Anda di halaman 1dari 20

Diskusikan : 1. Tindakan apa yang kalian lakukan apabila ada ular (obyek sosial) masuk ke rumah kalian? 2.

Seseorang pemuda yang lama hidup di negara barat dan terbiasa membarengi setiap perkenalannya dengan mencium pipi lawan jenisnya, Apa yang akan terjadi bila itu diterapkan kepada seorang gadis desa yang lugu serta tinggal di sebuah desa terpencil dimana mayoritas penduduknya beragama islam? 3. Kesimpulan apa yg dapat diambil dr dua pertanyaan diatas menurut kalian?

Teori Interaksionisme Simbolik

Inti pandangan pendekatan teori ini adalah individu. Para ahli di belakang teori ini mengatakan bahwa individu merupakan hal yang paling penting dalam konsep sosiologi. Mereka melihat bahwa individu adalah obyek yang bisa secara langsung ditelaah dan dianalisis melalui tindakan sosial dan proses interaksinya . Pendekatan yang dilakukan oleh kaum interaksionis menekankan perlunya sosiologi memperhatikan definisi atau interprestasi subjektif yang dilakukan aktor/individu terhadap stimulus objektif, bukanya melihat sebagai tanggapan langsung terhadap stimulus sosial

Skema Tindakan sosial ala interaksionalisme simbolik

Stimulus

Respon/ tindakan

Proses mental/ minding process


symbolic interactionist there is a mindingprocess that interveness between stimulus and response. It is this mental process, and not simply the stimulus, that determines how a man will react

Ada dua konsep dalam teori interaksionis ini yakni konsep pemikiran George Herbert Mead dan konsep pemikiran dari Erving Goffman. Skema akar historis kedua ilmuwan tsb adalah:
Filsafat Pragmatisme (Konsep Mind)

mempengaruhi

Konsep Pemikiran: 1.George Herbert M 2. Erving Goffman

Paradigma Definisi Sosial

mempengaruhi

Konsep pemikiran George Herbert Mead Konsep Diri (the self). Diri bukanlah tubuh, melainkan dia baru menjadi diri ketika mind berkembang, ini dibentuk dan diubah melalui proses interaksi (sosialisasi) dengan lingkungan sosial (melakukan hubungan sosial). Self dalam sosialisasi yang dialami oleh individu mengalami 3 (tiga) fase perkembangan;

Play Stage (tahap bermain)

Game stage (tahap permainan)

Generalized other

Pertama adalah Play Stage atau tahap bermain. Dalam fase atau tahapan ini, seorang anak bermain atau memainkan peran orang orang yang dianggap penting baginya. Fase kedua dalam proses sosialisasi serta proses pembentukan konsep tentang diri adalah Game Stage atau tahap permainan, dimana dalam tahapan ini seorang anak mengambil peran orang lain dan terlibat dalam suatu organisasi yang lebih tinggi.. Dengan fase ini, anak belajar sesuatu yang melibatkan orang banyak, dan sesuatu yang impersonal yaitu aturan aturan dan norma norma. Sedang fase ketiga adalah generalized other (orang lain yg digeneralisir) merupakan hasil dari fase kedua, yaitu harapanharapan, kebiasaan-kebiasaan, standar-standar umum dalam masyarakat. Dalam fase ini anak-anak mengarahkan tingkah lakunya berdasarkan standar-standar umum serta normanorma yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam diri tersebut terdapat dua komponen, yakni I dan Me semua tersebut menyesuaikan perilaku seseorang sebagai tanggapan terhadap situasisituasi sosial tertentu.

I Diri The Self


menjadi menjadi bertujuan bertujuan

Pengambilan peranan (roll-taking)

Me

Tindakan Perbuatan bagi George Herbert Mead adalah unit paling inti dalam teori ini, yang mana Mead menganalisa perbuatan dengan memusatkan perhatian pada stimulus dan respon. Mead mengemukakan bahwa stimulus tidak selalu menimbulkan respon otomatis seperti apa yang diperkirakan oleh actor, karena stimulus adalah situasi atau peluang untuk bertindak dan bukannya suatu paksaan. Mead menjelaskan bahwa ada empat tahap yang masingmasing dari tahap tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam setiap perbuatan. 1. Impuls adalah tahap paling awal dalam keempat tahap diatas. Dia adalah reaksi yang paling awal dimana dia berfungsi untuk dirinya sendiri. Impuls melibatkan stimulasi inderawi secara langsung dimana respon yang diberikan oleh actor adalah bertujuan untuk kebutuhan dirinya sendiri.

2. Persepsi adalah tahapan kedua, dimana dia adalah pertimbangan, bayangan maupun pikiran terhadap bagaimana cara untuk bisa memenuhi impuls. Dalam tahapan ini, actor memberikan respon atau bereaksi terhadap stimulus yang berkaitan dengan impuls tadi. Misal, berkaitan dengan

3. Manipulasi adalah tahapan selanjutnya yang masih berhubungan dengan tahap-tahap sebelum. Dalam tahapan ini actor mengambil tindakan yang berkaitan dengan obyek yang telah dipersepsikan. Bagi Mead, tahapan ini menciptakan jeda temporer dalam proses tersebut, sehingga suatu respon tidak secara langsung dapat terwujud.
4. Konsumsi adalah upaya terakhir untuk merespon impuls. Dalam tahapan ini, dengan adanya pertimbangan maupun pemikiran secara sadar, actor dapat mengambil keputusan atau tindakan yang umumnya akan berorientasi untuk memuaskan impuls yang ada di awal tadi.

Society (Masyarakat) Masyarakat dalam konteks pembahasan George Herbert Mead dalam teori Interaksionisme Simbolik ini bukanlah masyarakat dalam artian makro dengan segala struktur yang ada, melainkan masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih mikro, yaitu organisasi social tempat akal budi (mind) serta diri (self) muncul. Bagi Mead dalam pembahasan ini, masyarakat itu sebagai pola-pola interaksi dan institusi social yang adalah hanya seperangkat respon yang biasa terjadi atas berlangsungnya pola-pola interaksi tersebut, karena Mead berpendapat bahwa masyarakat ada sebelum individu dan proses mental atau proses berpikir muncul dalam masyarakat. Jadi, pada dasarnya Teori Interasionisme Simbolik adalah sebuah teori yang mempunyai inti bahwa manusia bertindak berdasarkan atas makna makna, dimana makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain, serta makna makna itu terus berkembang dan disempurnakan pada saat interaksi itu berlangsung.

Komponen Sistem Teoritis Mead

Lingkungan Fisik Masyarakat Makro Masyarakat Mikro

Perilaku (terbuka& tertutup)

Individu Biologis

Konsep Pemikiran Erving Gofman Terkenal dengan Konsep Dramarturgi suatu pandangan tentang kehidupan sosial sebagai serentetan pertunjukan drama dalam sebuah pentas. Diri adalah pengaruh dramatis yang muncul dari suasana yang ditampilkan (interaksi dramatis). Membagi peryataan dalam dua macam yaitu : 1. Pernyataan yang diberikan (expression given), yaitu sarana-sarana tanda yang dengan sengaja dipergunakan untuk menyampaikan informasi tertentu kepada orang lain 2. Pernyataan lepas (expression given off) yaitu informasi yang disampaikan tanpa sengaja.

Manajemen pengelolaan kesan

backstage Dramaturgi

setting

frontstage

Front personal

Penampilan

gaya

Proses interaksi itu adalah merupakan seni pengaturan kesan,masalah utama yang dihadapi setiap individu adalah bagaimana mengontrol kesan-kesan yang diberikan kepada orang lain. 1. Melakukan tindakan yg dapat menciptakan loyalitas dramaturgis agar penonton tdk mengetahui pribadi aktor 2. Melakukan disiplin dramturgis dengan menjaga kesadaran, pengendalian diri, pengaturan ekspresi muka dan suara 3. Melakukan kehati-hatian draturgis dengan melakukan skenario pertunjukan terlabih dahulu sebelum pementasan

Role distance (jarak peran) Adalah jarak peran dari seseorang dalam lingkungan sosialnya. Goffman memberikan gambaran bahwa orang yang berstatus sosial lebih tinggi dibanding orang lain, maka ia akan lebih sering menunjukkan atau membangun jarak sosialnya dengan orang lain yang memiliki status sosial yg lebih rendah darinya. Orang yang bertatus lebih rendah akan cenderung lebih bertahan dalam menunjukkan jarak peran yang dimiliki atau terjadi di lingkungan sosialnya. Orang melakukan peran sosialnya dibagi dua yakni identitas sosial virtual dan identitas sosial aktual,ini menyebabkan terjadinya discreditable stigma

Dengan mengetahui interaksionisme simbolik sebagai teori maka kita akan bisa memahami fenomena sosial lebih luas melalui pencermatan individu. Ada tiga premis utama dalam teori interaksionisme simbolis ini, yakni 1.manusia bertindak berdasarkan makna-makna; 2. makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain; 3. makna tersebut berkembang dan disempurnakan saat interaksi tersebut berlangsung. teori interaksionisme simbolik memiliki beberapa gagasan. Di antaranya adalah mengenai Konsep Diri.

Dari sini kita bisa membedakan teori interaksionisme simbolis dengan teori-teori lainnya, yakni secara jelas melihat arti dasar pemikiran kedua yang mengacu pada sumber dari arti tersebut.Teori interaksionisme simbolis memandang bahwa arti muncul dari proses interaksi sosial yang telah dilakukan. Arti dari sebuah benda untuk seseorang tumbuh dari cara-cara di mana orang lain bersikap terhadap orang tersebut. Sehingga interaksi simbolis memandang arti sebagai produk sosial; Sebagai kreasi-kreasi yang terbentuk melalui aktifitas yang terdefinisi dari individu saat mereka berinteraksi. Pandangan ini meletakkan teori interaksionisme simbolis pada posisi yang sangat jelas, dengan implikasi yang cukup dalam. Tokoh-tokoh Teori Interaksionisme Simbolik.

Teori Interaksionalisme simbolik dapat diringkas dengan prinsip dasar berikut :


Tidak seperti binatang, manusia dibekali kemampuan untuk berpikir Kemampuan berfikir dibentuk oleh interaksi sosial Dalam interaksi sosial, manusia mempelajari makna dan simbol yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berpikir mereka yang khusus itu. Makna dan simbol memungkinkan manusia melakukan tindakan khusus dan berinteraksi Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka terhadap situasi Manusia mampu memodifikasi dan mengubah, sebagian karena kemapuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, yang memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatifnya dan kemudian memilih satu diantara serangkaian peluang tindakan itu Pola aksi dan interaksi yang saling berkelindan akan membentuk kelompok dan masyarakat.

Matur Nuwun Lanjutkan

Anda mungkin juga menyukai