Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN INTERPROFESIONAL PKL TERPADU

IPE dan IPC


TANGGAL 05 – 17 APRIL 2021-04-09

Di Susub Oleh :
Kelompok 09
Ketua : Ilham Sukri
Wakil Ketua : Herwina Sofani Manurung
Sekretaris : Dedi Fitra Ramah Dani Zandroto
Anggota :
1. Sanya Tanika Tampubolon
2. Kesia BR Ginting
3. Imelda Septri Ampeni
4. Les Talentagu Lahagu
5. Kartika Sari Br. Gurusinga
6. Hamida Alkori
7. Hamida Maimunah Hasibuan
8. Johanes Parulian Simanjuntak
9. Santi Pasaribu
10. Jenita Hati Br Maha
11. Hendhyka Melati Pasaribu
12. Frilinia
13. Diana Frisca Tariga Silangit
14. Dea Putri Ananda Daulay
15. Diana Baina Br Tarigan
16. Cici Tania Pratiwi
17. Juliana Tasya Martogi Sitanggang
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Pembimbing : Tanda Tangan

1. drg. Ety Sofia Ramadhan, M.Kes


NIP. …………………….

2. Rini Andarwati SKM, M.Kes


NIP. …………………….

3. Dina Yusdiana D.S.Kep,Ns, M.Kes.


NIP. …………………….

Mengetahui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Medan

Dra. Ida Nurhayati, M.Kes


Nip.196711101993032002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya
yang diberikan kepada kami sehingga Kelompok 09 dapat meyelesaikan Laporan PKL
terpadu IPE IPC ini.Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Medan.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan keterbatasan dalam penulisan dan
penyusunan Laporan ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan
yang membangun dari pembaca. Sekaligus penulis berterimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan proposal ini semoga bermanfaat untuk
semuanya.

Medan, 12 April 2021

Kelompok 09

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan..............................................................................................3
C. Manfaat Kegiatan............................................................................................3
D. Gambaran Riview Literatur.............................................................................3
E. Waktu dan Tempat...........................................................................................4

BAB II DESKRIPSI KASUS

A. Gambaran kasus ( Secara Naratif)...................................................................5


B. Riwayat Masalah Keluarga..............................................................................8
C. Persepsi Klien Tentang Masalah....................................................................10
D. Perumusan Masalah........................................................................................11
E. Prioritas Masalah............................................................................................11

BAB III RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI................................15

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................18

BAB V PENUTUP......................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................24
B. Sarab...............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia kesehatan, praktik kolaborasi sangatlah
penting.Permasalahan pasien yang kompleks tidak dapat ditangani hanya oleh
satu profesi medis, melainkan harus melibatkan berbagai profesi. Kerjasama
yang efektif oleh tenaga kesehatan dari berbagai profesi merupakan kunci
penting dalam meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan dan keselamatan
keluarga/masyarakat (Burtscher, 2012 dalam Tursilowati,dkk 2016).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 421 juta rawat inap
tahunan di dunia sekitar 42,7 juta peristiwa buruk terjadi karena kesalahan medis
dan penanganan pasien yang tidak tepat (Babaei, Mohammadian, Abdollahi, &
Hatami, 2018). Masalah keselamatan pasien terkait komunikasi menjadi
perhatian global, karena itu, kurangnya komunikasi yang efektif antara perawat
dan dokter dapat menyebabkan efek buruk pada pasien.Ketika tingkat
komunikasi antara dokter dan perawat meningkat, angka kematian pasien dan
tingkat kesalahan pengobatan menurun (Park, Park, & Yu, 2018).
Secara internasional, kolaborasi antar profesi kesehatan sangat penting
untuk menciptakan pelayanan yang optimal dan meningkatkan keselamatan
pasien (Patel, Begum, & Kayyali, 2016). IPE merupakan metode pembelajaran
antar profesi kesehatan yang berbeda dan terjadi ketika dua atau lebih disiplin
ilmu dalam proses belajar bersama untuk meningkatkan kolaborasi serta
memahami peran masing-masing (Bolesta & Chmil, 2014; Bollen, Harrison,
Aslani, & van Haastregt, 2018; El-Awaisi et al., 2016; Patel et al., 2016;
Purnama, 2017). Pendidikan interprofesional telah berkembang dan menjadi
bagian dari kurikulum di perguruan tinggi dan perawatan kesehatan khususnya
di kedokteran dan keperawatan pada saat ini (Bolesta & Chmil, 2014).
Implementasi IPE dalam kurikulum sarjana memberi pemahaman yang lebih
baik tentang peran profesi kesehatan lainnya dan meningkatkan kesiapanmereka
untuk kolaborasi dimasa depan secara efektif dalam pelayanan perawatan pasien
(Sollami, Caricati, & Mancini, 2018; Soubra, Badr, Zahran, & Aboul-Seoud,
2018). Pendidikan tinggi saat ini sedang mengembangkan IPE dalam

1
2

mempersiapkan siswa untuk menghargai kerja tim dan mengembangkan


keterampilan untuk bekerja dalam tim interprofesional (VanKuiken, Schaefer,
Flaum Hall, & Browne, 2016).
Disamping beberapa universitas di Indonesia, beberapa politeknik
kesehatan telah mulai menerapkan konsep IPE dalam proses pembelajaran
diantaranyaPoltekkes Jakarta I, Poltekkes Semarang, Poltekkes Tanjung Karang
dan beberapa Poltekkes Lainnya. Hal ini di dukung dengan adanya kebijakan
dari bagian PPSDM kementrian Kesehatan yang menekankan pentingnya
pengembangan IPE di lingkup Poltekkes. Penerapan IPE merupakan hal yang
baru dilingkungan poltekkes sehingga perlu dilakukan simulasi terlebih dahulu
dan perlu dikaji pengalaman awal mahasiswa terlebih dahulu.Poltekes Gorontalo
merupakan salah satu Politeknik Kesehatan dibawahkementrian kesehatan yang
belum sepenuhnya menerapkan IPE di lingkungan kampus.IPE di lingkup
Poltekes Gorontalo sangat dimungkinkan dengan adanya beberapa profesi
kesehatan, yakni jurusan keperawatan, jurusan gizi dan jurusan kebidanan.
Untuk menggali pengalaman mahasiswa mengikuti IPE, maka dilakukan
simulasi IPE dengan pendekatan case study, kemudian mahasiswa di kaji
melalui wawancara mendalam terkait manfaat yang didapatkan selama
pelaksanaan IPE.
Kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu Interprofessional
collaboration (IPC) sebagai tempat dalam upaya mewujudkan praktek kolaborasi
yang efektif antar profesi dalam hal itu maka perlu di adakanya praktik
kolaborasi sejak sekarang ini dengan melalui proses pembelajaran yaitu dengan
melatih mahasiswa pendidikan kesehatan sebuah gambaran tentang
pembentukan karakter atau juga sifat kolaborasi dalam praktik sebuah bentuk
pendidikan yaitu Interprofessional education (WHO, 2010, Departemen of
Human Resources for Health).
3

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i Poltekkes Kemenkes Medan mampu menerapkan
pendekatan Interprofessional Education (IPE) dan Interprofessional
Collaboration (IPC) dalam kegiatan praktik kerja lapangan terpadu di
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kolaborasi Interprofessional keselamatan pasien di
rumah sakit dan seorang perawat harus mengetahuinya.
b. Untuk menggambarkan karakteristik responden yang mengikuti IPE di
komunikasi.
c. Untuk mengumpulkan pengolahan dan menganalisa data kesehatan
keluarga ataupun pasien.

C. Manfaat Kegiatan
1. Menamabah Kerjasama dan Saling Memahami antar Profesi
2. Dapat Melatih Problem Solving dan Pengambilan Keputusan Secara Tim
3. Mengetahui Wawasan Keilmuan Lebih Terbuka
4. Menghilangkan Egoisme Profesi
D. Gambaran Kasus
Kasus 1

Seorang ibu yang bernama Ny.Ida Asma berumur 53 tahun memiliki 4
orang anak, bekerja sebagai Pembantu rumah tangga dan beralamat di Jalan
Sehati. mengalamikeluhan Penurunan nafsu makan, TD rendah
(90/60mmHg),kurang fit dan lemas.Ibu Ida mengkonsumsi Sangobion
yang di minum Sekali sehari 1 kapsul dan juga
mengkonsumsi jamu temu lawak dan induk kunyit sekaliseminggu.Ibu Ida
belum pernah memeriksakan HB.

Kasus 2

Bp. K 47 tahun mempunyai satu orang anak dan Istri dan bekerja sebagai
karyawan pabrik tekstil dan bertempat tinggal di rumah kontrakan tidak jauh
dari pabrik tempat kerjanya.menderita penyakit TB paru sejak 3 bulan yang lalu
dan mengeluh batuk berdahak yang tidak sembuh sembuh sejak 3 bulan yang
lalu dan sesak nafas sampai keringat dingin. Bp. K pernah berobat ke Puskesmas
4

1 bulan yang lalu dan drop out pengobatan dan minum obat dari
Warung.Tetangga Bp. K mayoritas karyawanpabrikdan hampir keseluruhan
adalah pendatang. Keluarga Bp. K sering berkumpul dengan tetangganya dan
mengikuti kegiatan di lingkungan rumahnya.Istri Bp. K sudah tahu penyakit Tb
Paru menular dan sering mengingatkan untuk minum obat tapi Bp. K nya tidak
mau.

Kasus 3

Seorang Anak perempuan bernama Mika berusia 3,4 tahun datang


bersama Ibunya.mengeluh sakit perut disebelah kiri atas ,muntah,diare dan sakit
yang hilang timbul,sebelumnya anak memakan pepaya dan jajanan.si Anak sakit
perut dan BAB 5x/hari dalam 2 hari terakhir dan BAB disertai darah.Sudah
berobat ke bidan dan diberikan obat campuran

E. Waktu dan Tempat


Kegiatan PKL terpadu IPE dan IPC ini dilaksanakan pada tanggal 05-17
April 2021. Dilakukan secara daring melalui via zoom meeting, WA grup,
google meet, dan sebagainya.
BAB II
DISKRIPSI KASUS
1. DATA DEMOGRAFI
 Kasus 1
1. data ibu

Nama : Ny.Ida asma

Alamat : jln.sehati

Umur : 53 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Berat Badan : 65 Kg

Tinggi Badan : 160 cm

Agama : Islam

Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga

Pendidikan :SD

Anak : 4 orang

 Kasus 2
1. data suami

Nama : Tn.K

Alamat :-

Umur : 47 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama :-

Pekerjaan : Karyawan pabrik tekstil

5
6

2. data Istri

Nama : Ny.T

Alamat :-

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin :Perempuan

Agama :-

Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga

3. Data anak

Nama :An.S

Alamat :-

Umur :8 tahun

Jenis kelamin :perempuan

Agama :-

Pekerjaan : masih kelas 2 SD

 Kasus 3

DATA DEMOGRAFI

1. data pasien

Nama : Mika

Alamat :-

Umur : 3,4 Tahun

Jenis kelamin : Perumpuan

Berat Badan : 12 Kg
7

Tinggi Badan : 93 cm

Agama :-

Pekerjaan :-

A. Gambaran Kasus

Kasus 1

Seorang ibu yang bernama Ny.Ida Asma berumur 53 tahun memiliki 4 orang


anak, bekerja sebagai Pembantu rumah tangga dan beralamat di Jalan
Sehati. mengalamikeluhan Penurunan nafsu makan, TD rendah
(90/60mmHg),kurang fit dan lemas.Ibu Ida mengkonsumsi Sangobion
yang di minum Sekali sehari 1 kapsul dan juga
mengkonsumsi jamu temu lawak dan induk kunyit sekaliseminggu.Ibu Ida belum
pernah memeriksakan HB.

Kasus 2

Bp. K 47 tahun mempunyai satu orang anak dan Istri dan bekerja sebagai
karyawan pabrik tekstil dan bertempat tinggal di rumah kontrakan tidak jauh dari
pabrik tempat kerjanya.menderita penyakit TB paru sejak 3 bulan yang lalu dan
mengeluh batuk berdahak yang tidak sembuh sembuh sejak 3 bulan yang lalu dan
sesak nafas sampai keringat dingin. Bp. K pernah berobat ke Puskesmas 1 bulan
yang lalu dan drop out pengobatan dan minum obat dari Warung.Tetangga Bp. K
mayoritas karyawanpabrikdan hampir keseluruhan adalah pendatang. Keluarga Bp.
K sering berkumpul dengan tetangganya dan mengikuti kegiatan di lingkungan
rumahnya.Istri Bp. K sudah tahu penyakit Tb Paru menular dan sering
mengingatkan untuk minum obat tapi Bp. K nya tidak mau.

Kasus 3

Seorang Anak perempuan bernama Mika berusia 3,4 tahun datang bersama
Ibunya.mengeluh sakit perut disebelah kiri atas ,muntah,diare dan sakit yang hilang
timbul,sebelumnya anak memakan pepaya dan jajanan.si Anak sakit perut dan BAB
8

5x/hari dalam 2 hari terakhir dan BAB disertai darah.Sudah berobat ke bidan dan
diberikan obat campuran

A. Riwayat Masalah Keluarga


1. Kasus 1
Seorang ibu yang bernama Ny.Ida Asma berumur 53 tahun memiliki 4
orang anak, bekerja sebagai Pembantu rumah tangga dan beralamat di Jalan
Sehati. mengalamikeluhan Penurunan nafsu makan, TD rendah
(90/60mmHg),kurang fit dan lemas.
Riwayat kesehatan / penyakit sistemik yang pernah di derita :
1. Jantung : Tidak ada
2. Hipertensi : Tidak ada
3. Diabetes : Tidak ada
4. Malaria : Tidak ada
5. Epilepsi : Tidak ada
6. Penyakit kelamin : Tidak ada
7. Lain ˗ lain : Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga

1. Jantung: Tidak ada


2. Hipertensi : Tidak ada
3. DM : Tidak ada
2. Kasus 2
Bp. K 47 tahun mempunyai satu orang anak dan Istri dan bekerja
sebagai karyawan pabrik tekstil dan bertempat tinggal di rumah kontrakan
tidak jauh dari pabrik tempat kerjanya.menderita penyakit TB paru sejak 3
bulan yang lalu dan mengeluh batuk berdahak yang tidak sembuh sembuh
sejak 3 bulan yang lalu dan sesak nafas sampai keringat dingin. Riwayat
kesehatan / penyakit sistemik yang pernah di derita :
1. Jantung : Tidak ada
3. Hipertensi : Tidak ada
4. Diabetes : Tidak ada
5. Malaria : Tidak ada
9

6. Epilepsi : Tidak ada


7. Penyakit kelamin : Tidak ada
8. Lain ˗ lain : Tuberkulosis
Riwayat penyakit keluarga

1. Jantung : Tidak ada


2. Hipertensi : Tidak ada
3. DM : Tidak ada
3. Kasus 3
Seorang Anak perempuan bernama Mika berusia 3,4 tahun datang
bersama Ibunya.mengeluh sakit perut disebelah kiri atas ,muntah,diare dan
sakit yang hilang timbul,sebelumnya anak memakan pepaya dan jajanan.si
Anak sakit perut dan BAB 5x/hari dalam 2 hari terakhir dan BAB disertai
darah.
Riwayat kesehatan / penyakit sistemik yang pernah di derita :
 Jantung : Tidak ada
 Hipertensi : Tidak ada
 Diabetes : Tidak ada
 Malaria : Tidak ada
 Epilepsi : Tidak ada
 Penyakit kelamin : Tidak ada
 Lain ˗ lain : Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga

1. Jantung : Tidak ada


2. Hipertensi : Tidak ada
3. DM : Tidak ada
10

A. Persepsi Klien Tentang Masalah


a. kasus 1
Klien mengatakan bahwa dirinya mengalami pusing karena
tekanan darah rendah, badan kurang fit dan mengalami penurunan
nafsu makan. Klien merasa cemas bahwa dirinya ketika sedang duduk
dan ingin berdiri sering merasakan lemas, pusing, dan oyong. Klien
memilih mengkonsumsi sangobion yang diminum sekali sehari 1
kapsul dan juga mengkonsumsi jamu lawak serta induk kunyit sekali
seminggu, dikarenakan menurut klien merasa lemas yang dideritanya
disebabkan kurangnya nafsu makan.
b. Kasus 2
Klien mengatakan dirinya menderita penyekit TB paru sejak 3
bulan yang lalu. Klien merasa cemas karena sudah mengetahui bahwa
penyakit yang dideritanya menular, namun klien memilih tidak mau
melanjutkan pengobatannya setelah berobat ke puskesmas sejak 1
bulan yang lalu dan memilih mengkonsumsi obat-obatan warung
untuk meredakan batuk yang tak kunjung sembuh.
c. Kasus 3
Ibu klien mengatakan bahwa ia merasa cemas mengenai keluhan
atau penyakit yang diderita anaknya saat ini yang berusia 3,4 tahun.
Mika merasakan sakit perut dibagian kiri, muntah-muntah, dan diare
kurang lebih dua hari. Ibu klien khawatir penyakit yang diderita
anaknya terus berlanjut, dikarenakan mika sebelumnya sudah
mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan tetapi tidak kunjung
sumbuh.
11

B. Perumusan Masalah
Kasus 1
Rumusan masalah yang di dapat dari kasus ibu siti asma yaitu:
1. Ny.Siti Asma Mengalami Lemas selama 1 minggu dan TD Rendah yaitu
90/60 mmHg .
2. Ny.Siti Asma mengonsumsi Vit.B12 yang dikarenakan ibu kurang Nafsu
makan.
3. Ny.Siti Asma berusia 53 tahun mengalami lemas sudah 1 minggu.
4. Ny. Siti Asma mempunyai Riwayat penyakit asam lambung dan tensi
rendah
Kasus 2
Rumusan masalah yang di dapat dari kasus Tn.K yaitu:
1. Tn.K menderita penyakit TB paru sejak 3 bulan terakhir.
2. Istri Tn.K yaitu Ny. T sedang hamil 5 bulan anak ke 2.
3. Tn.K sudah di drop out pengobatan sejak 1 bulan yang lalu dari
puskesmas.
4. Rumah Tn.K mempunyai ventilasi yang kurang dan ruang tidur dengan
dapur yang tidak terpisah.
Kasus 3
Rumusan masalah yang di dapat dari kasus pasien atas nama adek mika :
1. memiliki sakit di perut sebelah kiri atas.
2. sakit perut terjadi setelah mengkonsumsi buah papaya dan jajanan.
3. BAB 5x/hari selama 2 hari berturut turut.
4. BAB yang dikeluarkan disertai dengan darah.

C. Prioritas Masalah
Kasus 1
No. Masalah Rencana Tindakan Lanjutan
1. Ny.Ida Asma berumur 53 tahun Tindakan lanjutan yang dapat dilakukan
mengalami keluhan yaitu Ny. I Sebaiknya melakukan
Penurunan nafsu makan, pemeriksaan darah lengkap untuk
TD rendah (90/60mmHg),pusing, mengetahui apakah trombosit, plasma dan
kurang fit dan lemas. hematokrit ibu normal atau tidak.
12

Sehingga dapat di lakukan pengobatan


yang tepat. Kemudian menganjurkan ibu
agar mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung zat besi untuk
menambah kadar Hb.
2. Ny.Ida Asma kurang Nafsu Tindakan lanjutan yang dapat dilakukan
makan yaitu Ny. I Untuk pasien yang kurang
nafsu makan, disarankan untuk minum
vitamin atau suplemen penambah nafsu
makan seperti Cucurma Plus
3. Ny.Ida Asma mempunyai asam -Disarankan kepada ibu makanan
lambung daan riwayat hipotensi berminyak atau berlemak, makanan
pedas, produk olahan susu, alkohol dan
kafein.boleh mengkonsumsi obat lain
seperti Lacto-B atau Guanistrep Sirup.
-Sebaiknya ibu memperbaiki pola
istirahat dan tidur.

Kasus 2
No. Masalah Rencana Tindakan Lanjutan
1. Ketidakefektifan bersihan jala Diskusikan cara mencegah masalah
nafas pada Tn .K penumpukan sekret
Resiko penularan TB paru pada Ajarkan batuk efektif
keluarga Tn. k Latih klien dan keluarga dan teknik
clapping
Penghargaan pada keluarga apabila
mampu melakukan perawatan secara
mandiri
2. Istri Tn.K yaitu Ny. T sedang - Tindakan lanjutan yang dapat dilakukan
hamil 5 bulan anak ke 2. sebaiknya istri Tn.K dan anak ke 2
melakukan pemeriksaan BTA Kembali di
laboratorium kesehatan
-Ibu dan anak harus melakukan
pemeriksaan diri apakah terjangkit
13

penyakit yang sama dan harus menjaga


jarak dan menggunakan masker dari Tn.K
sementara waktu sampai pulih total.

3. Tn.K sudah di drop out Memberikan Penkes Kepada Tn.K agar


pengobatan sejak 1 bulan yang Melakukan pengobatan selama 6 bulan.
lalu dari puskesmas. Rutin minum obat selama masa
pengobatan. Jika obat sudah mau habis
segera pergi untuk meminta obat ke
pelayanan Kesehatan .

4. Rumah Tn.K mempunyai -Menganjurkan anggota keluarga


ventilasi yang kurang dan ruang mempunyai kebiasaan membuka jendela
tidur dengan dapur yang tidak setiap pagi agar terjadi sirkulasi udara
terpisah. yang baik dalam rumah dan juga cahaya
matahari masuk ke dalam rumah
sehingga mengurangi kelembaban dalam
rumah.
-Memberitahu kepada anggota keluarga
khususnya istri Tn.K jika memasak di
dapur diharapkan mempunyai perilaku
kebiasaan membuka jendela rumah agar
asap dari memasak tidak mencemari
ruangan dan juga menghindari pengap
dalam rumah.

Kasus 3

No. Masalah Rencana Tindakan Lanjutan


1. Anak perempuan bernama Mika Menyarankan ibu mika agar menjaga pola
berusia 3,4 tahun merasakan nutrisi makan mika. Sebaiknya tidak
14

sakit perut dibagian kiri, muntah- memberi susu terlebih dahulu atau
muntah, dan diare kurang lebih minuman dengan pemanis buatan.
dua hari.
2. Anak perempuan bernama Mika Menganjurkan ibunya mika mengkontrol
berusia 3,4 tahun merasakan atau memperhatikan pola makan mika,
sakit perut setelah sebaiknya menghindari makanan yang
mengkonsumsi buah papaya dan tidak sehat seperti jajanan. Dan biasakan
jajanan mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan.
3. BAB 5x/hari selama 2 hari Memenuhi kebutuhan cairan oralit tubuh
berturut turut disertai darah mika dan memberikan binat 3x1 dan
metro sy 3x1 serta menghindari makanan
pedas, keras. Menganjurkan terlbih
dahulu memakan bubur atau makanan yg
lembek.
BAB III
RENCANA TINDAKAN DAN IMPLEMENTASI
A. KASUS 1
1. Rencana Penyelesaian dari JKG :
 Melakukan penyuluhan kepada ibu mengenai cara memelihara
kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar.
 Melakukan rujukan untuk kasus KMP ke dokter gigi.
 Disarankan untuk memeriksakan Kesehatan gigi dan mulut setiap 6
bulan sekali.
2. Rencana Penyelesaian dari TLM :
 Menyarankan ibu untuk cek HB untuk meneegakkan diagnosa.
3. Rencana Penyelesaian dari Keperawatan :
 pemenuhan kebutuhan istrahat dan tidur.
4. Rencana Penyelesaian dari Kesling :
 Sebaiknya ibu mengubah kebiasaan buruk yaitu
5. Rencana Penyelesaian dari Gizi :
 Disarankan kepada Ibu Untuk mengatasi dehidrasi, Ibu dapat
mengonsumsi makanan lunak dengan porsi kecil tetapi sering
diberikan. Menghindari susu dan produk olahannya, makanan yang
asam dan berbumbu tajam.
 Pemberian makanan yang banyak mengandung zat besi untuk
menambah kadar Hemoglobin.
6. Rencana Penyelesaian dari Farmasi :
 Disarankan kepada ibu makanan berminyak atau berlemak, makanan
pedas, produk olahan susu, alkohol dan kafein.boleh mengkonsumsi
obat lain seperti Lacto-B atau Guanistrep Sirup.
 Pediatric untuk mengembalikan cairan dalam tubuh ( Agar tidak
dehidrasi). Dan Kotrimoksazol Sirup untuk antibiotik nya.
 Untuk pasien yang kurang nafsu makan, disarankan untuk minum
vitamin atau suplemen penambah nafsu makan seperti Cucurma Plus.
 Dan sangat disarankan kepada keluarga Ibu agar mengkonsumsi obat
cacing sekali 6 bulan. Salah satu obat cacing yang dapat dikonsumsi
adalah Combantrin.

7. Rencana Penyelesaian dari Kebidanan :


 Menyarankan ibu untuk menggunakan KB kalender atau
menggunakan kondom saat berhubungan, karena diusia ibu sekarang
 sudah rentan untuk hamil dan melahirkan.

15
16

B. KASUS 2
1) Rencana Penyelesaian dari Keperawatan
 Diskusikan cara mencegah masalah penumpukan sekret
 Ajarkan batuk efektif
 Latih klien dan keluarga dan teknik clapping
 Penghargaan pada keluarga apabila mampu melakukan perawatan
secara mandiri

2) Rencana Penyelesaian dari Tlm


 Dianjurkan Tn.k melakukan pemeriksaan BTA Kembali di
laboratorium kesehatan
 Istri dan anak Tn.k melakukan pemeriksaan BTA di laboratorium
kesehatan

3) Rencana Penyelesaian dari Gizi


 Meningkatkan status gizi & daya tahan tubuh.
 Memberi asupan zat gizi makro & mikro sesuai dengan
kebutuhan.
 Mencapai & mempertahankan BB normal.
 Mencegah penurunan BB yang berlebihan.
 Mengatasi gejala diare, mual & muntah.
 Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan
relaksasi
 Meningkatkan asupan energi sesuai kebutuhan
 Meningkatkan asupan protein sesuai kebutuhan

4) Rencana Penyelesaian dari Kesling


 Diharapkan anggota keluarga mempunyai kebiasaan membuka
jendela setiap pagi agar terjadi sirkulasi udara yang baik dalam
rumah dan juga cahaya matahari masuk ke dalam rumah
sehingga mengurangi kelembaban dalam rumah.
 Dianjurkan kepada anggota keluarga khususnya istri Tn.K jika
memasak di dapur diharapkan mempunyai perilaku kebiasaan
membuka jendela rumah agar asap dari memasak tidak
mencemari ruangan dan juga menghindari pengap dalam rumah.
 Memodifikasi ruangan sehingga terlihat lebih lebar dan untuk
menambah ventilasi udara.
 Sebaiknya memisahkan peralatan pribadi si pasien dengan
anggota keluarga seperti peralatan mandi dan alat makan.

5) Rencana Penyelesaian dari Kesehatan Gigi


17

 Tn.K di anjurkan untuk melakukan pembersihan mulut dengan


cairan antiseptic
 Diharapkan kepada anggota keluarga melakukan menyikat gigi
2x dalam sehari Dan Melakukan Promotif,Preventif tentang
Kesehatan gigi dan mulut bagi keluarga Tn.K
 .Sebaiknya keluarga Tn.K mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran.
 Sebaiknya Tn.k dan istri memberitahu anak pertama untuk
menghindari makanan-makanan manis atau permen agar tidak
terlalu sering untuk mengkonsumsi setiap hari dan untuk
mengurangi supaya tetap selalu menjaga kebersihan Gigi dan
mulut pada anak An.S(8th) kelas 2 SD

6) Rencana Penyelesaian dari Kebidanan


 Ibu dan anak harus melakukan pemeriksaan diri apakah terjangkit
penyakit yang sama dan harus menjaga jarak dan menggunakan
masker dari Tn.K sementara waktu sampai pulih total.
 .Ibu dan anak harus membedakan peralatan makan dan minum
dengan Tn.K agar tidak terjangkit penyakit TB paru

7) Rencana Penyelesaian dari Farmasi


 Melakukan pengobatan selama 6 bulan
 Rutin minum obat selama masa pengobatan
 Jika obat sudah mau habis segera pergi untuk meminta obat ke pelayanan
Kesehatan .

C. KASUS 3
1) Rencana Penyelesaian dari Keperawatan
 Anjurkan pasien untuk minum banyak
 Memonitoring kulit akan adanya kemerahan
2) Rencana Penyelesaian dari Tlm
 Merujuk pasien ke tempat pelayanan terdekat untuk pemeriksaan feses
.Rencana Penyelesaian dari Gizi
 Anjurkan pasien untuk makan makanan seimbang dan bersih.
3) Rencana Penyelesaian dari Kesling
 Anjurkan pasien untuk membuang BAB nya di jamban yang sudah
tersedia untuk menghindari pencemaran
 Anjurkan ibu pasien untuk lebih sering memasak secara pribadi untuk
lebih menjaga kebersihan makanan yang di makan oleh si pasien
 Hindarkan anak dari bermain kotor kotoran seperti bermain di
lingkungan yang kurang sehat
18
19

BAB IV
PEMBAHASAN (ANALISIS FENOMENOLOGI INTERPRETATIF)
A. KASUS 1
Seorang ibu bernama Ny.ida asma berumur 53 tahun mengalami keluhan
penurunan nafsu makan,tekanan darah rendah 90/60 mmHg dan lemas,pekerjaan
sehari-hari ibu ida sebagai ART.
Ibu ida tinggal di rumah kontrakan bersama 5 orang anaknya yang sudah dewasa
darikelima anaknya ada 1 orang yang mengalami step (keterbelakangan mental)
dan 1 orang cucunya cewek pernah mengalami step dan badannya tidak
berkembang sejak umur 1⅟2 tahun.
B. GEJALA-GEJALA YANG DIPROLEH PASIEN
a. Nafsu makan berkurang
b. Lemas
c. Tekanan darah rendah
d. Kesulitan tidur
a. DATA YANG DI DAPAT DARI SP/PROPANDUS
1. Tinggi Badan :160cm
2. Berat Badan :65kg
3. Tekanan darah:90/60mmHg
4. Mulai sakit sejak 3 minggu yang lalu
5. Mengkonsumsi vitamin B12
6. Penggunaan air PAM
7. Memiliki BPJS
8. Tidak pernah menderita Hb
9. Tidak memiliki riwayat DM
10. Nafsu makan berkurang
11. Pusing ketika hendak berdiri
b. MASALAH YANG DITEMUKAN
Ny.ida asma mengalami lemas selama 1 minggu dan tekanan darah
rendah 90/60 mm/Hg.Ny.ida asma mengkonsumsi vitamin B12 karena tidak
nafsu makan.
20

C. RENCANA PENYELESAIAN MASALAH


 Sebaiknya ibu ida asma memperbaiki pola istirahat dan tidur.
 Menyarankan ibu ida asma untuk melakukan cek HB
 Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang seimbang seperti
daging,ikan,sayur-sayuran,kacang-kacangan,dan buah-buahan.
 Pantau tekanan darah dan ajari teknik relaksasi
A. Kasus 2

Tn. K (47 th) seorang karyawan pabrik tekstil menderita TB paru sejak 3
bulan yang lalu. Penghasilan per bulan Rp 1.800.000,00. Tn.K dan keluarga
tinggal di rumah kontrakan tidak jauh dari pabrik tempat kerjanya dengan
ukuran 3 x 4 m. Rumah kontrakannya berdinding tembok, terdiri atas ruang tidur
dan dapur yang tidak terpisah. Perabot rumah yang dimiliki, satu buah tempat
tidur ukuran 1,20 x 2,0 meter, kasur, satu buah televisi 18 Inci dan perabot
masak yang sederhana. Rumah kelihatan bersih tetapi pengap, karena ventilasi
rumah kurang. Istri Tn.K adalah Ibu Ny.T (30 th) sekarang sedang hamil 5 bulan
anak kedua, Anak pertama Tn.K adalah An. S (8 th) siswa kelas 2 SD yang saat
ini dalam kondisi sehat. Tn.K pernah berobat ke Puskesmas 1 bulan yang lalu
dan drop out pengobatan.Saat ini Tn.K mengeluh batuk berdahak sudah 3
minggu tidak sembuh-sembuh, padahal sudah minum obat di Warung.Sejak
semalam Tn.K mengeluh nafasnya agak sesak sampai ke luar keringat
dingin.Komunikasi antaranggota keluarga berjalan dengan baik, tidak pernah
bertengkar.Pengambil keputusan di keluarga adalah Tn.K. Tetangga Tn.K
mayoritas karyawan pabrik dan hampir keseluruhan adalah pendatang.Keluarga
Tn.K sering berkumpul dengan tetangganya dan mengikuti kegiatan di
lingkungan rumahnya.Istri Tn.K sangat kepikiran dengan kondisi Tn.K
sekarang, karena Tn.K adalah tumpuan keluarga.Istri Tn.K sudah tahu penyakit
Tb Paru menular dan sering mengingatkan untuk minum obat tapi Tn.K nya
tidak mau.

Bersadarkan data dan gejala diatas maka diperoleh beberapa rencana


penyelesaian yang dapat membantu Tn.K dan Keluarga,yaitu sebagai berikut :

1. Diskusikan cara mencegah masalah penumpukan sekret


21

2. Ajarkan batuk efektif


3. Latih Tn.K dan keluarga dan teknik clapping
4. Penghargaan pada keluarga apabila mampu melakukan perawatan secara
mandiri
5. Ibu dan anak harus melakukan pemeriksaan diri apakah terjangkit penyakit
yang sama dan harus menjaga jarak dan menggunakan masker dari Tn.K
sementara waktu sampai pulih total.
6. Ibu dan anak harus membedakan peralatan makan dan minum dengan Tn.K
agar tidak terjangkit penyakit TB paru
7. Diharapkan anggota keluarga mempunyai kebiasaan membuka jendela setiap
pagi agar terjadi sirkulasi udara yang baik dalam rumah dan juga cahaya
matahari masuk ke dalam rumah sehingga mengurangi kelembaban dalam
rumah.
8. Dianjurkan kepada anggota keluarga khususnya istri Tn.K jika memasak di
dapur diharapkan mempunyai perilaku kebiasaan membuka jendela rumah
agar asap dari memasak tidak mencemari ruangan dan juga menghindari
pengap dalam rumah.
9. Memodifikasi ruangan sehingga terlihat lebih lebar dan untuk menambah
ventilasi udara.
10. Sebaiknya memisahkan peralatan pribadi si pasien dengan anggota
keluarga seperti peralatan mandi dan alat makan.
11. Dianjurkan Tn.k melakukan pemeriksaan BTA Kembali di laboratorium
kesehatan
12. Istri dan anak Tn.k melakukan pemeriksaan BTA di laboratorium
kesehatan
13. Tn.K di anjurkan untuk melakukan pembersihan mulut dengan cairan
antiseptic
14. Diharapkan kepada anggota keluarga melakukan menyikat gigi 2x dalam
sehari
15. Dan Melakukan Promotif,Preventif tentang Kesehatan gigi dan mulut
bagi keluarga Tn.K
22

16. Sebaiknya keluarga Tn.K mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-


sayuran.
17. Sebaiknya Tn.k dan istri memberitahu anak pertama untuk menghindari
makanan-makanan manis atau permen agar tidak terlalu sering untuk
mengkonsumsi setiap hari dan untuk mengurangi supaya tetap selalu menjaga
kebersihan Gigi dan mulut pada anak An.S(8th) kelas 2 SD
18. Meningkatkan status gizi & daya tahan tubuh.
19. Memberi asupan zat gizi makro & mikro sesuai dengan kebutuhan.
20. Mencapai & mempertahankan BB normal.
21. Mencegah penurunan BB yang berlebihan.
22. Mengatasi gejala diare, mual & muntah.
23. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi
24. Meningkatkan asupan energi sesuai kebutuhan
25. Meningkatkan asupan protein sesuai kebutuhan
26. Melakukan pengobatan selama 6 bulan
27. Rutin minum obat selama masa pengobatan
28. Jika obat sudah mau habis segera pergi untuk meminta obat ke pelayanan
Kesehatan .
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (TBC) dan paling sering bermanifestasi di paru.
Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan terhadap asam sehingga
sangat sulit untuk diobati.
Penyebaran penyakit TB bersumber dari orang ke orang melalui udara,
ketika orang dengan TB paru batuk, bersin atau meludah sehingga mendorong
kuman TB ke udara bebas.Seseorang dapat terinfeksi penyakit TB hanya dengan
menghirup kuman TB masuk ke dalam paru-paru.
Terkait TBC, sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia
menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia. Tren insiden kasus
TBC di Indonesia tidak pernah menurun, masih banyak kasus yang belum
terjangkau dan terdeteksi, kalaupun terdeteksi dan telah diobati tetapi belum
dilaporkan. Kasus penyakit TBC di Indonesia masih terbilang tinggi yakni mencapai
sekitar 450 ribu kasus setiap tahun dan kasus kematian akibat TBC sekitar 65 ribu
23

orang. Penyakit TBC lebih banyak menyerang orang yang lemah kekebalan
tubuhnya, lanjut usia, dan pasien yang pernah terserang TBC pada masa
kanakkanaknya. Tuberkulosis sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan
yang utama dan merupakan masalah kesehatan global sebagai penyebab utama
kematian pada jutaan orang setiap tahun di seluruh dunia setelah Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Sebagian besar kuman tuberkulosis (TB)
menyerang paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya.
A. KASUS 3
Seorang anak bernama mika berusia 3,4 tahun, berat badan12 kg, tinggi badan
93 cm, mengalami sakit perut sebelah kiri dan diare selama 2 hari sakit sering
hilang timbul, makanan terakhir sebelum mengalami diare buah pepaya yang
berlebihan.
B. GEJALA-GEJALA YANG DIPROLEH PASIEN
e. Nafsu makan berkurang
f. Lemas
g. mencert
h. tidak ada semangat
a. DATA YANG DI DAPAT DARI SP/PROPANDUS
12. Tinggi Badan :93cm
13. Berat Badan :12kg
14. Sakit perut sebelah kiri
15. Mulai sakit sejak 2 hari yang lalu
16. Mengkonsumsi obat campur
17. Sukan makan manis/ permen
18. Tidak sikat gigi
19. Tidak pernah minum obat cacing
20. Tidak minum susu vormula
21. Nafsu makan berkurang
22. mencret
b. MASALAH YANG DITEMUKAN
Mika sakit perut sebelah kiri dan diare selama 2 hari sebulum terkena
diare mika makan buah pepaya berlebihan sudah minum obat campur.
24

C. RENCANA PENYELESAIAN MASALAH


 Mengajarkan kepada ibu klien untuk memberikan obat anti diare pada klien
 Menganjurkan klien untuk mengganti pakaian yang longgar pada klien
 Memonitoring kulit akan adanya kemerahan

25

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada kasus pertama dapat disimpulkan bahwa Berdasar kasus yang ada diatas
yaitu Seorang ibu yang bernama Ny.Ida Asma berumur 53 tahun mengalami keluhan
Penurunan Hipotensi. Sehinnga Hipotensi merupakan penurunan tekanan darah sistol
lebih dari 20-30% dibandingkan dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sistol, ibu
mengalami nafsu makan menurun serta lemas.
Penanganan yang dilakukan :
 Sebaiknya Ibu memperbaiki pola istirahat dan tidur.
 Menyarankan Ibu untuk cek HB untuk menegakkan diagnose.
 Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang seimbang seperti
danging, ikan, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan.
Pada kasus kedua dapat disimpulkan bahwa dari keluhan yang ditunjukan
mengeluh batuk berdahak,sesak napas serta keringat dingin. Pernah datang ke
puskesmas 1 bulan yang lalu kemudian drop out pengobatan, dan sekarang
mengonsumsi obat warung untuk meredakan batuk tetapi tidak kunjung sembuh. Dan
struktur rumah beton, pengap karna ventilasi kurang.
Penanganan yang dilakukan :
 Ibu dan anak harus melakukan pemeriksaan diri apakah terjangkit
penyakit yang sama dan harus menjaga jarak dari Tn.K sementara
waktu sampai pulih total.
 Ibu dan anak harus membedakan peralatan makan dan minum dengan
Tn.K agar tidak terjangkit penyakit TB paru.
 Diskusikan cara mencegah masalah penumpukan sekret
 Penghargaan pada keluarga apabila mampu melakukan perawatan
secara mandiri
 Diharapkan kepada anggota keluarga khususnya istri Tn.K jika
memasak di dapur diharapkan mempunyai perilaku kebiasaan
membuka jendela rumah agar asap dari memasak tidak mencemari
ruangan dan juga menghindari pengap dalam rumah.
 Agar anggota keluarga mempunyai kebiasaan membuka jendela setiap
pagi agar terjadi sirkulasi udara yang baik dalam rumah dan juga
cahaya matahari masuk ke dalam rumah sehingga mengurangi
kelembaban dalam rumah.
 Sebaiknya memisahkan peralatan pribadi si pasien dengan anggota
keluarga seperti peralatan mandi dan alat makan.
 Tn.k melakukan pemeriksaan BTA lagi di laboratorium kesehatan
 Istri dan anak Tn.k melakukan pemeriksaan BTA di laboratorium
kesehatan.
26

 Tn.k melakukan pengobatan tb mulai dari awal di pelayanan kesehatan


sesuai dengan prosedur pengobatan tb.
 Diharapkan kepada anggota keluarga khususnya istri agar melakukan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitative
 Tn.k dan istri memberikan kepada anak An.s (8th) untuk
mengkonsumsi buah-buahan atau sayur.
 Sebaiknya Tn.k dan istri agar anak pertama untuk menghindari
makanan manis/ permen agar tidak terlalu sering untuk mengkonsumsi
setiap hari dan untuk mengurangi supaya tetap selalu menjaga
kesehatan Gigi dan mulut pada anak An.s (8th) kelas 2 SD .
 Meningkatkan status gizi & daya tahan tubuh.
 Memberi asupan zat gizi makro & mikro sesuai dengan kebutuhan.
 Mencapai & mempertahankan BB normal.
 Mencegah penurunan BB yang berlebihan.
 Mengatasi gejala diare, mual & muntah.
 Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan
relaksasi
 Meningkatkan asupan energi sesuai kebutuhan
 Meningkatkan asupan protein sesuai kebutuhan
Pada kasus Ketiga dapat disimpulkan bahwa Berdasar kasus yaitu Ibu
membawa anak perempuannya yang berumur 3 tahun ke dokter dengan keluhan sakit
perut sebelah kiri atas. Anak sakit perut karna makan pepaya dan jajanan.
Penanganan yang dilakukan :
 menganjurkan ibu pasien untuk membuat Oralit dasar.
 Menganjurkan pasien untuk banyak minum.
 Merujuk pasien ke tempat pelayan terdekat untuk pemeriksaan
selanjutnya.
 Anjurkan Pasien untuk makan makanan seimbang dan bersih.
27

B. Saran
Dalam masalah status kesehatan keluarga dapat mengetahui penyakit yang
dialami pasien, tanda dan gejala, cara penanganan, meampu mengambil keputusan
dalam melakukan penanganan yang tepa, memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada di sekitar daerah. Tenaga kesehatan juga menyarankan untuk lebih memperhatikan
pola dan gaya hidup sehat dengan memperhatikan asupan makanan yang masuk pada
tubuh pasien dan keluarga pasien juga menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar
pasien diharapkan lebih sadar akan pentingnya PHBS (Perilaku hidup bersih dan sehat)
serta mengikuti penyuluhan yang di adakan oleh tenaga kesehatan guna meningkatkan
pengetahuan masyarakat
28

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Hipotensi (tekanan darah rendah).
www.homecare.griyakami.com/index.php. 30 November 2010.
Anonim. 2010. Dangers of High Blood Pressure; Facts and Information.
http://www.blokeish.com/2010/09/dangers-of-high-blood-pressure-factsand-
information. 11 Desember 2010.
Hanson, S.M.H., & Boyd, S.T. (1996). Family Health care nursing : Theory, Practice
and research, Philadelphia : F.A. Davis Company.
Maglaya, Arceli. (2009). Nursing Practice In the Community. Marikina City:
Argonauta Corporation.
Stanhope,M. & Lancaster.J. (2009). Communtiy health nursing. Process and practice
for promoting health. Mosby Company, USA.
Meliyanti, F. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare.
Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah. 2016; 1(2), 7. https://doi.org/10.30604/jika.v1i2.15
29

LAMPIRAN
30

HIPOTENSI

( DARAH RENDAH )

Cara mengatasi
Penyebab HIPOTENSI (Darah
HIPOTENSI (Darah rendah)
rendah)
 Minum banyak air
 Kehilangan putih, kurangi
darah dan cairan alkohol
dalam tubuh  Jalani pola makan
OLEH :  Kurang tidur yang sehat
 Penyakit jantung  Ketika mengubah
KELOMPOK 09 dan stress posisi tubuh,
IPE&IPC lakukan dengan
 Pengecilan
perlahan
POLTEKKES pembuluh darah
 Rajin berolahraga
KESEHATAN
KEMENKES MEDAN
Tanda dan Cara merawat
Pengertian gejala penderita
HIPOTENSI (Darah HIPOTENSI HIPOTENSI
Rendah) (Darah rendah) (Darah rendah)
 Istrahat yang
HIPOTENSI cukup
 Pusing atau sakit
(Darah Rendah) adalah  Mengontrol
kepala
terjadinya penurunan kesehatan
 Tekanan darah
darahyang kurang dari minimal 3x
turun
normal yaitu kurang sebulan
 Pingsan
dari 90/60mmHg.  Mengkonsumsi
 Badan terus makanan yang
melayang bergizi
31

Akibat jika
HIPOTENSI (Darah
rendah) tidak diobati

 Penyakit jantung
 Pingsan
 Cedera
OLEH :
 Kematian
KELOMPOK
09 IPE&IPC

Contoh menu sehari


POLITEKNIK
penderita
KESEHATAN
HIPOTENSI (Darah
KEMENKES
rendah)
MEDAN

Apa itu
TB....?????

SEKIAN DAN TBC


(Tuberkulosis)
TERIMAKASI yang juga
Pagi H dikenal dengan
TB adalah
 Sandwish isi penyakit paru-
(keju,selada air paru akibat
dan tomat) kuman
 Susu TB Mycobacterium
 Snack (martabak ( TUBERCOL tuberculosis.
telur) OSIS ) TBC akan
menimbulkan
Siang
gejala berupa
 Nasi putih batuk yang
 Tumis bayam berlangsung
jagung udang lama (lebih dari
 Loaf tahu 3 minggu),
 Kroket isi biasanya
berdahak, dan
Malam terkadang
mengeluarkan
 Steak daging
darah.
 Kentang goreng
32

5. Berkeringat di
malam hari
6. Tidak nafsu
makan.

Bagaimana penularan
pada TB....?????

Pasien TB
dengan BTA ( Basil
Apa tanda dan gejala
tahan asam ) positif
penyakit TB...????
memberikan resiko
penularan lebih besar
dan pasien TB dan BTA
negatif.

Sumber
penularan pada pasien SEKIAN DAN
yang dahaknya
mengandung kuman
TB. Penularan terjadi
melalui percikan dahak
yang dapat bertahan
1. Batuk terus-
selama beberapa jam
menerus yang
dalam ruangan yang
berlangsung lama (lebih
tidak terkena sinar
dari 2–3 minggu)
matahari dan lembab.
2. Penurunan berat
Bagaimana resiko
badan
penularan TB....????
3. Sesak nafas di
sertai dengan nyeri pada
dada
4. Demam dan
menggigil
33

SEKIAN DAN dapat berupa air saja


yang frekuensinya lebih
TERIMAKASI sering dari biasanya D
H (biasanya 3 kali atau e
lebih dalam sehari m
a
Bahaya Diare m

DIARE

Malas
makan&
Kekurangan cairan / minum
lemas mengakibatkan
Penyebab Diare
INFEKSI
VIRUS&BAKTERI
Kehabisan cairan dan
meninggal

Tanda – tanda Diare


OLEH :
KELOMPOK 09 MAKANAN DAN
IPE&IPC NUTRISI
Makanan tidak higienis,
POLITEKNIK botol susu yang tidak
KESEHATAN steril dan pemberian
KEMENKES MEDAN ASI yang tidak
Berak cair eksklusif pada bayi 0-6
bulan.
Muntah
Arti Diare

Diare adalah Buang air


besar lembek/cair
( mencret ) bahkan
GANGGUAN
34

KESEHATAN
Misalnya Campak

FAKTOR
LINGKUNGAN DAN
PERILAKU
Lingkungan kotor, tidak
cuci tangan sebelum
memegang
makanan/setelah BAB

Cara mengatasi Diare


1. Berikan minum
yang banyak
2. Jangan
hentingkan pemberian
ASI
3. Selingi air putih
dengan pemberian oralit
4. Berikan ia
makanan dalam porsi SEKIAN DAN
kecil
5. Pilih makanan
TERIMAKASI
yang mudah dicerna H
6. Berikan obat
diare sebagai solusi
terakhir

Anda mungkin juga menyukai