiri dari bagian±bagian atau
seperti pemerintahan kecamatan, komponen-komponen yang saling
pemerintahan kabupaten, pemerintahan berkaitan, berhubungan, berketergantun-
provinsi, kemudian dicampuri oleh gan, saling mendukung, yang secara
peraturan-peraturan yang mengatur keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan.
tentang sistem pemerintahan daerah Pemerintahan nagari adalah cara orang-
terendah seperti Perda Sumatera Barat orang memerintah atupun menjalankan
No. 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok kekuasaan yang diamanahkan kepadanya
Sistem Pemerintahan Nagari dan UU No. dalam sebuah tempat yang disebut dengan
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan nagari. Maka secara sederhana sistem
Daerah, sistem pemerintahan nagari tetap pemerintahan nagari dapat diartikan
eksis meskipun telah terjadi sedikit sebagai himpunan daripada pemerintahan
pergeseran nilai-nilai karena pengaruh nagari dengan segala sub-sub
global. Akan tetapi sistem pemerintahan pemerintahannya yang tergabung dalam
nagari dapat dikatakan berhasil dalam sebuah lembaga yang memegang
membangun daerah serta berhasil dalam kekuasaan dalam sebuah nagari yang
pelaksanaaan sistem desentralisasi di mana lembaga yang satu saling berkaitan
Indonesia. dengan lembaga yang lainnya.
Sistem pemerintahan ini memiliki
Penelitian ini bertujuan untuk lembaga yang disebut dengan ³7LJR
menjelaskan tentang sistem pemerintahan Tungku Sajarangan Tali Tigo Sapilin´
nagari itu, bagaimana pelaksanaannya dan yang mana terdiri dari niniak mamak
faktor-faktor apa yang mempengaruhinya yang bertugas dalam pelestarian dan
dengan melakukan studi pada Nagari pengamalan nilai-nilai adat dan tradisi,
Padang Magek Kabupaten Tanah Datar. alim ulama yang bertugas dalam bidang
METODE penyelarasan adat istiadat dan tradisi
dengan nilai-nilai agama islam, dan
Tipe penelitian yang dipakai kemudian cadiak pandai yang bertugas
adalah tipe penelititan deskriptif, dalam penyelenggaraaan pemerintahan.
bertujuan untuk dapat mengungkapkan Kemudian lembaga KAN yang
tentang apa sistem pemerintahan nagari merupakan lembaga yang sejajar dengan
itu, bagaimana pelaksanaanya, dan apa pemerintahan nagari lalu juga BPRN
sajafaktor-faktor yang mempengaruhinya. yang bertugas membuat rancangan
Dalam penelititan deskriptif, gambaran peraturan-peraturan nagari.

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 6


B. Penyelenggaraan Sistem hal khusus agar adat istiadat nagari tetap
Pemerintahan Nagari di Nagari bertahan dan dijalankan masyarakat
Padang Magek Kabupaten nagari. Masyarakat akan secara sadar
Tanah Datar melaksanakan adat istiadat demi menjaga
nama baik sukunya maupun nama baik
Seperti yang telah dijelaskan niniak mamak-nya.
sebelumnya bahwa sistem pemerintahan
nagari dijalankan oleh 3 pilar yang 2. Alim Ulama
disebut dengan ³7LJR 7XQJNX 6DMDUDQJDQ
Tali Tigo Sapilin´. Adapun ketiga pilar Alim ulama adalah sosok
tersebut akan dijelaskan berikut ini. pemimpin yang religius. Alim ulama
merupakan seseorang yang paham dan
1. Niniak Mamak tahu tentang agama lebih dalam dari
pengetahuan masyarakat umum. Jikalau
Niniak mamak adalah gelar sako pengetahuan agamanya sama dengan
yang diturunkan secara turun temurun masyarakat awam, maka ia belum bisa
dalam suatu suku dari nenek moyang dikatakan sebagai alim ulama.
terdahulu. Gelar ini diturunkan kepada
kemenakan atau anak laki-laki dari Dalam sistem pemerintahan
saudara perempuan. Selama keturunan nagari, alima ulama juga merupakan
tersebut tidak terputus maka gelar niniak sebuah lembaga yang berfungsi untuk
mamak tidak akan pernah terhenti. Dalam merekomendasikan dan mengarahkan
sistem pemerintahan nagari, niniak peraturan-peraturan nagari agar tidak
mamak adalah sebuah lembaga yang melenceng dari ajaran agama islam.
berfungsi untuk mengawasi dan Disamping itu seorang alim ulama juga
memastikan bahwa nagari, baik itu mempunyai tugas berdakwah dalam
pemerintahannya maupun masyarakatnya masyarakat nagari.
tetap menjalankan adat istiadat dan tradisi
nagari. Keanggotaannya merupakan Seperti halnya niniak mamak,
niniak mamak dari tiap-tiap suku yang lembaga alim ulama juga tidak
ada di nagari tersebut. melakukan fungsi manajemen yang
begitu ketat dalam menjalankan
Lembaga niniak mamak dalam lembaganya. Akan tetapi memang agak
pemerintahan nagari tidak perlu terlalu memerlukan sedikit strategi dalam
melakukan fungsi manajamen yang melakukan fungsi actuating
begitu ketat dalam menjalankan (penggerakan). Disebabkan pengaruh
lembaganya. Lembaga ini hanya perlu dariapada globalisasi yang telah
untuk menjaga dan memastikan bahwa menyentuh lapisan masyarakat yang
adat isitiadat di nagari tersebut ada dan paling bawah membuat kebanyakan
tetap berjalan sesuai dengan sebagaimana masyarakat perlahan menjauh dari yang
adanya. Dengan sosoknya yang memang namanya kehidupan yang religius. Oleh
telah disegani sedari dahulu membuat sebab itulah lembaga alim ulama
niniak mamak tidak perlu melakukan hal- didirikan untuk tetap mempertahankan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 7


kehidupan yang berlandaskan kepada ³OXZHV´ GDODP EHUJDXO GHQJDQ
agama dalam masyarat nagari. masyarakat.

3. Cadiak Pandai Selain ketiga pilar tersebut, dalam


sistem pemerintahan nagari juga terdapat
Cadiak pandai merupakan orang lemabaga yang disebut dengan Kerapatan
yang selain memiliki kecerdasan otak Adat Nagari (KAN) dan Badan
(cadiak) juga memiliki kemampuan dan Permusyawaratan Nagari (BPRN) yang
keahlian khusus (pandai). Cadiak pandai tidak kalah pentingnya dalam sistem
merupakan orang-orang yang memegang pemerintahan nagari.
dan menjalankan pemerintahan. Cadiak
pandai bukanlah gelar turunan seperti 1. Kerapatan Adat Nagari (KAN)
niniak mamak. Untuk dapat dikatakan
sebagai cadiak pandai maka syarat utama KAN merupakan sebuah lembaga
yang harus dipenuhi selain terpelajar yang hanya dimiliki oleh sistem
adalah terlibat langsung dalam pemerintahan nagari. KAN merupakan
kepemerintahan nagari. Jadi semua orang lembaga dibentuk berdasarkan Peraturan
yang terlibat dalam pemerintahan nagari Daerah Kabupaten Tanah Datar No. 4
dapat dikatakan sebagai cadiak pandai. Tahun 2008 tentang Nagari. Keanggotaan
dipilih secara musyawarah dan mufakat
Cadiak pandai merupakan sebuah oleh KAN itu sendiri. Dalam sistem
lembaga seperti halnya niniak mamak dan pemerintahan nagari, KAN merupakan
alim ulama. Lembaga cadiak pandai lembaga yang meng-SK-kan dirinya
dalam sistem pemerintahan nagari sendiri. Dalam artian KAN itu sendirilah
merupakan sebuah lembaga yang yang melegalkan organisasinya sendiri.
memperjuangkan aspirasi masyarakat Selain itu KAN jugalah yang membentuk
nagari. jadi dapat dikatakan lembaga ini lembaga niniak mamak, alim ulama,
adalah lembaga yang mewakili suara cadiak pandai, pemuda dan bundo
rakyat dalam pemerintahan nagari. kanduang. Hal ini juga sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar
Dalam melakukan fungsi No. 4 Tahun 2008 tentang Nagari. Dalam
manajemen, lembaga cadiak pandai juga artian lembaga-lembaga tersebut berada
tidak terlalu ketat seperti halnya lembaga dalam perlindungan KAN.
niniak mamak dan alim ulama. Seorang
yang termasuk dalam lembaga cadiak KAN adalah lembaga yang hanya
pandai hanya harus dekat dengan diduduki oleh niniak mamak. KAN
masyarakat yang terkadang adalah lembaga khusus untuk niniak
PHQ\DPSDLNDQ DVSLUDVLQ\D OHZDW ³VHQGD mamak yang ada di nagari tersebut.
JXUDX´ \DQJ PHUXSDNDQ FLUL khas dan Walaupun ada beberapa nagari yang
budaya mayarakat minagkabau. Untuk itu keanggotaan KAN-nya terdiri dari wakil-
seorang cadiak pandai dituntut untuk wakil ³7LJR 7XQJNX 6DMDUDQJDQ Tali
Tigo Sapilin´, akan tetapi secara umum

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 8


KAN adalah lembaga niniak mamak
dalam sebuah nagari. Posisinya setara Rekomendasi peraturan berasal
dengan pemerintahan nagari dan bahkan dari masing-masing lembaga unsur yang
di beberapa nagari posisinya berada di bermusyawarah dan bermufakat yang
atas pemerintahan nagari sesuai dengan kemudian disampaikan kepada BPRN
adat istiadat nagari yang bersangkutan. lewat wakil masing-masing bidang yang
ada di BPRN. Barulah peraturan tersebut
Walaupun ada beberapa pendapat dimusyawarahkan dalam sidang BPRN.
yang mengatakan bahwa KAN adalah Rancangan peraturan tersebut akan
sama dengan lembaga niniak mamak, dibawa ke kantor wali nagari untuk
akan tetapi posisinya yang setara bahkan meminta pertimbangan dari KAN dan
lebih tinggi daripada pemerintahan nagari wali nagari. Setelah KAN dan wali nagari
membuat KAN lebih kaya fungsi setuju maka barulah peraturan tersebut
daripada lembaga niniak mamak itu bisa dilegalkan.
sendiri. Selain itu KAN merupakan
lembaga yang meng-SK-kan lembaga C. Faktor-Faktor yang
niniak mamak yang mana lembaga niniak Mempengaruhi Sistem
mamak berada di bawah perlindungan Pemerintahan Nagari
KAN. Meskipun ada yang mengatakan
bahwa secara informal lembaga KAN 1. Ideologi
adalah sama dengan niniak mamak
dikarenakan keanggotaan KAN Ideologi merupakan ide ataupun
merupakan niniak mamak itu sendiri. alat. Dalam pengertiannya ideologi
merupakan alat untuk mencapai
2. BPRN kehidupan yang sejahtera dan setara bagi
semua lapisan masyarakat tanpa
Badan Permusyawaratan Nagari terkecuali. Di Nagari Padang Magek
atau yang disingkat dengan BPRN secara khusus dan masyarakat
merupakan sebuah lembaga yang mingakabau pada umumnya, istilah ³$GDW
berfungsi untuk membuat peraturan- Basyandi Syarak, Syarak Basandi
peraturan nagari. Keanggotaan BPRN Kitabullah, Syarak Mangato, Adat
merupakan perwakilan dari setiap unsur 0DPDNDL´ merupakan sebuah ideologi
yang ada di nagari yaitu niniak mamak, yang sangat kuat.
alim ulama, cadiak pandai, bundo
kanduang, dan pemuda. Pada awal Adat merupakan hal yang harus
pembentukannya, masing-masing dari mereka jaga kemudian adat yang mereka
unsur tersebut bermusyawarah dan jalankan selalu sesuai ataupun tidak
bermufakat siapa yang akan menjadi bertentangan dengan syariat-syariat islam
utusan ke BPRN. Setelah itu baru BPRN yang mana landasannya adalah Al-Quran.
sendiri yang menentukan siapa yang Jadi dapat dikatakan kehidupan
menjadi ketua, wakil, kemudian sekretaris masyarakat minangkabau baik itu dalam
dan anggota melalui rapat BPRN. pemerintahan maupun dalam kehidupan

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 9


bermasyarakat merupakan pengamalan istiadat dan tradisi itu sendiri
dari adat dan istiadat dan kebudayaan mengandung nilai-nilai yang sangat
mereka. penting bagi kelompok tersebut. Di
Nagari Padang Magek dapat dikatakan
2. Kebudayaan adat istiadat dan tradisi nenek moyang
mereka masih dapat mereka pertahankan
Di Nagari Padang Magek atau walaupun tidak semuanya karena ada dari
suku minangkabau pada umumnya adat tersebut yang bertentangan dengan
memiliki sebuah kebudayaan yang bisa agama islam mereka ubah ataupun
GLVHEXW GHQJDQ ³panenggang raso´ DWDX mereka hilangkan.
tenggang rasa terhadap sesamanya. Hal
itulah yang mereka gambarkan dalam Mempertahankan adat istiadat dan
XQJNDSDQ ³walaupun harimau dalam tradisi ini tentulah bukan hal yang mudah
paruik, kambiang juo nan dikaluakan´ terlebih pada zaman globalisasi seperti
artinya mereka lebih memilih memikirkan sekarang. Akan tetapi sebuah kelompok
perasaan sesamanya ketimbang yang dapat mempertahankan adat istiadat
mengeluarkan apa yang ada dalam dan tradisi mereka tentu merupakan
fikirannnya jikalau itu mereka fikir akan sebuah nilai yang positif bagi kelompok
menyinggung perasaan sesamanya. tersebut karena dengan begitu mereka
Walaupun ternyata apa yang ada dalam tetap dapat mempertahankan jati diri
fikiran mereka itu benar. kelompok mereka. Nagari Padang Magek
dapat dikatakan sebagai salah satu
Dalam sistem pemerintahan nagari kelompok yang dapat mempertahanan
tentu hal ini membawa dampak positif adat istiadat dan tradisi mereka dalam
dan negatif salah satunya seorang artian dapat mempertahankan jati diri
bawahan akan berfikir dua kali sebelum mereka karena adat istiadat dan tradisi
menyatakan pendapatnya karena segan yang masih begitu kental di nagari
akan menyanggah pendapat atasannya tersebut sampai saat sekarang ini.
atau menyinggung perasaan yang lain
walaupun ternyata pendapatnya benar. KESIMPULAN
Akan tetapi dampak positf yang didapat
adalah hal seperti ini dapat menjaga Sistem pemerintahan nagari dapat
hubungan baik antar sesama. diartikan sebagai himpunan daripada
pemerintahan nagari dengan segala sub-
3. Adat Istiadat dan Tradisi sub pemerintahannya yang tergabung
dalam sebuah lembaga yang memegang
Adat istiadat dan tradisi kekuasaan dalam sebuah nagari yang
merupakan hal yang diajarkan turun mana lembaga yang satu saling berkaitan
temurun dari nenek-nenek moyang dengan lembaga yang lainnya. Sistem
dahulu kepada generasi-generasi sesudah pemerintahan nagari dijalankan oleh
mereka dalam sebuah kelompok. Hal ini pemerintahan nagari dan 3 pilar yang
merupakan hal yang sakral karena adat disebut dengan ³7LJR 7XQJNX 6DMDUDQJDQ

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 10


Tali Tigo Sapilin´ didukung oleh KAN yang masih kental kan hal-hal tersebut.
dan BPRN. Kebudayaan yang sangat penyegan atau
penengggang rasa yang dapat
Nagari Padang Magek dapat GLXQJNDSNDQ GHQJDQ SHWDWDK ³walaupun
dikatakan nagari yang masih kental akan harimau dalam paruik, kambiang juo nan
adat istiadat dan tradisi-tradisi serta dikaluakan´ $UWLQ\D ZDODXSXQ WHUNDGDQJ
memegang teguh ideologi yang telah mereka merasa tidak setuju terhadap
diturunkan kepada mereka oleh nenek sebuah keputusan, mereka tetap
moyang mereka. Artinya Nagari Padang menerimanya karena mereka percaya
Magek sangat memegang teguh ketiga dengan pemimpinnya. Dan kemudian adat
faktor tersebut. istiadat dan tradisi-tradisi yang tetap
terjaga sampai sekarang merupakan
Begitu banyak sebenarnya faktor-faktor yang sangat mendukung dan
ideologi masyarakat minangkabau yang mempengaruhi sistem pemerintahan
mereka tuangkan dalam petatah petitih nagari yang mereka anut.
PHUHND VHSHUWL ³Alam takambang jadi
Guru´ NHPXGLDQ ³Bulek aia dek SARAN
pambuluah, bulek kato dek mufakaik´ ODOX
³jikok tagak samo tinggi, jikok duduak A. Saran
samo randah´ GDQ EDQ\DN SHWDWDK SHWLWLK
lainnya yang bahkan ribuan jumlahnya. Beberapa saran yang dapat
Namun dari semua itu ada satu yang peneliti sampaikan dalam bab ini adalah :
paling terkenal di masyarakat
minangkabau yaitu yang hampir semua 1. Hendaknya pemerintah Nagari
masyarakat minang mengetahuinya yaitu Padang Magek mempromosikan
³adat basandi syarak, syarak basandi nagari mereka sehingga Nagari
kitabullah, syarak mangato, adat Padang Magek dapat dikenal tidak
mamakai´ hanya di tingkat lokal akan tetapi
juga di tingkat nasional bahkan
Petatah inilah yang menjadi internasional. Sehingga sistem
ideologi masyarakat minangkabau pada pemerintahan nagari dapat dijadikan
umumnya dan di Nagari Padang Magek contoh bagi sistem-sistem
ideologi ini benar-benar dipegang kuat pemerintahan lainnya.
dan diamalkan oleh seluruh jenjang
pemerintahannya. Mulai dari 2. Melihat semakin derasnya arus
pemerintahan nagari, KAN, lembaga- globalisasi yang menggerus
lembaga unsur, dan bahkan masyarakat kebudayaan, adat istiadat, dan tradisi
mengamalkan ideologi tersebut. lokal pada saat sekarang ini,
diharapkan Nagari Padang Magek
Kalau membahas masalah budaya, harus lebih intensif lagi dalam
adat istiadat dan tradisi, tidak diragukan mewariskan hal-hal tersebut kepada
lagi, Nagari Padang Magek adalah nagari generasi selanjutnya agar kebudayaan,

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 11


adat istiadat, dan tradisi tersebut Komunikasi Kelompok dalam
bertahan hingga di masa mendatang Interaksi Pemimpin pemerintahan
dan bahkan dapat menjadi nilai yang di Sumatera Barat (tesis), Bandung.
akan menambah income atau
pemasukan bagi nagari. Hasibuan, Malayu, 2004, Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah.
3. Peneliti mengharapkan penelitian ini Jakarta : Bumi Aksara.
dapat dijadikan acuan ataupun
Indrajit, 2001, Analisis dan Perancangan
perbandingan bagi penelitian
Sistem Birokrasi Objek. Bandung :
selanjutnya yang berkaitan dengan
Informatika.
sistem pemerintahan nagari di
Sumatera Barat. Iskandar Kemal, 2008, Pemerintahan
Nagari Minangkabau dan
DAFTAR RUJUKAN Perkembangannya : Tinjauan
tentang Kerapatan Adat.
Abdul Kadir bin Usman (2011). Sistem Yogyakarta : Graha Ilmu.
Pemerintahan Kenagarian di
Sumatera Barat. Jogianto, 2005, Model Kesuksesan :
http://abdulkadirusman87.blogspot. Sistem Teknologi Informasi.
com/2011/06/sistem-pemerintahan- Yogyakarta : Andi.
kenagarian-di.html. Diakses 28
November 2013. Navis, AA, 1984, Alam Takambang Jadi
Guru, Adat dan Kebudayaan
Amir MS, 2001, Adat Minangkabau : Minangkabau. Jakarta : Grafiti Pers.
Pola dan Tujuan Hidup Orang
Minang. Jakarta: PT. Mutiara Pasolonng, Harbani, 2012, Metode
Sumber Widya. Penelelitian Administrasi Publik.
Bandung : Alfabeta.
Amran SN, 2012, Marajo : Kisah
Panjang Bumi Minang. Yogyakarta Republik Indonesia. 2000. Perda Provinsi
: Sabil. Sumatera Barat No. 9 Tahun 2000
tentang Ketentuan Pokok
Arsyad, Azhar, 2002, Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari. Sekretariat
Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Provinsi Sumatera Barat. Padang.
Pelajar.
Republik Indonesia. 1979. UU No. 5
Budiyanto, 2007, Pendidikan Tahun 1979 tentang Pemerintahan
Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga. Desa. Lembaran Negara RI Tahun
1979. Sekretariat Negara. Jakarta.
Busroh, Abu Daud, 2006, Ilmu Negara.
Jakarta : Bumi Aksara. Simanjuntak, PNH, 2003, Kabinet-
Kabinet Republik Indonesia : Dari
Gani, Rita, 2002, Tungku Tigo Awal Kemerdekaan Sampai
Sajarangan: Analisis Model Reformasi. Jakarta : Djambatan.

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 12


Surianingrat, Bayu, 1992, Mengenal Ilmu
Pemerintahan, Jakarta : Rineka
Cipta
Sutoro Eko (2008). Kembali ke Nagari
Dalam Konteks Demokrasi dan
Desentralisasi Lokal di Sumatera
Barat.
http://imapasbar.wordpress.com/20
08/11/12/kembali-ke-nagari-dalam-
konteks-desentralisasi-dan-
demokrasi-lokal-di-sumatera-
barat/. Diakses 9 November 2013.
Syafiie, Inu Kencana, 2004, Manajemen
Pemerintahan. Jakarta : Perca.
Syafiie, Inu Kencana, 2006, Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta :
Rineka Cipta.

Jom FISIP Volume 1 No. 2. Oktober 2014 13

Anda mungkin juga menyukai