Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan sosial dapat terjadi dalam dua jalan dan kondisi, yakni revolusi dan evolusi.
Perubahan sosial secara revousi adalah perubahan yang cepat dan drastis yang bisa dirasakan
oleh siapapun yang terlibat maupun tidak. Perubahan sosial secara revolusi ini pada awalnya
terjadi karena kedudukan modernitas yang merupakan montase dari nilai murni yang dianut
dalam suatu komunitas manusia dengan nilai acuan dan ajuan yang dapat mereka rumuskan
setiap tahun dalam bentuk birokratisasi.

Maka dari itu ada semacam pemaksaan kondisi, dimana tidak ada pilihan bagi
sekelompok orang yang tergabung dalam suatu masyarakat kecuali untuk berubah. Yang
dilakukan birokrat dalam melakukan revolusi sosial ini dinamakan stimulus sosial, dimana
ada semacam iming-iming dalam kondisi yang dimitoskan “tidak nyaman” menjadi suatu
kondisi “nyaman” demi percepatan kemajuan suatu negara. Selain itu revolusi juga dapat
terjadi sebaliknya, yakni saat masyarakat sudah jenuh dengan kenyamanan palsu, dimana
jurang antara satu kelompok dengan kelompok lainnya menjadi semakin melebar, maka
mereka akan menuntut suatu perubahan yang segera. Perubahan ini sering memaksa birokrat
untuk keluar dari zona nyaman. Jika stimulus sosial memaksa masyarakat untuk melakukan
revolusi, maka protes sosial dapat memaksa birokrasi menyesuaikan dengan keinginan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana revolusi sebagai bentuk perubahan sosial
2. Bagaimana model revolusi
3. Bagaimana teori utama revolusi
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui revolusi sebagai bentuk perubahhan sosial
2. Untuk mengetahui macam-macamm model revolusi
3. Untuk mengetahui apa saja teori utama revolusi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Revolusi Sebagai Bentuk Perubahan Sosial


Revolusi adalah wujud perubahan sosial paling spektakuler, sebagai tana perpecahan
mendasar dalam proses historis, pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan bentuk dan
pembentukan ulang manusia. Di saat revolusi, masyarakat mengalami puncak agennya,
meledakan potensi trasformmasi dirinya sendiri. Segera sesudah revolusi, masyarakat dan
angotanya seperti dihidupkan kembali, hampir menyerupai kelahiran kembali. Dalam artian
ini revolusi adalah tanda kesejahteraan sosial.
Dibandingkan denan bentuk perubahan sosial lain, revolusi berbeda dalam beberepa hal :
1. Menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua tingkat dan
dimenssi masyarakat.
2. Dalam semua bidang tersebut, perubahannya radikal, fundamental, meyentuh inti
bangunan dan fungsi sosial.
3. Perubahan yang terjadi ssanat cepat, tiba-tiba, seperti ledakan dinamit ditengah aliran
lambat historis.
4. Revolusi adalah pertunjukan perubahan yan paling menonjol, waktunya luar biasa
cepat dank arena itu sanat muda di ingat.

B. Model Revolusi
Klasifikasi palin umum dari teori-teori revolusi dapat didasarkan pada citra atau
model yan digunakan. Teori tertentu menekankan pada agen, mobilitas actor. Teori lain pada
kondisi, structural, kondisi di tempat terjadinya revolusi.
1. model ledakan revolusi
Revolusi berkobar dari bawah, sebagai akibat akumulasi ketegangan, keluhan dan
ketakpuasan yang melampaui amban batas tertentu. Revolusi dilakukan oleh massa yang
putus asa, masing- masing tak bisa melanjutkan hidup seperti sebelumnya. Disini terdapat
citra ledakan periodik ketegangan psikologi sosial yang memanaskan kelompok manusia
seperti larva di kerak bumi ( Aya, 1979: 49).
2. model persekongkolan revolusi
Revolusi masih dilihat terutama sebagai ciptaan seseorang, tetapi kali ini agennya
bukan massa itu sendiri melainkan agitator luar yang mendorong massa bertindak
revolusioner. Massa menjadi mangsa manipulasi, propaganda, dan ideologi kelompok
elite yang menghhasut mereka untuk bertindak. Revolusi kelihatan seperti “ karya
subversif” dengan kepintaran mebujuk dan memaksa massa untuk melakukan kekerasan (
Aya, 1979: 49). Menurut perspektif ini, revolusi tidak meledak dengan sendirinya, tetapi
merupakan hasil dari sebuahh rencana.
Tipe teori kedua memusatkan perhatian pada kondisi structural. Teori ini berasumsi
bahwa dalam setiap masyarakat selalu ada tumpukan besar ketidak puasan tetapi hanya di
bawah kondisi structural yang kondusiflah ketidak puasan itu akan menghasilkan revolusi.
Revolusi tidak diciptakan melainkan dilepaskan. Salah satu cabang pemikiran ini
dicerminkan oleh “model katup pengaman”. Revolusi hanya akan meledak apabila control
pemerintah melemah, tindakan penindasan mengendor, Negara hancur. Situasi revolusioner
berkembang karena munculnya krisis politik militerdan dominasi kelas. Pimpinan
revolusioner dan pemberontakan massa menyumbang terhadap pencapaian transformasi
revolusioner (Skockpol,1979: 17).
Cabang lain pendekatan ini dapat disebut “model kantong terbuka”. Revolusi hanya
akan meletus bila sumber daya dan peluang baru terbuka. Yang sangat penting diantaranya
adalah struktur peluang politik, kerangka hukum, hak, dan kebebasan membuka peluang
untuk tindakan kolektif.
Model yang menekankan pada agen dan yang menekankan pada struktur mengadung
perbedaan asumsi dan masalah yang dikajinya. Masing-masing hanya memahami sebagian
dari kebenaran. Teori di masa mendatang mungkin akan bersifat multidimensional, mencoba
menyatukan semua sisi fenomena revolusiyang sangat kompleks ituke dalam satu model
yang berkaitan logis.

3. Teori Utama Revolusi


1. Aliran tindakan
Teori revolusi modern pertama diajukan oleh Sorokin tahun (1967). Kesimpulannya
terutam didasarkan pada pengalaman revolusi Rusia 1967, tempat dia berpatisipasi dan
memerankan peran politik tertentu. Teorinya dapat dianggap sebagai contoh pendekatan
tindakan karena ia memusatkan perhatian pada tindakan individu yang menandai revolusi
(1967:367). Penyebab tindakan penyelewenganitu dicarinya dalam bidangkebutuhan
dasar (naluri) individu. Revolusi ditandai oleh perubahan mendasar ciri perilaku manusia.
Perilaku beradab cepat dibuang dan digantikan oleh perilaku seperti binatang buas yang
hendak saling memangsa (ibid:372)
Sorokin meneliti dan mencatat perubahan seperti itu di enam bidang :
a. Transformasi reaksi terhadap ucapan.
b. Penyelewengan reaksi terhadap pemilikan.
c. Penyelewengan reaksi seksual.
d. Penyelewengan reaksi terhadap tugas.
e. Penyelewengan reaksi terhadap kekuasaan dan bawahan.
f. Reaksi terhadap agama, moral, estetika, dan berbagai bentuk perilaku yang dipelajari
lainnya (ibid:41-169)
2. Aliran psikologi
mengabaikan bidang tindakan reflek atau naluriah dasar dan beralih kebidang
tindakan reflek atau naluriah dasar dan beralih kebidang orientasi sikap dan motivasi.
Teori ini paling erat kaitannya dengan pemikiran akal sehat (common sense). Teori
paling berpengaruh diajukan oleh James Davis (1962) dan Ted Gurr (1970) dengan teori
kerugian relatif. Revolusi disebabkan sindrom mental yang menyakitkan yang tersebar
dikalangan rakyat, diperburuk karena menjangkiti banyak orang sehingga memotivasi
perjuangan kolektif untuk meredakanya.
Konsep kerugian relatif ini mula-mula diperkenalkan oleh W.G Runciman. Menurut
Gurr , kerugian relatif adalah ketidak sesuaian antara nilai harapan (barang dan kondisi
kehidupan yang sebenarnya mereka harapkan untuk didapat atau dipertahankan serta
fasilitas sosial tertentu yang tersedia untuk mereka) (1970:24).
Revolusi dilukiskan sebagai wujud kekecewaan dan tindakan agresi yang tak
terkendalikan atau lebih sebagai wujud ketaksesuaian kognitif ketimbang muncul dari
ketimpangan struktur kesejahteraan, kekuasaan, dan status antara kelompok berbeda
dalam masyarakat (Taylor, 1984:91).

3. Teori struktural
Memusatkan perhatian pada tingkat struktur makro dengan mengabaikan faktor
psikologi. Menurut teori ini, revolusi adalah hasil hambatan dan ketegangan struktural
dan terutama bentuk hubungan khusus tertentu antara rakkyat dan pemerintah. Penyebab
revolusi lebih dicari di tingkat hubungan sosial khusus, yakni dalam kondisi hubungan
antar kelas dan antarkelompok ( nasional dan internasional) ketimbang di kalangan
rakyat, dalam arti mentalitas atau sikap mereka. Tokoh terkenal teori ini, Theda
Skockpol, menyebutnya “perspektif struktural” dengan maksud untuk lebih menekankan
pada hubugan dan konflik objektif yang terjadi antara kelompok dan antar bangsa dalam
revolusi tertentu (1979:291).
Dengan membandingkan bukti historis revolusi Perancis, Rusia dan Cina, Skockpol
mengahasilkan analisis struktural umum tentang penyebab, proses dan hasil ketiga
revolusi itu. Revolusi itu ternyata mengikuti pola tiga tihap.
a. Terjadi kehancuran struktural dan krisis politik dan ekonomi di dalam rezim lama.
b. Krisis rezim membuka peluang pemberontakan petani atau buruh perkotaan.
c. Tema utama revolusi selama tahap ketiga ini adalah bidang politik yakni : konsolidasi
ulang, penataan ulang, dan penyatuan ulang pemerintah dan administrasinya oleh elite
politik baru yang mulai berkuasa setelah berhasil menyingkirkan rezim lama.

Keunikan teori Snockpol adalah penekananya pada faktor politi dan hibungan
internasional. Baik itu tercipta situasi revolusioner maupun wujud rezim baru yang
muncul dari konflik revolusioner itu, keduanya pada dasarnya tergantung pada struktur
organisasi Negara, derajat otonominya dan hubungan dinamis dengan kelas-kelas dan
kekuatan politik dalam negeri serta posisinya dalam hubungan denagn Negara lain
(ibid:293).

Teori ini jelas memusatkan perhatian pada kondisi dan dampak struktural,
mengabaikan keseluruhan proses kompleks yang terjadi diantara keduanya, ketika massa
rakyat diorganisir dan dimobilisasi oleh pemimpin yang melakukanrevolusi. Skockpol
lebih melihat analisis struktural dan voluntaris sebagai saling bertentangan ketimbang
sebagai da unsure penting dari penjelasan sosiologis yang lengkap (ibid:1154)

4. Pendekatan politik
Pendekatan ini melihat revolusi sebagai sifat fenomena politi yang muncul dari proses
yang khusus yang terjadi di bidang politik. Revolusi dilihat sebagai akibat pergeseran
keseimbangan kekuatan dan perjuangan memperebutkan hegemoni antara pesaing untuk
mengendalikan Negara (Aya,1979:49)
Revolusi adalah bentuk tindakan kolektif khusus yang dibedakan oleh kondisi khusus
(situasi revolusioner). Ciri terpenting revolusioner adalah “kedaulatan ganda” atau
dengan kata lain pelipatan gandaan pemerintahan yang sebelumnya berada dibawah
control tunggal kemudian menjadi sasaran persaingan antara dua tau lebih kekuatan yang
berbeda. Situasi ini akan berakhir apabila kontrol atas pemerintahan diraih kembali oleh
kekuatan tunggal (ibid:191). Rakyat dihadapkan sekurangnya pada dua pusat kekuatan
dengan kepentingan yang bertentangan: pemerintahan terdahulu dan yang menentang.
Dalam hal ini ada empat jenis situasi politik :
a. Sebagi taklukan, jika suatu negar berdaulat menaklukan Negara berdaulat lain.
b. Ketika sebuah Negara taklukan menyatakan kemerdekaannya.
c. Ketika penentang memobilisasi dan mendapatkan kontrol atas sebagian aparatur
negara.
d. Ketika negara terpecah menjadi dua blok atau lebih, masing-masing blok mendapat
sebagian kontrol atas pemerintahan.

Ada beberapa hipotesis yang dapat diajukan mengenai penyebab revolusi, yang
disusun dalam dua kelompok: (a) penyebab situasi revolusioner, dan (b) penyebab hasil
revolusi. Situasi ini muncul apabila…

1. Adanya penantang yang cukup nyata (oposisi; pihak yang tak setuju) yang
meningkatkan tuntutan untuk mengontrol pemerintahan (muncul kepemimpinan
revolusioner dan ideology diartikulasikan). Pada tahap ini peran terpenting dimainkan
oleh pemimpin karismatis dan kalangan intelektual.
2. Penantangan mendapat dukungan dengan kata-kata dan terutama dengan tindakan
serta sumber daya dari sebagian besar rakyat (massa di mobilisasi). Ini terjadi jika
pemerintahan gagal memenuhi kebutuahan rakyat atau jika pemerintah meningkatkan
tuntutanya terhadap rakyat. Kenaikan pajak adalah contoh paling jelas wajib militer,
penyitaan tanah, tanaman atau ternak, juga besar perannya dalam mendorong oposisi
(Tilly,1978:205).
3. Pemerintah tak mampu atau tak mau menumpas pemberontak (penguasaan
kehilangan kontrol atas aparatur kekuasaan).
Derajat pengalihan kekuasaan (sebagai masalah mendasar akibat tindakan
revolusioner) tergantung pada…
a. Keluasan dan kelakukaan perpecahan antara penguasa penentang.
b. Cakupan koalisi antara penguasa lama dan penentang menjelang dan selama revolusi.
c. Kontrol alat kekuasaan negara oleh penentang.
Menurut Tilly, urutan tindakan revolusioner yang ideal terdiri dari tujuh tahap:
1. Penentangan muncul secara bertahap dan tuntutan kekuasaannya pun bertahap.
2. Tuntutan kekuasaan di ikuti mobilisasi pendukung yang menyetujui tuntutan itu.
3. Penentang berupaya menekan pemerintah, pemerintah dipaksa agar tak mampu
memobilisasi kekuatan.
4. Penentang dan koalisasi berhasil mengontrol bagian kekuasaan negara tertentu
(sebagai wilayah, divisi militer, sebagai aparatur).
5. Penentang berjuang memperluas kontrol atas bagian kekuasaan pemerintah lama.
6. Penentang yang menang dikalahkan oleh kekuatan yang berkoalisi dengan
pemerintah lama,
7. Satu pemerintahan berdaulat penuh yang mengontrol seluruh rakyat akan terbentuk
kembali (1978:216-7)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Revolusi adalah wujud perubahan sosial paling spektakuler, sebagai tana perpecahan
mendasar dalam proses historis, pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan bentuk dan
pembentukan ulang manusia. Di saat revolusi, masyarakat mengalami puncak agennya,
meledakan potensi trasformmasi dirinya sendiri. Segera sesudah revolusi, masyarakat dan
angotanya seperti dihidupkan kembali, hampir menyerupai kelahiran kembali. Dalam artian
ini revolusi adalah tanda kesejahteraan sosial.
Klasifikasi palin umum dari teori-teori revolusi dapat didasarkan pada citra atau
model yan digunakan. Teori tertentu menekankan pada agen, mobilitas actor. Teori lain pada
kondisi, structural, kondisi di tempat terjadinya revolusi. (1) model ledakan revolusi (2)
model persekongkolan revolusi.
Teori Utama Revolusi (1) Aliran tindakan (2) aliran psikologi (3) teori struktural (4)
pendekatan politik).

B. Saran
Demikian makalah ini penulis selesaikan dan di dalam makalah ini banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak agar makalah ini lebih baik lagi untuk kedepannya. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai