Anda di halaman 1dari 16

1.

Pengertian Sosialis-Komunis
Sosialisme menurut William Ebenstein dan Adwin Fogelman Ismeisme
Dewasa ini (hal. 248), tentang sosialisme di negara-negara terbelakang
memilki banyak arti sebagai berikut :
1. Di negara yang sedang berkembang sosialisme berarti komitmen
untuk mengangkat rakyat yang miskin menuju tingkat hidup yang
lebih tinggi dan mempersempit jurang antara orang yang kaya
dengan yang miskin.
2. Istilah sosialisme di negara-negara berkembang bararti persaudaraan
kemanusian dunia yang berlandaskan hukum.
Sedangkan sosialisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (hal
1085), sosialisme berbagai suatu ajaran atau paham kenegaraan dan
ekonomi yang berusaha supaya harta benda, alat-alat produksi dan
perusahaan menjadi milik negara. Komunisme menurut William Ebenstein
dan Edwin Fogelman Ismeisme Dewasa ini(hal 12), mengutip dari
Manuscript-nya Marx bahwa komunisme merupakan pengahapusan yang
pasti atas hak milik pribadi, alienasi diri manusia dan karena itu merupakan
pemberian yang nyata dari hakekat kemanusiaan , oleh dan untuk manusia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisme komunis merupakan
paham atau aliran yang hendak menghapuskan hak milik perseorangan dan
menggantikannya dengan hak milik yang dikontrol oleh negara.

Ciri-ciri paham sosialis komunis


1) Tiap manusia pada hakekatnya sama, sehingga tidak adanya kelaskelas dalam masyarakat.
2) Golongan ini selalu bersikap mendua terhadap negara. Di satu pihak
negara merupakan masin penindas dari kelas yang satu terhadap kelas
yang lain. Di pihak lain Negara juga membutuhkan mereka.
3) Dalam mencapai tujuannya mereka menghalalkan segala cara.
4) Mereka selalu menjanjikan pada pihak tertindas dan kaum miskin
tentang persamaan hak bagi setiap anggota masyarakat, kebebasan
dan kemerdekaan serta hasil pembangunan dinikmati secara sama rata
sama rasa.

2. Konsep Dasar Sosialis-komunis


a) Konsep Dasar Sosialisme
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang
berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan

negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa
Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert
Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut
doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux
dan J. Regnaud dalam l'Encyclopdie Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua
sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan
buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip
solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem
ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada
hanya segelintir elite.
Konsep dasar dari sosialisme sebenarnya telah dikembangkan oleh
Plato dalam bukunya republikca. Plato menggambarkan bahwa penguasa
tidak mempunyai kekayaan pribadi, semua yang dimiliki negara baik itu hasil
produksi maupun konsumsi dibagikan dengan rata kesemua rakyat yang ada
di negara tersebut. Kekuasaan yang bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan rakyat tergambar jelas dalam konsep Plato tersebut. Bisa jadi
konsep ini yang menjadi landasan dari pemikiran atas lahirnya paham
sosialisme di Eropa kala itu.
Tahun 1750-1840 di Eropa terjadi revolusi industri yang diawali oleh
Inggris. Revolusi ini ditandai dengan perubahan dari produksi yang dulunya
dikerjakan dengan tangan manusia menjadi dikerjakan dengan mesin-mesin.
Akibat dari revolusi industri ini adalah munculnya industri besar-besaran,
lahirnya kelompok borjuis dan buruh, urbanisasi dan lahirnya kapitalisme
modern. Dampak paling mencolok dari revolusi industri ini adalah
kesenjangan antara kaum buruh dan kaum borjuis. Nasip mereka tidak
dipedulikan oleh majikannya, mereka harus hidup di perumahan kumuh dan
mengais-ngais makanan. Mereka diekploitasi, jam kerja mereka dalam sehari
bisa lebih dari 12 jam. Revolusi sosial yang meletus di Inggris pada awal
abad ke-19 ini akhirnya melahirkan sebuah paham baru yang mengusahakan
industri di suatu negara tidak hanya dikuasai oleh individu tetapi juga harus
ada ikut campur dari negara sehingga lebih demokratis dan bermanfaat
untuk kesejahteraan masyarakat seluruhnya. Paham inilah yang kini dikenal
dengan sosialime.
Sosialisme muncul di Eropa sebagai sebuah gerakan protes terhadap
ekonomi kapitalis. Mereka menuntut reformasi secara sosial dan ekonomi
sehingga tidak ada lagi kelas sosial dan penguasaan ekonomi liberal yang

hanya menguntungkan individu-individu pemilik modal. Francois Babeuf,


seorang penulis perancis abad ke-19, berpendapat bahwa semua orang
mempunyai hak yang sama pada kekayaan diatas bumi. Pendapat ini
memperkuat bahwa pada dasarnya tidak ada kelompok pemiliki modal dan
kelompok buruh yang terpisah dalam kelas-kelas sosial seperti yang terjadi
pasca revolusi industri. Bahkan pendaat yang lebih ekstrim dikemukakakn
oleh Henri Saint Simon yang mengusulkan penghapusan hak waris sehingga
mengharuskan setiap orang untuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
mereka.
b) Konsep Dasar Komunisme
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme.
Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia.
Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
Marxisme-Leninisme. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai
dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial
dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah
dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank.
Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh
Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi tumpul dan tidak
lagi diminati. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem
sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu
sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara
untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi
demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti
liberalisme.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya
Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu
komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke
negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis
adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Komunisme adalah
salah satu paham pemikiran konsep yang berkembang menjadi sebuah
kerangka ideologi semenjak Uni Sovyet mengadopsinya pada sekitar awal
abad ke-20. Di dalam sistem komunisme, menjelaskan dasar-dasar asumsi
bahwa negara terdiri dari pengklasifikasian masyarakat ke dalam perjuangan
antar kelas. Komunisme sebagai sebuah paham yang sangat mendetail, yang
mempu menjelma sebagai aturan bagi segenap negara, tidaklah
kemunculanya terjadi secara tiba-tiba, tetapi terlebih dahulu berkembang

dan menemukan
penganutnya.

bentuknya

sendiri

melalui

cara

pandang

beberapa

Komunisme sendiri berasal dari ide hasil cetusan oleh Karl Marx,
seorang filsuf. Lalu kemudian setelah dia meninggal, lahirlah pelbagai
macam perdebatan yang muncul sebagai pengaruh dari perbedaan
penafsiran yang muncul oleh para pengikutnya, termasuk para pengikutnya
di Rusia, yang merupakan daerah pertama kali yang menjadi tonggak
berdirinya struktralism menjadi negara dengan konsep komunism sebagai
landasan tetap. Entah pun itu adalah paham sosialisme, sebagai salah satu
hasil tafsir dari kerangka pemikiran Marx maupun komunisme. Antara
keduanya memiliki perbedaan dari segi pengaplikasian konsep Marxist tetapi
tetap sama pada intinya secara ide. Yang menjadi letak perbedaanya,
sosialisme memandang perjuangan kelas-kelas sosial dapat diupayakan
lewat tahapan yang srategis, tepat guna dan juga progresif . sosialisme
memperjuangan
ide
kesetaraan
kelas
dalam
Marxisme
dengan
memanfaatkan sistem politik yang sedang dipakai saat itu tanpa harus lewat
revolusi, sehingga dapat diasumsikan bahwa sosialisme ini adalah marxisme
berbentuk moderat. Sedangkan Komunisme lebih jauh berargumen bahwa
satu-satunya cara agar dapat menciptakan kestabilan dan keadilan dalam
masyarakat yakni dengan cara-cara garis keras : merubah tatanan politik
dan menghilangkan kelas-kelas. Cara yang dilakukan oleh komunisme ini
jelas sangat kontradiktif dan bertentangan dengan sistem yang ada, tidak
jarang komunisme diklasifikasikan sebagai Marxist radikal yang diikuti oleh
penggunaan metode-metode ekstrim untuk mencapai tujuan ideal yang
dicita-citakan Marx.
Kedua paham ini pun menemui titik temu ketika simpatisan sosialisme
dan marxisme terhimpun dalam jumlah kuantitatif yang massif di Rusia, yang
kemudian melahirkan gerakan perjuangan melalui partai-partai, Bolshevik
sebagai wadah para komunisme dan Menshevik sebagai partai kaum
sosialisme.Namun, sebagai sebuah sistem yang pernah diterapkan hampir di
seperempat bagian benua, tentu ada masa kebangkitan dan ada juga masa
kehancuran. Berbagai negara nyatanya banyak gagal pada setiap upaya
untuk menjalankan sistem sosialisme radikal ini dalam kehidupan
pemerintahan. Setelah akhirnya Uni Sovyet ini pada awal dekade 90-an
terpecah yang ditandai dengan memisahnya negara-negara bagian menjadi
negara-negara merdeka yang berdaulat penuh, dengan proporsi sistem
pemerintahan yang perlahan menggunakan pola demokratis, yang lalu pola
semacam ini diikuti oleh banyak negara yang semula menerapkan
komunisme berubah haluan mengikuti sistem demokratis yang pada saat itu

dipandang sangat ideal


sebelumnya(komunisme).

sebagai

alternative

dari

sistem

yang

ada

3. Awal Perkembangan Sosialis-Komunis


a) Awal Perkembangan Sosialisme
Tokoh Pencetus Sosialisme: Karl Marx adalah orang yang
mengenalkan adanya ideologi sosialisme ini, beliau lahir di Trier- Prusia, 5
Mei 1818. Ayahnya bernama Heinrich Marx, seorang penganut agama
Majusi, tetapi sebelum Karl Mark lahir ayahnya berganti menjadi penganut
Luther sematamata demi karirnya sebagai pengacara. Karl Marx dibesarkan
oleh ibunya yang bernama Henrietta Pressburg yang berasal dari Belanda.
Karena latar belakang keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan,
Heinrich mengasuh pendidikan anaknya sendiri di rumah hingga usia 12
tahun. Karl Mark selanjutnya di sekolahkan di sekolah senam di Trier,
selanjutnya barulah Mark meneruskan studi di Universitas Bonn Tahun 1835,
saat itu usia Karl Mark mencapai 17 tahun. Karl Mark lebih menyukai studi
mengenai filsafat, meski ayahnya menginginkan studi di bidang hukum yang
bisa langsung dipraktekan di masyarakat. Pada perioda ini Karl Mark banyak
menulis puisi dan essai yang berhubungan dengan makna hidup, dengan
menyelipkan keyakinan dia tentang ateis, karena pengaruh filsafat Young
Hegelians ( pengikut ajaran Hegel ), yang selama jenjang waktu itu menguat
di masyarakat Berlin. Karl Mark memperoleh title Doctor pada Tahun 1841
setelah merampungkan thesis The Difference Between the Democritean and
Epicurean Philosophy of Nature.
Karl Marx menikahi Jenny von Westphalen, termasuk wanita terpelajar
putri seorang ningrat dari Prussia pada tanggal 19 Juni 1843. Marx and Jenny
dikarunia 7 putra tetapi karena jatuh miskin, putra Karl hanya tinggal 3
hingga dewasa. Penghasilan utama Mark dan keluarganya adalah berasal
dari Friedrich Engels, karena jasa Karl sebagai penulis artikel di koran milik
sahabatnya itu. Tak lama kemudian setelah menikah ia terpaksa
meninggalkan jerman untuk dapat suasana yang lebih libaral di Paris. Di
Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga
menghadapi dua kumpulan gagasan baru sosialisme Prancis dan politik
Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian,
sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentukan orientasi
intelektualnya.
Pada tahun 1848, Marx menerbitkan manifesto Komunis, Manifesto
digambarkan oleh marxians sebagaiPagam Kebebasan Buruh Dunia,dan itu
adalah platform Liga Komunis. Ini menganjurkan penghapusan properti di

tanah, dan aplikasi semua sewa tanah untuk kepentingan publik yang berat
lulus properti atau pajak penghasilan, penghapusan semua hak warisan,
penyitaan semua milik imigran dan Negara mengendalikan semua
komunikasi dan transportasi, serta penghapusan buruh pabrik dan
pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah umum. Lalu pada 28
september 1864, marx dan Engels mendirikan organisasi Asosiasi Pekerja
Internasional di St Martins hall di London, yang terdiri dari Inggris, Perancis,
jerman, Italia, Swiss, dan polandia Sosialis, yang didedikasikan untuk
menghancurkan. Sistem ekonomi yang berlaku. Kemudian dikenal sebagai
Sosialis Internasional Pertama, yang delapan tahun kemudian menyebar ke
new York dan bergabung dengan Partai Sosialis. Beberapa partai Sosialis
awal adalah : Partai Sosialis Demokrat Denmark (1870), Swedia Partai
Sosialis (1889), Partai Buruh Norwegia(1887),Partai Sosial Demokrat
Australia(1888), Partai Buruh Belgia(1885),Belanda Demokratik SosialisPekerja Partai(1894),Spanyol Partai Buruh Sosial (1879),Partai Sosialis Italia
(1892),dan Federasi Sosial Demokrat Britania Raya (1880).
Sejarah awal : Sejarah sosialisme berawal pada pergantian abad ke
19. Saat itu tatanan sosial di hampir seluruh negara-negara Eropa dibentuk
oleh feodalisme, di mana pada sistem ini terdapat perbedaan hak yang
didasari oleh keturunan. Keturunan tersebut mencakup bangsawan, pendeta,
dan petani. Diatas tingkatan tersebut adalah raja, yang memiliki keuasaan
absolut, sedangkan dibawah tingkatan tersebut adalah kaum buruh yang
tidak memiliki hak apapun. Dalam perekonomiannya, sistem ini ditopang
oleh dua sektor, pertanian dan manufaktur. Pada sektor pertanian, tenaga
kerja dipekerjakan secara paksa dan tidak mendapatkan upah. Hal ini
menghambat kemajuan di bidang pertanian. Pada sektor manufaktur, buruh
yang tergabung dalam gilda (perkumpulan yang mendapat hak dan
perlindungan) yang dapat menentukan kebijakan. Mereka menentukan
berapa jumlah buruh yang dapat dipekerjakan, menetuntukan metode
pengerjaan , harga produksi, serta upah. Pada kedua sektor tersebut, kita
dapat melihat bahwa sistem feodal dapat mengakibatkan terkekangnya
proses produksi atas tradisi yang memperlihatkan adanya kekuasaan pada
golongan tertentu. Dalam jangka panjang hal ini akan mempengaruhi pada
aspek sosial dan ekonomi pada negara itu sendiri.
Dengan keterbatasan kebebasan dan pengekangan hak yang
dirasakan oleh rakyat, lahirlah liberaslisme sebagai gerakan pembebasan
yang menentang feodalisme. Liberalisme menyatakan bahwa kekuasaan
politik hanya dapat dipergunakan oleh masyarakat secara keseluruhan. Tidak

ada kekuasaan politik yang absolut. Rakyat diikutsetakan dalam kontrol atas
kekuasaan politik tanpa memandang latar belakang. Dari segi ekonomi,
liberalisme memeberikan kebebasan kepada setiap individual untuk
mempunyai hak milik serta kebebasan melakukan perdagangan tanpa batas.
Namun hal itu membuat kaum borjuis memanfaatkan sistem liberalisme
untuk kepentingan ekonominya. Kebebasan liberalisme memberikan jarak
antara orang-orang yang berpendidikan dengan yang tidak. Mereka yang
tidak mampu secara ekonomi dan tidak berpendidikan, yang merupakan
mayoritas, tidak dapat bersaing dalam liberalisme. Secara tidak langsung hal
ini menggambarkan bahwa mereka tidak mendapatkan kebebasan atas
sistem liberalisme. Seiring waktu berjalan, populasi mereka terus meningkat
dan mereka harus bekerja dengan upah rendah, sehingga mengorbankan
seluruh anggota keluarganya, termasuk anak-anak, untuk bekerja dengan
menelantarkan pendidikan. Faktor produksi yang dimiliki secara individu pun
tidak dapat menjangkau jumlah dari buruh yang tersedia, akhirnya terjadi
pengguran dimana-mana.
Kebebasan yang ada pada liberalisme tidak menyelesaikan masalah
yang terjadi pada feodalisme. Liberalisme, dalam sistem ekonomi
kapitalisme, tidak memperhatikan kesamaan, solidaritas, persaudaraan,
serta keadilan kebebasan. Maka lahirlah sosialisme atas jawaban dari
masalah liberalisme. Sosialisme mengubah kepemilikan pribadi atas faktor
produksi menjadi milik umum., membuat sistem produksi sosialis yang diatur
oleh masyarakat, yang memberikan dampak positif berupa perindustrian
pada sosialisme tidak akan menciptakan penindasan dan kesengsaraan bagi
kaum buruh seperti pada liberalisme, tetapi akan menjadi sumber
kesejahteraan bagi kaum tersebut. Konsep sosialisme tercipta karena adanya
industrialisasi yang sempurna. Di Jerman, konsep sosialisme banyak
dipengaruhi oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, yang mengatakan bahwa
sosialisme merupakan penyempurnaan dari semua yang berkaitan dengan
industrialisasi.
Konsep sosialis pada suatu negara memberikan kesempatan bagi
kaum ekonomi lemah untuk mendapatkan kebebasan dengan meningkatkan
semangat solidaritas dan menggabungkan diri mereka ke dalam suatu
kelompok, sehingga kekuatan mereka dapat mempengaruhi negara untuk
melakukan perubahan atas kondisi sebagian rakyatnya, yang merupakan
kaum ekonomi lemah, agar mendapatkan jaminan dan hak dari negara.
Dengan menggabungkan diri ke dalam kelompok, katakanlah sebuah
organisasi atau partai politik, mereka yang lemah dapat menyatukan rasa

solidaritas, tidak hanya memikirkan diri sendiri, dalam jumlah yang besar
sehingga membentuk satu kekuatan untuk memperjuangkan hak yang sama.
Jumlah yang besar itu pula dapat dimanfaatkan untuk menyaingi kaum
borjuis yang mempunyai hak istimewa dalam mendominasi mayoritas kelas
ekonomi lemah. Sosialisme sebenarnya merupakan pengembangan dari
liberalisme, karena pada dasarnya sosialisme memerlukan demokrasi.
Namun sosialisme menghilangkan hambatan-hambatan yang dibuat oleh
kaum elit pada konsep liberal.
Pada praktiknya, pelaksanaan progam sosialis dapat dilakukan dengan
pembentukan partai politik sebagai dasar atas perubahan unsur pokok dalam
masyarakat serta sebagai alat untuk menjalankan prinsip sosialis itu sendiri
dalam suatu negara. Kedua, dengan melakukan pembentukan perkumpulan
bagi kaum buruh untuk memberikan suatu kekuatan dalam melakukan
perundingan serta meningkatkan kinerja buruh itu sendiri. Terakhir, dengan
membentuk koperasi yang bertujuan melaksanakan cara hidup serta kinerja
secara sosialis, demi meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat.
Sebelum Perang Dunia I, teori yang sangat populer di kalangan kaum
sosial demokrat adalah bahwa kapitalisme akan diruntuhkan dengan cara
revolusi. Revolusi itu sendiri dianggap sebagai jalan sosialisme yang tepat,
yang dapat diartikan dalam berbagai interpretasi berbeda. Revolusi dipahami
sebagai pergolakan yang radikal dari suatu kondisi sosial tanpa ada
kejelasan mengenai caranya, apakah dengan paksaan atau secara damai.
Revolusi dianggap sebagai pergolakan radikal yang komperhensif dan
berjalan dalam waktu yang sngkat dari suatu kondisi sosial. Definisi lain
mengatakan revolusi adalah pergantian tatanan sosial yang bersamaan
dengan penegakkan demokrasi. Revolusi juga difahami sebagai perubahan
yang dipaksakan dari konstitusi politik, yang bertentangan dengan hukum
yang berlaku saat itu. Interpretasi revolusi tersebut dipakai tanpa ada
definisi yang jelas, tidak dapat dipastikan istilah mana yang tepat dalam
konteksnya. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan antara teori dan
praktik sosialis.
Sebagai
jawaban
dari
perbedaan
tersebut,
berkembanglah
revisionisme sebagai konsep dasar bagi pembaharuan sosialis, di mana
revisionisme memperinci teori dengan mengaitkannya dengan realita yang
terjadi pada keadaan sosial. Revisionisme memberikan kritik terhadap
elemen marxis yang menghalangi kerja konstruktif dan menegaskan hal-hal
yang kondusif bagi perubahan. Dilihat dari keadaan yang sebenarnya,
revisionisme didasari atas beberapa elemen. Sistem kapitalis berkembang

tidak seperti apa yang diramalkan Marx. Marx meramalkan bahwa pada
akhirnya sistem kapitalis akan mengakibatkan kesengsaraan bagi kaum
buruh, mengakibatkan krisis yang disebabkan oleh kapitalisme itu sendiri,
menunjukkan perkembangan yang cenderung sederhana atas struktur sosial,
dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya struktur sosial justru
berkembang menjadi semakin komplek, krisis yang terjadi akan cenderung
mereda sehingga tidak ada tanda-tanda kapitalisme akan jatuh, dan
kehidupan kaum buruh yang ternyata tidak memburuk, bahkan penghasilan
mereka terus mengalami peningkatan. Fakta bahwa tidak adanya tanda
kejatuhan kapitalisme dari segi ekonomi membuat Eduard Berstein
merumuskan konsep mengenai jalan dan tujuan sosialisme yang baru.
Pertentangan antara marxisme dengan revisionisme dalam gerakan sosialis
telah memberikan pandangan bahwa revolusi dapat menghilangkan
halangan-halangan yang tidak demokratis memsang benar adanya, akan
tetapi pembangunan masyarakat sosialis itu sendiri haruslah dilakukan
secara bertahap. Karena pada dasarnya sosialisme bukanlah rencana yang
sudah jadi yang langsung dapat diterapkan di masyarakat, melainkan prinsip
yang digunakan dalam upaya pendemokrasian masyarakat secara
komprehensif.
Pada tahun 1917, ketika partainya muncul sebagai pemenang dala
Revolusi Oktober, Vladimir Lenin merealisasikan konsep sosialismenya. Partai
Bolsevik mengubah namanya menjadi Partai Komunis pada tahun 1918. Akan
tetapi, teori dan praktik partai ini ditentang oleh kaum sosialis yang
berorientasi demokrasi. Untuk menunjukkan perbedaan yang fundamental
dengan kaum komunis, kaum sosialis ini menamakan dirinya sosialdemokarasi. Baik sosial-demokrasi maupun komunisme merupakan dua
cabang marxisme, yang mana mereka menggunakan Marxisme untuk
memperkuat posisinya. Perbedaan antara sosial-demokrasi dengan
komunisme adalah terletak pada permasalahan fundamental, bahwa sosialdemokrasi mengambil unsur-unsur demokrasi dalam marxisme serta
menjadikannya sebagai nilai di dalam dirinya sendiri yang harus
dikembangkan di kehidupan masyarakat, sedangkan komunisme atau sering
disebut dengan Marxisme-Leninisme mengambil unsur sifat ilmiah dari
sosialisme yang condong pada dikatator proletariat dengan alasan sebagai
keharusan sejarah sosialisme, yang sebenarnya merupakan lawan dari
demokrasi. Lenin berpandangan bahwa negara dapat dijadikan masin yang
kuat oleh kelas yang secara ekonomi mendominasi, untuk menundukkan
kelas yang didominasi. Kaum komunis hendak membangun sistem diktatoral
tersebut di atas posisi demokrasi. Pertentangan antara marxisme-leninisme

dengan sosial-demokrasi mengakibatkan perpecahan dalam sosialisme itu


sendiri. Kaum komunis mendasarkan diri kepada sosialisme ilmiah, di mana
komunisme memahami sosialisme sebagai pemilikan negara ditambah
perencanaan terpusat. Berbeda dengan sosial demokrasi yang mengartikan
sosialisme sebagai pendemokrasian yang sempurna atas masyarakat. Tidak
ada sosialisme tanpa demokrasi. Bagi sosial-demokrasi, setiap langkah untuk
melaksanakan kebijakan sosialis harus berdasarkan kebebasan dan
kesamaan seperti yang diinginkan mayoritas masyarakat.
Pada awalnya, sosial-demokrasi mengaharapkan bahwa sosialisme
dapat menggantikan kapitalisme setelah kehancurannya. Akan tetapi,
kehancuran kapitalisme yang diharapkan tidak juga terjadi. Selain menunggu
kehancuran kapitalisme, sosial-demokrasi tidak memiliki program yang jelas
untuk membangun masyarakat sosialis. Pada kenyataannya, sosialdemokrasi menyadari bahwa pencapaian sosialisme tergantung pada kondisi
sosial dan mayoritas kekuatan politik. Hanya menggunakan prinsip saja tidak
cukup, konsep yang lebih spesifik serta kehendak mayoritas sangat
menentukan pencapaian sosialisme. Program-program yang konkrit juga
dibutuhkan untuk mencapai tujuan sosialisme secara sempurna dan tepat.
Program tersebut harus bisa melayani kepentingan kelompok masyarakat
yang lebih luas, tidak hanya mementingkan kepentingan golongan saja.
Kelas buruh misalnya, yang tidak mampu membangun mayoritas, maka
program sosialis yang hanya mementingkan kelas ini walaupun dengan
tujuan untuk melindungi, tidak akan disetujui.
Dalam pelaksanaannya, kebijakan perubahan sosial-demokrasi harus
bisa mendapatkan kepercayaan rakyat, yang akan memberikan dampak
terhadap kesuksesan dari pelaksanaan sosial-demokrasi itu sendiri. Prinsip,
konsep, maksud, serta tujuan harus jelas dan tersampaikan kepada rakyat
agar tidak terjadi kesalahpahaman oleh rakyat atas perubahan yang
dimaksud. Hal yang tidak diinginkan tersebut dapat memudahkan kaum
konservatif dalam menggerakkan rakyat untuk menentang perubahan ke
sosial-demokrasi yang dimaksud. Padahal, untuk merekalah perubahan ini
dilakukan. Karena itu, pembentukkan partai sosial-demokrasi diperlukan
untuk terus melakukan dialog dengan rakyat, memahami keinginan dan
pandangan rakyat, serta untuk memberikan informasi kepada rakyat
mengenai prinsip partai, usulan perubahan jangka panjang, dan mengenai
hasil diskusi, sehingga dengan demikian rakyat dapat mengetahui maksud
dan tujuan yang sebenarnya dari partai. Dengan demikian pula akan tumbuh
kepercayaan dari rakyat terhadap partai dan terhadap perubahan sosial-

demokrasi itu sendiri. Partai sosial-demokrasi harus menjadi partai rakyat.


Dengan begitu sosial-demokrasi akan mendapat dukungan mayoritas, dari
berbagai lapisan masyarakat.
Kegagalan komunisme memberikan pandangan bahwa sosialisme telah
berakhir. Hal ini terjadi karena sebutan sosialisme yang dipropagandakan
oleh kaum komunis. Mereka menggunakan sebutan sosialisme dan membuat
konsep yang menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini terbukti bahwa pada
saat komunisme mulai jatuh, seluruh partai komunis mengganti nama partai
dengan mengadopsi nama sosialisme. Partai Komunis Jerman misalnya,
mengganti nama partainya menjadi Partai Demokratik-Sosialisme. Hal
tersebut tidak menjadi masalah asalkan mereka juga menggati sistemnya
menjadi benar-benar seboah sistem yang berorientasi pada demokrasi,
mengutamakan kebebasan, keadilan, kejujuran , serta solidaritas
sebagaimana yang dilakukan sosial-demokrat yang sebenarnya. Yang
menjadi perdebatan adalah ketika demokratik-sosialisme tidak mengartikan
sosialisme sebagaimana mestinya, ketika mereka hanya melakukan
penjelmaan dengan merubah nama partai, yang pada dasarnya masih
mengandung arti yang sama dengan komunisme.
Sosial-demokrasi sebenarnya merupakan jalan alternatif atas
kegagalan komunisme. Model masyarakat komunis telah gagal di dalam teori
maupun praktiknya. Komunisme tidak dapat memenuhi kebutujan bagi
perkembangan masyarakat yang kompleks. Komunisme tidak mengambil
pelajaran atas kesalahannya yang telah terjadi secara turun-temurun, yang
sejak awal sudah mendapatkan kritikan dari kaum sosial-demokrat karena
praktiknya yang sudah tidak dipercaya sama sekali. Komunisme pada akhir
tahun 1980an sudah tidak mempunyai kemampuan untuk mengupayakan
lagi kemajuan dalam dunia perindustrian yang semakin kompleks, dengan
demikian sulit untuk mendapatkan kembali kepercayaan di mata rakyatnya.
Komunisme, yang mengatakan bahwa dirinya merupakan penjelmaan yang
sesungguhnya dari sosialisme ternyata tidak memiliki kemampuan untuk
menjamin kemajuan yang berarti untuk masyarakat modern yang kompleks.
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, sistem ini tidak berhasil. Di masa
sekarang, komunisme hanya menghasilkan keterasingan dan sinisme.
Nasib komunisme yang mengalami kegagalan tersebut ternyata tidak
menjadikan sosialisme secara keseluruhan mendapatkan keuntungan.
Masyarakat yang baru saja mengalami penindasan atas paksaan tanpa
demokrasi dan melakukan penentangan terhadap komunisme, sangat
membutuhkan kebebasan. Hal ini berarti bahwa gagasan liberalisme

mengambil alih situasi. Dalam kondisi seperti ini, sosial-demokrasi tidak


mendapatkan prioritas pada saat terjadinya demokratisasi. Terlebih lagi
karena adanya penjelmaan komunis pada sosialis-demokrasi. Namun tetap,
pada akhirnya sosial-demokrasi adalah satu-satunya jalan yang mungkin dan
dinginkan masyarakat untuk bertindak sebagai pengatur pelaksanaan
gagasan demokrasi dan kebebasan yang sama di dalam masyarakat modern
yang kompleks itu. Sosial-demokrasi mengisi nilai-nilai dasar sosialisme,
yaitu kebebasan, keadilan, dan solidaritas, hanya sebagai prinsip dari
pengaturan terhadap sistem yang komplek serta sebagai alat kontrol bagi
diri sendiri, sehingga jangan sampai sosial-demokrasi disalah artikan sebagai
model yang ketat dan tidak fleksibel, ataupun sebagai wewenang umum bagi
pengaturan negara.
Dalam sistem pasar sosialis, pasar berfungsi dengan baik apabila
dapat memberikan kebebasan bagi konsumen untuk memilih dan
memberikan kebebasan untuk memilih pekerjaanya sendiri. Akan tetapi,
pasar mempunyai beberapa kelemahan yang mendasar, sehingga apabila
terus dibiarkan berkembang menurut aturannya sendiri akan merugikan
masyarakat dan hanya menguntungkan kaum ekonomi atas yang merupakan
minoritas. Kelemahan pasar yang dimaksud antara lain perkembangannya
yang akan mengarah pada konsentrasi kekuasaan dan mengakibatkan erosi
dalam persaingan. Kemudian hanya akan memenuhi kebutuhan dari mereka
yang mempunyai daya beli. Hal ini berarti bahwa tidak akan ada lagi
pembagian pendapatan yang setara. Kelemahan berikutnya pasar tidak akan
menyediakan kebutuhan dasar masyarakat, tidak adanya jaminan atas
tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup, stabilitas moneter,
perkembangan yang mantap dan perlindungan lingkungan.
b) Awal Perkembangan Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan
ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di
abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan
mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukkan
dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai
komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin
sehingga dapat pula disebut Marxisme-Leninisme. Dalam komunisme
perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara
ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun pengorganisasian
Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai
membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan

sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang
menyebabkan komunisme menjadi tumpul dan tidak lagi diminati.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme
sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat
dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi
demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti
liberalisme. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada
rakyatnya, dengan prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya
dari pemikiran yang rasional dan nyata. Komunisme sebagai ideologi mulai
diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November
1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan
disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih
menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan
Laos.
Revolusi Bolshevik atau dikenal dengan revolusi oktober tahun 1917
dilakukan oleh pihak komunis Uni Soviet, dibawah pimpinan Lenin. Revolusi
Bolshevik merupakan pintu gerbang awal kekuasaan komunisme di uni
soviet pada masa itu. Dimana kelompok Bolshevik meresmikan berdirinya
Republik Soviet Federasi Rusia (RSSFR). Revolusi Bolshevik sendiri muncul
berdasarkan pada ajaran Marxisme yang sedang gencar dilakukan. Dimana
isu anti Tsarisme, anti Feodal, dan Berbudakan menjadi salah satu tema jaran
Marxisme. Berdasarkan aksi demostrasi menentang perubahan sistem
tsarisme menggelora. Ajaran Karl Marx berperan dalam revolusi yang
terjadi,karena ajarannya sesuai dengan kondisi pada masyarakat uni Soviet.

4. Perkembangan Sosialis-Komunis di Indonesia


a) Pekembangan Sosialisme di Indonesia
Salah satu tokoh pendiri sosialisme di Indonesia adalah Sutan Sjahrir,
ia lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909 dan meninggal di
Zrich, Swiss, 9 April 1966. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai
tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Ia adalah seorang
politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai
Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20 Juni 1947. Pada
masa perjuangan dalam perebutan Kemerdekaan RI dari penjajahan Jepang,
Syahrir membangun jaringan gerakan bawah tanah anti-fasis. Anggota
jaringan gerakan bawah tanah kelompok Syahrir adalah kader-kader
PNI(Pendidikan Nasional Indonesia) Baru yang tetap meneruskan pergerakan
dan kader-kader muda yakni para mahasiswa progresif.

Pada November 1945 Syahrir didukung pemuda dan ditunjuk Soekarno


menjadi formatur kabinet parlementer. Pada usia 36 tahun, Syahrir ikut
dalam memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia, sebagai Perdana
Menteri termuda di dunia, merangkap Menteri Luar Negeri dan Menteri
Dalam Negeri. Selepas memimpin kabinet, Sutan Syahrir diangkat menjadi
penasihat Presiden Soekarno sekaligus Duta Besar Keliling. Dan juga Syahrir
mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada bulan Februari 1948.
Sosialisme Sjahrir berpijak kepada penghormatan nilai-nilai demokrasi dan
humanisme. Menghargai dan mengutamakan kemerdekaan individu-individu
masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, Sjahrir berpendapat bahwa Revolusi
Indonesia hendaknya melebarkan sayap jauh melampaui batas-batas
kemerdekaan nasional untuk menanamkan kemajuan sosial-ekonomi yang
berakar luas. Syahrir tegas membedakan paham sosialisme yang hendak
diperjuangkannya di Indonesia dengan sosialisme yang ada di Eropa Barat
maupun sosialisme yang ditawarkan komunis.
Pergumulannya atas paham-paham sosialisme di Eropa Barat dan
kekhawatirannya
akan
komunisme
totaliter
membawanya
pada
pemikirannya tentang sosialisme yang sesuai bagi Indonesia, yaitu
sosialisme-kerakyatan. Tahun 1955 PSI (Partai Sosialis indonesia) gagal
mengumpulkan suara dalam pemilihan umum pertama di Indonesia.
Hubungan Sutan Syahrir dan Presiden Soekarno memburuk sampai akhirnya
PSI dibubarkan tahun 1960. Tahun 1962 hingga 1965, Syahrir ditangkap dan
dipenjarakan
tanpa
diadili
sampai
menderita
stroke.Dalam
perkembangannya, ternyata sosialis sampai sekarang masih berkembang.
Dengan adanya Komunitas Sosialis Indonesia (KSI) yang didirikan oleh
profesional muda yang pernah aktif dalam keorganisasian sosialisme
demokrasi di Indonesia. Komunitas ini berasaskan Kemanusiaan, Kerakyatan,
Kebebasan, Keadilan dan Solidaritas. Tujuan organisasi ini yaitu menciptakan
masyarakat sosialis yang demokratis.
b) Perkembangan Komunisme di Indonesia
Komunisme di Indonesia memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di Indonesia tak
jauh dengan hadirnya para orang-orang buangan dari Belanda ke Indonesia dan mahasiswamahasiswa jebolannya yang beraliran kiri. Mereka di antaranya Sneevliet, Bregsma, dan Tan
Malaka (yang terahir masuk setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum pribumi yang
mengikuti aliran tersebut dikarenakan tindakan-tindakannya yang melawan kaum kapitalis dan
pemerintahan, selain itu iming-iming propaganda PKI juga menarik perhatian mereka. Gerakan
Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh
kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota

orang Eropa dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi pun ikut
di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI
Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di Semarang, atau sering disebut dengan Kota
Merah setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi
berhaluan kiri ke dalam SI (Sarekat Islam) menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak
otonomi yang diciptakan Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah satu
ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas
banyaknya pemogokan buruh di Jawa. Konflik dengan SI pusat di Yogyakarta membuat personel
organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan Haji Agus Salim
disahkan oleh pusat SI. Namun ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan di
antara pemimpin mereka dibuang keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini bermula
dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besarbesaran di seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena komunisme di
Indonesia kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau
menggubris usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi
pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah
Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba
menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk melakukannya.
Gerakan PKI lahir pula pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia yang diawali oleh
kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu
kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan
lantang di Yogyakarta dengan kepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik
calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke
Madiun. Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis.
Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin yang tidak jelas
ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa
ilmuwan percaya bahwa ini adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut PKI menyusun
kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan
semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar ideologi menjadi
musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik
Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan
juga di tingkat bawah dimana tingkat anarkisme banyak terjadi antara tuan
tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno menjurus ke kiri dan
menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana terjadi. Ada suatu
teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Yakni
PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan
Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang
tahun TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya

dipercaya menjadi sebuah insiden yang sering dinamakan Gerakan 30


September.
Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis andai saja PKI berhasil berkuasa di
Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan setelah terjadinya kudeta dan pengkambing hitaman komunisme sebagai dalang terjadinya insiden yang dianggap pemberontakan
pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September. Hal ini juga membawa
kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang dituduh komunis
meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia
dibunuh di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini merupakan halaman
terhitam sejarah negara Indonesia. Para tertuduh yang tertangkap kebanyakan tidak diadili dan
langsung dihukum. Setelah mereka keluar dari ruang hukuman mereka, baik di Pulau Buru atau
di penjara, mereka tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok
komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan
politik Indonesia, walaupun belum boleh mendirikan partai karena masih
dilarang oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai