Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

FORMULASI (SIAN TERGELETAK) SEDIAAN PLESTER HYDROGEL


EKSTRAK KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI PENURUN
DEMAM

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Julia Pungki Astuti Firi 180105047 2018
Deden Mulya Prayoga 180105020 2018
Dwi Syaji Wahyuningtias 190105028 2019

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA


PURWOKERTO
2019
i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


FORMULASI (SIAN TERGELETAK) SEDIAAN PLESTER HYDROGEL
EKSTRAK KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI PENURUN
DEMAM

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Julia Pungki Astuti Firi 180105047 2018
Deden Mulya Prayoga 180105020 2018
Dwi Syaji Wahyuningtias 190105028 2019

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA


PURWOKERTO
2019
ii

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN


1 Judul Kegiatan : FORMULASI (SIAN TERGELETAK) SEDIAAN
PLESTER HYDROGEL EKSTRAK
KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI
PENURUN DEMAM
2 Bidang kegiatan : PKM-P
3 Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Julia Pungki Astuti Firi
b. NIM : 180105047
c. Jurusan : Farmasi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Harapan Bangsa
e. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Suryabahari RT 20/RW 02 Pakuhaji Kab. Tangerang-
082188742466
f. Email : Juliapiri2016@gmail.com
4 Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 (dua)
5 Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ikhwan Yuda Kusuma, S.Farm, M.Si.,Apt.
b. NIDN/NIDK : 11311151290/0612059004
c. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Perum Dewandaru Blok H3 Karangrau/082131552559
6 Biaya kegiatan total
a. Kemristekdikti : Rp. 11.293.000
b. Sumber lain : -
7 Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan

Purwokerto, Oktober 2019

Menyetujui
Kepala Program Studi S1 Farmasi Ketua Pelaksana Kegiatan

(Ikhwan Yuda Kusuma,M.Si.,Apt. Julia Pungki Astuti Firi


NIK. 113311151290 NIM. 180105047

Kepala Lembaga Kemahasiswaan dan Alumni, Dosen Pendamping,

(Tin Utami, SST, S. Kep. Ns., M. Kes.) (Ikhwan Yuda Kusuma, S.Farm, M.Si.,Apt.)
NIK. 105009050182 NIK. 113311151290
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
I.1 Latar Belakang................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
I.3 Tujuan Penelitian.............................................................................1
I.4 Luaran yang diharapkan..................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................2
II.1 Kecombrang...............................................................................................2
II.1.1 Klasifikasi...............................................................................................2
II.1.2 Morfologi Kecombrang...........................................................................2
II.1.3 Kandungan Kecombrang.........................................................................3
II.1.4 Aktivitas Farmakologi.............................................................................3
II.2 Anti Piretik ................................................................................................3
II.3 Plester ........................................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................5
III.1 Alat dan Bahan.........................................................................................5
III.1.1 Alat dan Bahan......................................................................................5
III.2 Metode......................................................................................................5
III.2.1 Pembuatan Ekstrak dan Formulasi Sediaan...........................................6
III.3 Pengujian Karakteristik Hidrogel.............................................................6
III.4 Uji Plester.................................................................................................6
BAB IV BIAYA DAN KEGIATAN..............................................................8
IV.1 Biaya.............................................................................................8
IV.2 Jadwal Kegiatan............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
LAMPIRAN
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu dihipotalamus (Sodikin, 2012). Sebagian besar
demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas
(termoregulasi) di hipotalamus. Demam disebabkan oleh infeksi bakteri maupun
virus, selain karena infeksi, demam juga disebabkan oleh inflamasi atau
peradangan (Sofwan, 2010). Kecombrang memiliki kandungan flavonoid yang
berpotensi sebagai antipiretik (Fatkularin et al, 2014).
Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan tumbuhan yang termasuk
dalam keluarga Zingiberaceae dan tersebar cukup luas di Indonesia. Kecombrang
memiliki kandungan flavonoid golongan kuersertin, yang bekerja dengan jalan
menghambat biosintesis prostaglandin yang distimulasi oleh pirogen endogen
pada hipotalamus yang berefek pada penurunan suhu tubuh. Dengan adanya
kandungan flavonoid dalam kecombrang yang berpotensi sebagai antipiretik,
dapat dikembangkan sebagai kompres plester demam (Fatkularin et al, 2014).
Plester merupakan sediaan yang bersifat lentur mengandung satu atau
lebih zat aktif. Plester digunakan pada kulit, dan plester dirancang untuk
mempertahankan zat aktif kontak langsung dengan kulit yang mungkin diabsorpsi
secara perlahan, atau bertindak sebagai bahan protektif (Riasari et al, 2019) (Patel
et al, 2011).Pemberian plester hidrogel penurun demam dimaksudkan sebagai
terapi pendukung atau pertolongan pertama untuk meredakan demam,
memberikan rasa nyaman dan tenang bagi penderita demam khususnya balita dan
anak. Plester demam terdiri atas hidrogel ekstrak kecombrang yang direkatkan
pada kain putih non woven kemudian digunakan plastik polyfilm sebagai penutup
hidrogel. Dengan ditelitinya ekstrak dari tanaman kecombrang sebagai penurun
demam dengan formulasi sediaan plester hidgel penurun demam diharapkan
mampu membantu perkembangan pengobatan dengan pemanfaatan tumbuhan
yang ada di sekitar lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana formulasi plester hidrogel ekstrak kecombrang dapat
menimbulkan efek sebagai antipiretik?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui efek antipiretik dari formulasi plester hidrogel ekstrak
kecombrang.
1.4 Luaran yang diharapkan
Penelitian ini dapat menjadi alternatif solusi demam dari obat berbahan alam
dengan formulasi yang lebih praktis dan nyaman digunakan.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kecombrang (Etlingera elatior)


Kecombrang merupakan salah satu tanaman Indonesia yang sering
digunakan sebagai penambah cita rasa pada makanan. Dikenal dengan berbagai
nama antara lain “kencong” atau “kincung” di Sumatera Utara, “Kecombrang” di
Jawa, “Honje” di Sunda, “Bongkot” di Bali, dan “Bunga Kantan” di Malaysia
(Habsah, 2005). Dalam kuliner, bau yang khas dimana akan memberikan sensasi
kejut yang lezat membuat ciri khas tersendiri dari Honje. Secara tradisional, bunga
Honje ini berguna untuk mencegah penuaan dini, mengobati gatal pada kulit dan
menghilangkan dahak (Winarti, 2005).

II.1.1 Klasifikasi Kecombrang (Etlingera elatior)


Berdasarkan taksonominya, tumbuhan Kecombrang termasuk dalam
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Etlingera
Spesies : Etlingera elatior (Jack) (Tjitrosoepomo, 2005)

Gambar.1. Kecombrang (Sumber :Tjitrosoepomo, 2005)

II.1.2 Morfologi Kecombrang (Etlingera elatior)


Kecombrang merupakan jenis tanaman semak dengan tinggi 1-3 m,
berbatang semu, tegak, berpelepah, membentuk rimpang dan berwarna hijau.
Daunnya tunggal, lanset, ujung dan pangkal runcing tetapi rata, panjang daun
sekitar 20-30 cm dan lebar 5-15 cm, pertulangan daun menyirip dan berwarna
hijau. Bunga Honje merupakan bunga majemuk yang berbentuk bonggol dengan
3

panjang tangkai 40-80 cm. Panjang benang sari ± 7,5 cm dan berwarna kuning.
Putiknya kecil dan putih. Mahkota bunganya bertaju, berbulu jarang dan
warnanya merah jambu. Biji Honje berbentuk kotak atau bulat telur dengan warna
putih atau merah jambu. Buahnya kecil dan berwarna coklat. Akarnya berbentuk
serabut dan berwarna kuning gelap (Syamsuhidayat, 1991).

II.1.3 Kandungan Kecombrang (Etlingera elatior)


Tanaman kecombrang mengandung senyawabioaktif seperti polifenol, alkaloid,
flavonoid, steroid, saponin dan minyak atsiri yang diduga memiliki potensi
sebagai antioksidan (Hudaya, 2010). Bagian bunga kecombrang mengandung
beberapa senyawa kimia yaitu : alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid, saponin,
dan minyak atsiri (Naufalin, 2005). Daun, batang, bunga dan rimpang patikala
atau kecombrang mengandung saponin dan flavonoid di samping itu rimpangnya
juga mengandung polifenol dan minyak atsiri. Kandungan senyawa bioaktif yang
diduga memiliki aktivitas sebagai antipiretik dan antiinflamasi yaitu flavonoid
golongan kuersetin (Okimilawati et al, 2015).

II.1.4 Aktivitas Farmakologi


Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith yang merupakan salah satu jenis
tanaman rempah-rempah asli indonesia yang termasuk dalam famili
Zingiberaceae. Tanaman ini mengandung senyawa bioaktif seperti polifenol,
alkaloid, flavonoid, saponin dan minyak atsiri (Kusmawati, 2016). Kandungan
senyawa bioaktif yang diduga memiliki aktivitas sebagai antipiretik dan
antiinflamasi yaitu flavonoid golongan kuersetin, yang bekerja dengan jalan
menghambat biosintesis prostaglandin serta leukotrien, sehingga terjadi
pemblokiran jalur siklooksigenase serta jalur lipooksigenase yang berefek pada
penurunan inflamasi dan penurunan suhu tubuh (Oktiwilianti et al, 2015).

II.1.5 Antipiretik
Antipiretik digunakan untuk membantu mengembalikan suhu set point ke
kondisi normal dengan cara menghambat sintesa dan pelepasan prostaglandin E2,
yang distimulasi oleh pirogen endogen pada hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi perifer, keluarnya keringat dan pembuangan panas (Sweetman, 2008).
Senyawa flavonoid memiliki efek antipiretik dengan cara menghambar kerja
enzim COX-3 di hipotalamus sehingga menurunkan set point thermic hipotalamus
yang menyebabkan penurunan suhu tubuh (Zulfa et al, 2017).

II.1.6 Plester
Plester adalah salah satu rute pemberian obat secara perkutan yang
ditujukan untuk pemakaian luar dengan sistem kontak dengan kulit secara
tertutup. Sediaan plester dibedakan menjadi dua yaitu transdermal lokal dan
transdermal sistemik. Plester transdermal adalah sediaan farmasi yang fleksibel
4

dalam persiapannya dari berbagai ukuran yang mengandung satu atau lebih zat
aktif. Plester diterapkan pada kulit agar dapat memberikan zat aktif ke sistemik
setelah melewati penghalang kulit. Plester transdermal biasanya terdiri dari
lapisan luar yang mendukung persiapan yang berisi substansi aktif. (European
Directorate for Quality of Medicines, 2005).
a. Keuntungan
Plester ini sangat membantu karena selalu siap pakai, jadi para ibu tidak perlu
menyiapkan air hangat ketika sang anak mengalami demam dan tidak perlu
khawatir dengan air yang akan melebar ke berbagai bagian tubuh sang anak
yang menyebabkan ketidaknyaman (Darmawan, 2010).
b. Kerugian
Penggunaan plester memiliki beberapa kelemahan, diantaranya adalah plester
tidak dapat melekat sempurna di kulit dengan baik, karenanya proses
penyerapan panas tubuh menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu harus
diperbaiki dari segi daya lekatnya. Plester juga mudah rapuh, sehingga perlu
dilakukan perbaikan pada refleksibilitas gelnya (Darmawan, 2010).
5

BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan


III.1.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, oven, pisau, gunting,
blender, beaker glass, wadah, alumunium foil, saringan, rotary evaporator,
water bath, batang pengaduk, spatel logam, sendok tanduk, kulkas, kain
putih non woven, plastik polyfilm.
Bahan yang digunakan adalah kecombrang, etanol 96%, aquadest, CMC-
Na, gliserin, dan propilenglikol.

III.2 Metode
III.2.1. Pembuatan Ekstrak dan Formulasi Sediaan

Kecombrang

 Dibuat serbuk

Serbuk
 Direndam etanol 96% 3 X 24 jam
 Disaring, diperoleh filtrat I, II, III
FIltrat

 Dikumpulkan, dipekatkan,
diperoleh ekstrak kental

Ekstrak
 Ditambahkan CMC-Na, Gliserin,
Propilenglikol dan aquadest
Hidrogel

 Direkatkan pada kain non woven


 Ditutup plastik poly film

Plester Hidrogel Ekstrak Kecombrang


Pengujian

Uji Hidrogel Uji Plester

Fisik Viskositas pH Ketebalan Daya Tahan In Vitro


6

Formulasi sediaan hidrogel plester demam ekstrak kecombrang :


Bahan Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
10% b/v 15% b/v 20% b/v
Ekstrak Kecombrang 3g 4,5 g 6g
CMC-Na 1,5 g 1,5 g 1,5 g
Gliserin 3g 3g 3g
Propilenglikol 1,5 g 1,5 g 1,5 g
Air ad 30 ml 30 ml 30 ml
Kain putih non
8x4 cm 8x4 cm 8x4 cm
woven
Plastik polyfilm 8x4 cm 8x4 cm 8x4 cm

III.3 Pengujian Karakteristik Hidrogel


Uji fisik dilakukan uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, teknik analisa
pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil analisa dari tiga formul
hidrogel ekstrak kecombrang (Etlingera elatior) dengan konsentrasi setiap
komposisi sediaan mengandung ekstrak kecombrang 3 g; 4,5 g; 6 g dengan
melihat karakterisasi dari sediaan hidrogel serta dapat menurunkan suhu
tubuh demam.
1. Pengamatan Fisik
Pengamatan fisik terhadap hidrogel dilakukan secara subjektif adalah :
warna dan penampilan (Ramane et al, 2013)
2. Pengukuran pH
Pengukuran pH hidrogel dilakukan dengan alat pengukur pH meter
digital. Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan secara sempurna
kaca elektroda pH meter kedalam sediaan hidrogel. Nilai pH dari sediaan
akan secara otomatis tertera pada layar indikator (Haneefa et al, 2010)
3. Pengukuran Viskositas
Pengukuran viskositas sediaan hidrogel menggunakan alat viskometer.
Hidrogel dimasukkan kedallam baker khusus kemudian masukkan
spindle no.2 yang telah terpasang pada viskometer le dalam hidrogel
sampai terendam sempurna. Nyalakan viskometer dan pembacaan nilai
viskositas. dimulai ketika jarum penunjuk telah stabil (Haneefa et al,
2010)

III.4 Uji Plester


1. Ketebalan plester
Ketebalan plester dihitung dengan menggunakan Digimatic micromete
diberbagai titik. Disetiap konsentrasi dipilih acak dan dihitung rata-rata
standar deviasi ketebalan dihitung nilai rata-rata (Gorle et al, 2016).
7

2. Daya tahan lipat


Daya tahan lipat ditentukan dengan berulang kali melipat satu tambalan
di tempat yang sama sampai pecah atau dilipat hingga 300 kali, yang
dianggap sebagai sifat tambalan yang baik. Banyaknya tambalan bisa
dilipat di tempat yang sama tanpa putus memberikan nilai ketahanan
lipat. Tes ini dilakukan pada semua batch selama tiga kali dan nilai rata-
rata dihitung (Rana et al, 2014).
3. Uji Penurunan suhu secara in vitro
Sel difusi Franz digunakan untuk studi pelepasan obat in-vitro. Terdiri
dari kompartemen donor dan reseptor, kompartemen donor untuk
pengenalan formulasi dan kompartemen reseptor untuk mengumpulkan
sampel obat. Kompartemen reseptor diisi dengan PBS pH 7,4 dan
kemudian diaduk dengan menggunakan pengaduk magnetik dengan
menempatkan manik magnet kecil. Membran dialisis ditempatkan di
atasnya dan plester disiapkan, ditempatkan di posisi tengah, membran
dialisis. Sel donor diprogram menggunakan klip. Susunan ditempatkan
pada pengaduk magnetik dan suhu dipertahankan pada 35 ± 1oC. Sampel
ditarik secara berkala pada interval waktu yang berbeda selama 7 jam dan
sampel kadar obat dianalisis. Fase reseptor digantikan dengan volume
PBS yang sama pada setiap waktu interval dan persentase obat yang
dilepaskan diukur dengan spektrofotometer UV-ay-maks 249 nm (Gorle
et al, 2016).
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
IV.1. BIAYA
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang Rp. 5.346.500
Timbangan Analitik, oven, pisau stainless steel,
gunting, blender, alat-alat gelas (pyrex), ayakan
no 200 mesh, wadah, sudip, batang pengaduk,
alumunium foil, dan wadah botol ukuran 60 ml,
Rotary evaporator, water bath, kukas, kain putih
non woven, dan plastik polyfilm
2 Bahan Habis Pakai Rp. 687.000
Kecombrang, etanol 96, aquadest, CMC-Na,
Gliserin, Propilenglikol.
3 Perjalanan Rp. 2.430.000
Pengadaan bahan – bahan penelitian,
pengadaaan alat – alat penelitian
4 Lain-lain Rp. 2.830.000
Pembuatan laporan, ATK, Biaya Akses
Laboratorium
Total Biaya Rp. 11.293.000

IV.2. JADWAL KEGIATAN


No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4
1 Pengadaan Alat
dan Bahan
2 Pembuatan
ekstrak
Kecombrang
3 Pengaplikasian
sirup ekstrak
kecombrang
4 Analasis Data
5 Pembuatan Hasil
6 Penyelesaian
Laporan
9

Daftar Pustaka
Council of Europe. 2005. European Pharmacopoeia. Fifth Edition. Strasbourg:
Directorate for The Quality of Medicines of The Council of Europe
(EDQM). Page 1119.
Darmawan D, Nurlidar F. Warastuti Y, Lely H. 2010. Pengembangan Hidrogel
Berbasis Polivinil Pirolidon (PVP) Hasil Iradiasi Berkas Elektron
Sebagai Plester Penurun Demam. Jakarta.
Fatkularini, Dian. 2014. Efektifitas Kompres Air Suhu Biasa Dan Kompres
Plester Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak Demam Usia
Prasekolah Di RSUD Ugaran Semarang. Semarang: JIKK.
Gorle AP. A way to increase effectiveness of paracetamol druh through
transdermal patch. 2016. Int J Pharm. 7(3):30-35.
Habsah M, Lajis Nordin Hj, Abas Faridah, Ali AM, Sukari MA, Hin YY,
Kikuzaki H, Nakatani N. 2005. Antioxidative Constituent From
Etlingera elatior. J Nat Prod. 68:285-288.
Haneefa, M., Hanan, S., R, S., Mohanta, G.P., dan Nayar, C., 2010. Formulation
and Evaluation of Herbal Gel of Photos Scanders Linn. Asian Pacific
Journal of Tropical Medicine, 3:988-992.
Hudaya, A. 2010. Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga
Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai Pangan Fungsional Terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Program Study Biologi,
FST, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kusumawati E. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kecombrang
(Etlingera elatior(Jack) R.M. Smith) Terhadap Bakteri Bacillus
cereus dan Escherichia coli Menggunakan Metode Difusi Sumur,
Polhasains.
Naufalin, R. 2005. Kajian Sifat Antimikroba Ekstrak Bunga Kecombrang
Terhadap Berbagai Mikroba Patogen Dan Perusak Pangan. Disertasi.
Sekolah Pasca Sarjan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Oktiwilianti w, Umi Y, dan Ratu C. 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi dari
Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L) terhadap
Tikus Wistar Jantan, Prosiding Penelitian SpeSIA Unisba.
Ramane, S. B., Syed, V. N., dan Biyani, K.R, 2013. Evaluation of Wound Healing
Activity of Polyherbal Phsyicochemical and Phytochemical
Investigation of Tagetes Erecta Flowers. J Biol Sci Opin, 1: 21-24
Rana S, Raju L, Dhatwalia V, Yadav V. 2014. Formulation and evaluation of
Domperidone fast dissolving film by using different polymers. Int J of
Pharma Research and Health Sciences. 2(5): 374-78.
10

Riasari H, Rachmaniar R, Wahyuni S. 2019. Evaluation Patch of Rhizoma Extract


Kencur (Kaempferia galanga L.) as Antiinflamatory with Enchancer.
International Journal of Pharmacetical Science and Research.
Sodikin. 2012. Prinsip Perawatan Demam pada Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sofwan, Rudianto. 2010. Cara Tepat Atasi Demam Pada Anak. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
Sweetman, S.,2008. Martindale: The Complete Drug Reference, 36th Ed, The
Pharmaceutical Press, London, p.8-10.
Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R, 1991 Inventaris Tanaman Obat Indonesia,
edisi kedua, Jakarta, Departemen Kesehatan RI.
Tjitrosoepomo. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Winarti, C. dan Nurdjanah, N., 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat
Sebagai Sumber Pangan Fungsional, Jurnal Litbang Pertanian, 24(2),
47-55.
Zulfa N, R, A., Heri S, Dewi M. 2017. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Air Umbi
Bengkuang (Pachyrhizus erosus) pada Mencit (Mus msculus) Model
Hiperpireksia. Bandung Meeting on Global Medicine and Health.

Anda mungkin juga menyukai