SOSIAL
Liesta Ariyani
Perhatikan gambar berikut!
Gambar pertama
Gambar kedua
Teori Perkembangan (Linier) Part 1
Menurut teori ini, perubahan bergerak menuju tahapan atau titik tertentu ke arah kemajuan.
Pandangan ini juga menganggap bahwa perubahan bisa diarahkan atau direncanakan.
Contoh : mengkaji tentang perkembangan kondisi perkotaan dari waktu ke waktu atau dari
masa ke masa yang selalu mengalami perubahan setiap waktunya. Dimana perubahan
tersebut menjadi keharusan yang memanglah sudah terjadi. Misalnya saja melihat Jakarta
yang dalam sebelum kemerdekaan sampai saat ini terdapat bangunan serta fasilitas yang
berbeda. Perbedaan ini pula dilakukan dalam upaya memenuhi keinginan dan kebutuhkan
manusia yang terus menerus mengalami perkembangan.
Contoh lain: perkembangan teknologi yang semakin modern dan canggih
Gambar :
Teori Perkembangan (Linier) Part 2
Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial pada masyarakat merupakan sesuatu yang
tidak dapat direncanakan atau diarahkan perubahan dari suatu titik tertentu akan kembali
ke titik semula dengan pola melingkar.
Seperti gaya hidup, teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial bisa saja terulang
kembali.
Misalnya pada waktu tahun 1970an, scooter digandrungi oleh anak muda. Sekarang
kegandrungan anak muda terhadap scooter mulai bangkit kembali.
Contoh lain : mode pakaian maupun mode rambut zaman dulu kini kembali digemari anak
muda
Gambar :
Teori Fungsionalis
Teori menekankan perubahan pada fungsi-fungis lembaga sosial dalam masyarakat. Masyarakat disini memiliki
siste sosial yang saling berhubungan satu sama lainnya. Sistem tersebut bergerak untuk mewujudkan tujuan dan
memenuhi arti kebutuhan hidup masyarakat.
Tokoh teori fungsionalis perubahaan sosial ini ialah Talcott Parson yang melihat dalam masyarakat seperti berada
dalam keadaan keseimbangan alami.
Talcott Parson memberikan arti teori fungsionalis dengan melihat masyarakat cenderung menuju kondisi stabil
atau mencapal keseimbangan. Ketika terjadi perubahan dalam salah satu unsur masyarakat, harus dilakukan
penyesuaian pada unsur lain. Jika tidak keseimbangan masyarakat akan terancam dan tekanan akan terjadi.
Contoh : Peristiwa lengsernya Soeharto sebagai presiden yang menjabat selama 32 Tahun, tepatnya pada 2 Mei
1998, maka keseimbangan sosial di masyarakat menjadi terganggu. Sehinga hal ini terjadi perubahan dalam sistem
pemerintahan secara cepat, yang tentusaja akan menganggu kesetabilan keamanan, ekonomi, dan juga kehidupan
dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itulah beberapa presiden setelah Suharto hanya bisa bertahan 1
ataupun 2 Tahun. Hingga akhirnya pada era SBY dan Jokowidodo terpilih sudah terlihat keteraturan
sosial kembali.
Teori Konflik
Teori konflik dalam perubahan sosial ini, merujuk pada pendapat yang dikemukakan Karl Marx, yang menurutnya
ketidakadilan menjadi salah satu fator penyebab ketimpangan sosial. Hingga melahirkan pertentangan antarkelas
sosial sehingga muncul istilah perjuangan kelas.
Menurut Karl Marx sebagai tokoh teori sosiologi klasik dalam konflik perubahan sosial, pertentangan antarkelas
sosial terjadi tanpa henti, kadang reda, kadang pecah pertempuran. Pertempuran ini berakhir dengan tersusun
ulangnya masyarakat yang semakin revolusioner atau hancurnya salah satu kelas.
Pertentangan antarkelas (konflik sosial) ini mampu mendorong masyarakat melakukan upaya-upaya
menyelesaikan pertentangan tersebut agar terjadi perubahan ke tingkat yang lebih maju. Oleh karena itu, terkadang
konflik diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan dan ketimpangan sosial.
Contoh : adanya konflik sosial antara buruh dan pemilik modal yang menyebabkan atau menimbulkan aksi-aksi
demonstrasi. Tujuan aksi demontrasi yang menyebabkan adanya konflik adalah melakukan perubahan untuk
memperbaiki keadaan yang dianggap tidak adil. Para buruh menganggap bahwa upah yang kecil merupakan
tindakan yang kurang adil jika dibandingkan jam kerja dan kerja keras yang telah mereka lakukan. Melalui salah
satu jalan demonstrasi, para buruh berharap ada perubahan nasib dalam kehidupan mereka. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa perubahan sosial dapat dikaji mengunakan teori konflik.