Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi Kepenyeliaan

( Supervisory Comunnication )

Oleh kelompok 3 :
1. Marietha Tarihoran (2217041180)
2. Komang Nila Swandewi (2217041191)
3. Kadek Susanti Febriana (2217041043)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS EKONOMI
S1 MANAJEMEN
2022
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah organisasi penting untuk mengembangkan dan
memelihara sistem komunikasi. Pentingnya keterampilan komunikasi
pada tingkat karyawan, dari karyawan tingkat pemula hingga pimpinan.
Salah satu perubahan yang paling berpengaruh dalam komunikasi
organisasional adalah meningkatnya kerja kelompok ( teamwork ),
meningkatnya pemberdayaan ( empowerment ) pekerja. Agar dapat
membuat keputusan, pekerja perlu diberi tidak hanya otoritas, tetapi
pelatihan dan anggaran yang cukup, demikian juga informasi penting.
Kemudian mereka harus mempertanggungjawabkan keputusan yang
mereka buat. Pada kenyataannya banyak orang yang tidak memahami
pentingnya keterampilan komunikasi organisasional termasuk
komunikasi kepenyeliaan ( supervisory communication ). Apa yang
dimaksud dengan komunikasi organisasional? ( dalam kaitannya dengan
komunikasi kepenyeliaan ). Apa pentingnya komunikasi dalam
organisasi? apa saja jenis-jenis komunikasi kepenyeliaan? apa saja
fungsi-fungsi komunikasi kepenyeliaan? apa saja tugas supervisor? Dan
apa saja tanggung jawab dan keahlian dari supervisor?. Oleh karena itu,
makalah ini dibuat untuk memberi pengetahuan tentang komunikasi
penyeliaan ( supervisory communication ).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan makalah ini adalah sebagai berikut :


a) Apa itu komunikasi kepenyeliaan (supervisory communication)?
b) Apa saja jenis-jenis komunikasi kepenyeliaan (supervisory
communication)?
c) Apa saja fungsi-fungsi komunikasi kepenyeliaan (supervisory
communication)?
d) Apa saja tanggung jawab dan keahlian supervisor?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


a) Menjelaskan apa itu komunikasi kepenyeliaan (supervisory
communication).
b) Membahas dan menjelaskan apa saja fungsi-fungsi dan jenis-
jenis dari komunikasi kepenyeliaan (supervisory
communication).
c) Mengetahui apa saja tanggung jawab dan keahlian supervisor.
Bab II
Pembahasan

2.1 Pengertian Komunikasi Organisasional


Komunikasi organisasional adalah komunikasi yang terjadi dalam
sebuah organisasi (institusi atau perusahaan ). Komunikasi organisasi
menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah sebuah proses
penciptaan serta saling menukar pesan dalam satu jaringan hubugan yang
bergatung oleh satu sama lain untuk mengatasi lingkungan tidak pasti
atau lingkungan yang berubah-ubah. Komunikasi kepenyeliaan
(supervisory communication) merupakan bagian dari komunikasi
organisasional.

2.2 Jenis-jenis komunikasi Penyeliaan (supervisory communication)

2.2.1 Komunikasi dari Atas ke Bawah (downward communication)


Menurut Yulianita dalam bukunya yang berjudul “ Dasar-dasar
public relation ), mengatakan bahwa komunikasi dari atas ke bawah
(downward communication ) adalah komunikasi yang dilaksanakan dari
atasan kepada bawahan, dalam artiannya komunikasi mengalir dari tingkat
manajemen puncak ke manajemen menengah kemudian ke manajemen
yang lebih rendah dan akhirnya sampai pada karyawan operasional.
( Yulianita, 2007, H.100 ). Menurut Katz dan Khan yang dikutip oleh Pace
dan Faules dalam bukunya “ komunikasi organisasi “ : strategi
meningkatkan kinerja perusahaan,mengemukakan ada 5 jenis informasi
yang bisa di komunikasikan dari atasan kepada bawahan :
a) Informasi bagaimana melakukan pekerjaan
b) Informasi mengenai daftar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
c) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
d) Informasi mengenai kinerja pegawai (karyawan perusahaan)
e) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas ( sense of
mission ). (pace,1998, h.185).

2.2.2 Komunikasi dari Bawah ke Atas (upward communication)

Menurut Arni dalam buku yang berjudul “ Komunikasi Organisasi”


adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat
yg lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. (Arni 2007, h.116).
Adapun fungsi dari komunikasi dari bawah ke atas :

a) Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengeahui


kapan bawahan nya siap diberi informasi dari mereka dan bagaimana
baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
b) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga
bagi pembuatan keputusan.
c) Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan
terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk
menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran
tentang jalannya organisasi.
d) Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus
muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e) Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan
apakah bawahan nya mengungkapkan arti seperti yang dimaksudkan
dari arus informasi yang kebawah.
f) Komuunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah
masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka
dalam tugas-tugas nya dan organisasi (Arni,2007.h.117).

2.2.3 Komunikasi Informal

Saluran informasi informal dalam organisasi sering diberi cap “desas-


desus” ( rumor ). Menurut Rosnow (1988) mendefinisikan desas-desus sebagai
sebuah proporsisi untuk dipercaya, tersebar tanpa pembuktian resmi. Peneliti
berteori bahwa desas-desus mengurangi ketegangan emosional dan biasanya
timbul dari lingkungan yang ambigu.

Contoh : antar sesama karyawan sedang membicarakan tentang kenaikan gaji


sebesar 30% bagi seluruh karyawan, dari pembicaraan tersebut muncul lah
informasi yang tidak pasti kepada seluruh karyawan bahwa akan adanya kenaikan
gaji sebesar 30% bagi seluruh karyawan.

Manfaat komunikasi informal :

a) Mempererat hubungan individu


b) Mencairkan suasana
c) Jembatan komunikasi formal
d) Lobbying

2.3 Fungsi-fungsi Komunikasi Penyeliaan (supervisory communication)

Menurut Conrad (1985), mengindentifikasi 3 fungsi komunikasi


penyeliaan dalam organisasi:

2.3.1 Fungsi Perintah

Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi membicarakan,


menerima, menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Dua jenis komunikasi
yang mendukung pelaksanaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik, dan
tujuan nya adalah berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. hasil
fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling
bergantung dalam organisasi tersebut.

2.3.2 Fungsi Relasional

Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi menciptakan dan


mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota
organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan.

2.3.3. Fungsi Manajemen

Pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat
ambigu. Misalnya, motifasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan
mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri, tujuan
organisasi tidak jelas, dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut
mugkin tidak jelas. Anggota berbicara satu dengan yang lainnya untuk
membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan
perolehan informasi bersama.

2.4 Pengertian Supervisor

Menurut Sarwoto (1993). Supervisor merupakan seseorang didalam


organisasi yang bertanggungjawab terhadap kelompok kerjanya.

Menurut Raphael, dkk. Supervisor merupakan seseorang yang


bertanggungjawab atas pekerjaan bawahannya.

Menurut Moekijat (1990). Supervisor yaitu suatu anggota dari perusahaan


yang mempertanggungjawabkan pekerjaan kelompok nya kepada tingkatakan
manajemen yang lebih tinggi.

2.5 Tugas Supervisor

Berikut ini adalah beberapa tugas yang menjadi poin utama seorang
supervisor diantaranya:

a) Memberi suatu perintah atau mengatur pekerjaan para bawahannya


(para staf).
b) Membuat job description atau deskripsi pekerjaan untuk para
bawahannya.
c) Bertanggungjawab atas apa yang dikerjakan oleh para staf
bawahannya.
d) Memberikan sesuatu hal semangat atau motivasi kerja kepada para
staf bawahannya.
e) Membuat jadwal kegiatan kerja untuk para staf bawahan.
f) Memberikan suatu breafing dan pelatihan kepada para staf
bawahan.
g) Membuat suatu planning pekerjaan untuk periode harian, minggun,
bulanan, dan tahunan.
h) Menyampaikan suatu kebijakan yang dibuat oleh atasan kepada
rekan kerja atau staf bawahan.
i) Mendisiplinkan para karyawan yang suka ceroboh atau bertingkah
laku sembarangan
j) Menegakan suatu aturan yang telah di tetapkan perusahaan.
k) Memecahkan suatu masalah perusahaan, baik masalah rutin
ataupun yang mendadak.
l) Mengontrol dan menilai kinerja para staf bawahan.
m) Memberikan suatu informasi kepada atasan mengenai kondisi staf
bawahan.

2.6 Tanggung Jawab Supervisor

Sebagai seorang supervisor tentu saja memunyai tanggung jawab yaitu :

a) Bertanggung jawab untuk menghentikan sebuah proses produksi.


b) Memiliki sesuatu tanggung jawab untuk melakukan sistem
peneguran akan karyawan yang melakukan kesalah, baik secara
tulisan maupun lisan.
c) Bertanggung jawab untuk dapat memberikan penilaian terhadap
kinerja yang dilakukan oleh seorang karyawan dengan karyawan
lainnya maupun staf dibawahnya, baik diminta ataupun tidak.
d) Mengusulkan suatu ide mengenai kenaikan jabatan bagi staf
bawahan nya.
e) Memberikan suatu penghargaan atau apresiasi kepada karyawan
yang sudah berprestasi dalam perusahaan.
f) Memberikan suatu hukuman kepada karyawan yang telah
melakukan kesalahan atau pelanggaran tertentu.

2.7 Keahlian/fungsi Supervisor

2.7.1 Pembantu Manajer


Dalam hal ini, manajer diberi wewenang langsung oleh kepala suatu
perusahaan supya mengawasi jajaran posisi dibawahnya. Maka dari itu seorang
manajer menugaskan seorang supervisor untuk mengawasi kinerja posisi
dibawahnya.

2.7.2 Sebagai Narahubung

Fungsi seorang supervisor sebagai narahubung antara manajer dengan para


staff dibawah supervisor. Manajer merupakan orang yang sangat sibuk karena
mendapatkan tugas secara langsung dari pemimpin perusahaan. Maka dari itu
seorang supervisor berguna sebagai narahubung antara seorang manajer dengan
para karyawan.

2.7.3 Membantu Pekerjaan Staff Jajaran Bawah

Membantu para staff juga merupakan tugas dari seorang supervisor,


apabila kinerja para staff kurang baik maka sudah sepantasnya seorang supervisor
membantu para staff tersebut dalam menjalankan pekerjaan nya.

2.7.4 Penampung Keluhan Konsumen

Apabila seorang konsumen menyampaikan sebuah keluh kesah tentang


suatu perusahaan tentunya konsumen akan menghubungi posisi customer service.
Apabila keluhan tersebut harus diperbaiki, kepala pimpinan juga harus
mengetahui tentang keluh kesah tersebut.

2.7.5 Menyampaikan Kebijakan

Supervisor harus memiliki fungsi menyampaikan kebijakan. Kebijakan


dalam hal ini adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menegakan aturan yang
harus ditaati oleh seluruh komponen perusahaan, kebijkan tersebut sebelum
diterapkan harus melalui ijin dari pimpinan suatu perusahaan.

2.7.6 Mengatur Posisi Staff

Supervisor diatur oleh seorang manajer dan staff diatur oleh supervisor,
maka apapun yang terjadi pada pembagian suatu kelompok kerja staff dibawah
supervisor sudah menjadi wewenang dan tanggung jawab seorang supervisor.

2.7.7 Memberikan Training Kepada Staff

Fungsi seorang supervisor adalah untuk memberikan training kepada


karyawan staff yang baru masuk, dan supervisor akan melepaskan training apabila
karyawan baru telah mahir dalam menjalankan pekerjaannya.
Bab III

Penutup

Anda mungkin juga menyukai