Anda di halaman 1dari 6

1

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi


masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa
perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-
perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan
yang lambat sekali, tetapi ada pula yang berjalan cepat. Perubahan bisa berkaitan dengan
nilai-nilai sosial, pola-pola prilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, dan lain-lain.
Para sosiolog pernah mengadakan klasifikasi antara masyarakat-masyarakat statis dan
dinamis. Masyarakat yang statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali mengalami
perubahan dan berjalan lambat (masyarakat desa/pedalaman). Masyarakat yang dinamis
adalah masyarakat-masyarakat yang mengalami perubahan dengan cepat (masyarakat kota).
Masyarakat selalu bergerak, berkembang dan berubah. Teori sosiohistoris
menempatkan variabel latar belakang sejarah dengan menekankan proses evolusi sebagai
faktor penting terjadinya perubahan sosial. Perspektif ini melihat perubahan dalam dua
dimensi yang saling berbeda asumsi : (1) perubahan sebagai suatu siklus; (2) perubahan
sebagai suatu perkembangan (linier).

(1). Teori Sosiohistoris Siklus
Sebagai siklus karena sulit diketahui ujung pangkal penyebab awal terjadinya
perubahan sosial. Perubahan yang terjadi lebih merupakan peristiwa prosesual dengan
memandang sejarah sebagai serentetan lingkaran yang tak berujung. Ibnu Khaldun, salah satu
teoretisi sosiohistoris mengemukakan bahwa siklus, yang analisisnya memfokuskan pada
bentuk dan tingkat pengorganisasian kelompok dengan latar belakang sosial-budaya yang
berbeda.

2
Penjelasan mengenai teori siklus di jelaskan Khaldun dalam masyarakat Badui dan
masyarakat kota. Dimana masyarakat badui, masyarakat yang tinggal di pedalaman,
masyarakat primitif, yang memiliki ikatan solidaritas yang kuat. Sedangkan masyarakat kota
memiliki kehidupan yang enak, mewah, dan bersifat individualis.

1
Soekamto, Soejono,2006. Sosiologi Suatu Penghantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, hlm. 259.
2
Martono, Nanang, 2012. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan
Poskolonial. Jakarta : Rajawali Pers, hlm. 30-32.
Kelompok masyarakat Badui pindah ke kota, masyarakat kota yang memiliki
solidaritas lemah dikalahkan oleh masyarakat Badui yang memiliki ikatan solidaritas yang
tinggi. Orang badui kemudian menjadi masyarakat kota yang hidup serba enak, mewah dan
individualis. Pada akhirnya masyarakat badui bernasib sama seperti masyarakat kota yang
tidak memiliki solidaritas.

Masyarakat Badui Masyarakat Kota



(2) Teori Sosiohistoris Perkembangan (Linier)
Perspektif kedua yang melihat perubahan, sebagai suatu perkembangan/ linier
(daripada siklus), antara lain dapat disimak dalam karya August Comte (1798-1857), Herbert
Spencer (1820-1903), Emile Durkheim (1855-1917). Tesis utama perspektif sosiohistoris
perkembangan atau terlazim juga disebut dengan evolusi sosial ini adalah bahwa pada
dasarnya setiap masyarakatwalau secara lambat namun pastiakan selalu bergerak,
berkembang, dan pada akhirnya berubah dari struktur sosial yang sederhana menuju ke yang
lebih kompleks maju dan modern, serta dapat di rencanakan dan diarahkan
perkembangannya.
Dalam teori linier,dapat dibedakan juga menjadi dua bentuk,yaitu bentuk evolusi dan bentuk
revolusi.
a. Teori Evolusi :
Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan
sosial budaya dari masyarakat primitif, tardisional dan bersahaja menuju masyarakat modern
yang kompleks dan maju secara bertahap.


August Comte.
Untuk memahami sejarah, orang harus mencari hubungan sebab akibat serta hukum-
hukum yang menguasai proses perubahan. Comte merumuskan hukum tiga tahap
perkembangan masyarakat yaitu tahap teologis, tahap metafisika, dan tahap positivistik.
Tahap teologis, merupakan periode paling lama dalam sejarah manusia. Pada tahap ini mitos
merupakan tahap di mana manusia masih mempercayai hal-hal mistik sehingga mereka tidak
menanyakan sebab akibat dari gejala alam yang terjadi di sekitarnya.
Tahap metafisika tahap perpindahan antara tahap teologis ke tahap positivistik. Tahap
ini ditandai oleh suatu kepercayaan akan hukum-hukum alam yang dapat ditemukan dengan
akal budi. Jadi dalam masa ini, masyarakat telah menggunakan nalar mereka untuk
menentukan logis tidaknya kejadian alam yang ada.
Tahap Positivistik ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber
pengetahuan terakhir, tetapi sekali lagi pengetahuan itu sifatnya sementara dan tidak mutlak
atau sering disebut dengan dinamis. Di sini menunjukkan bahwa semangat positivisme yang
selalu terbuka secara terus menerus terhadap data baru yang terus mengalami pembaharuan
dan menunjukkan dinamika yang tinggi. Analisa rasional mengenai data empiris akhirnya
akan memungkinkan manusia untuk memperoleh hukum-hukum.
Dalam teori evolusi,evolusi sendiri dalam 3 teori,yaitu :

a) Teori Evolusi Unilinear
Masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, berawal dari bentuk
sederhana, komplek hingga sempurna. Tokohnya antara lain, Comte, Spencer.
b) Teori Evolusi Universal
Perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan tertentu tetapi mengikuti suatu
garis evolusi tertentu. Misal dari kelompok homogen ke kelompok yang heterogen sifat dan
susunannya (Herbert Spencer).


c) Teori Evolusi Multilinear
Teori ini menekankan penelitian terhadap tahap perkembangan yang tertentu dalam evolusi
masyarakat, misal penelitian pengaruh sistem perubahan sistem mata pencaharian dari
berburu ke sistem pertanian atau terhadap sistem kekeluargaan dalam masyarakat yang
bersangkutan

b. Teori Revolusi
Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung
secara drastis atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk
lembaga kemasyarakatan). Karl Marx berpendapat bahwa masyarakat berkembang secara
linier dan bersifat revolusioner, dari yang bercorak feodal lalu berubah revolusioner menjadi
masyarakat kapitalis kemudian berubah menjadi masyarakat sosialis komunis yang
merupakan puncak perkembangan masyarakat. Suatu revolusi dapat berlangsung dengan
didahului suatu pemberontakan (revolt rebellion).
3
Tahap ini sekaligus menjelaskan tahap-tahap perubahan sosial versi Marx, yaitu
pertama, dimulai dengan adanya masyarakat primitif. Komunitas masyarakat primitif ini
merupakan suatu komunitas yang mengakui milik pribadi sebagai milik komunitas dan
pembagian kerja yang sangat sedikit. Pada masa ini, tidak ada kepemilikan pribadi,
kepemilikan pribadi juga sekaligus kepemilikan komunitas; sehingga milikku adalah
milikmu. Kedua, struktur sosial komunal purba. Struktur komunitas ini ditandai dengan
bentuknya yang lebih besar daripada komunitas primitif, pembagian kerja yang semakin
tinggi, dan pemilikan pribadi sudah mulai mulai diakui. Ketiga, sistem feodal, yang
merupakan perkembangan lebih lanjut dalam pembagian kerja dan pola-pola kepemilikan
kekayaan pribadi yang lebih ketat. Tahap ini akhirnya memberikan jalan bagi cara-cara
produksi bourjuis dan hubungan-hubungan sosial yang menyertainnya.
Keempat, tahap bourjuis, berupa perombakan kehidupan komunal di bawah pengaruh
ideologi-ideologi individualis dan berkurangnya hubungan-hubungan yang manusiawi
menjadi hubungan-hubungan pemilikan. Kelima, tahap perkembangan kapitalis, pada tahap
ini kelas buruh proletar memiliki hubungan dengan kelompok majikan (bourjuis) semata-

3
Ibid., Hlm 37-40.
mata sebagai seorang penjual tenaga kerja yang kegiatan produktifnya digunakan untuk
menghasilkan produk-produk yang dijual ke pasar yang bersifat impersonal.
Keenam, tahap komunis, tahap ketika kepemilikan pribadi akan lenyap dan individu
akan dapat berinteraksi dalam hubungan-hubungan komunal, tidak selalu berupa hubungan
yang bersifat ekonomis.Jadi teori linier lebih menekankan kepada suatu perubahan social
pastinya merupakan perubahan yang terstruktur terencana serta memiliki suatu
maksud,walaupun perubahan tersebut bergerak dengan lambat ataupun dengan cepat.



Marx :
Komunis
Kapitalis
Bourjuis
Feodal
Komunal Purba
primitif







2. Teori non-linier
Teori ini menekankan pada suatu perubahan social tidak dapat direncanakan atau diarahkan
ke titik tertentu. Tidak ada proses perubahan masyarakat secara bertahap sehingga batas
antara pola hidup primitif, tradisional dan modern tidak jelas. Jadi dapat dikatakan proses
perubahan social tersebut hanyalah berputar-berputar atau berulang-ulang terus menerus
dimana ada kelahiran,pertumbuhan dan keruntuhan dan terus menerus seperti itu tanpa bisa
diprediksi kapan dan bagaimana proses terjadinya.Menurut Oswald Spengler, Jerman (1880
1936) : setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran,pertumbuhan,keruntuhan.
Jadi teori ini menekankan pada suatu proses perubahan social itu merupakan perubahan yang
tidak bisa direncanakan,walaupun direncanakan pastinya akan ada hal-hal yang tidak
direncanakan ikut serta masuk dalam proses perubahan social tersebut.

Anda mungkin juga menyukai