Pengertian Sosialis-Komunis
Sosialisme menurut William Ebenstein dan Adwin Fogelman Ismeisme
Dewasa ini (hal. 248), tentang sosialisme di negara-negara terbelakang
memilki banyak arti sebagai berikut :
1. Di negara yang sedang berkembang sosialisme berarti komitmen
untuk mengangkat rakyat yang miskin menuju tingkat hidup yang
lebih tinggi dan mempersempit jurang antara orang yang kaya
dengan yang miskin.
2. Istilah sosialisme di negara-negara berkembang bararti persaudaraan
kemanusian dunia yang berlandaskan hukum.
Sedangkan sosialisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (hal
1085), sosialisme berbagai suatu ajaran atau paham kenegaraan dan
ekonomi yang berusaha supaya harta benda, alat-alat produksi dan
perusahaan menjadi milik negara. Komunisme menurut William Ebenstein
dan Edwin Fogelman Ismeisme Dewasa ini(hal 12), mengutip dari
Manuscript-nya Marx bahwa komunisme merupakan pengahapusan yang
pasti atas hak milik pribadi, alienasi diri manusia dan karena itu merupakan
pemberian yang nyata dari hakekat kemanusiaan , oleh dan untuk manusia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisme komunis merupakan
paham atau aliran yang hendak menghapuskan hak milik perseorangan dan
menggantikannya dengan hak milik yang dikontrol oleh negara.
negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa
Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert
Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut
doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux
dan J. Regnaud dalam l'Encyclopdie Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua
sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan
buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip
solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem
ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada
hanya segelintir elite.
Konsep dasar dari sosialisme sebenarnya telah dikembangkan oleh
Plato dalam bukunya republikca. Plato menggambarkan bahwa penguasa
tidak mempunyai kekayaan pribadi, semua yang dimiliki negara baik itu hasil
produksi maupun konsumsi dibagikan dengan rata kesemua rakyat yang ada
di negara tersebut. Kekuasaan yang bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan rakyat tergambar jelas dalam konsep Plato tersebut. Bisa jadi
konsep ini yang menjadi landasan dari pemikiran atas lahirnya paham
sosialisme di Eropa kala itu.
Tahun 1750-1840 di Eropa terjadi revolusi industri yang diawali oleh
Inggris. Revolusi ini ditandai dengan perubahan dari produksi yang dulunya
dikerjakan dengan tangan manusia menjadi dikerjakan dengan mesin-mesin.
Akibat dari revolusi industri ini adalah munculnya industri besar-besaran,
lahirnya kelompok borjuis dan buruh, urbanisasi dan lahirnya kapitalisme
modern. Dampak paling mencolok dari revolusi industri ini adalah
kesenjangan antara kaum buruh dan kaum borjuis. Nasip mereka tidak
dipedulikan oleh majikannya, mereka harus hidup di perumahan kumuh dan
mengais-ngais makanan. Mereka diekploitasi, jam kerja mereka dalam sehari
bisa lebih dari 12 jam. Revolusi sosial yang meletus di Inggris pada awal
abad ke-19 ini akhirnya melahirkan sebuah paham baru yang mengusahakan
industri di suatu negara tidak hanya dikuasai oleh individu tetapi juga harus
ada ikut campur dari negara sehingga lebih demokratis dan bermanfaat
untuk kesejahteraan masyarakat seluruhnya. Paham inilah yang kini dikenal
dengan sosialime.
Sosialisme muncul di Eropa sebagai sebuah gerakan protes terhadap
ekonomi kapitalis. Mereka menuntut reformasi secara sosial dan ekonomi
sehingga tidak ada lagi kelas sosial dan penguasaan ekonomi liberal yang
dan menemukan
penganutnya.
bentuknya
sendiri
melalui
cara
pandang
beberapa
Komunisme sendiri berasal dari ide hasil cetusan oleh Karl Marx,
seorang filsuf. Lalu kemudian setelah dia meninggal, lahirlah pelbagai
macam perdebatan yang muncul sebagai pengaruh dari perbedaan
penafsiran yang muncul oleh para pengikutnya, termasuk para pengikutnya
di Rusia, yang merupakan daerah pertama kali yang menjadi tonggak
berdirinya struktralism menjadi negara dengan konsep komunism sebagai
landasan tetap. Entah pun itu adalah paham sosialisme, sebagai salah satu
hasil tafsir dari kerangka pemikiran Marx maupun komunisme. Antara
keduanya memiliki perbedaan dari segi pengaplikasian konsep Marxist tetapi
tetap sama pada intinya secara ide. Yang menjadi letak perbedaanya,
sosialisme memandang perjuangan kelas-kelas sosial dapat diupayakan
lewat tahapan yang srategis, tepat guna dan juga progresif . sosialisme
memperjuangan
ide
kesetaraan
kelas
dalam
Marxisme
dengan
memanfaatkan sistem politik yang sedang dipakai saat itu tanpa harus lewat
revolusi, sehingga dapat diasumsikan bahwa sosialisme ini adalah marxisme
berbentuk moderat. Sedangkan Komunisme lebih jauh berargumen bahwa
satu-satunya cara agar dapat menciptakan kestabilan dan keadilan dalam
masyarakat yakni dengan cara-cara garis keras : merubah tatanan politik
dan menghilangkan kelas-kelas. Cara yang dilakukan oleh komunisme ini
jelas sangat kontradiktif dan bertentangan dengan sistem yang ada, tidak
jarang komunisme diklasifikasikan sebagai Marxist radikal yang diikuti oleh
penggunaan metode-metode ekstrim untuk mencapai tujuan ideal yang
dicita-citakan Marx.
Kedua paham ini pun menemui titik temu ketika simpatisan sosialisme
dan marxisme terhimpun dalam jumlah kuantitatif yang massif di Rusia, yang
kemudian melahirkan gerakan perjuangan melalui partai-partai, Bolshevik
sebagai wadah para komunisme dan Menshevik sebagai partai kaum
sosialisme.Namun, sebagai sebuah sistem yang pernah diterapkan hampir di
seperempat bagian benua, tentu ada masa kebangkitan dan ada juga masa
kehancuran. Berbagai negara nyatanya banyak gagal pada setiap upaya
untuk menjalankan sistem sosialisme radikal ini dalam kehidupan
pemerintahan. Setelah akhirnya Uni Sovyet ini pada awal dekade 90-an
terpecah yang ditandai dengan memisahnya negara-negara bagian menjadi
negara-negara merdeka yang berdaulat penuh, dengan proporsi sistem
pemerintahan yang perlahan menggunakan pola demokratis, yang lalu pola
semacam ini diikuti oleh banyak negara yang semula menerapkan
komunisme berubah haluan mengikuti sistem demokratis yang pada saat itu
sebagai
alternative
dari
sistem
yang
ada
tanah, dan aplikasi semua sewa tanah untuk kepentingan publik yang berat
lulus properti atau pajak penghasilan, penghapusan semua hak warisan,
penyitaan semua milik imigran dan Negara mengendalikan semua
komunikasi dan transportasi, serta penghapusan buruh pabrik dan
pendidikan gratis untuk semua anak di sekolah umum. Lalu pada 28
september 1864, marx dan Engels mendirikan organisasi Asosiasi Pekerja
Internasional di St Martins hall di London, yang terdiri dari Inggris, Perancis,
jerman, Italia, Swiss, dan polandia Sosialis, yang didedikasikan untuk
menghancurkan. Sistem ekonomi yang berlaku. Kemudian dikenal sebagai
Sosialis Internasional Pertama, yang delapan tahun kemudian menyebar ke
new York dan bergabung dengan Partai Sosialis. Beberapa partai Sosialis
awal adalah : Partai Sosialis Demokrat Denmark (1870), Swedia Partai
Sosialis (1889), Partai Buruh Norwegia(1887),Partai Sosial Demokrat
Australia(1888), Partai Buruh Belgia(1885),Belanda Demokratik SosialisPekerja Partai(1894),Spanyol Partai Buruh Sosial (1879),Partai Sosialis Italia
(1892),dan Federasi Sosial Demokrat Britania Raya (1880).
Sejarah awal : Sejarah sosialisme berawal pada pergantian abad ke
19. Saat itu tatanan sosial di hampir seluruh negara-negara Eropa dibentuk
oleh feodalisme, di mana pada sistem ini terdapat perbedaan hak yang
didasari oleh keturunan. Keturunan tersebut mencakup bangsawan, pendeta,
dan petani. Diatas tingkatan tersebut adalah raja, yang memiliki keuasaan
absolut, sedangkan dibawah tingkatan tersebut adalah kaum buruh yang
tidak memiliki hak apapun. Dalam perekonomiannya, sistem ini ditopang
oleh dua sektor, pertanian dan manufaktur. Pada sektor pertanian, tenaga
kerja dipekerjakan secara paksa dan tidak mendapatkan upah. Hal ini
menghambat kemajuan di bidang pertanian. Pada sektor manufaktur, buruh
yang tergabung dalam gilda (perkumpulan yang mendapat hak dan
perlindungan) yang dapat menentukan kebijakan. Mereka menentukan
berapa jumlah buruh yang dapat dipekerjakan, menetuntukan metode
pengerjaan , harga produksi, serta upah. Pada kedua sektor tersebut, kita
dapat melihat bahwa sistem feodal dapat mengakibatkan terkekangnya
proses produksi atas tradisi yang memperlihatkan adanya kekuasaan pada
golongan tertentu. Dalam jangka panjang hal ini akan mempengaruhi pada
aspek sosial dan ekonomi pada negara itu sendiri.
Dengan keterbatasan kebebasan dan pengekangan hak yang
dirasakan oleh rakyat, lahirlah liberaslisme sebagai gerakan pembebasan
yang menentang feodalisme. Liberalisme menyatakan bahwa kekuasaan
politik hanya dapat dipergunakan oleh masyarakat secara keseluruhan. Tidak
ada kekuasaan politik yang absolut. Rakyat diikutsetakan dalam kontrol atas
kekuasaan politik tanpa memandang latar belakang. Dari segi ekonomi,
liberalisme memeberikan kebebasan kepada setiap individual untuk
mempunyai hak milik serta kebebasan melakukan perdagangan tanpa batas.
Namun hal itu membuat kaum borjuis memanfaatkan sistem liberalisme
untuk kepentingan ekonominya. Kebebasan liberalisme memberikan jarak
antara orang-orang yang berpendidikan dengan yang tidak. Mereka yang
tidak mampu secara ekonomi dan tidak berpendidikan, yang merupakan
mayoritas, tidak dapat bersaing dalam liberalisme. Secara tidak langsung hal
ini menggambarkan bahwa mereka tidak mendapatkan kebebasan atas
sistem liberalisme. Seiring waktu berjalan, populasi mereka terus meningkat
dan mereka harus bekerja dengan upah rendah, sehingga mengorbankan
seluruh anggota keluarganya, termasuk anak-anak, untuk bekerja dengan
menelantarkan pendidikan. Faktor produksi yang dimiliki secara individu pun
tidak dapat menjangkau jumlah dari buruh yang tersedia, akhirnya terjadi
pengguran dimana-mana.
Kebebasan yang ada pada liberalisme tidak menyelesaikan masalah
yang terjadi pada feodalisme. Liberalisme, dalam sistem ekonomi
kapitalisme, tidak memperhatikan kesamaan, solidaritas, persaudaraan,
serta keadilan kebebasan. Maka lahirlah sosialisme atas jawaban dari
masalah liberalisme. Sosialisme mengubah kepemilikan pribadi atas faktor
produksi menjadi milik umum., membuat sistem produksi sosialis yang diatur
oleh masyarakat, yang memberikan dampak positif berupa perindustrian
pada sosialisme tidak akan menciptakan penindasan dan kesengsaraan bagi
kaum buruh seperti pada liberalisme, tetapi akan menjadi sumber
kesejahteraan bagi kaum tersebut. Konsep sosialisme tercipta karena adanya
industrialisasi yang sempurna. Di Jerman, konsep sosialisme banyak
dipengaruhi oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, yang mengatakan bahwa
sosialisme merupakan penyempurnaan dari semua yang berkaitan dengan
industrialisasi.
Konsep sosialis pada suatu negara memberikan kesempatan bagi
kaum ekonomi lemah untuk mendapatkan kebebasan dengan meningkatkan
semangat solidaritas dan menggabungkan diri mereka ke dalam suatu
kelompok, sehingga kekuatan mereka dapat mempengaruhi negara untuk
melakukan perubahan atas kondisi sebagian rakyatnya, yang merupakan
kaum ekonomi lemah, agar mendapatkan jaminan dan hak dari negara.
Dengan menggabungkan diri ke dalam kelompok, katakanlah sebuah
organisasi atau partai politik, mereka yang lemah dapat menyatukan rasa
solidaritas, tidak hanya memikirkan diri sendiri, dalam jumlah yang besar
sehingga membentuk satu kekuatan untuk memperjuangkan hak yang sama.
Jumlah yang besar itu pula dapat dimanfaatkan untuk menyaingi kaum
borjuis yang mempunyai hak istimewa dalam mendominasi mayoritas kelas
ekonomi lemah. Sosialisme sebenarnya merupakan pengembangan dari
liberalisme, karena pada dasarnya sosialisme memerlukan demokrasi.
Namun sosialisme menghilangkan hambatan-hambatan yang dibuat oleh
kaum elit pada konsep liberal.
Pada praktiknya, pelaksanaan progam sosialis dapat dilakukan dengan
pembentukan partai politik sebagai dasar atas perubahan unsur pokok dalam
masyarakat serta sebagai alat untuk menjalankan prinsip sosialis itu sendiri
dalam suatu negara. Kedua, dengan melakukan pembentukan perkumpulan
bagi kaum buruh untuk memberikan suatu kekuatan dalam melakukan
perundingan serta meningkatkan kinerja buruh itu sendiri. Terakhir, dengan
membentuk koperasi yang bertujuan melaksanakan cara hidup serta kinerja
secara sosialis, demi meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat.
Sebelum Perang Dunia I, teori yang sangat populer di kalangan kaum
sosial demokrat adalah bahwa kapitalisme akan diruntuhkan dengan cara
revolusi. Revolusi itu sendiri dianggap sebagai jalan sosialisme yang tepat,
yang dapat diartikan dalam berbagai interpretasi berbeda. Revolusi dipahami
sebagai pergolakan yang radikal dari suatu kondisi sosial tanpa ada
kejelasan mengenai caranya, apakah dengan paksaan atau secara damai.
Revolusi dianggap sebagai pergolakan radikal yang komperhensif dan
berjalan dalam waktu yang sngkat dari suatu kondisi sosial. Definisi lain
mengatakan revolusi adalah pergantian tatanan sosial yang bersamaan
dengan penegakkan demokrasi. Revolusi juga difahami sebagai perubahan
yang dipaksakan dari konstitusi politik, yang bertentangan dengan hukum
yang berlaku saat itu. Interpretasi revolusi tersebut dipakai tanpa ada
definisi yang jelas, tidak dapat dipastikan istilah mana yang tepat dalam
konteksnya. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan antara teori dan
praktik sosialis.
Sebagai
jawaban
dari
perbedaan
tersebut,
berkembanglah
revisionisme sebagai konsep dasar bagi pembaharuan sosialis, di mana
revisionisme memperinci teori dengan mengaitkannya dengan realita yang
terjadi pada keadaan sosial. Revisionisme memberikan kritik terhadap
elemen marxis yang menghalangi kerja konstruktif dan menegaskan hal-hal
yang kondusif bagi perubahan. Dilihat dari keadaan yang sebenarnya,
revisionisme didasari atas beberapa elemen. Sistem kapitalis berkembang
tidak seperti apa yang diramalkan Marx. Marx meramalkan bahwa pada
akhirnya sistem kapitalis akan mengakibatkan kesengsaraan bagi kaum
buruh, mengakibatkan krisis yang disebabkan oleh kapitalisme itu sendiri,
menunjukkan perkembangan yang cenderung sederhana atas struktur sosial,
dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya struktur sosial justru
berkembang menjadi semakin komplek, krisis yang terjadi akan cenderung
mereda sehingga tidak ada tanda-tanda kapitalisme akan jatuh, dan
kehidupan kaum buruh yang ternyata tidak memburuk, bahkan penghasilan
mereka terus mengalami peningkatan. Fakta bahwa tidak adanya tanda
kejatuhan kapitalisme dari segi ekonomi membuat Eduard Berstein
merumuskan konsep mengenai jalan dan tujuan sosialisme yang baru.
Pertentangan antara marxisme dengan revisionisme dalam gerakan sosialis
telah memberikan pandangan bahwa revolusi dapat menghilangkan
halangan-halangan yang tidak demokratis memsang benar adanya, akan
tetapi pembangunan masyarakat sosialis itu sendiri haruslah dilakukan
secara bertahap. Karena pada dasarnya sosialisme bukanlah rencana yang
sudah jadi yang langsung dapat diterapkan di masyarakat, melainkan prinsip
yang digunakan dalam upaya pendemokrasian masyarakat secara
komprehensif.
Pada tahun 1917, ketika partainya muncul sebagai pemenang dala
Revolusi Oktober, Vladimir Lenin merealisasikan konsep sosialismenya. Partai
Bolsevik mengubah namanya menjadi Partai Komunis pada tahun 1918. Akan
tetapi, teori dan praktik partai ini ditentang oleh kaum sosialis yang
berorientasi demokrasi. Untuk menunjukkan perbedaan yang fundamental
dengan kaum komunis, kaum sosialis ini menamakan dirinya sosialdemokarasi. Baik sosial-demokrasi maupun komunisme merupakan dua
cabang marxisme, yang mana mereka menggunakan Marxisme untuk
memperkuat posisinya. Perbedaan antara sosial-demokrasi dengan
komunisme adalah terletak pada permasalahan fundamental, bahwa sosialdemokrasi mengambil unsur-unsur demokrasi dalam marxisme serta
menjadikannya sebagai nilai di dalam dirinya sendiri yang harus
dikembangkan di kehidupan masyarakat, sedangkan komunisme atau sering
disebut dengan Marxisme-Leninisme mengambil unsur sifat ilmiah dari
sosialisme yang condong pada dikatator proletariat dengan alasan sebagai
keharusan sejarah sosialisme, yang sebenarnya merupakan lawan dari
demokrasi. Lenin berpandangan bahwa negara dapat dijadikan masin yang
kuat oleh kelas yang secara ekonomi mendominasi, untuk menundukkan
kelas yang didominasi. Kaum komunis hendak membangun sistem diktatoral
tersebut di atas posisi demokrasi. Pertentangan antara marxisme-leninisme
sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang
menyebabkan komunisme menjadi tumpul dan tidak lagi diminati.
Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme
sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat
dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi
demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti
liberalisme. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada
rakyatnya, dengan prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya
dari pemikiran yang rasional dan nyata. Komunisme sebagai ideologi mulai
diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November
1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan
disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih
menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan
Laos.
Revolusi Bolshevik atau dikenal dengan revolusi oktober tahun 1917
dilakukan oleh pihak komunis Uni Soviet, dibawah pimpinan Lenin. Revolusi
Bolshevik merupakan pintu gerbang awal kekuasaan komunisme di uni
soviet pada masa itu. Dimana kelompok Bolshevik meresmikan berdirinya
Republik Soviet Federasi Rusia (RSSFR). Revolusi Bolshevik sendiri muncul
berdasarkan pada ajaran Marxisme yang sedang gencar dilakukan. Dimana
isu anti Tsarisme, anti Feodal, dan Berbudakan menjadi salah satu tema jaran
Marxisme. Berdasarkan aksi demostrasi menentang perubahan sistem
tsarisme menggelora. Ajaran Karl Marx berperan dalam revolusi yang
terjadi,karena ajarannya sesuai dengan kondisi pada masyarakat uni Soviet.
orang Eropa dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi pun ikut
di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI
Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di Semarang, atau sering disebut dengan Kota
Merah setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi
berhaluan kiri ke dalam SI (Sarekat Islam) menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak
otonomi yang diciptakan Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah satu
ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas
banyaknya pemogokan buruh di Jawa. Konflik dengan SI pusat di Yogyakarta membuat personel
organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan Haji Agus Salim
disahkan oleh pusat SI. Namun ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan di
antara pemimpin mereka dibuang keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini bermula
dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besarbesaran di seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena komunisme di
Indonesia kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau
menggubris usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi
pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah
Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba
menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk melakukannya.
Gerakan PKI lahir pula pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia yang diawali oleh
kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu
kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan
lantang di Yogyakarta dengan kepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik
calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke
Madiun. Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis.
Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin yang tidak jelas
ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa
ilmuwan percaya bahwa ini adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut PKI menyusun
kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan
semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar ideologi menjadi
musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik
Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan
juga di tingkat bawah dimana tingkat anarkisme banyak terjadi antara tuan
tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno menjurus ke kiri dan
menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana terjadi. Ada suatu
teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Yakni
PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan
Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang
tahun TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya