Anda di halaman 1dari 51

UPDATE STANDAR PELAYANAN

KEFARMASIAN DI RS
D R A . A R O FA I D H A, M . FA R M -K LIN.,A PT
D i s a m pa i ka n p a d a
R A K E R D A H I S FA R S I P D I A I J A W A T E N G A H ,
Seminar & Workshop
S o l o, 1 6 – 1 7 N o p em ber 2 0 1 9
2

A. RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG, sebagai:


1. Ketua Komite Profesi Tenaga Kesehatan
2. Wakil Ketua Komite Pengendalian
Resistensi Antibiotika (KPRA)
3. Satuan Pemeriksaan Internal (SPI)
4. Koordinator Pendidikan, Penelitian dan
Pelatihan- IFRS RSSA
5. Pengurus Barang Medis
Dra. AROFA IDHA,M.Farm-Klin,Apt 6. Surveior Internal
arofaidha@gmail.com
081945100862 B. KOMISI AKREDITASI RS, sebagai :
PENDIDIKAN : 1. Surveior Manajemen
1. S1 FARMASI-APOTEKER UNAIR
2. S2 FARMASI KLINIS UBAYA 2. Pembimbing Intensif BAB PKPO
PENGALAMAN KERJA

o Kepala Instalasi Farmasi ( 2010 – 2016 )

o Wakil Ketua Komite Farmasi & Terapi ( 2011 – 2016 )


o Panitia pengadaan, Pejabat pengadaan ( 2000 – 2018)
o R & D Division P. RISTRA INDOLAB (1993 – 1996)

15 Agustus 2019 4
PENGABDIAN ORGANISASI :
• PP HISFARSI (2019 – sekarang)
• PD IAI JAWA TIMUR ( 2018 – sekarang)
• Ketua PC IAI Kota Malang (2015 – sekarang)
• PD HISFARSI JAWA TIMUR ( 2011 – 2019)
.

3
BAHASAN
01 PENDAHULUAN

02 STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN

03 APA YANG BERUBAH

PUNCAK IJEN
UPAYA PENINGKATAN MUTU RS
1. REGISTRASI & LISENSI PMK 56/2016
SARANA PRASARANA, ALAT KESEHATAN,
AKREDITASI SUMBER DAYA KESEHATAN
2. INDIKATOR MUTU RS
1.KEPATUHAN PENGGUNAAN CLINICAL PATHWAY
2.KELENGKAPAN ASESMEN AWAL KEPERAWATAN DALAM 24 JAM
3.PENULISAN RESEP SESUAI DENGAN FORMULARIUM
4.ANGKA KEJADIAN PENUNDAAN OPERASI ELEKTIF
5.WAKTU TUNGGU RAWAT JALAN
6.KETEPATAN JAM VISITE DOKTER SPESIALIS
7.KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA DI IGD, RANAP DAN RAJAL
8.RESPON TIME IGD < 5 MENIT
9.WAKTU TUNGGU PELAYANAN LABORATORIUM
10. ANGKA PASIEN JATUH
11 ANGKA INFEKSI LUKA OPERASI
PMK 12
12. KELENGKAPAN INFORMED CONSENT
INDIKATOR
56/2016 MUTU RS
3 PENILAIAN AKREDITASI.
CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMENT
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN di RS
2007
2012

SA versi 2009
2007 SA versi
2012 2017
KMK 2019
1197
2014
SNARS
2016
ed 1
SNARS
PMK 58 ed 1.1

PMK 72
www.free-powerpoint-templates-design.com
PERMENKES 72 / 2016
TUJUAN PENGATURAN STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN

Meningkatkan Menjamin Melindungi pasien dan


mutu pelayanan kepastian hukum masyarakat dari penggunaan
kefarmasian. bagi tenaga obat yang tidak rasional
kefarmasian. dalam rangka keselamatan
pasien (patient safety).
www.free-powerpoint-templates-design.com
Konsep Pelayanan Kefarmasian dalam
STANDAR AKREDITASI (PKPO)
Menjamin Mutu, manfaat,
1 khasiat dan keamanan

Menjamin kepastian hukum bagi


2 tenaga farmasi

Melindungi pasien dan staf dari


3 penggunaan obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien
PATIENT SAFETY
Menjamin system Pelayanan
4 Kefarmasian dan Penggunaan Obat
yang lebihaman ( Medication Safety)
Mengurangi angka kesalahan
5 Obat

www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN & BMHP
Mengacu :
PENGENDALIAN PEMILIHAN FORNAS &
Formularium RS

PEMUSNAHAN RENCANA KEBUT


& PENARIKAN PERENCANAAN OBAT → e- MONEV
ADMINIS
TRASI
PENDISTRIBUSIAN PENGADAAN

E- PURCHASING
E- CATALOG
PENYIMPANAN PENERIMAAN
PELAYANANAN FARMASI KLINIS

Psl 8 : RS wajib melapor


Evaluasi Pengkajian kan YANFAR ke DINKES
Penggunaan dan
Obat Pelayanan KAB/KOTA & PROP
Resep
Penelusuran
MESO
Riwayat Meningkatkan
Pengobatan Outcome terapi GOOGLE form

Pemantauan
Terapi Obat Rekonsiliasi
% Rumah Sakit Pemerintah yg
melaksanakan
Konseling
Pelayanan Kefarmasian Sesuai
Visite
Standar (INDIKATOR RENSTRA
2015-2019 RS = 65 %
PELAPORAN
• Mendapatkan data pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Rumah
Sakit
• Didapatkan gambaran pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Indonesia
• Pemantauan Patient Safety
• Dasar pengambilan keputusan bagi pemerintah dalam penetapan
kebijakan
• Laporan Pelayanan Kefarmasian dikirim setiap bulan melalui google form
• RS wajib melampirkan laporan bulanan yang telah ditanda-tangani oleh
Kepala Instalasi Farmasi RS pada google form
Alamat Google Form Sesuai Provinsi
No Provinsi Alamat Google Form

1 Nanggroe Aceh Darussalam http://bit.ly/aceh-laporan-rs


2 Sumatra Utara http://bit.ly/sumut-laporan-rs
3 Sumatra Selatan http://bit.ly/sumsel-laporan-rs
4 Sumatra Barat http://bit.ly/sumbar-laporan-rs
5 Bengkulu http://bit.ly/bengkulu-laporan-rs
6 Riau http://bit.ly/riau-laporan-rs
7 Kepulauan Riau http://bit.ly/kepri-laporan-rs
8 Jambi http://bit.ly/jambi-laporan-rs
9 Lampung http://bit.ly/lampung-laporan-rs
10 Bangka Belitung http://bit.ly/babel-laporan-rs
11 Kalimantan Barat http://bit.ly/kalbar-laporan-rs
12 Kalimantan Timur http://bit.ly/kaltim-laporan-rs
13 Kalimantan Selatan http://bit.ly/kalsel-laporan-rs
14 Kalimantan Tengah http://bit.ly/kalteng-laporan-rs
15 Kalimantan Utara http://bit.ly/kaltara-laporan-rs
16 Banten http://bit.ly/banten-laporan-rs
Alamat Google Form Sesuai Provinsi
No Provinsi Alamat Google Form

http://bit.ly/jateng-laporan-rshttp://bit.ly/dki-laporan-rs
17 DKI Jakarta
18 Jawa Barat http://bit.ly/jabar-laporan-rs
19 Jawa Tengah http://bit.ly/jateng-laporan-rs
20 DI Yogyakarta http://bit.ly/diy-laporan-rs
21 Jawa Timur http://bit.ly/jatim-laporan-rs
22 Bali http://bit.ly/bali-laporan-rs
23 Nusa Tenggara Timur http://bit.ly/ntt-laporan-rs
24 Nusa Tenggara Barat http://bit.ly/ntb-laporan-rs
25 Gorontalo http://bit.ly/gorontalo-laporan-rs
26 Sulawesi Barat http://bit.ly/sulbar-laporan-rs
27 Sulawesi Tengah http://bit.ly/sulteng-laporan-rs
28 Sulawesi Utara http://bit.ly/sulut-laporan-rs
29 Sulawesi Tenggara http://bit.ly/sultra-laporan-rs
30 Sulawesi Selatan http://bit.ly/sulsel-laporan-rs
31 Maluku Utara http://bit.ly/malut-laporan-rs
32 Maluku http://bit.ly/maluku-laporan-rs
33 Papua Barat http://bit.ly/papuabarat-laporan-rs
34 Papua http://bit.ly/papua-laporan-rs
APAKAH
MENGGAMBARKAN
MUTU ?
MENGAPA PERLU
AKREDITASI ?
STANDAR
AKREDITA
SI
UNTUK PERBAIKAN MUTU
TERUS MENERUS
CAPAIAN AKREDITASI RS
AKREDITAS RS NASIONAL AKREDITASI RS INTERNASIONAL

3%

16% 20%

77%
84%

KARS INTERNASIONAL JCI ACHS


RS TERAKREDITASI
RS BELUM TERAKREDITASI

RS TERAKREDITASI 2380 KARS 8


RS BELUM TERAKREDITAS 466 INTERNASIONAL
JUMLAH RS 2846 JCI 31
STATUS AKREDITASI RS NASIONAL

STATUS AKREDITASI RS NASIONAL

36% 36%

PERDANA 851
DASAR 135
MADYA 270
UTAMA 274
PARIPURNA 850
JUMLAH 2380 12%
11%

6%

PERDANA DASAR MADYA UTAMA PARIPURNA


APA YANG BERUBAH ?

SNARS 1.1
INSTRUMEN
SNARS 1.1
SURFOK A

SURFOK B

SURFOK C

Berlaku mulai 1 Januari 2020


www.free-powerpoint-templates-design.com
SNARS edisi 1.1 : P K P O
21 STANDART 80 EP

PENGORGANISASIAN

PENYIAPAN dan
PENYERAHAN
SELEKSI dan PENGADAAN.

PEMBERIAN

PENYIMPANAN
.

PEMANTAUAN
PERESEPAN dan
PENYALINAN

www.free-powerpoint-templates-design.com
CEDERA DAN BAHAYA DALAM PKPO disebabkan :
• Praktik penggunaan obat yang tidak aman (unsafe
medication practices) dan PATIENT
• Kesalahan penggunaan obat (medication errors)
SAFETY
Sist Monev thd
regulasi yg
ditetapkan
Pimpinan Menurunkan
Membuat Kesalahan
Sistem PKPO Penggunaan
yg aman Obat
Patuh (medication
peraturan safety
perundang- Program)
DIREKTUR & undangan
PIMP RS RUMAH SAKIT
BERTANGGUNGJAWAB
SELAMA PASIEN BERADA DI
RS
PKPO 1 : PENGORGANISASIAN
MAKSUD & TUJUAN :

1. Penetapan struktur organisasi dalam pelayanan kefarmasian


dan penggunaan obat ( Pedoman Organisasi IFRS dan
Penetapan Komite/Tim KFT)

2. Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker yang


melakukan pengawasan dan supervisi semua aktivitas
pelayanan kefarmasian serta penggunaan obat di rumah
sakit. ( STRA, SIPA Apoteker dan penetapan Kepala IFRS)

3. Melakukan kajian sekurang-kurangnya sekali setahun

4. Sumber informasi obat yang tepat dan terkini tersedia


disemua unit pelayanan, SERTA DAPAT DIAKSES OLEH
SEMUA STAF YANG TERLIBAT DALAM PENGGUNAAN OBAT.
PKPO 1 : PENGORGANISASIAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 1 TELUSUR

1. Ada regulasi R Regulasi tentang : 10 TL


pengorganisasian 1. Pedoman -
pelayanan kefarmasian dan pengorganisasian unit TT
penggunaan obat secara farmasi 0
menyeluruh yang 2. Penetapan komite/tim
mengarahkan semua farmasi dan terapi
tahapan pelayanan obat disertai dengan
aman sesuai peraturan Pedoman kerja
perundang undangan(R)

2. Ada bukti seluruh D Bukti ijin (STRA dan SIPA) 10 TL


apoteker memiliki ijin dan semua 5 TS
melakukan supervisi sesuai
dengan penugasannya apoteker dan hasil supervisi 0 TT
(D,W) yang dilakukan
PKPO 1 : PENGORGANISASIAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 1 TELUSUR

6. Terlaksananya tindak D Bukti tindak lanjut terhadap 10 TL


lanjut terhadap kesalahan kesalahan penggunaan -
penggunaan obat untuk obat. TT
memperbaiki sistem 0
manajemen dan
penggunaan obat sesuai
peraturan perundang-
undangan. (D,W)
PKPO 3 : PENYIMPANAN
STANDAR PKPO 3.1
MAKSUD & TUJUAN PKPO 3.1 :
Rumah Sakit menetapkan dan menerapkan prosedur penyimpanan
bahan berbahaya (lihat juga MFK 5 : simulasi handling B3), narkotika
dan psikotropika sesuai peraturan perundang undangan.

STANDAR PKPO 3.2 :


Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat
dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu yang baik, benar dan aman
sesuai dengan peraturan perundang undangan.

MAKSUD & TUJUAN PKPO 3.2 :


Elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu
termasuk obat yang perlu diwaspadai
PKPO 3 : PENYIMPANAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 3 TELUSUR

2. Ada bukti obat dan zat O Pastikan semua obat yang 10 TL


5 TS
kimia yang digunakan keluar dari farmasi diberi TT
untuk mempersiapkan obat label yang terdiri atas 0
diberi label yang terdiri isi/nama obat, tanggal
atas isi/nama obat, tanggal kadaluwarsa dan
kadaluwarsa, dan peringatan khusus
peringatan khusus ( lihat termasuk obat racikan
juga MFK 5 EP 1). (O,W)
MFK 5 EP 1 :
Regulasi tentang pengelolaan bahan B3 dan limbahnya termasuk MFK 5.1 EP 1
(Penyimpanan dan pengolahan Limbah B3)
PKPO 3 : PENYIMPANAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 3.2 TELUSUR

1. Ada regulasi rumah sakit R Regulasi tentang proses 10 TL


tentang proses larangan larangan penyimpanan -
menyimpan elektrolit elektrolit konsentrat dan 0 TT
konsentrat dan elektrolit elektrolit dengan konsentrasi
dengan konsentrasi tertentu tertentu sesuai EP
di luar instalasi/depo farmasi
(lihat juga SKP 3.1). (R)

2. Ada bukti penyimpanan O Lihat tempat penyimpanan 10 TL


elektrolit konsentrat dan Elektrolit konsentrat dan 5 TS
elektrolit dengan konsentrasi elektrolit dengan 0 TT
tertentu yang baik, benar, dan konsentrasi tertentu
aman sesuai dengan regulasi.
(O,W)
PKPO 3 : PENYIMPANAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 3.2 TELUSUR
3. Elektrolit konsentrat dan O Lihat label pada setiap 10 TL
elektrolit dengan konsentrasi elektrolit konsentrat dan 5 TS
tertentu diberi label obat yang elektrolit dengan konsentrasi 0 TT
harus diwaspadai (high alert) tertentu
sesuai dengan regulasi. (O,W)
SKP 3 : KEWASPADAAN ELEKTROLIT
Elektrolit Konsentrat:
• Potasium Fosfat Dengan Konsentrasi Sama Atau Lebih Besar
dari 3 Mmol/Ml Dan
• Natrium Klorida Dengan Konsentrasi Lebih Dari 0,9%
• Magnesium Sulfat Dengan Konsentrasi 50% Atau Lebih

Elektrolit Dengan Konsentrasi Tertentu:


• Potasium Klorida Dengan Konsentrasi 1 Meq/Ml Atau Lebih
• Magnesium Sulfat Dengan Konsentrasi 20%, 40%, Atau Lebih.
PKPO 3 : PENYIMPANAN
Maksud dan Tujuan PKPO 3.3
• Beberapa macam obat memiliki risiko khusus yang memerlukan ketentuan
tersendiri dalam penyimpanan, pelabelan dan pengawasan penggunaannya
seperti:
a) produk nutrisi; memerlukan penanganan khusus dalam pelabelan dan
penyimpanannya
b) obat dan bahan radioaktif; memiliki risiko terhadap keselamatan petugas dan
lingkungan (lihat juga MFK 5)
c) obat yang dibawa pasien sebelum rawat inap mungkin bermasalah dalam
hal keaslian, identifikasi dan penyimpanan
d) obat program atau bantuan pemerintah/pihak lain; berpotensi untuk
disalahgunakan
e) obat yang digunakan untuk penelitian; mungkin memiliki masalah dalam hal
identifikasi dan penyimpanan yang berdampak pada hasil penelitian
• Rumah sakit menetapkan prosedur yang mengatur penerimaan,
PKPO 3 : PENYIMPANAN
Maksud dan Tujuan PKPO 3.4
1. Jikaada pasien emergensi maka akses cepat ke tempat obat yang
diperlukan menjadi sangat penting dan obat harus siap pakai
bila sewaktu-waktu diperlukan.
2. Setiap rumah sakit harus membuat rencana lokasi penyimpanan obat
emergensi, contoh troli obat emergensi yang tersedia di berbagai
unit pelayanan, obat untuk mengatasi syok anafilaktik di tempat
penyuntikan, dan obat untuk pemulihan anestesi ada di kamar operasi.
3. Obat emergensi dapat disimpan di lemari emergensi, troli, tas/
ransel, kotak, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan di tempat tersbt.
4. Rumah sakit diminta menetapkan prosedur untuk memastikan ada
kemudahan untuk mencapai dengan cepat tempat penyimpanan obat
emergensi jika dibutuhkan, termasuk obat selalu harus segera diganti
kalau digunakan, bila rusak, atau kedaluwarsa. Selain itu, keamanan
OBAT EMERGENSI
Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK OBAT EMERGENSI
• Akses terdekat dan selalu siap pakai .
• Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no register
• Isi sesuai standar di masing-masing unit
• Tidak boleh dicampur obat lain
• Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah Pakai
harus melaporkan untuk segera diganti
• Di cek secara berkala apakah ada yg rusak/kadaluwarsaesuai dengan
kebutuhan di tempat tersbt.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 47 TAHUN 2018
TENTANG PELAYANAN KEGAWATDARURATAN
DAFTAR OBAT EMERGENSI DI IGD
Tempat menyimpan : TROLI/KIT/LEMARI/KOTAK OBAT EMERGENSI
• Akses terdekat dan selalu siap pakai .
• Terjaga isinya/aman kunci plastik dg no register
• Isi sesuai standar di masing-masing unit
• Tidak boleh dicampur obat lain
• Dipakai hanya untuk emergensi saja dan sesudah Pakai
harus melaporkan untuk segera diganti
• Di cek secara berkala apakah ada yg rusak/kadaluwarsaesuai dengan
kebutuhan di tempat tersbt.
KODE WARNA PASIEN I.G.D
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47
TAHUN 2018 TENTANG PELAYANAN KEGAWATDARURATAN
DAFTAR OBAT EMERGENSI DI IGD
PKPO 4 : PERESEPAN & PENYALINAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 4.1 TELUSUR

1. Ada regulasi Peresepan / R Pedoman tentang permintaan 10 TL


permintaan obat dan instruksi obat/peresepan dan instruksi - -
pengobatan secara benar, pengobatan secara benar, 0 TT
lengkap, dan terbaca, serta lengkap, dan terbaca, serta
menetapkan staf medis yang
menetapkan staf medis yang
kompeten dan berwenang
kompeten dan berwenang untuk melakukan
untuk melakukan peresepan / Peresepan / permintaan obat
permintaan obat dan instruksi dan instruksi pengobatan
pengobatan. (lihat juga PAP
2.2 EP 1; AP 3 EP1; dan SKP 2
EP 1). (R)
PKPO 4 : PERESEPAN & PENYALINAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 4.3 TELUSUR
2. Ada bukti pelaksanaan R 1) Bukti Catatan daftar obat 10 TL
daftar tersebut di atas lengkap dalam RM - -
disimpan dalam rekam medis pasien yang selalu menyertai 0 TT
pasien dan menyertai pasien pasien.
ketika pasien dipindahkan. 2) Salinan daftar obat
Salinan daftar obat diserahkan diserahkan kepada
kepada pasien saat pulang pasien saat pulang
(D)(LihatARK 4.2 EP 4)

ARK 4.2 EP 4: Ringkasan pulang memuat obat yang diberikan


termasuk obat setelah pasien keluar rumah sakit. (D)
PKPO 5 : PENYIAPAN & PENYERAHAN

ELEMEN PENILAIAN PKPO 5.1 TELUSUR

6. Ada bukti penyiapan obat D Pengukuran mutu tentang 10 TL


tepat waktu. (D,O,W) waktu penyiapan obat sejak 5 TS
resep diterima sampai obat 0 TT
siap diserahkan
PKPO 5 : PENYIAPAN & PENYERAHAN

ELEMEN PENILAIAN PKPO 5.1 TELUSUR

6. Ada bukti penyiapan obat D Pengukuran mutu tentang 10 TL


tepat waktu. (D,O,W) waktu penyiapan obat sejak 5 TS
resep diterima sampai obat 0 TT
siap diserahkan
PKPO 6 : PEMBERIAN OBAT
ELEMEN PENILAIAN PKPO 6.2 TELUSUR
3. Ada bukti edukasi dan D Bukti pelaksanaan: 10 TL
monitoring terhadap pasien monitoring terhadap pasien 5 TS
yang melakukan pemberian yang melakukan pemberian 0 TT
obat sendiri. (D,W) obat sendiri. (D,W)

1) edukasi tentang
pemberian obat oleh pasien
sendiri (contoh penyuntikan
insulin oleh pasien)

2) monitoring pelaksanaan
pemberian obat oleh pasien
sendiri
PKPO 7 : PEMANTAUAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 7 TELUSUR

1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang seleksi 10 TL


seleksi pasien, pemantauan pasien, pemantauan dan 5 TS
efek obat dan efek samping pencatatan efek obat dan 0 TT
obat serta dicatat dalam ESO
status pasien. (lihat juga AP 2
EP 1). (R)
SELEKSI PASIEN YANG DILAKUKAN PTO

1. Pasien yang menerima obat dengan risiko tinggi seperti :


• obat dengan indeks terapi sempit (contoh: Digoksin, fenitoin),
• Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: gentamisin) dan
hepatotoksik(contoh: OAT),
• Sitostatika (contoh: metotreksat),
• Antikoagulan (contoh: warfarin, heparin),
• Obat yang sering menimbulkan ROTD (contoh: metoklopramid,
AINS),
• Obat kardiovaskular (contoh: nitrogliserin).

2.Pasien yang menerima regimen yang kompleks :


• Polifarmasi
• Variasi rute pemberian
• Variasi aturan pakai
SELEKSI PASIEN YANG DILAKUKAN PTO

3. Pasien dengan kondisi :


- MRS dengan MULTI penyakit sehingga menerima polifarmasi
- Pasien kanker yang menerima terapi sitostatika.
- Pasien dengan gangguan fungsi organ terutama hati dan ginjal.
- Pasien geriatri dan pediatri.
- Pasien hamil dan menyusui.
- Pasien dengan perawatan intensif.
PKPO 7 : PEMANTAUAN
ELEMEN PENILAIAN PKPO 7.1 TELUSUR

4. Ada bukti tim keselamatan D 1) Bukti pelaksanaan tim 10 TL


pasien rumah sakit menerima keselamatan pasien 5 TS
laporan kesalahan menerima laporan kesalahan 0 TT
penggunaan obat (medication penggunaan obat
error) dan mencari akar
masalah atau investigasi 2) Bukti pelaksanaan mencari
sederhana, solusi dan tindak akan masalah/investigasi
lanjutnya, serta melaporkan sederhana
kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien (lihat 3) Bukti pencarian solusi dan
juga PMKP 7). tindak lanjutnya
(D,W)
4) Bukti penyusunan laporan
ke KNKP dan SISMADAK
SURVEI TERFOKUS

ADALAH SURVEI LANGSUNG YG TERBATAS DALAM LINGKUP, KONTEN DAN


LAMANYA DAN DIRANCANG UNTUK MENGUMPULKAN INFORMASI TENTANG
SUATU MASALAH, STANDAR ATAU ELEMEN PENILAIAN SECARA SPESIFIK ATAU
PELAYANAN YANG BERISIKO TINGGI.
SURVEI TERFOKUS
PELAYANAN BERISIKO TINGGI

ESWL, HEMODIALISIS, HIPERBARIK, KATETERISASI JANTUNG, MRI dan/atau CT SCAN,


RADIOLOGI INTERVENSIONAL
TIP MENYIAPKAN SNARS 1.1

Anda mungkin juga menyukai