Nama Anggota :
1. Immanuel Teguh P D0107065
2. Julfriner Sitopu D0107069
3. Lia Sandri D0107071
4. Liza Isnaini D0107073
5. Yohana C. D0107105
6. Albertus Febriyan B.Y D0107027
7. Devi Henry W D0107007
8. Ikang Adji S.W D0107063
Topik :
1. Pendekatan Neo-marxis dalam definisi masalah publik dan agenda
settimg
2. Pendekatan kekuasaan dalam formulasi kebijakan publik
Pembahasan 1:
• Apa itu Neo-Marxis :
Menurut Baran & Davis (2000) Neo-Marxism adalah sebuah aliran yang
berkembang di abad ke 20 yang mengingatkan kepada awal tulisan Marx sebelum
dipengaruhi oleh Engels. Aliran ini memusat pada idealisme dialektika dibanding
fahaman materialisme dialektika yang menolak determinisme ekonomi awal Marx.
Fahaman Neomarxist tidak mengamalkan perubahan secara evolusi. Menurut teori ini,
transformasi boleh berlaku secara perlahan. Fahaman neomarxist memusatkan pada
suatu revolusi psikologis bukan fizik, yang bermakna bahawa perubahan idea yang
datang dari jiwa seseorang lebih penting daripada perubahan secara fisik.
Neo Marxisme adalah aliran pemikiran Marx yang menolak penyempitan dan
reduksi ajaran Karl Marx oleh Engels. Ajaran Marx yang dicoba diinterpretasikan oleh
Engels ini adalah bentuk interpretasi yang kemudiannya dikenali sebagai “Marxisme”
rasmi. Marxisme Engels ini adalah versi interpretasi yang digunakan oleh Lenin.
Interpretasi Lenin nanti pada akhirnya berkembang menjadi Marxisme-Leninisme (atau
yang lebih dikenal dengan Komunisme).
Di kalangan neo marxis dari Universitas Frankfurt Jerman timbul pemikiran
baru yng dinamakan Teori Kritis. Sekolah Frankfurt menjadikan pemikiran Marx
sebagai titik tolak pemikiran sosialnya. Tapi yang perlu harus diingat adalah bahwa
Sekolah Frankfurt tetap mengambil semangat dan alur dasar pemikiran filosofis
idealisme Jerman, yang dimulai dari pemikiran kritisisme ideal Immanuel Kant sampai
pada puncak pemikiran kritisisme historis dialektisnya Georg William Friederich Hegel.
Dengan sangat cerdas, sebagian besar pemikir dalam sekolah Franfurt berdialog dengan
Karl Marx, Hegel dan I. Kant.
(menekankan pada aspek komunisme tanpa kekerasan dan juga tidak mendukung
kapitalisme)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_internasional)
Pembahasan 2 :
• Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan
Surbakti,1992).
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia utk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang
yg mempunyai kekuasaan (Miriam Budiardjo 1984 :35).
Jadi kekuasaan merupakan hasil dari suatu hubungan, antara seorang atau
sekelompok orang yang satu terhadap yg lainnya. Seseorang dapat memiliki
sebuah kekuasaan jika ia memiliki pengaruh yang lebih besar daripada yang
dimiliki orang lain. Biasanya besarnya pengaruh atau kekuasaan yang dimiliki
seseorang atau kelompok dilihat dari kuantitas sumber daya politik yang dimiliki
serta luas wilayah kekuasaannya.
Sumber daya politik sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat
mempengaruhi orang lain, dapat berupa kekayaan, kedudukan, kekuatan dan lain-
lain yang tidak dimiliki orang lain.
Kekuasaan dalam politik dapat diartikan sebagai kewenangan yaitu kemampuan
untuk membuat orang lain melakukan suatu hal dengan dasar hukum atau
mandat yang diperoleh dari suatu kuasa.
Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-
sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya
ataupun masyarakat pada umumnya.
(http://www.ahmadheryawan.com/kolom/94-kolom/3840-kekuasaan-politik.html)