Oleh :
Fabyola Tirsa
20162323029
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan studi kasus Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik
PADA PASIEN DENGAN PREMATUR, BBLSR, SMK, OBSERVASI DISTRESS
NAFAS KELAS 2 IRNA IV
Menyetujui, Menyetujui,
Clinical Supervisior Clinical Instructure
Ruliana, SST.M.MKes
NIP. 19680305 199003 2004
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan studi kasus Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik “ Pada Pasien dengan premature, BBLSR, SMK, Observasi Distress Nafas
diruang Perinatologi IRNA IV (IKA) kelas 2 IRNA IV RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
” ini dengan baik dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
mata kuliah Manajemen Asuhan Gizi Klinik. Dalam penyelesaian laporan ini telah
banyak berbagai pihak yang membantu baik arahan dan bimbingan. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ruliana, S.ST, M,MKes selaku Kepala Instalasi Gizi di RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.
2. Ibu Endah Setyo R, DCN selaku Clinical Instructure Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik di Ruang Perinatologi IRNA IV RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang
3. Ibu Nopriantini, SP, M.Pd selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
4. Bapak Jurianto Gambir S.SiT, M.Kes, selaku Ka. Prodi Sarjana Terapan Gizi
Jurusan Gizi Poltekkes Kemnenkes Pontianak dan Clinical Supervisior
5. Seluruh Ahli Gizi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang telah banyak membantu
dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
6. Seluruh teman-teman yang telah membantu secara materi dan non-materi demi
terselesainya laporan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik dan dengan penuh harapan semoga laporan ini dapat
menambah pengetahuan dan memberi manfaat bagi penyusun dan pembaca.
iii
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
1. Antropometri ............................................................................................. 3
2. Biokimia.................................................................................................... 3
A. Planning ..................................................................................................... 11
B. Implementasi.............................................................................................. 14
B. Antropometri.............................................................................................. 15
C. Biokimia .................................................................................................... 15
D. Fisik/klinis ................................................................................................. 16
E. Asupan ....................................................................................................... 17
A. Definisi ..................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ................................................................................................ 35
1. Antropometri ........................................................................................... 35
2. Biokimia.................................................................................................. 35
3. Fisik/Klinis.............................................................................................. 35
B. SARAN ...................................................................................................... 37
LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 39
LAMPIRAN 2 ....................................................................................................... 40
DAFTAR TABEL
Tabel 1 FFQ ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2 Hasil pemeriksaan laboratorium .............. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis Pasien ....................................................... 1
Tabel 4 Hasil Recall Rumah Sakit 1x24 jam........................................................... 2
Tabel 5 Interaksi Obat dan Makanan ..................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 6 Hasil laboratorium ..................................................................................... 3
Tabel 7 FFQ ........................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 8 Hasil Antropometri pada tanggal 21-22 Juli 2019Error! Bookmark not
defined.
Tabel 9 Hasil Biokimia pada tanggal 22 September 2018 ...................................... 5
Tabel 10 Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis Pada PasienError! Bookmark not defined.
vii
viii
DAFTAR GRAFIK
A. Data Subjektif
1. Identitas pasien
Nama Pasien : By.Ny.M
No. RM : 1920938
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 17 hari
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sempol RT 02/05 Ardimulyo singosari malang
Ruang : R.11 2 Perinatologi IRNA IV (R.Non Infeksi)
MRS : 12-07-2019
Pengkajian : 29-07-2019
Diet RS : ASI
Diagnosa medis : 1. Prematur/BBLSR/SMK
2.Observasi Distress Nafas
2. Riwayat gizi
B. Data Objektif
1. Antropometri
BB : 1458 gram → (BBLSR)
PB : 41 cm
LK : 28 cm
LD : 24 cm
BS : 21 → 32 minggu → (Prematur)
LS : P10 – P50 → (SMK)
1
2. Biokimia
Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin N
15,60 g/dl 13,4 – 19,9 g/dL
(HGB)
LED
Sumber :Data dari Rekam Medik RSUD Dr. Saiful Anwar Malang 2019
3. Fisik/ Klinik
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis Pasien
29 Juli 2019
Data Fisik/Klinis Hasil Nilai Normal
Keadaan umum Gerak Tangis Lemah Gerak Tangis Kuat
Kesadaran CM Compos Mentis
HR 150x/mnt 100-165 x/mnt
RR 50 x/mnt 30-55 x/mnt
Suhu 370C 360C-370C
Pemberian Nutrisi melalui OGT
2.Kebutuhan gizi :
Diberikan ASI 30cc dengan frekuensi 8x sehari.
8 x 30 cc = 240 cc/hari
Energi : 165,12 kkal/hari
Protein : 2,64 gram/hari
Lemak : 10,56 gram/hari
KH : 16,8 gram/hari
3
-sakit kepala
-ruam kulit
-mual dan muntah
4
-diare kronis
hingga hanya
mengeluarkan air.
5
kulit mnegelupas.
-diare kronis
hingga hanya
6
memerah, ruam
kulit, kulit gatal,
kulit mnegelupas.
-diare kronis
7
A. Diagnosis Medis
Berdasarkan rekam medis pasien didiagnosis menderita Prematur, BBLSR,
SMK, Observasi Distress Nafas.
B. Identifikasi Masalah
1. Diagnosa medis
Pasien didiagnosis menderita Prematur, BBLSR, SMK, Observasi Distress
Nafas.
2. Riwayat Kelahiran sekarang
Pasien/bayi lahir secara Sectio Cecarea Transperitoneal (SCTP) dengan Gravida
2 P1001 Ab000, usia kehamilan 31-32 minggu + Pre Eklamsia Berat (PEB) +
Acute Lung Odem (ALO) + Anemia + Hipertensi Emergency + Fetal
Compromised, Bayi lahir tidak langsung menangis tonus otot lemah, prematur +
BBLSR + SMK.
3. Antropometri
BB : 1458 gram → (BBLSR)
PB : 41 cm
LK : 28 cm
LD : 24 cm
BS : 21 → 32 minggu → Prematur
LS : P10 – P50 → SMK
9
4. Biokimia
Tabel 6 Hasil laboraturium
5. Fisik/ Klinis
Keadaan Umum : Gerak tangis lemah
Pemberian nutrisi melalui OGT
C. Diagnosa Gizi
1. NI.-2.9 Keterbatasan penerimaan makanan oral berkaitan dengan pasien
mengalami gangguan fungsi saluran nafas ditandai dengan pemberian makanan
pasien melalui enteral/OGT
10
2. NI. -5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu (energi) berkaitan dengan
peningkatan kebutuhan zat gizi percepatan pertumbuhan pasien ditandai dengan
BBLSR 1458 gram.
3. NI. -5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan percepatan
pertumbuhan ditandai dengan intake makanan/ suplemen yang berisi zat gizi
yang dibutuhkan tidak adekuat dibanding dengan kebutuhan yang di perkirakan.
11
A. Planning
1. Tujuan Diet
Untuk meningkatkan atau mencapai status gizi yang optimal.
2. Syarat Diet
- Kecukupan cairan
a. Parenteral :
- BB ≤1500 gram : mulai dengan 80-90 Ml/kgBB/hari naik bertahap 10-20
mL/kgBB/hari pada hari berikutnya sampai jumlah maksimun 160-180
mL/kgBB/hari.
- BB ≥1500 gram : mulai dengan 60-80 mL/kgBB/hari naik bertahap 10-20
mL/kgBB/hari pada hari berikutnya sampai jumlah maksimum 140-160
mL/kgBB/hari.
b.Enteral : 135-200 mL/kgBB/hari
- Pemberian kalori untuk mencapai pertumbuhan optimal selama pemberian
enteral nutrisi adalah 115-120 kkal/kgBB/hari.
- Pemberian protein dimulai dalam 24 jam pertama pascalahir dengan dosis 1,5
g/kgBB/hari, ditingkatkan 0,5-1 g/kgBB/hari. Dosis maksimal protein pada
minggu pertama untuk bayi dengan berat lahir ≥1000 gram dapat mencapai 3,5-
4,0 g/kgBB/hari.
- Pemberian lipid intravena pada bayi prematur dimulai dalam 24 jam pertama
pascalahir dengan dosis 1 g/kgBB/hari dinaikkan bertahap sebanyak 0,5-1
g/kgBB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kgBB/hari.
8 x 30 cc = 240 cc/hari
240 : 1458 = 0,1646 x 1000 = 164,60 cc/kgBB
Energi : 120 x 240/100= 288 kkal/hari
Protein : 4,0 x 240/100 = 9,6 gram/hari
Lemak : 3,5 x 240/100 = 8,4 gram/hari
KH : 60,42 x 240/100 = 145 gram/hari
a. Monitoring
a. Antropometri
Parameter pertumbuhan yang di nilai adalah berat badan, panjang
badan,dan lingkar kepala. Penilaian dilakuka menggunakan grafik Fenton.
- Grafik Fenton digunakan sampai usia gestasi 40 minggu, selanjutnya
menggunakan grafik WHO 2006.
- Penambahan berat badan bayi prematur 15 g/kg/hari
- Penambahan panjang badan : 0,8-1,0 cm/minggu
- Penambahan lingkar kepala : 0,5-0,8/minggu
b. Biokimia
Data laboratorium dimonitor hanya jika dilakukan tes laboratorium.
Monitoring terhadap pemeriksaan hasil lab akan menentukan keberhasilan
atau tidaknya terapi yang diberikan. Parameter ini dilakukan dengan melihat
perkembangan pemeriksaan laboratorium di catatan medik pasien.
Keberhasilan dari terapi yang diberikan apabila hasil laboratoriumnya sudah
sampai batas normal.
13
c. Fisik/Klinis
Monitoring keadaan fisik/klinik KU, Nadi, RR,suhu, HR dan kebutuhan cairan.
Penilaiannya dilakukan dengan cara melihat dari data rekam medis.
d. Dietary Intake
Monitoring asupan cairan sesuai dengan kebutuhan, dilakukan setiap hari
sampai pasien terpenuhi kebutuhannya mencapai rata-rata ≥80% dari
kebutuhannya sehari.
e. Edukasi
Monitoring terhadap pemahaman keluarga pasien mengenai edukasi yang
diberikan dan mau melaksanakan edukasi yang diberikan.
14
a. Tujuan
- Agar keluarga pasien memahami tentang peningkatan produksi ASI dan
makanan yang sehat bagi ibu menyusui agar berat badan bayi mencapai batas
normal.
b. Sasaran
Keluarga pasien
c. Waktu
± 10 menit
d. Tempat
Ruang 11 Perinatologi IRNA IV
e. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
f. Alat Bantu
Leaflet
g. Materi
1. Makanan Ibu menyusui
2. Makanan bayi sehat
3. Cara menggunakan bahan penukar
B. Implementasi
Diet ASI diberikan karena pasien prematur, dan berat bayi lahir sangat rendah
(BBLSR). Pemberian kalori untuk mencapai pertumbuhan optimal selama pemberian
enteral nutrisi adalah 115-120 kkal/kgBB/hari. Bentuk makanan pasien adalah makanan
cair ASI . Rute pemberian melalui OGT karena Pada bayi prematur kemampuan
menelan, menghisap, dan bernafas masih belum baik.
2. Rekomendasi Diet
Pada pengamatan hari pertama 30/07/2019 pasien diberikan Diet Cair ASI
dengan frekuensi 8 x 30cc/perhari pemberian nutrisi melalui OGT, pada hari kedua
31/07/2019 diberikan diet cair ASI dengan frekuensi 8 x 35 cc/perhari pemberian
nutrisi melalui OGT dan hari ketiga 01/08/2019 pasien diberikan diet cair ASI 8 x
40 cc/perhari pemberian nutrisi melalui OGT.
3. Penerapan Konseling
Materi konseling yang diberikan adalah makanan Ibu menyusui dan
makanan bayi sehat . Materi tersebut diberikan diharapkan Ibu pasien dapat
termotivasi agar dapat memahami tentang peningkatan produksi ASI dan makanan
yang sehat bagi ibu menyusui agar berat badan bayi mencapai batas normal, agar
pasien mengerti dan mau melaksanakan edukasi yang diberikan. Memahami edukasi
tentang makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan pada makanan ibu
menyusui serta pengaturan makanan pada ibu menyusui harus dijalani sehingga ibu
pasien dapat menerima edukasi yang diberikan, guna mempercepat proses
pencapaian berat badan bayi mencapai batas normal , agar ibu pasien mengetahui
bahan makanan yang dianjurkan, bahan makanan yang dibatasi dan bahan makanan
yang harus dihindari untuk dikonsumsi, agar ibu pasien dapat memperbaiki pola
makan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
5
A. Diagnosa Medis
Pasien didiagnosis menderita Prematur, BBLSR, SMK.
B. Antropometri
Tabel 8 Hasil Antropometri pada tanggal 29-01 Agustus 2019
C. Biokimia
Belum ada hasil lab terbaru.
Tanggal Hasil Laboratorium
30 Juli 2019 Belum ada hasil laboratorium terbaru
31 Juli 2019 Belum ada hasil laboratorium terbaru
01 Agustus 2019 Belum ada hasil laboratorium terbaru
D. Fisik/klinis
Tabel 10 Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis Pada Pasien
E. Asupan
Asupan nutrisi pasien dapat diketahui dengan recall 1 x 24 jam. Pengamatan ini
dilakukan untuk mengetahui asupan nutrisi pada pasien terhadap intervensi yang diberikan.
Asupan nutrisi adalah salah satu indikator monitoring dan evaluasi yang harus dilakukan,
melalui monitoring dan evaluasi ini maka akan diketahui presentase pencapaian asupan
nutrisi pasien selama dilakukan monitoring. Zat gizi yang dilakukan evaluasi adalah energi,
protein, lemak, dan karbohidrat.
150
100
50
0
30-Jul-19 31-Jul-19 1-Aug-19
30-Jul-19 31-Jul-19 1-Aug-19
Kebutuhan 155.94 155.94 162.84
Asupan 165.12 192.64 224
pengamatan ke 3 yaitu tanggal 31 juli sebesar 978,3 kkal (65,3 %). Kemudian pada
pengamatan tanggal 01 Agustus asupan menurun sebesar 773,6 kkal (51,64 %) selama 4
hari pengamatan pasien dalam keadaan umum lemah namun tetap terjadi kenaikan dan
penurunan asupan.
Asupan Protein
14
12.8
12
11.2
10 9.6 9.6 9.6
Axis Title
8
6
4
2
0 0
30-Jul 31-Jul 1-Aug
30-Jul 31-Jul 1-Aug
Asupan 9.6 11.2 12.8
Kebutuhan 9.6 9.6 9.6
pengamatan tanggal 01 Agustus asupan menurun sebesar 33,7 gram (65,61%) tetapi
pasien masih mampu untuk mengkonsumsi lauk hewani selama 4 hari pengamatan pasien
dalam keadaan umum lemah namun tetap terjadi kenaikan dan penurunan asupan sehingga
masih dikategorikan defisit karena hasil recall < 80%
.
Asupan Lemak
12
11.2
10 9.8
8 8.4
Axis Title
6
4
2
0
30-Jul 31-Jul 1-Aug
30-Jul 31-Jul 1-Aug
Asupan 8.4 9.8 11.2
Kebutuhan 8.4 8.4 8.4
hari pengamatan pasien dalam keadaan umum lemah namun tetap terjadi kenaikan dan
penurunan asupan sehingga masih dikategorikan defisit karena hasil recall < 80%
Asupan Karbohidrat
250
200 193.34
169.176
Axis Title
150 145
100
50
0
30-Jul 31-Jul 1-Aug
30-Jul 31-Jul 1-Aug
Asupan 145 169.176 193.34
Kebutuhan 145 145 145
A. Definisi
1. Definisi Bayi Prematur
terakhir). Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur
bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram (Surasmi,
imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu
kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai neonatus imatur. Secara
historis, bayi dengan berat badan lahir 2500 gram atau kurang disebut
cukup bulan bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari
dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena usia kehamilan
Nurhayati, 2009)
Seorang bayi dikatakan mempunyai berat lahir normal ketika berat lahirnya adalah
2500 – 4000 gram. Definisi bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi
dengan berat badan pada waktu baru lahir kurang dari 1500 gram. Sedangkan
dikatakan berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) apabila berat badan lahir kurang
dari 1000 gram (Gomela et al., 2013). Istilah lain yang sering digunakan adalah lahir
prematur dimana WHO menyebutkan bahwa bayi yang lahir prematur apabila bayi
tersebut lahir dengan usia kehamilan < 37 minggu. Pengertian kecil masa kehamilan
(KMK) atau small for gestasional age (SGA) serta istilah sesuai masa kehamilan
(SMK) atau appropiate for gestasional age (AGA)menggambarkan pertumbuhan janin
selama dalam kandungan yang dibandingkan dengan data pertumbuhan janin. Grafik
usia kehamilan dan berat badan lahir yang sering dipakai adalah grafik pertumbuhan
intrauterin dari Lubchenco. Dikatakan KMK apabila berat badan lahir di bawah
persentil 10 (Markum, 1991; Damanik, 2012).
Data epidemiologi BBLSR menunjukkan perkiraan insidensi BBLSR sekitar 4-7% dari
total kelahiran hidup dengan angka kematian 240 per 1000 kelahiran (National Center
for Health Statistic, 2010). Dalam dekade terakhir angka kematian BBLSR cenderung
turun dengan makin berkembangnya sistem dan alat kesehatan (Anthony et al.,
2004).Beberapa faktor risiko BBLSR antara lain usia ibu yang terlalu muda untuk
hamil, kehamilan ganda dimana hampir 50% kehamilan ganda melahirkan BBLSR,
kesehatan maternal yang dipengaruhi oleh infeksi dan obat-obatan, jenis kelamin laki-
laki, kelahiran prematur dan primiparitas, sosial ekonomi rendah, antenatal care
13
(ANC) yang tidak teratur, ruptur membran, malnutrisi, serta distressfetalis (Gomela et
al., 2013; Mannanet al., 2012). Walaupun BBLSR direkomendasikan untuk
mendapatkan perawatan di NICU (Neonatal Intensive Care Unit)paska kelahiran
namun hasil analisa CDC (Center of Disease Controland Prevention) tentang
perawatan NICU pada 19 negara meyebutkan bahwa hanya 80% bayi dengan BBLSR
bisa mendapatkan perawatan di NICU dikarenakan adanya kekurangan akses dan
keterbataasan tempat perawatan NICU (American Academy of Pediatric and the
American College of Obstetrican and Gynecologist, 2007; Barfield et al., 2010).
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi yang lahir prematur
sampai menjadi seorang bayi yang dewasa atau matur, salah satu sistem organ yang
ikut tumbuh dan berkembang tersebut adalah sistem pencernaan atau sistem gastro-
intestinal tract (GIT). Sistem organ GIT merupakan sistem yang berfungsi sebagai
organ digesti dan absorpsi. Selain kedua fungsi tersebut GIT merupakan salah satu
organ imunitas besar pada tubuh manusia serta memainkan beberapa fungsi utama
pengontrolan sistem endokrin dan eksokrin. Selama trimester terakhir seorang bayi
mengalami pertumbuhan organ usus dimana terjadi pemanjangan dengan kecepatan
dua kali lipat yang disertai juga dengan peningkatan yang dramatik dari area
permukaan usus karena vilus dan mikrovilus mulai tumbuh pada periode tersebut (Neu,
2007)
14
1) Energi
dengan bayi yang sesuai dengan umur kehamilannya (Klein, 2002; American
Academy of Pediatrics, 1998)
Pada seorang bayi baik prematur maupun aterm, kebutuhan energi ditentukan
oleh beberapa faktor antara lain, tahap perkembangan dari fetus maupun neonatus,
perbedaan laju metabolik, perbedaan suhu ruangan, variasi aktivitas dan kebutuhan
tidur, variasi laju pertumbuhan pada masing-masing umur kehamilan, serta
komposisi tubuh. Perhitungan energi yang diperlukan dapat dihitung dengan
menjumlah total dari energi yang diekskresikan (feses dan urin), energi yang
disimpan (masa tubuh), dan energi yang digunakan (energi untuk menjaga fungsi
organ tubuh seperti respirasi, jantung, pencernaan, dll; energi untuk mengatur
regulasi suhu tubuh; energi untuk aktivias fisik; serta energi yang digunakan secara
selular untuk mensintesis sebuah senyawa) (Klein, 2002).
2) Protein
Tujuan dari pemberiaan nutrisi protein pada BBLSR adalah untuk memenuhi
kebutuhan protein baik secara kuantitas maupun kualitas untuk mencapai
pertumbuhan yang menyerupai pertumbuhan selama di dalam kandungan yaitu
untuk pertumbuhan jaringan, pembentukan sinstesis protein, serta kebutuhan untuk
energi selain harus menghindari akumulasi produk sisa dari metabolismua protein
yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh yang lain serta perkembangan
neuropsikologikal bayi. Kebutuhan protein ini berbeda dari satu bayi ke bayi yang
lain dan dipengaruhi antara lain : kualitas dan kuantias protein yang dikonsumsi,
rasio protein-energi, tahapan perkembangan usia bayi, status nutrisi bayi, faktor
fisik-lingkungan (suhu dan laju metabolisme basal), serta kapasitas absorpsi energi
protein (Klein, 2002).
protein minimal yang diperlukan untuk memenuhi fungsi protein yang sudah
dibahas sebelumnya. Dengan pertimbangan rasio P:E maka intake minimal adalah
2,5 gram/100 kkal dalam asumsi intake kalori 135 kkal/kg/hari. Petumbuhan berat
badan bayi prematur yang diberikan nutrisi protein dengan kandungan total protein
ini dapat menyamai pertumbuhan janin yaitu sekitar 17,7 gram/kg/hari.
Sebalikanya pemberian protein total sebesar 5,0 gram/kg/hari memiliki banyak
komplikasi seperti hipertirosinemia, peningkatan urea, serta munculnya kejadian
demam, poor feeding, dan letargi disamping tidak ada perbedaan pertumbuhan
berat badan yang signifikan terjadi apabila bayi diberi protein yang besar. Dengan
ini The Expert Panel menyimpulkan pemberian protein total maksimal 4,3
gram/kg/hari yang setara dengan 3,6 gram/100 kkal (asumsi intake energi 135
kkal/kg/hari)(Klein, 2002).
Selain masalah kuantitas protein yang terkandung pada ASI dan formula yang
berupa jumlah total protein yang dibutuhkan, kualitas protein juga perlu
dipertimbangkan. Badan federasi makanan dan obat-obatan Amerika,Food and
Drug Administration(FDA), merekomendasikan 2 kriteria kontrol kualitas susu
formula dengan kriteria bioavaibilitas dan kemampuan mendukung pertumbuhan
janin. Bioavaibilitas mereferensikan kapabilitas absorpsi nutrisi dan
penggunaannya dalam fungsi metabolisme tubuh, sedangkan pertumbuhan yang
sehat adalah pertumbuhan yang normal sampai usia 4 bulan setelah formula
tersebut diberikan. Penggunaan PER (Protein-Energy Ratio) dalam menunjukkan
kualitas formula kurang bisa diaplikasikan, dimana kualitas formula sendiri
menggambarkan kandungan dan komposisi nutrisi, terutama protein, yang
disesuaikan dengan komposisi ASI, serta kualitas formula yang merefleksikan
kemampuan komposisi tersebut dalam mendukung pertumbuhan bayi (Klein,
2002).
20
Tabel 2.4. Rekomendasi Kebutuhan Nutrisi pada Bayi Prematur (Klein, 2002)
Kandungan Minimal Maksimal
KARBOHIDRAT
Total Karbohidrat 9,6 g/100 kkal 12,5 g/100 kkal
Laktosa 4 g/ 100 kkal atau 40% 12,5 g/100 kkal
intake karbohidrate
Galactose The Expert Panel tidak menemukan bukti rekomendasi
penambahan
galaktose pada formula bayi preterm
Oligosaccharide The Expert Panel tidak menemukan bukti rekomendasi
penambahan
oligosakarida pada formula bayi preterm
Polimer glukosa dan The Expert Panel tidak menemukan bukti rekomendasi
maltose penambahan polimer glukosa dan maltose pada formula
bayi preterm
Myo-inositol 4 mg/100 kkal 44 mg/100 kkal
Lemak
Total lemak 4,4 g/100 kcal 5,7 g/100 kcal.
Asam lemak esensial
Linoleic acid 8% total asam lemak 25% total asam lemak
α-linolenic acid 1,75% total asam lemak 4% total asam lemak
Rasio LA:ALA 1:6 1:1
γ-linolenic acid The Expert Panel tidak menemukan bukti rekomendasi
penambahan γ-
linolenic acid pada formula bayi preterm
22
Tabel 2.5. (Lanjutan) Rekomendasi Kebutuhan Nutrisi pada Bayi Prematur (Klein, 2002)
Kandungan Minimal Maksimal
VITAMIN
Vitamin D 75 IU/100 kkal 270 IU/100 kkal
Vitamin E 2 mg α-TE/100 kkal 8 mg α-TE/100 kkal.
Vitamin K 4 µg/100 kkal 25 µg/100 kkal
Vitamin C 8,3 mg/100 kkal. 37 mg/100 kkal
Folic Acid 30 µg/100 kkal 45 µg/100 kkal
Vitamin B6 30 µg/100 kkal 250 µg/100 kkal
Riboflavin 80 µg/100 kkal 620 µg/100 kkal
Intoleransi makanan atau feeding intolerane dan EKN sangat sering terjadi pada
BBLSR dan merupakan salah satu penyulit dalam tatalaksana BBLSR di perawatan
NICU. Kelainan gastrointertinal lain yang sering muncul pada BBLSR yaitu
25
Tabel 2.6. Komplikasi jangka pendek dan jangka panjang pada BBLSR(Eichenwald
dan Stark, 2008).
Sistem Organ Komplikasi jangka pendek Komplikasi jangka panjang
Pulmonal Respiratory distress syndrome Bronchopulmonary dysplasia,
(RDS), kebocoran udara, apneu reactive airway disease, asma
of prematurity
GIT Hiperbillirubinemia, feeding Failure to thrive, short-bowel
intolerance, EKN, gagal tumbuh syndrome,
kolestasis
Imunitas Infeksi, defisiensi imun Infeksi respiratory syncytial
infection
(RSV), bronkiolitis
Sistim saraf Perdarahan intraventrikel, Cerebral palsy, hidrosefalus,
pusat hidrosefalus atrofi serebral,
neurodevelopment delay,
gangguan pendengaran
Mata Retinopathy of prematurity Kebutaan, retinal detachment,
miopia, strabismus
Jantung Hipotensi, patent ductus Hipertensi pulmonal,
arteriosus, hipertensi hipertensi pada remaja
pulmonal
Ginjal Gangguan elektrolit, Hipertensi pada remaja
gangguan asam basa
Hamatologi Anemia iatrogenik, kebutuhan
tranfusi meningkat, anemiaof
27
prematurity
Sebagai konsekuensi dari imaturitas sistem organ pada BBLSR yang belum siap
menghadapi dunia ekstrauterine ditambah kondisi lingkungan yang jauh berbeda
dengan lingkungan intrauterin, tatalaksana BBLSR memerlukan perawatan intensif dan
dukungan berbagai macam intervensi (Carlo et al., 2004; Bissinger danAnnibale, 2010;
Adamkin, 2009; Ehrenkranzet al., 1999), yaitu :
2) Dukungan respirasi
7. Prognosis
Angka survival rate BBLSR di negara berkembang yang dilaporkan oleh Velapi et
al. (2005) menunjukkan angka 84% dan angka ini lebih tinggi daripada bayi BBLER
yang berkisar 32%. Di negara berkembang angka ini dimungkinkan lebih kecil lagi.
Survival rate pada BBLSR juga semakin meningkat dengan semakin bertambahnya
umur kehamilan saat bayi tersebut lahir. Dari laporan tersebut penyebab kematian
tertinggi adalah kejadian sepsis, disusul dengan hyaline membrane disease (HMD),
asfiksia, dan anomali kongenital.
28
A. Kesimpulan
1. Antropometri
Dari hasil antropometri Berdasarkan pengamatan selama 4 hari didapatkan hasil
bahwa status gizi pasien 18,51 kg/m2 termasuk dalam kategori status gizi Normal
2. Biokimia
Berdasarkan hasil laboratorium selama pengamatan dapat disimpulkan dalam hasil
lab diketahui Hb pasien rendah, ureum dan kreatinin pasien masih tinggi. Data ini
berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien yaitu batu staghorn CKD V.
3. Fisik/Klinis
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengamatan selama 3 hari
didapatkan hasil bahwa tekanan darah pasien tidak mengalami peningkatan atau
penurunan secara drastis.
B. SARAN
1. Keluarga Pasien
Agar keluarga pasien dapat memberi motivasi dan dukungan kepada pasien agar
mau menjalani diet yang diberikan. Dan selalu memantau perubahan-perubahan
kondisi pasien.
30
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningsih, D Niken. 2011. Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal. Mitra
Yogyakarta: Cendekia Press.
Price, Sylvia & M. Wilson, Lorraine. 2005. Edisi 6. Vol.2. Gagal Ginjal Kronik.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC .
Aziz Rani, dkk. 2009. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: EGC.
CIrianto, Kus. 2004.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung:
Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Buku Panduan Diet. RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.
Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam
Proses Asuhan Gizi Terstandar. RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Panduan Pengkajian Dan Perhitungan Kebutuhan
Gizi Edisi 2. RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
5