Anda di halaman 1dari 15

Assalamualaikum

Kelompok 3
1. Aji Setyo Putro (180105005)
2. Aldina Wahyu Ningrum (180105008)
3. Deden Mulya Prayoga (180105020)
4. Dian Apit Febriani (180105022)
5. Faaizani putri (180105030)
6. Khusnul Aliyah (180105051)
7. Marfuah kunthi Nugraheni (180105061)
8. Meliyana (180105063)
9. Nina Dwi Stiyani (180105070)
10. Rizki Andre Wibowo (180105089)
11. Sita Nur Faradila (180105093)
12. Tasya Yusti Hanan P (180105097)
13. Yessi Linda Saputri (180105107)
Disolusi dan Bioabsorpsi Obat
• Disolusi merupakan proses dimana suatu
zat padat masuk kedalam pelarut
menghasilkan suatu larutan.
• Laju disolusi suatu obat adalah kecepatan
perubahan dari bentuk padat menjadi
terlarut dalam medianya setiap waktu
tertentu .
• Kecepatan disolusi adalah suatu ukuran yang
menyatakan banyaknya suatu zat terlarut
dalam pelarut tertentu setiap satuan waktu
• Uji disolusi berguna untuk mengetahui
seberapa banyak obat yang melarut dalam
medium asam atau basa (lambung dan usus
halus).
Faktor yang mempengaruhi disolusi
dan bioabsorpsi
1. Suhu
2. Viskositas
3. Ph pelarut
4. Pengadukan
5. Ukuran partikel
6. Polimorfisme
7. Sifat permukaan zat
Metode Penetuan Kecepatan Disolusi
• Metode suspensi
Serbuk zat padat ditambahkan kedalam pelarut
tanpa pengontrolan eksak terhadap luas partikelnya.
Sampel diambil pada waktu-waktu tertentu dan
jumlah zat yang larut ditentukan dengan cara yang
sesuai.
• Metode Permukaan Konstan
Zat ditempatkan pada suatu wadah yang diketahui
luasnya sehingga variabel perbedaan luas permukaan
efektif dapat diabaikan. Umumnya zat dapat diubah
menjadi tablet terlebih dahulu, kemudian ditentukan
seperti pada metode suspensi.
Faktor Yang Mempengaruhi Laju
Disolusi Obat Secara In Vitro
1. Sifat fisika kimia obat
Sifat fisika kimia obat berpengaruh besar terhadap kinetika
disolusi. Luas permukaan efektif dapat diperbesar dengan
memperkecil ukuran partikel. Laju disolusi akan diperbesar
karena kelarutan terjadi pada permukaan solute.
2. Faktor formulasi
Berbagai macam bahan tambaha yang digunakan pada
sediaan obat dapat mempengaruhi kinetika pelarutan obat
dengan mempengaruhi tegangan muka antara medium
tempat obat melarut dengan bahan obat, ataupun bereaksi
secara langsung dengan bahan obat
Pengertian Salep
• Menurut Formularium Nasional salep
adalah sedian berupa masa lembek,
mudah dioleskan, umumnya lembek dan
mengandung obat, digunakan sebagai
obat luar untuk melindungi atau
melemaskan kulit, tidak berbau tengik.
 Fungsi Salep
1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
2. Sebagai bahan pelumas pada kulit.
3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan
kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit
 Persyaratan salep menurut FI ed III
1. Pemerian tidak boleh berbau tengik
2. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung
obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %.
3. Dasar salep
4. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang
homogen
5. Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar”
 Keuntungan Salep
1. Dapat diatur daya penetrasi demgan memodifikasi basis nya
2. Kontak sediaan dengan kulit lebih lama
3. Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit ditumbuhi
bakteri
4. Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu
 Kerugian salep
1. Terjadi tengik terutama untuk sediaan dengan basis lemak
tak jenuh
2. Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dan basisnya
3. Terjadi perubahan warna
Salep Kulit
Obat kulit yang umum digunakan
mengandung obat-obat golongan
antibiotika, kortikosteroid, antiseptik lokal,
dan antifungi .
Obat kulit topikal mengandung obat yang
bekerja secara lokal. Tapi pada beberapa
keadaan, dapat juga bekerja pada lapisan
kulit yang lebih dalam, misalnya pada
pengobatan penyakit kulit kronik dengan
obat kulit topikal yang mengandung
kortikosteroid.
Formulasi Salep

1. Hidrokortison
Hidrokortison mengandung tidak kurang dari 97,0
% dan tidak lebih dari 102,0% C12H30O5, Dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
2. Adaps Lanae
Lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang
dimurnikan, diperoleh dari bulu domba ovie aries
Linne
(Farm Bovidae), mengandung air tidak lebih dari
0,25% .
3. Vaselinum Album
Vaselin putih adalah campuran hidrokarbon
setengah padat
yang telah diputihkan, diperoleh dari minyak
mineral.
4. Clindmycini Hydrochloridum
Klindamisin hidroksida mengandung tidak kurang
800 UI C18H33CIN205S
per mg.
Desain Kemasan Produk
Brosur Salep Jerawat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai