Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PANCASILA

Sosialisme – Marxisme: Tokoh dan Pokok Pemikiran

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Clarensya Idolina Simanjuntak (0522040035)


2. Fadilah Rizky Damayanti (0522040037)
3. M. Fikri Fakhruddin (0522040051)

Dosen pengampu :

Imam Mahfudzi, S.Ag., M.Fil.I

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosialisme lahir dan berkembang ketika telah memiliki kekuatan besar yang muncul
bersamaan dengan revolusi industri. Kehadirannya sendiri merupakan sebuah gerakan protes
terhadap sistem kapitalis ekonomi karena mendapatkan hak kebebasan. Kapitalisme pada abad
ke -19 berjalan dengan cara kasar dan terus bersaing tanpa batas. Karena sangat melekat pada
sistem ekonomi sosial maka timbul banyak sekali ketidakpuasaan yang dibuktikan dalam
padangan sosialisme utopis. Sosialisme utopis sendiri merupakan sebuah dasar dalam
pandangan dan menyakini kebenaran sifat manusia. Pengikut paham ini menginginkan
tercapainya jiwa sosial dalam masyarakat yang dijalankan dengan cara damai tanpa adanya
penindasan dan kekerasan.
Di zaman renaissance dan reformasi timbul lagi protes terhadap ketidaksamaan
berdasarkan kekayaan. Argumen–argumen baru yang dikemukakan merupakan gabungan dari
kepercayaan lama dan paham rasionalisme yang lebih baru. Seperti terbukti dalam bukunya
Thomas Moore, Utopia (1516). Dalam revolusi kaum puritan di abad ke – 17 di samping
gerakan utama yang berasal dari golongan kelas menengah muncul satu golongan yang lebih
keras. Golongan ini di sebut Diggers atau True Leveres yang berusaha mendapatkan hak milik
komunal atas tanah yang pada waktu itu tidak di pakai. Gerakan tersebut tidak bertahan lama,
tetapi protesnya lebih radikal terhadap harta kekayaan pribadi berupa tanah (Ebenstein, 2006).
Sosialisme sebagai kekuatan politik timbul ketika adanya sistem kapitalis modern, yang
secara nyata membentuk perbedaan tingkatan sosial dalam masyarakat Barat. Hal lain pun
terjadi ketika protes mengenai nominal ikatan disetiap individu. Setelah munculnya golongan
pengusaha atau pemilik modal yang memiliki kehidupan yang mewah, dengan berbanding
terbalik pada golongan pekerja buruh yang harus hidup di tingkat kemiskinan dengan upah
yang sangat rendah. Dalam kesenjangan sosial yang terjadi, banyak sekali para cendekiawan
mengkritik pada sistem ekonomi kapitalis dengan kecenderungan yang bebas tanpa
memikirkan kesetaraan maupun pemerataan pendapatan masyarakat. Umumnya kaum sosialis
menginginkan terwujudnya sebuah masyarakat dengan adanya sifat kebersamaan mengenai
hasil kekayaan, dengan dijalankan secara merata dan tentunya persaingan pribadi harus
dibatasi.
Gerakan-gerakan sosialis sendiri telah muncul di abad ke 17. Kemudian istilah sosialisme
pertama kali digunakan dalam isi majalah perkoperasian tahun 1827. Sosialisme kemudian
mengarah pada tokoh-tokoh sosialis pada orang-orang seperti Robert Owen pada tahun 1771-
1858, dengan berpandangan untuk menemukan cara dalam meringankan beban bagi para
pekerja maupun buruh pabrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Sosialisme-Marxisme?
2. Bagaimana latar belakang lahirnya Sosialisme-Marxisme?
3. Siapa saja tokoh yang berpengaruh dalam lahirnya Sosialisme-Marxisme?
4. Bagaimana pemikiran pokok Sosialisme-Marxisme?
5. Bagaimana pengaruh Sosialisme-Marxisme di dunia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sosialisme-Marxisme
2. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya Sosialisme-Marxisme
3. Untuk mengetahui tokoh yang berpengaruh dalam Sosialisme-Marxisme
4. Untuk mengetahui pemikiran pokok Sosialisme-Marxisme
5. Untuk mengetahui pengaruh Sosialisme-Marxisme di dunia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosialisme-Marxisme


Sosialisme adalah sebuah masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-
alat produksi dan merencanakan ekonomi secara dmeokratik. Istilah sosialisme sendiri atau
sosialis dapat mengacu pada beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok
ideologi. Menurut George Lansbury (1934), Sosialisme berarti cinta kasih, kerjasama, dan
persaudaraan dalam setiap masalah kemanusiaan merupakan satu-satunya perwujudan iman
Kristiani. Mereka yang setuju dan menerima persaingan dan pertarungan satu dnegan yang lain
sebagai jalan untuk memperoleh roti setiap hari, sungguh melakukan penghianatan dan tidak
menjalankan kehendak Allah.
Dalam bahasa Inggris, kata sosialisme pertama kali digunakan untuk menyebut pengikut
dari Robert Owen di tahun 1827, sedangkan di Perancis kata ini digunakan untuk menyebut
pengikut doktrin Sint-Simon pada tahun 1832 kemudian oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud
dalam I’Encyclopedie nouvelle. Kata sosialisme sering kali digunakan dalam berbagai konteks
oleh berbagai keompok. Tetapi hamper semua kelompok menyepakati bahwa istilah ini
berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani di abad ke-19 dan ke-20, yang
muncul karena adanya prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian, yaitu
mereka yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani lebih banyak
dibandingkan hanya segelintir elite.
Marxisme sendiri adalah paham yang didasarkan pada pandangan Karl Marx. Awalnya,
Karl Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan system ekonomi, system social,
dan sisem politik. Marxisme sendiri pada dasarnya mencakup materialism dialektis dan
materialism historis serta penerapannya pada kehidupan social. Pengikut dari paham Marxisme
sendiri biasanya lebih dikenal dengan sebutan Marxis.
Menurut penganut Marxisme terutama Friedrich Engels, model dan gagasan sosialisme
sebagai ideology dapat dianut hingga ke awal sejarah manusia, karena sifat dasar manusia
sendiri yang merupakan makhluk social. Jika didasarkan pada konsep Marx, system ekonomi
dalam sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Yaitu tentang penghapusan kepemilikan hak
pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status kepemilikan swasta dihapuskan
dalam beberapa komoditi penting dan kepentingan masyarakat banyak, seperti air, listrik,
bahan pangan, dll.
Konsepsi sosialisme marxisme sendiri adalah bahwa fase sejarah tertentu yang akan
menggantikan kapitalisme dan didahului dengan komunisme. Karakteristik utama dari
sosialisme (terutama yang dipahami oleh Marx dan Engels setelah Komune Paris 1871) adalah
bahwa kaum proletar akan mengontrol alat-alat produksi melalui negara buruh yang didirikan
oleh para pekerja di kepentingan mereka. Kegiatan ekonomi masih akan diatur melalui
penggunaan sistem insentif dan kelas sosial masih akan ada, tetapi untuk tingkat yang lebih
rendah dan berkurang di bawah kapitalisme.
Bagi kaum Marxis ortodoks, sosialisme adalah tahap yang lebih rendah dari komunisme
berdasarkan prinsip "dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang
sesuai kontribusinya" sementara komunisme tahap atas didasarkan pada prinsip "dari masing-
masing sesuai dengan kemampuannya, untuk setiap orang sesuai kebutuhannya."; tahap atas
menjadi mungkin hanya setelah tahap sosialis mengembangkan lebih lanjut efisiensi ekonomi
dan otomatisasi produksi menyebabkan berlimpah-limpahnya barang dan jasa.
Marx berpendapat bahwa kekuatan produktif material (dalam industri dan perdagangan)
dibawa ke dalam kehidupan oleh kapitalisme yang didasarkan pada masyarakat koperasi karena
produksi telah mencakup massa sosial, sedangkan kegiatan kolektif kelas pekerja bertujuan
untuk membuat komoditas, tetapi dengan kepemilikan pribadi (hubungan produksi atau
hubungan barang). Konflik antara upaya kolektif di kalangan pabrik-pabrik besar dan
kepemilikan pribadi akan membawa keinginan kesadaran dalam kelas pekerja untuk
membangun kepemilikan kolektif sepadan dengan upaya kolektif pengalaman sehari-hari
mereka.

2.2 Latar Belakang Lahirnya Sosialisme-Marxisme


Lahirnya sosialisme Marxisme dapat dilihat sebagai hasil dari perkembangan sejarah dan
kondisi sosial ekonomi pada abad ke-19. Karl Marx dan Friedrich Engels adalah tokoh-tokoh
utama di balik pengembangan teori dan konsep sosialisme Marxisme.
Beberapa faktor latar belakang yang membantu dalam lahirnya sosialisme Marxisme antara
lain:
1. Revolusi Industri
Pada abad ke-19, terjadi perkembangan pesat dalam industri dan kapitalisme. Perubahan
ini menyebabkan kondisi kerja yang sulit, eksploitasi buruh, ketidaksetaraan sosial, dan
kesenjangan ekonomi yang meningkat. Ketidakadilan ini memicu perlawanan dan
pemikiran alternatif dalam mencari solusi untuk masalah sosial dan ekonomi.
2. Kritisisme terhadap kapitalisme
Marx dan Engels mengkritik sistem kapitalisme yang dianggap memihak kepada pemilik
modal dan eksploitasi buruh. Mereka melihat kapitalisme sebagai sistem yang
menghasilkan ketimpangan ekonomi, alienasi, dan konflik kelas. Kritik ini mendorong
mereka untuk mencari alternatif sosial dan ekonomi yang lebih adil.
3. Pengaruh filsafat dan ekonomi politik
Marxisme dipengaruhi oleh berbagai pemikiran sebelumnya, seperti filsafat Hegelianisme
dan ekonomi politik klasik yang diprakarsai oleh Adam Smith dan David Ricardo. Marx
mengembangkan pemikirannya sendiri berdasarkan pemahaman sejarah materialisme
dialektika dan teori nilai kerja.
4. Gerakan buruh dan sosialis
Pada masa itu, gerakan buruh dan gerakan sosialis telah mulai tumbuh di berbagai negara.
Para aktivis dan teoretikus sosialis seperti Robert Owen, Charles Fourier, dan Henri de
Saint-Simon telah mengusulkan gagasan-gagasan sosialis sebelum Marx. Marx dan Engels
berkontribusi pada perkembangan gerakan ini dengan memberikan kerangka teoritis yang
lebih komprehensif dan kritis.
5. Kondisi politik dan sosial
Munculnya ketegangan sosial, konflik kelas, dan gerakan revolusioner pada masa itu juga
memberikan konteks bagi perkembangan sosialisme Marxisme. Revolusi Prancis 1789,
Revolusi Industri, dan perjuangan kelas pekerja melawan kapitalisme mengilhami
pemikiran Marx dan Engels.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Marx dan Engels mengembangkan teori sosialisme
Marxisme yang menekankan penghapusan kepemilikan pribadi atas alat produksi, penciptaan
masyarakat kelas bebas, dan penghapusan eksploitasi. Mereka berpendapat bahwa perubahan
sosial fundamental hanya dapat dicapai melalui revolusi proletar yang akan menggulingkan
kapitalisme dan mendirikan masyarakat sosialis. Ide-ide ini kemudian menjadi dasar bagi
gerakan sosialis dan komunis di abad ke-20.

2.3 Tokoh-Tokoh Berpengaruh


Konsep pemikiran sosialisme pertama kali muncul dari salah satu filsuf terkenal
Yunani bernama Plato. Dalam bukunya berjudul Republic dengan beraliran sosialis. Mulai
digunakan sejak awal abad ke 19 mengenai sosialisme atau sosialis. Robert Owen tahun
1827 pertama kali menyebutkan dalam bahasa Inggris dan bagi para pengikutnya.
Robert Owen (1771-1858) merupakan seorang tokoh awal pemikiran sosialisme
modern besar pada abad ke 19. Ketika umur 29 tahun Robert bekerja sebagai karyawan
pabrik. Dalam bukunya berjudul “a view of society, an essay on the formation of human
character”. Robert menyatakan bahwa setiap lingkungan akan mempengaruhi manusia
dalam pembentukan sebuah karakter Selama masa itu, Robert berusaha untuk menemukan
cara agar dapat meningkatkan keadilan mengenai pekerjaannya. Sumbangan utamanya bagi
pemikiran kaum sosialis yaitu mengenai pandangan perilaku manusia sebagai makhluk
sosial. Pada hakikatnya manusia memiliki keinginan dan melakukan sesuatu dengan bebas
dan mengontrolnya dalam segala bentuk perilaku di lingkungan masyarakat. Adapun
pendukung pemikiran sosialisme antara lain :
1) Saint Simon
Pendukung pemikiran sosialisme pertama adalah seorang beraliran sosialis-utopis
besar bernama Saint Simon pada abad ke-19. Saint Simon memiliki pandangan tentang
sosialisme ketika terjadi pembelaan atas sistem penyerapan kepada pemilik modal atau
kaum Borjuis. Dimana pada masa itu perkembangan kaum proletar belum meluas. Saint
Simon sendiri mengkritik akan hal tersebut mengenai sistem kapitalis bahkan tidak
mendukung para perintis terdahulu seperti JJ. Rosseau dengan mengganggap masyarakat
yang ideal merupakan pondasi dalam membentuk kekeluargaan dalam lingkungan
masyarakat itu sendiri.
Seperti pada umumnya, Saint Simon menginginkan terwujudnya masyarakat yang
adil. Dalam hal ini mengajak dan menyerukan bahwa negara hanya seperlunya dalam
menguasai alat-alat produksi sehingga juga memungkinkan adanya peluang bagi kaum
proletar. Sehingga dalam perintisannya Saint Simon mendapatkan julukan bapak
sosialisme.
2) Fourisee
Fourisee merupakan tokoh sosialis pertama di Eropa, dia mendukung pemikiran
sosialisme ketika terlihat perbedaan pada lingkup ekonomi antara kaum kapitalis dan
tenaga kerja atau buruh. Dirasa sangat memprihatinkan akhirnya Fourisee memberikan
usulan mengenai pembangunan kompleks perumahan terhadap empat hingga lima ratus
kepala keluarga. Kompleks perumahan tersebut bertujuan untuk memisahkan dengan
kelompok-kelompok penguasa ekonomi dan politik. Hal lain Fourisee juga tidak
mendukung adanya penerapan sistem kapitalis karena akan hanya berdampak pada
pertentangan terhadap kaum buruh. Namun semua pandangan positif tersebut tidak
direspon oleh pemerintahan Perancis karena bagaimanapun juga sistem kapitalis sudah
meluas dan Fourisee masih belum banyak mendapat pengikut.
3) Louis Blanc
Louis merupakan tokoh revolusioner sekaligus pendukung dan perancang terjadi
Revolusi Perancis. Sebagai pendukung sosialisme dia berpendapat bahwa perlu adanya
peraturan yang mengikat beserta perlengkapannya mengenai pendirian pabrik-pabrik
yang menyangkut semua sarana dan alat maupun bahan produksi, sebagai kewajiban
disetiap negara. Hal tersebut jika berjalan dengan baik memungkinkan adanya
kesempatan bagi para pegawai untuk mengatur dan mengembangkan hasil-hasil
produksi. Serta para buruh yang berpeluang sebagai penghasil dan pengurus jalannya
produksi. Menurut Louis kapitalisme akan hilang dengan sendirinya jika adanya
kesinambungan dalam terwujudnya pekerjaan yang sama rata. Terhadap para kaum
buruh juga diberikan tugas dalam menjalankan organisasi dan managemen perusahaan.
Dimana jika hal itu dapat diterapkan dapat memajukan dan mengembangkan produksi,
penjualan pasar bahkan keuntungan yang merata sehingga terciptanya sosialisme
kooperatif. Namun hal serup juga dirasakan oleh Louis karena pandangannya kurang
mendapatkan respon oleh masyarakat umum dan juga ditentang keras oleh pelaku
ekonomi maupun politisi.
4) Karl Marx
Pandangan sosialisme dari Karl Marx bertentangan dengan konsep sosialisme yang
digagas oleh Owen maupun Fourier. Sebelumnya dia pernah menulis sebuah pernyaatan
dalam karya monumentalnya pada tahun 1867 dengan makna suatu saat nanti sistem
kapitalisme akan hilang dan akan tercipta sebuah masa baru setelahnya. Mengenai hal
tersebut selama lebih dari seratus tahun para penentang banyak yang merasa takut dan
bagi kaum sosialis merekan percaya akan hal itu. Bagi penentang mereka menyakini
bahwa yang dikatakan Marx benar tentang kapitalisme runtuh dan akan digantikan oleh
sosialisme. Pandangan sosialisme terdahulu yang kebanyakan mengarahkan bagi
keadilan dan kebahagiaan setiap manusia, merupakan sebuah angan-angan menurut
Marx. Menurutnya semua itu tidak bisa dicapai dan diwujudkan sebagai pemikiran awal
dimasa modern ini.
Bagi Marx pandangan sosialisme bertujuan bukan sebagai sebuah jalan maupun
kontruksi bentuk penyelesaian dalam sistem masyarakat. Dimana dalam proses
perkembangan sejarah dapat melahirkan 2 kelas yang saling berpengaruh. Akibat adanya
pengaruh dari setiap kelas akan menimbulkan pertentangan pada keadaan ekonomi
maupun tingkatan sosial. Selanjutnya pertentangan itu juga akan hilang dengan
perubahan dan pola pikir tentang ekonomi atas kebutuhan dalam masyarakat.
5) Charles Fourier
Charles Fourier merupakan pendukung pemikiran sosialisme yang merupakan
pengikut ajaran-ajaran Saint Simon di Perancis. Pandangan Fourier sendiri tercetus
ketika revolusi Perancis mengenai keadilan, persaudaraan dan persamaan yang berkaitan
dengan masyarakat borjuis tentang kemerosotan moral bahkan bidang material.
Masyarakat borjuis dikritik tajam oleh Fourier terkait ide-ide maupun kontradiksinya.
Di sisi lain secara tidak langsung membentuk susunan masyarakat yang berbeda seperti
golongan rendah yang semakin tidak berdaya dengan kemiskinan sehingga kekayaan
yang melimpah bagi golongan atas. Sehingga adanya perbedaan yang sangat terlihat
pada susunan masyarakat. Maka tidaklah bukan terjadi penindasan demi berjalannya
sistem dalam kemasyarakatan.
Filsafat yang dipakai Marxisme adalah materialisme. Kompenen dalam filsafat
materialisme terdiri atas:
a) Dialektika Hegel,
b) Teori Fuerbach, dan
c) Konsep mterialisme historis Marx.
Marxisme, yang digagas oleh seorang tokoh besar yang cukup berpengaruh di
dunia, Karl Marx, muncul sebagai refleksi dan kritik tajamnya terhadap perilaku- perilaku
kapitalisme yang berimplikasi pada penindasan terhadap kelas ‘bawah’ oleh kelas ‘atas’
yang lebih dominan secara ekonomi dan politik, serta alienasi yang terjadi, baik pada
kelompok pemilik kapital (modal) maupun kelompok buruh yang tersubordinasikan dalam
jeratan industrialisasi. Dalam banyak hal, Karl Marx lebih dipersonifikasikan sebagai tokoh
ekonomi-politik serta pejuang kaum buruh. Selama ini, kajian-kajian ilmiah hanya
menyoroti teori “sejarah pertentangan kelas antara kaum borjuis dan proletar” yang
merupakan titik pijak pemikiran Marx.
Namun, dalam penilaian Nurani Soyomukti, Karl Marx bukan hanya pemikir
ekonomi-politik, tapi juga seorang pemikir pendidikan kenamaan. Bahkan ia adalah
pelopor dan peletak teori pendidikan kritis dan pembebasan, bukan Paulo Freire
sebagaimana diyakini banyak kalangan.
Berikut merupakan tokoh-tokoh penting dalam Marxisme
1) Karl Marx
Karl Marx (1818-1883) dilahirkan di Trier, di Prusia barat, dari keluarga
asal Yahudi yang kemudian pindah ke Protestan. Ia belajar hukum, sejarah, dan
filsafat. Selama pekerjaan pertamanya sebagai jurnalis di “Gazette Renana”, ia
mendapati dirinya tenggelam dalam arus yang berbeda dari filsafat Jerman Hegel
dan Feuerbach, sosialisme utopis Prancis, dan ekonomi politik Inggris. Doktrin
filosofisnya dimulai dari manusia sebagai yang bertindak dan bukan sebagai yang
berpikir. Dia mengkritik agama dan negara yang menurutnya adalah pencapaian
imajiner dan menggantikan kesadaran ilahi dengan kesadaran manusia.
“Solidaritätslied” menjadi benang merah antara Brecht dengan karyanya
yang komunis, radikal revolusioner, sosialis Marxis, dan anti borjuis. Karl Marx
adalah pencetus paham Marxisme yang banyak memberikan ide pada Brecht
mengenai materialisme historis dan anti borjuis. Karl Marx (1818-1883), pelopor
utama gagasan sosialisme ilmiah dilahirkan di kota Trier, Jerman. Menurut Al-
Khatab (Kristeva, 2011: 74) ayah Marx seorang ahli hukum dan di umur tujuh belas
tahun Karl Max masuk Universitas Bonn megambil jurusan hukum. Lalu berpindah
ke Universitas Jena dengan mendapat gelar doktor dalam ilmu filsafat.
Di Paris, pada tahun 1847 Marx pertama kali menerbitkan buah pikirannya
yang penting The Poverty of Philosophy (kemiskinan filsafat). Tahun berikutnya
bersama Engels mereka menerbitkan Manifesto Komunis pada januari 1848.
Sebulan kemudian pecahlah revolusi 48 yang bermula terjadi di Perancis dan
akhirnya melanda hingga Austria. Jilid pertama Das Kapital, karya ilmiah Marx
yang memuat kritik terhadap kapitalisme terbit di tahun 1867 (Kristeva, 2011: 74).
Al Khatab menambahkan bahwa filsafat pemikiran Marx atau Marxisme
telah masuk pada struktur kognisi hampir seluruh ilmu pengetahuan, yakni
sosiologi, antropologi, ekonomi dan lainnya. Secara singkat Marxisme merupakan
sistem dari pandangan Karl Marx yang mencakup materialisme dialektis dan
materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial untuk memberikan
kritik tajam atas kapitalisme dalam kaitannya dengan eksploitatif borjuis atas
proletariat. Menurut pandangan Marxisme sejarah manusia adalah sejarah
perjuangan kelas.
2) Friedrich Engels
Tokoh kedua adalah Friedrich Engels (1820-1895) Engels adalah putra dari
keluarga Jerman yang membuat kekayaannya berkat industri tekstil. Dia belajar
filsafat di Berlin dan pengagum ide-ide Hegel dan Feuerbach. Di sanalah dia
bertemu Karl Marx, yang kemudian dia temui bertahun-tahun kemudian, selama
perjalanan di Paris. Engels menyadari bahwa ia dan Marx memiliki pandangan
filosofis yang serupa dan memutuskan untuk bekerja sama. Engels mendukung
Marx secara finansial dan bekerja sama secara erat dengannya. Karya-karya luar
biasa Marxisme.
Marxisme telah menghasilkan banyak bibliografi yang signifikan dalam
bidang filsafat, politik, dan ekonomi-sosial, namun karya-karya Marxisme yang
paling representatif adalah “Modal” dan “Manifesto Comunista”. Karya Karl Marx
ini disajikan dalam tiga volume, namun, Marx hanya bisa melihat yang pertama
diterbitkan di Hamburg pada tahun 1867 yang diterbitkan; dua lainnya diterbitkan
oleh Engels pada tahun 1885 dan 1894. Dalam karya ini, kritik dari masa kini
sehubungan dengan sistem kapitalis disajikan. Marx menjelaskan bagaimana
eksploitasi borjuis adalah suatu kondisi yang tergantung pada kapitalisme, di mana
ada seorang pekerja yang menghasilkan laba lebih tinggi dari gajinya dan boslah
yang membuat sisa dari keuntungan itu menghasilkan kekayaan. Adapun karya
Manifesto Comunista diproduksi oleh Karl Marx dan Friedrich Engels antara tahun
1847 dan 1848 adalah proklamasi yang mengungkapkan tiga ide penting yaitu
sejarah politik dan intelektual masyarakat ditandai oleh produksi dan formasi social
ekonominya (kelas sosial); Perjuangan kelas sosial atas dasar kepemilikan pribadi
dan eksploitasi dan proletariat mewakili kemanusiaan dan hanya dapat dibebaskan
melalui revolusi komunis dan penghapusan kepemilikan pribadi.
3) Vladimir Lenin (1870-1924)
Lenin adalah pemimpin Revolusi Bolshevik di Rusia pada tahun 1917 dan pendiri
Uni Soviet. Dia mengembangkan teori dan strategi revolusi proletar yang
dikembangkan oleh Marx dan Engels. Karyanya yang terkenal adalah
"Imperialisme, Fase Tertinggi Kapitalisme" dan "Negara dan Revolusi".
4) Leon Trotsky (1879-1940)
Trotsky adalah seorang revolusioner Soviet dan salah satu pemimpin utama
Revolusi Oktober 1917. Dia adalah tokoh penting dalam pembentukan Tentara
Merah dan memainkan peran kunci dalam politik Soviet awal. Trotsky juga dikenal
karena karyanya dalam mengembangkan teori revolusi permanen.
5) Rosa Luxemburg (1871-1919)
Rosa Luxemburg adalah seorang teoretikus dan aktivis politik sosialis. Dia adalah
pendiri Partai Sosial Demokrat Independen Jerman dan terkenal karena kritiknya
terhadap perang dan imperialisme. Karyanya yang terkenal adalah "Pemogokan
Massa, Partai dan Sosial Demokrasi" dan "Akkumulasi Modal".
6) Che Guevara (1928-1967)
Che Guevara adalah seorang revolusioner dan pemimpin gerilya dari Argentina. Dia
berperan dalam Revolusi Kuba dan menjadi salah satu tokoh ikonik dalam gerakan
sosialis-Marxisme di seluruh dunia.
7) Antonio Gramsci (1891-1937)
Gramsci adalah seorang teoretikus politik dan anggota Partai Komunis Italia. Dia
mengembangkan konsep hegemoni budaya dan mengusulkan strategi untuk
mencapai perubahan sosial melalui perjuangan budaya dan intelektual.
8) Mao Zedong (1893-1976)
Mao Zedong adalah pemimpin Komunis Tiongkok dan pendiri Republik Rakyat
Tiongkok. Dia mengembangkan teori revolusi proleter di pedesaan dan memimpin
Gerakan Kebudayaan Besar.
9) Ernesto "Che" Guevara (1928-1967)
Che Guevara adalah seorang revolusioner Argentina yang menjadi salah satu tokoh
ikonik dalam gerakan sosialis-Marxisme. Dia berperan dalam Revolusi Kuba dan
melanjutkan perjuangannya di berbagai negara di Amerika Latin.
10) Salvador Allende (1908-1973): Allende adalah presiden Chili pertama yang terpilih
secara demokratis dengan dukungan Partai Sosialis Chili.

2.4 Pemikiran Pokok Sosialisme-Marxisme


Pemikiran pokok dari sosialisme Marxis adalah dasar dari teori Marxis yang
dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Berikut adalah beberapa pemikiran pokok
dari sosialisme Marxis:
• Materialisme Historis: Marxisme mendasarkan pemahamannya tentang masyarakat dan
sejarah pada materialisme historis. Marx berpendapat bahwa struktur ekonomi,
khususnya hubungan produksi, adalah kekuatan utama yang membentuk perkembangan
sejarah. Dalam konteks ini, Marx membagi masyarakat ke dalam kelas sosial, yaitu
pemilik modal (kapitalis) dan pekerja (proletariat), yang bertentangan satu sama lain.
• Perjuangan Kelas: Marxisme melihat masyarakat sebagai medan perjuangan antara
kelas-kelas sosial. Marx berpendapat bahwa kapitalisme menciptakan ketidakadilan dan
eksploitasi, di mana pemilik modal mengambil keuntungan dari tenaga kerja proletar.
Marxisme menganjurkan perjuangan proletariat untuk mencapai revolusi sosial yang
akan menggulingkan kapitalisme dan menggantikannya dengan sosialisme.
• Pembebasan Proletariat: Pemikiran Marxis bertujuan untuk membebaskan proletariat
dari penindasan kapitalis. Marxisme percaya bahwa proletar adalah kelas yang dipaksa
bekerja untuk mempertahankan diri sendiri, tetapi juga merupakan kelas yang memiliki
potensi untuk membebaskan diri mereka sendiri melalui perjuangan kolektif. Marxisme
menganjurkan solidaritas kelas dan penghapusan kepemilikan swasta atas alat produksi.
• Kritisisme terhadap Kapitalisme: Marxisme mengkritik kapitalisme karena dianggap
sebagai sistem ekonomi yang tidak adil dan tidak berkelanjutan. Marx melihat
kapitalisme sebagai sistem yang didasarkan pada eksploitasi tenaga kerja, alienasi, dan
ketimpangan ekonomi. Dia berpendapat bahwa kapitalisme cenderung menghasilkan
krisis ekonomi, ketidakstabilan sosial, dan konflik kelas.
• Sosialisme dan Komunisme: Marxisme mengusulkan sosialisme sebagai tahap transisi
antara kapitalisme dan komunisme. Sosialisme akan terjadi setelah proletar merevolusi
masyarakat, mengambil alih alat produksi, dan membentuk negara sosialis yang
mengelola produksi secara kolektif. Pada akhirnya, Marxisme mengarah pada
masyarakat komunis ideal di mana kepemilikan swasta dihapuskan, dan sumber daya
dialokasikan secara adil berdasarkan kebutuhan masing-masing individu.
Pandangan Marxisme tentang negara merupakan antitesa dari pandangan liberalisme
tentang negara yang menganggap bahwa negara adalah kontrak sosial untuk perdamaian. Basis
analisis Marxisme adalah materialisme dialektika historis, atau dengan kata lain berdasarkan
kenyataan material yang berkembang melalui proses historis. Karena itu Marxisme melihat
bahwa perdamaian akan ada ketika negara lenyap. Tahapan ini oleh Marxisme disebut sebagai
tahapan masyarakat komunis.
Menurut Marx, sejarah bersifat material, artinya sejarah mengacu pada kondisi-kondisi
fundamental eksistensi manusia. Metode materialis Marx inilah yang membedakan
pandangannya dari pandangan Hegel. Obyek studinya adalah terhadap kehidupan sosial
ekonomi manusia yang nyata dan terhadap pengaruh pandangan hidup manusia yang
sebenarnya pada cara berpikir dan merasanya. Berkebalikan dengan filsafat Jerman, yang
menurut Marx turun dari langit ke bumi, filsafat Marx, menurutnya, justru naik dari bumi ke
langit. Dengan kata lain, Marx tidak berangkat dari apa yang sedang dibayangkan, dipahami
manusia sekarang ini, juga bukan dari apa yang telah diceritakan, dipikirkan atau dibayangkan,
dan dipahami manusia pada zaman dahulu menuju manusia dalam bentuk fisik. Marx berangkat
dari manusia yang nyata dan aktif dan berdasarkan proses kehidupannya yang nyata (Fromm,
2001:14).
Kenyataanya, materialisme Marx berbeda dengan materialisme lainnya yang punya
kecenderungan untuk melihat alam sebagaimana layaknya sebuah mesin, atau dengan kata lain
menuhankan materi dan tidak melihat materi dalam prosesnya. Marx menentang materialisme
mekanis dan borjuis seperti itu (Fromm, 2001:13). Materi di sini mengacu pada kondisi sosial
ekonomi manusia, seperti yang dikemukakan Marx, “Dalam produksi sosial kehidupan mereka,
manusia memenuhi hubungan-hubungan tertentu yang mutlak dan tidak tergantung pada
kemauan mereka; hubunganhubungan ini sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu tenaga-
tenaga produktif materialnya. Jumlah seluruh hubungan-hubungan produksi ini merupakan
struktur ekonomi masyarakat, dasar nyata di mana di atasnya timbul suatu bangunan atas
yuridis dan politis dan dengannya bentuk-bentuk kesadaran sosial, politik dan spiritual pada
umumnya. Bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka tetapi sebaliknya,
keadaan sosial merekalah yang menentukan kesadaran mereka” (Suseno, 2001:142).
Jadi materi dalam pandangan Marx adalah bagaimana cara manusia menghasilkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Cara produksi terdiri dari hubungan-hubungan
produksi (hubungan kerjasama atau pembagian kerja antara manusia yang terlibat proses
produksi) dan tenaga-tenaga produktif (kekuatan-kekuatan yang dipakai oleh masyarakat untuk
mengerjakan dan mengubah alam, yang terdiri dari alat-alat kerja, manusia dengan kecakapan
masing-masing, dan pengalaman-pengalaman dalam produksi (teknologi) (Suseno, 2001:143).
Filsafat Marxisme mendasarkan diri pada materi, yang dalam hal ini adalah kondisi
sosial dan ekonomi atau untuk lebih spesifiknya disebut corak produksi yang terdiri dari
hubungan produktif dan kekuatan produktif. Setiap proses perkembangan sejarah selalu tidak
bisa lepas dari “kontradiksi” antara kedua komponen corak produksi ini.
Sejarah juga bukan hanya sejarah para tokoh tetapi adalah sejarah masyarakat, lebih
khususnya adalah sejarah kelas-kelas yang saling berkontradiksi (bertentangan) dan antara
hubungan produksi dan kekuatan produktif. Masyarakat manusia adalah sebuah kolaborasi
yang berawal secara historis dalam perjuangan untuk keberadaan dirinya dan keberlangsungan
generasinya. Karakter sebuah masyarakat ditentukan oleh sistem ekonominya. Sistem ekonomi
tersebut ditentukan oleh penggunaan buruh produktif oleh masyarakat itu. Setiap rezim sosial
hingga sekarang telah mendatangkan keuntungan luar biasa bagi kelas penguasa. Dengan
alasan itu, jelas bahwa rezim-rezim sosial tidak abadi. Mereka muncul secara historis, dan lalu
menjadi penghambat kemajuan lebih lanjut. “Semua yang muncul patut dihancurkan”. Tetapi
tak ada kelas penguasa yang secara sukarela dan damai mau begitu saja turun dari
kekuasaannya (Trotsky dkk, 2002: 214-215) untuk itulah perjuangan kelas tertindas yang
terorganisasi adalah jawabannya. Inilah inti dari teori Materialisme Dialektika Historis.

2.5 Pengaruh Sosialisme-Marxisme di Dunia


Pengaruh sosialisme Marxisme di dunia sangat besar dan mencakup berbagai aspek
kehidupan politik, ekonomi, dan sosial.
Berikut adalah beberapa pengaruh sosialisme Marxisme di dunia:
• Revolusi Rusia: Salah satu pengaruh paling signifikan dari Marxisme adalah Revolusi
Rusia pada tahun 1917. Revolusi ini menggulingkan pemerintahan Kekaisaran Rusia dan
mendirikan negara sosialis pertama di dunia, yaitu Uni Soviet. Revolusi Rusia membawa
pengaruh yang besar terhadap perkembangan gerakan komunis di berbagai belahan dunia.
• Gerakan Buruh: Pemikiran Marxisme memberikan dasar bagi gerakan buruh internasional.
Marxisme mengilhami pendirian serikat buruh, pemogokan, dan perjuangan untuk hak-hak
pekerja. Gerakan buruh di berbagai negara telah berjuang untuk memperoleh hak-hak
buruh, kondisi kerja yang adil, dan redistribusi kekayaan.
• Pembentukan Partai Komunis: Marxisme juga mendorong pembentukan partai-partai
komunis di berbagai negara. Partai-partai komunis ini memiliki tujuan untuk mencapai
masyarakat sosialis dengan mengikuti panduan Marxisme. Beberapa partai komunis yang
terkenal adalah Partai Komunis Tiongkok, Partai Komunis Kuba, dan Partai Komunis
Vietnam.
• Pengaruh dalam Ilmu Sosial: Pemikiran Marxisme juga memiliki pengaruh yang signifikan
dalam ilmu sosial, seperti sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik. Konsep-konsep seperti
konflik kelas, alienasi, eksploitasi, dan materialisme historis menjadi fokus utama dalam
analisis sosial dan ekonomi.
• Pembentukan Negara-negara Sosialis: Ideologi Marxisme mempengaruhi pendirian
negara-negara sosialis di berbagai belahan dunia. Selain Uni Soviet, negara-negara seperti
Tiongkok, Kuba, Vietnam, dan Korea Utara mendasarkan sistem politik dan ekonomi
mereka pada prinsip-prinsip Marxisme.
• Kontroversi dan Kritik: Pengaruh sosialisme Marxisme juga melahirkan kontroversi dan
kritik. Beberapa kritik menyebutkan bahwa penerapan Marxisme dalam praktik seringkali
menghasilkan rezim otoriter, pembatasan hak asasi manusia, dan kegagalan ekonomi.
Namun, pendukung Marxisme berpendapat bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh
faktor-faktor lain dan bukan dari prinsip-prinsip inti Marxisme itu sendiri.
• Marxisme juga memiliki pengaruh dalam dunia pendidikan, di mana teori ini terus
diperdebatkan dan diperbarui dalam penelitian dan praktik. Beberapa aspek dari marxisme
telah diterapkan dalam pendidikan, seperti pendekatan kritis dalam pembelajaran dan
pengajaran dan penekanan pada keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Sebagian
besar pendidik marxisme percaya bahwa pendidikan harus digunakan sebagai alat untuk
melawan hegemoni dan dominasi kaum borjuis dalam masyarakat. Pendidikan harus
menggunakan kritik sosial sebagai alat untuk mengubah masyarakat kapitalis menjadi
masyarakat sosialis yang adil dan setara.
Pengaruh sosialisme Marxisme di dunia terus berlanjut dan berubah seiring waktu.
Meskipun beberapa negara yang dulunya menganut paham ini telah mengubah arah politik
mereka, gagasan Marxisme masih menjadi sumber inspirasi bagi banyak gerakan sosial dan
pemikir di berbagai belahan dunia.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pemabahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik


kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Konsep sosialisme marxisme adalah bahwa fase sejarah tertentu yang akan menggantikan
kapitalisme dan didahului dengan komunisme. Karakteristik utama dari sosialisme
(terutama yang dipahami oleh Marx dan Engels setelah Komune Paris 1871) adalah bahwa
kaum proletar akan mengontrol alat-alat produksi melalui negara buruh yang didirikan oleh
para pekerja di kepentingan mereka.
2. Istilah Sosialisme pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Vinet dalam artikelnya yang
dimuat di surat kabar Le Semeur pada tahun 1831. Sedangkan Marxisme sendiri pertama
kali diperkenalkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels pada tahun 1848 melalui buku
mereka yang berjudul The Communist Manifesto. Marxisme merupakan bentuk protes
Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan
uang dengan mengorbankan kaum proletar.
3. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam sosialisme – marxisme adalah Karl Max dan
Friedrich Engels. Dimana Karl Max sendiri merupakan pelopor dari aliran socialism
marxisme.
4. Tujuan utama ajaran marxisme yaitu mendudukkan masyarakat khususnya kaum buruh
pada martabat dan kekuasaannya. Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut, perlu
diadakan perubahan dalam sistem sosial secara besar-besaran (revolusi). Melalui revolusi
maka segala bentuk penindasan, ketidakadilan, alienasi yang sumbernya dari alat produksi
secara pribadi dapat dihapuskan. Pokok pemikiran dari sosialisme-marxisme adalah terkait
Karl Marx dan Friedrich Engels yang merilis manifesto komunis mereka pada tahun 1848.
Bersama-sama, Marx dan Engels mengkritik kapitalisme dan memproklamirkan sebuah
masyarakat baru di mana orang-orang bekerja sama dalam suatu tatanan sosial yang adil
dan setara.
5. Pengaruh sosialisme – marxisme terhadap dunia adalah dalam berbagai bidang, beberapa
diantaranya adalah bidang politik yang berpengaruh yaitu dalam berbagai gerakan sosialis
dan komunis di seluruh dunia, serta dalam pergerakan untuk menghapuskan kepemilikan
pribadi atas sumber daya produksi. Sedangkan dunia pendidikan yaitu terus diperdebatkan
dan diperbarui dalam penelitian dan praktik. Beberapa aspek dari marxisme telah
diterapkan dalam pendidikan, seperti pendekatan kritis dalam pembelajaran dan
pengajaran. Dan pengaruh sosialisme atas serikat-serikat buruh di Indonesia membawa
penyebarluasan konsep kaum buruh sebagai sebuah kelas yang teraniaya, dan mengajarkan
perlawanan-perlawanan berdasarkan teori perjuangan kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Kristeva, N. S. S., 2010. Sejarah Ideologi Dunia: Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme,
Anarkisme, Anarkisme dan Marxisme, Konservatisme. Eye on The Revolution Press Institute for
Philosophycal and Social Studies (INPHISOS).

Wiratama, N. S., dkk. 2021. Perkembangan Sosialisme di Dunia Abad ke-19 Serta Pengaruhnya
di Indonesia. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Zulhaili, M., Indriaty, I. 2020. Pengaruh Sosialis Marxisme di Dunia Arab. Malaysia: Borneo
International Journal.

Permata, Harsa. 2011. FILSAFAT DAN KONSEP NEGARA MARXISME. Mahasiswa Program
Pascasarjana Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Habibah, Sri Ayu. 2015. IDEOLOGI SOSIALISME MARXISME DAN PERJUANGAN


KELAS DALAM PUISI “SOLIDARITÄTSLIED” KARYA BERTOLT BRECHT: KAJIAN
SEMIOTIKA RIFFATERRE. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Afifuddin. 2015. Pendidikan Dengan Pendekatan Marxis-Sosialis.

Wikandaru, Reno. Cahyo, Budhi. 2016. LANDASAN ONTOLOGIS SOSIALISME. Fakultas


Filsafat, Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai