BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
M. Lutfi Al Ayubi ; J500170040; 2017
M. Fabri Nashrullah; J500170078; 2017
1.1
BAB I
PENDAHULUAN
b. Sistematika tanaman
Divisi : Spermatophyta Ordo : Musales
Subdivisi : Angiospermae Family : Zingiberaceae
Kelas : Monocotyledonae Genus : Zingiber
c. Morfologi
Batang jahe merah berbentuk bulat kecil berwarna hijau dan
agak keras.Tinggi tanaman ini 30-60 cm. Daun jahe berbentuk
tunggal, lancet, dengan tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul,
dan berwarna hijau tua. Bunga jahe merah bentuk bulir, sempit,
ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, tangkai panjang
kurang lebih 2 cm, berwarna hijau kemerahan, kelopak bentuk
tabung, bergigi 3 dan mahkota bentuk corong panjang 2-2,5 cm.
Akar berbentuk serabut berwarna putih kotor. Permukaan daun
bagian atas berwarna hijau muda dibandingkan dengan bagian
bawahnya. Rimpang jahe berwarna merah muda (Friska, 2017).
d. Kegunaan dan Kandungan Kimia
Jahe merah yang memiliki rasa yang panas dan pedas, terbukti
berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit, seperti
peluruh masuk angin, antiemetik, rheumatism, lumbago,
dyspepsia, bronchitis, asma, fever (Agromedia, 2007).
Di dalam rimpang jahe merah terkandung zat gingerol,
oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak
digunakan sebagai bahan baku obat (Djamaan, 2012). Kandungan
senyawa yang terdapat pada jahe merah dapat memberikan
aktivitas antibakteri diantaranya:
1. Flavonoid : mengganggu aktivitas transpeptidase
peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel terganggu
dan menyebabkan sel bakteri lisis.
2. Oleoresin : terjadi kehilangan sifat permeabilitas sel
menyebabkan kebocoran membran sitoplasma dan pelepasan
komponen sel bakteri, termasuk asam nukleat.
3. Minyak atsiri : menyebabkan pengendapan protein
membran, melisis membran sel, koagulasi dan kehilangan
komponen sel akibat kerusakan membran.
4. Tannin : mengganggu sintesis peptidoglikan
sehingga pembentukan dinding tidak sempurna (Fissy, 2013).
2.1.3 Ampicilin
Ampisilin merupakan derivat penisilin yang merupakan kelompok
antibiotik β–laktam yang memiliki spektrum antimikroba yang luas.
Ampicilin efektif terhadap mikroba Gram positif dan Gram negative.
Ampicilin ini berfungsi mengatasi infeksi akibat bakteri contonya ISPA
dan ISK. Mekanisme kerja ampicilin yaitu menghambat sintesis dinding
sel bakteri dengan cara menghambat pembentukan mukopeptida sehingga
bakteri tersebut tidak mampu mengatasi perbedaan tekanan osmosa di
luar dan didalam sel yang mengakibatkan bakteri mati. Dosis ampicilin
yang digunakan untuk infeksi 500 mg/6 jam atau 4x1/hari.
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan post
testonly yang terdiri dari:
A0: Kontrol positif (Ampicilin)
A1: Ekstrak kunyit
3.2 Variabel Penelitian
- Variabel bebas: konsentrasi ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale
Var. Rubrum).
- Variabel terikat: Staphylococcus aureus ATCC (American Type
Culture Collection) 25923.
- Variabel luar terkendali: ekstrak jahe merah, jumlah bakteri
Staphylococcus aureus, waktu inkubasi 1x24 jam, suhu inkubasi 37⁰C.
3.3 Definisi Oprasional
3.3.1 Variabel bebas
Bahan untuk ekstrak jahe merah dibuat dengan konsentrasi 10%, 20%,
40%, 60%, dan 80% dibuat dengan metode maserasi sebagai berikut:
a. Menghaluskan rimpang jahe merah dengan menggunakan blender
tanpa menyebabkan kerusakan atau kehilangan kandungan kimia
yang dibutuhkan dan diayak dengan menggunakan ayakan mesh
40.
b. Menimbang serbuk jahe merah sebanyak 300 gram serbuk
simplisia jahe merah ke dalam toples kaca.
c. Menambahkan 1500 ml pelarut etanol 96% ke dalam botol yang
terdapat serbuk jahe merah.
d. Merendam ekstrak jahe merah dengan etanol sambil sesekali
diaduk.
e. Menyaring rendaman ekstrak jahe merah dengan kapas dan kain
kasa kemudian menggunakan kertas saring. Ampas yang didapat
diremaserasi sampai hasil filtrat maserasi tersari dengan
sempurna.
f. Filtrat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan
rotary evaporator pada suhu 50⁰C.
Cara pembuatan konsentrasi dengan menggunakan rumus (Pratiwi,
2008):
konsentrasi ekstrak x vo.larutan
Volume zat terlarut =
100%
Volume pelarut = vol. larutan – vol. zat terlarut Maka :
- Voleme zat terlarut pada konsentrasi 10% = 1 ml ekstrak jahe
merah dilarutkan ke dalam 9 ml aquades.
- Voleme zat terlarut pada konsSentrasi 20% = 2 ml ekstrak jahe
merah dilarutkan ke dalam 8 ml aquades.
- Volume zat terlarut pada konsentrasi 40% = 6 ml ekstrak jahe
merah dilarutkan ke dalam 4 ml aquades.
- Volume zat terlarut pada konsentrasi 80% = 8 ml ekstrak jahe
merah dilarutkan ke dalam 2 ml aquades.
3.1.2 variabel terikat
Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ditumbuhkan pada
suatu media PCA. Cara mengukur pertumbuhan bakteri dengan
mengukur daerah bebas bakteri yang disebut blank zone
(oligodinamik). Uji ini dilakukan pada media biakan yaitu PCA,
sedangkan bakteri yang digunakan suspensi bakteri Staphylococcus
aureus yaitu pencampuran natrium fisiologis (NaCl 0,9%) dengan
jarum ose bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian diberi kertas
kering yang telah dicelupkan ke dalam ekstrak jahe merah masing-
masing dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, dan 80%. Setelah
itu diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37⁰C pada inkubator dan
dilihat zona terangnya.
Setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam kemudian dilihat dan
diukur diameter daerah penghambatannya yang disebut oligodinamik
(blank zone) dengan menggunakan jangka sorong (mm). Besar
cakram yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 4 mm.
Pengukuran daya hambat dilakukan dari 4 arah yaitu vertikal
(diameter I), horizontal (diameter II), diagonal I (diameter III), dan
diagonal II (diameter IV)
Gambar 1. area pengukuran
3.3.2 variabel terkendali
Konsentrasi ekstrak jahe merah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 10%, 20%, 40%, 60%, dan 80%. Media kultur yang
digunakan yaitu PCA (Plate Count Agar) berbentuk seperti agar dan
digunakan sebagai media untuk menumbuhkan bakteri. Pembuatan
PCA adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan
PCA, yaitu sebagai berikut:
Alat: timbangan, beker glass, tabung reaksi, rak tabung, gelas
ukur, spatula, kapas, hot plate, kertas pembungkus, batang
pengaduk, gelang karet.
Bahan: bubuk PCA
2. Timbang bubuk PCA secara kualitatif sebanyak 39 gram dan
aquades 100 cc.
3. Campurkan PCA dan aquadest melalui proses pengadukan dan
pemanasan menggunakan hot plate sampai jernih.
4. Tuangkan larutan PCA tersebut dalam tabung reaksi, kemudian
tutup dengan menggunakan kapas.
5. Letakkan tabung reaksi yang berisi PCA pada beker glass
kemudian tutup dengan kertas dan ikat dengan menggunakan
karet gelang.
6. Masukkan beker glass ke dalam autoclave, sterilkan selama 30-
60 menit pada tekanan 1 atm (suhu 121⁰C).
7. Angkat media setelah sterilisasi selesai dan dinginkan. Waktu
untuk inkubasi1 x 24 jam dengan suhu 37⁰C.
3.6.2 Pengukuran
Perhitungan dilakukan dengan mengukur radius daerah
oligodinamik yang dilakukan sebanyak 3 kali yaitu secara vertikal
(diameter I), horizontal (diameter II), diagonal 1 (diameter III), dan
diagonal 2 (diameter IV) sehingga diperoleh 4 nilai dalam satuan
millimeter (mm). Hasil dari 3 kali pengulangan tersebut kemudian di
rata-rata.
Analisis Data
Kesimpulan
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
4. Lain-lain Rp 2.500.000,00
Jumlah Rp 11.998.000,00
2. Persiapan pembuatan
ekstrak Jahe Merah
3. Penelitian di
laboratorium
Mikrobiologi
4. Analisis Data
5. Studi Pustaka
6. Penyusunan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, R. 2007. Petunjuk Praktis Bertanam Jahe. Cetakan 1. Jakarta:
Agromedia Pustaka. Hal. 9-10
Djamaan. 2012. Analisis Potensi Antibiotika secara Hayati, Farmakologi dan
terapi. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Fissy, S. O. N., 2013.”Uji Efektivitas Sediaan Gel Anti Jerawat Ekstrak Etanol
Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.var. rubrum) Terhadap
Propionibacterium acnesdan Staphylococcus epidermidis”.Skripsi,
Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Friska Meiliana Friska., Budi Setiadi Daryono. 2017. “karakter fenotip jahe
merah (zingiber officinale var. rubrum) hasil poliploidisasi dengan
kolkisin”. Journal of Biology. 10(2), 2017, 91-97.
Jawetz, E., J.L. Melnick, E.A. Adelberg, G.F. Brooks, J.S. Butel, and L.N.
Ornston. 1995. Mikrobiologi Kedokteran.
Kusmayati & Agustini, N. W. R. 2007. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari
Mikroalga (Porphyridium cruentum). http://biodiversitas.
mipa.uns.ac.id/D/D0801/D0801 10.pdf.
Kusuma, R.B.B.E., 2010, Pengaruh Daya Antibakteri Ekstrak Daun Sirih
(Piper betle L.) Terhadap Streptococcus mutans, Skripsi, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta
Putri, D. A., 2014, Pengaruh Metode Ekstraksi Dan Konsentrasi Terhadap
Aktivitas Jahe Merah (Zingiber officinale var rubrum) Sebagai
Antibakteri Escherichia coli, Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi farmasi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Ramadhan, A. J., Aneka Manfaat Ampuh Rimpang Jahe Untuk Pengobatan,
Cetakan 1, Penerbit Diandra Pustaka Indonesia, Yogyakarta, 2013, h11
Tilong, AD. Kitab Herbal Khusus Terapi Stroke Cetakan 2. Jogjakarta:
DMedika.
2013. 184-185.
Tita Rialita., Winiati Pudji Rahayu, Lilis Nuraida, Budi Nurtama. 2015.
“aktivitas antimikroba minyak esensial jahe merah (zingiber officinale
var. rubrum) dan lengkuas merah (Alpinia purpurata k. schum)
terhadap bakteri patogen dan perusak pangan”. Agritech, Vol. 35, No. 1.
Warsa, U.C. 1994. Staphylococcus dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi Revisi. Penerbit Binarupa Aksara: Jakarta.
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P
Surakarta, 23 Agustus 2019
Ketua Tim
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Surakarta, 23 Agustus 2019
Anggota Tim
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P.
Surakarta, 23 Agustus 2019
Anggota Tim
(<nama>)
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Retno Sintowati, MSc.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIDN 0629116802
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tegal, 29 November 1968
6 Alamat E-mail rs160@ums.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 0271-726721/08122658322
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas
Universitas
Negeri Sebelas -
Gajah Mada
Maret Surakarta
Jurusan/Prodi Kedokteran
Tropis
Kedokteran
(Imunologi dan -
Umum
Biomol Penyakit
Tropis)
Tahun Masuk-Lulus 1987-1996 2008-2011 -
Peralatan Penunjang
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P saya dengan judul Uji
Antihelmintik Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica) Terhadap Cacing
Ascaris Suum (Studi Invitro) yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019
adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber
dana lain.
Materai