Anda di halaman 1dari 21

Masalah Sosial: Kemiskinan

( - / 1
)293



:


Ketika Nabi khutbah di atas mimbar dan


menyebut sedekah dan meminta-minta, maka
beliau bersabda: tangan yang diatas lebih baik
dari tangan yang di bawah, tangan yang di
atas itu yang memberi dan yang di bawah
yang meminta

Tangan yang diatas lebih baik daripada


tangan yang dibawah, dan dahulukan
keluargamu, dan sebaik-baik sedekah itu dari
kekayaan (yang berlebihan), dan siapa yang
menjaga kehormatan diri (tidak minta-minta),
maka Allah akan mencukupinya, demikian
pula siapa yang merasa sudha cukup, maka
Allah akan membantu memberinya kekayaan

Abu Hurairah berkata: bahwa Rasulullah saw


bersabda: bukan yang bernama miskin itu,
orang yang berkeliling minta-minta kepada
orang sehingga tertolak dari sesuap dua suap,
atau sebiji dua biji kurma, tetapi orang miskin
yaitu yang tidak ada penghasilan yang
mencukupinya, dan tidak diingati orang untuk
disedekahi, juga tidak berjalan minta-minta
kepada orang



:
:

Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda


jika seorang itu pergi mencari kayu, lalu
diangkat seikat kayu itu diatas punggungnya
(yakni dijual ke pasar) maka itu lebih baik
baginya daripada minta kepada seseorang
baik diberi ataupun ditolak

Asmaa r.a berkata: rasulullah saw bersabda


padanya bersedakahlah dan jangan dihitung,
niscay a Allah akan menghitung padamu, dan
jangan ditakar niscaya Allah akan menakar
(membatasi padamu)
Sebab kita tidak ingin dibatasi oleh Allah,
maka dalam bersedekah jangan dibatasi
supaya Allah juga tidak akan membatasi

Ibn Abbas r.a berkata: ketika rasulullah saw mengutus


Muadz bin Jabal ke yaman, beliau berpesan: anda akan
menghadapi orang-orang ahli kitab, karena itu harus
yang pertama anda ajarkan kepada mereka tauhid
dalam beribadat kepada Allah, maka apabila mereka
telah menegerti benar, beritahukan kepada mereka
bahwa Allah telah mewajibkan mereka sholat 5 waktu
sehari semalam,bila mereka telah mengerjakan itu,
beritakan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
mereka mengeluarkan zakat harta untuk diberikan
kepada fakir miskin mereka, maka bila mereka taat
pada itu, anda terima dari mereka, dan berhati-hati
jangan mengambil milik kesayangan mereka

Istilah yang terkait dengan Kemiskinan


Faqir = tidak mempunyai apa-apa atau setengah dari
kebutuhan hidup
Miskin = Memenuhi lebih dari setengah tetapi belum
dapat memenuhi semua kebutuhan
Sail = Peminta-minta/ pengemis
Mahrum = orang miskin tetap tidak meminta-minta
Mustadhafin = Orang-orang yang tertindas
kekuasaan (laki-laki, wanita dan anak-anak yang tidak
berdaya)

Ailah = mempunyai banyak tanggungan


keluarga
Imlaq = Tindakan menghabiskan harta benda
sehingga kekurangan
Basa = kesulitan dalam penghidupan

Kriteria Miskin

Tidak ada Penghasilan yang mencukupi


Tidak meminta-minta
Tidak punya rumah
Badannya sakit
Terlemahkan secara struktural (mustadafin),
misal budak, janda, orang terjerat hutang?
(ghorim), korban nepotisme zaman khalifah
Usman
Natural: ahlu suffah?, korban perang?

Ekonomi Produktif
Abu Ubaid dalam Al-Amwal mengisahkan, Khalifah
Umar Abdul mengirim surat kepada Hamid bin
Abdurrahman, gubernur Irak, agar membayar semua
gaji dan hak rutin di propinsi itu. Dalam surat
balasannya, Abdul Hamid berkata,"Saya sudah
membayarkan semua gaji dan hak mereka tetapi di
Baitul Mal masih terdapat banyak uang." Umar
memerintahkan,"Carilah orang yang dililit utang tapi
tidak boros. Berilah dia uang untuk melunasi
utangnya.

Abdul Hamid kembali menyurati Umar,"Saya sudah


membayarkan utang mereka, tetapi di Baitul Mal masih
banyak uang." Umar memerintahkan lagi, "Kalau ada orang
lajang yang tidak memiliki harta lalu dia ingin menikah,
nikahkan dia dan bayarlah maharnya." Abdul Hamid sekali
lagi menyurati Umar,"Saya sudah menikahkan semua yang
ingin nikah tetapi di Baitul Mal ternyata masih juga banyak
uang." Akhirnya, Umar memberi pengarahan,"Carilah orang
yang biasa membayar jizyah dan kharaj. Kalau ada yang
kekurangan modal, berilah pinjaman kepada mereka agar
mampu mengolah tanahnya. Kita tidak menuntut
pengembaliannya kecuali setelah dua tahun atau lebih."

Intervensi Islam dalam Perspektif Kesos


Individu (mikro): nasehat tentang etos kerja,
Infaq, Sedekah
Komunitas (mezzo): mendahulukan distribusi
zakat ke lingkungan terdekat, sedekah/santunan
kepada keluarga terdekat, kerja sama ekonomi
yang saling menguntungkan (wali-mawla,
muzaraah, mukhabarah), memfungsikan masjid
sebagai penampungan orang miskin (ahlu suffah)
Negara (makro): Kebijakan pinjaman produktif,
Zakat yang dikelola negara

Pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah


Zaman Rasul - Umar: ada sahabat yang diutus
menarik zakat, di kelola pemerintah, ada
indikasi yang dikelola secara produktif
Khalifah Usman: dikumpulkan Pemerintah,
Muzaki boleh membagi sendiri ke mustahik
Umar bin Abdul Azis; dikelola pemerintah, ada
zakat profesi, dan pemanfaatan secara
produktif
Muawiyah: Membebaskan masyarakat
mengelola zakat

Esensi Zakat adalah mensucikan harta yang


diperoleh, siapa tahu ada bagian harta kita
yang diperoleh secara haram, memberikan
sebagian hak orang lain dalam harta yang
diperoleh
Jika harta diperoleh dari jalan yg tidak halal
(korupsi, prostitusi) bisa dizakati?

Anda mungkin juga menyukai