BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH :
Pekanbaru, 7 - 1 - 2019
Menyetujui
Ketua Pelaksana Kegiatan,
W akil Dekan FMIP A dan Kesehatan,
HALAMAN SAMPUL................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 2
1.3 Keutamaan atau urgensi penelitian ............................................................... 2
1.4 Luaran ........................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ......................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ueuganol .................................................................................... 3
2.2 Quantitatif Structure-Actifity Relationships (QSAR) ................................... 4
2.3 Docking Molekul.......................................................................................... 4
2.4 Aktivitas Antimikroba.................................................................................. 4
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Peralatan Penelitian....................................................................................... 5
3.1.1 Peralatan Untuk Penelitian.................................................................. 5
3.2 Bahan Penelitian........................................................................................... 5
3.3 Prosedur Penelitian....................................................................................... 5
3.3.1 Analisis QSAR.................................................................................... 5
3.3.2 Docking Molekul................................................................................. 6
3.3.3 Sintesichs Senyawa Mannisch Euganol .............................................. 6
3.3.4 Uji Aktivasi Antimikroba.................................................................... 7
3.3.4.1 Uji Antibakteri ................................................................................. 7
3.3.4.2 Anti Jamur........................................................................................ 7
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya............................................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8
LAMPIRAN 1.Biodata Ketua Anggota, dan Dosen Pendamping.................................. 11
LAMPIRAN 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................................... 17
LAMPIRAN 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas.................... 19
LAMPIRAN4.Surat Pernyataan Ketua Pelaksanaan ...................................................... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Resistensi antimikroba merupakan salah satu tantangan kesehatan terbesar
di dunia. Pada tahun 2015, WHO melaporkan sedikitnya sekitar 700 ribu orang
meninggal dunia akibat resistensi antimikroba. Jumlah ini akan terus meningkat,
dan diperkirakan pada tahun 2050 jumlah kasus resistensi antimikroba akan
menjadi10 juta kasus, dan 4 juta diantaranya meninggal dunia (WHO, 2015).
Adanya kasus resistensi ini membuat penyakit infeksi lebih sulit untuk diobati dan
bahkan tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu, sangat urgen saat ini untuk
menemukan senyawa antimikroba baru yang efektif dan efisien dengan biaya yang
terjangkau sehingga dapat mengatasi kasus resistensi ini. Jika masalah resistensi ini
tidak segera diatasi maka kemungkinan penyakit infeksi akan menjadi penyakit
yang tidak terobati pada beberapa dasawarsa mendatang (WHO, 2015). Salah satu
senyawa alam yang banyak terdapat di Indonesia dan dilaporkan memiliki aktivitas
antimikroba adalah senyawa eugenol.
Eugenol merupakan senyawa alam yang banyak terdapat di Indonesia
terutama pada minyak cengkeh (Syzygium Aromaticum). Senyawa eugenol
mempunyai gugus fungsi alil, hidroksi dan metoksi. Adanya gugus fungsi ini
menjadikan eugenol memiliki banyak aktivitas biologi seperti antioksidan
(Mahapatra et al., 2014; Mahboub, 2015), antiviral (Banenciaet al., 200),
antikanker (Majeed et al., 2014; Al-Sharif et al., 2013; Koh et al., 2013),
antiinflamasi (Yogalakshmi et al., 2010), antibakteri (Hemaiswarya et al., 2009;
Oyedemi et al., 2009;), dan antijamur (Abrao et al., 2014; Chaieb et al., 2007).
Selain aktivitasnya yang sangat banyak, hal lain yang sangat menarik perhatian dari
senyawa eugenol ini adalah kelimpahannya yang besar di alam sehingga mudah
untuk diperoleh.
Aktivitas antimikroba dari senyawa eugenol masih tergolong lemah jika
dibandingkan obat antimikroba yang dijual dipasaran. Oleh karena itu diperlukan
modifikasi gugus fungsi dari struktur eugenol untuk meningkatkan aktivitas
antimikrobanya. Agar proses modifikasi gugus fungsi lebih efektif dan efisien,
maka didahului dengan kajian komputasi QSAR dan docking sebagai penuntun
modifikasi gugus fungsi. Penggunaan kajian komputasi ini sangat mutlak dilakukan
karena dapat memprediksi senyawa yang memiliki aktivitas terbaik. Salah satu
gugus fungsi yang diyakini dapat meningkatkan aktivitas antimikroba dari senyawa
eugenol adalah gugus amina sekunder. Menurut Syahri, et al., (2017) gugus amina
dapat membentuk interaksi elektrostatik dengan protein parasit sehingga dapat
membunuh parasit tersebut. Diharapkan dengan adanya gugus amina pada senyawa
eugenol aktivitas antimikrobanya menjadi sangat baik bahkan melebihi aktivitas
obat saat ini. Penambahan gugus amina sekunder pada senyawa eugenol dapat
dilakukan dengan menggunakan reaksi Mannich, sedangkan posisi dan jenis amina
sekunder yang akan disubstitusikan ditentukan berdasarkan hasil studi QSAR dan
docking. Gabungan metode komputasi dan eksperimen ini diharapkan dapat
2
teoritis dan eksperimen, sehingga dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti-
peneliti selanjutnya.
sebesar 0,4. Sementara itu hemaiswary (2009) juga melaporkan aktivitas eugenol
terhadap bakteri E. Coli, E. Aerogenes, E. Aerogenes, P. Aeruginosa dengan nilai
MIC rata-rata sebesar 20 μM.
Senyawa Mannich-eugenol dibuat dengan mereaksikan antara senyawa
eugenol dengan amina sekunder menggunakan reaksi Mannich. Unsur Amina
memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan aktivitas antimikroba,
karena unsur amina dapat membentuk interaksi elektrostatik dengan protein parasit
sehingga mengganggu metabolisme dari parasite dan menyebabkan parasit tersebut
mengalami kematian.
2.2. Quantitative Structure-Activity Relationships (QSAR)
Saat ini pencarian obat baru tidak terpisahkan dengan analisis kimia
komputasi berupa pemodelan molekul. Perkembangan pemodelan molekul telah
membantu peneliti dalam proses desain senyawa obat yang memiliki aktivitas
terbaik. Nilai-nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan diyakini memiliki akurasi
yang lebih tinggi terhadap hasil sebenarnya dari pada hasil penentuan secara
eksperimen, karena kerja eksperimen memiliki derajat kesalahan yang lebih besar
(Thomas, 2007).
Penggunaan metode QSAR dalam rancang obat sudah banyak dilaporkan,
seperti penelitian Syahri et al., (2016; 2017) yang menggunakan studi QSAR
terhadap senyawa kalkon dan xanton sebagai antimalaria. Verma et al., (2017)
melakukan studi QSAR senyawa Naptol sebagai antimikrobial. Kumar et al.,
(2017) menggunakan studi QSAR untuk penemuan senyawa asam propionat
sebagai antimikrobial. Pada penelitian ini kami menggunakan studi QSAR terhadap
senyawa Mannich-eugenol sebagai antimikroba yang sudah resisten.
2.3. Docking Molekul
Docking molekul merupakan metodologi dalam structure-based virtual
screening untuk memprediksi aktivitas suatu senyawa secara molekular. Akhir-
akhir ini penggunaan docking molekul menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam
pencarian dan desain senyawa obat, karena mampu memprediksi aktivitas suatu
senyawa sekaligus memperkirakan interaksi senyawa tersebut terhadap protein.
Beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan penggunaan kajian
docking dalam pencarian senyawa obat. Syahri et al., (2017) melakukan kajian
docking terhadap senyawa xanton sebagai antimalaria. Alves et al., (2014)
melakukan kajian docking terhadap beberapa senyawa potensial sebagai
antimikroba. Nasab et al., (2017) yang melakukan kajian docking terhadap senyawa
anilinoquinazolin sebagai antimikroba.
2.4. Aktivitas Antimkroba
Aktivitas antimikroba dari suatu senyawa dapat dideteksi dengan
mengamati respon pertumbuhan dari mikroorganisma terhadap senyawa yang
dikontakan dalam suatu wadah. Banyak metode yang tersedia untuk mendeteksi
aktivitas ini, tetapi karena sensivitasnya tidak sama walaupun dengan prinsip yang
sama, hasil yang diperoleh tidak hanya dipengaruhi oleh metode yang dipilih tetapi
5
Muatan atom ini akan di bagi menjadi dua kelompok, yaitu Training set dan Tes
set. Senyawa kelompok training set digunakan untuk membangun model QSAR
yangdilakukan melalui analisis regresimultilinear menggunakan SPSS, sehingga
diperoleh persamaan regresi linearnya. Model QSAR yang diperoleh menunjukkan
descriptor yang berpengaruh terhadap aktivitas antimikroba dari senyawa turunan
eugenol. Model yang diperoleh harus divalidasi terlebih dahulu menggunakan
senyawa tes set. Apabila model QSAR dapat memprediksi aktivitas senyawa tes set
dengan baik, maka model yang diperoleh dapat digunakan untuk mendesain
senyawa antimikroba baru dari turunan eugenol (Khatkar et al. 2017)
3.3.2 Docking Molekul
Proses docking dimulai dari mempersiapkan kristal protein dengan aktivitas
sebagai antimikroba. Struktur protein 3 dimensi diambil di situs data bank protein
(www.pdb.org). Interaksi intramolekular antara ligan dan protein di dalam docking
dapat digambarkan dengan istilah gembok dan kunci. Protein yang merupakan
reseptor berfungsi sebagai gembok, sedangkan ligan (senyawa) yang merupakan
pasangan komplemen dari protein bertindak sebagai kunci. Sebelum dilakukan
proses docking, senyawa diberikan perlakuan terlebih dahulu, begitu juga protein.
Hal ini bertujuan agar senyawa dan protein benar-benar seperti pada keadaan di
eksperimen. Apabila persiapan protein dan senyawa telah selesai, baru proses
docking dapat dilakukan. Proses docking dan analisis dilakukan menggunakan
perangkat lunak Discovery studio (Gaber et al., 2017).
3.3.3 Sintesis Senyawa Mannich-eugenol
Modifikasi eugenol dilakukan berdasarkan hasil analisis QSAR dan
Docking molekul. Beberapa metoda modifikasi yang diperkirakan akan dilakukan
adalah reaksi Mannich menggunakan amina sekunder seperti Morfolin, piperidin,
dan dietilamin, alilasi menggunakan alil bromida, dan prenilasi. Proses modifikasi
ini dilakukan di laboratorium eksperimen, dan hasilnya dilakukan uji aktivitas
antimikroba.
Sebanyak 10 mmol eugenol dilarutkan dengan 75 mL etanol dalam labu
leher tiga kapasitas 100 mL, kemudian ditambahkan formaldehid 10 mmol dan
amina sekunder (morfolin atau piperidin, atau dietilamin) 10 mmol. Reflux
campuran reaksi selama 20 jam sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer.
Monitor reaksi menggunakan TLC, jika reaksi sudah selesai campuran reaksi di
uapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator. Rekristalisasi padatan yang
dihasilkan, kemudian dilakukan karakterisasi menggunakan FTIR, MS, dan NMR.
Mekanisme reaksi sintesis dapat dilihat pada gambar 2.
7
HO
H3CO
Formaldehid
Dietilamin
O
N
Morfolin HO
HO Br HO
Formaldehid
H3CO Aseton
H3CO H3CO
Formaldehid
Piperidin
HO
H3CO
Gambar 2. Mekanisme reaksi dari modifikasi gugus fungsi dari senyawa eugenol
3.3.4 Uji Aktivitas Antimikroba
3.3.4.1 Uji Antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar
menggunakan silinder-silinder steril. Kedalam cawan petri steril dimasukan
suspensi bakteri sebanyak 15 µL kemudian dimasukan media agar yang masih
cair sebanyak 15 mL dan media dibiarkan memadat pada suhu kamar. Setelah
memadat buat lubang berdiameter 6 mm dengan menggunakan silinder logam,
kemudian masukan ekstrak di lubang yang dibuat. Inkubasi pada suhu 37oC
selama 16-18 jam. Adanya daerah bening disekeliling lubang menunjukkan
adanya aktivitas antibakteri (Niwa, 1997)
3.3.4.2 Antijamur
Pemilihan metode uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi
agar, caranya cawan petri yang telah berisi 15 ml media PDA dibiarkan memadat.
Setelah padat dibuat sumur difusi masing-masing sebanyak 4 buah pada setiap
petri dengan menggunakan cork borer. Setiap sumur difusi diisi dengan 50 μl
ekstrak uji. Jamur dipotong dengan pencadang (cork borer) yang berdiameter 5
mm diletakkan ditengah medium agar tersebut. Daya hambat ekstrak uji diamati
terhadap pertumbuhan miselium dari jamur (Doanet al., 2011; Karlina et al.,
2016).
8
DAFTAR PUSTAKA
Abrao, PH. Pizi RB. De Souza TB. Silva NC. Fregnan AM. Silva FN. Coelho LF.
Malaqulas LC. Dias AL. Dias DF. Veloso MP. Carvalho DT. 2014.
Synthesis and biological evaluation of new eugenol mannich bases as
promising antifungal agents. Universidade Federal De Alfenas. Chem Biol
Drug Des.86 :459-465
9
Status Dalam
No Jenis Kegiatan Waktu Dan Tempat
Kegiatan
Dasar hingga Pinggir Kabupaten
Sekolah Bengkalis
Menengah Atas
Perlombaan Memperingati Juri 2018, Mushola Al-
Tahun Baro Islam 1440 H Makmur Desa Tarai
16 Bangun, Kee.
Tambang Kah.
Kamnar.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
Pihak Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Desain Slide Terbaik dalam Batch Lembaga Kita Center 2018
1
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian
/
13
1.2 BiodataAnggota 1
A. Identitas Diri
1 N ama Lenclcap RomaDhony
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Kimia
4 NIM 160204029
5 Tempat dan Tanggal Lahir Geringging Baru, 31 Januari 1998
6 E-mail Dhonvroma5@.llll1ail.com
7 NomorHP 082282945035
B K egiatan
. y ang p emah Dt'ikUtt.
No J enis kegiatan Status dalam Waktu dan tempat
kegiatan
l Pemilihan Duta BPOM Riau Panitia 2018, UIR
2 Character Building Peserta 2017, Harau
3 PKKMB Ketua Panitia 2018, UMRI
4 Upgrading 1 Peserta 2018, Argopuro
Pekanbaru
5 Pesantren Kilat Peserta 2017, UMRI
6 Paskibra Anggota 2016, SMAN2
Sintajo Raya
7 Masa Ta' arufMahasiswa Baru Panitia 2018, UMRI
c p enghargaan y ang p ernahD'1tenma
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian
(Roma Dhony)
I
14
1.3 BiodataAnggota 2
A. ldentitas Diri
1 Nama Lengkap Shinta Okka Zulya
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NIM 160202013
5 Tempat dan TaU!Z!Zal Lahir Pekanbaru, 16 Oktober 1997
6 E-mail 160202013@student.umri.ac. id
7 NomorHP 082388547399
B Keg1atan
. y ang p emahD"k 11 Utl.
No Jenis kegiatan Status dalam Waktu dan tempat
kegiatan
1 Masa Ta' arufan Mahasiswa Panitia Fakultas 2017,UMRI
2 Olimpiade Nasional MIPA Panitia Universitas 2018, UMRI
c p engJhargaan y ang p emahD'1tenma
No J enis Penghargaan Pihak Pemberi
Penghargaan
1 - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adatlah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari temyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.
/
15
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adafah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari temyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.
/
17
yang berbentuk
cair
Sebagai 10 gram Rp. 15.600 Rp. 156.000
Water pepton penghasil enzim